A.SISTEM PERKEMIHAN
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi eliminasi dan
produksi urine dalam tubuh. Sistem
ini juga dianggap penting yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan
elektrolit serta tekanan darah. Uterus
pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan sebagian di atas kandung
kemih. Saat Hamil,uterus membesar
mempengaruhi semua bagian saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon
kehamilan memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.
Yang termasuk
organ sistem perkemihan adalah:
1.Ginjal
2.Ureter
3.Vesika Urinaria
4.Urethra
Dari keempat
organ perkemihan tersebut mengalami perubahan – perubahan selama kehamilan.
1.Ginjal (Ren) dan Perubahannya.
Bentuk seperti kacang panjang, terletak
di belakang dari bagian abdomen.
Ren kiri terletak setinggi Vertebra lumbal I – IV dan Ren kiri terletak setengah badan vertebra lebih rendah daripada
yang kiri karena di sebelah kanan ada hepar. Mempunyai 2 ekstremitas
superior (ada
glandula supraren/kelenjar anak ginjal). Dan ekstremitas inferior Mempunyai
2 margo lateral dan margo medial (ada hilus renalis) merupakan tempat keluar masuknya
vasa, saraf, limfe
dan ureter. Pada
kehamilan Ginjal berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang
dihasilkan akibat peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk
metabolisme tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari
janin. Pada
kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan pada panjangnya dan
merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah ginjal dan volume
vaskuler. Dilatasi
kaliks dan pelviks ginjal dan semakin nyata pada Trimester II kehamilan yang
bisa meningkatkan resiko infeksi saluran kemih. Pada Trimester III Biasanya
terjadi hidronefrosis terjadi pada 80 -90% wanita. mungkin disebabkan oleh
respons ginjal oleh progesteron dan peningkatan
Tekanan intraureter superior terhadap tepi
pelviks.Hidronefrosis lebih sering terjadi pada ginjal kanan, dan
kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan distensi urethra kanan.
2.Ureter
Merupakan saluran yang
menghubungkan dari Ren menuju ke vesika Urinaria. Ureter memanjang dan
membentuk kurva tunggal atau ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada
pemeriksaan sinar-X. Pada Trimester I Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan
massanya menekan ureter pada tepian pelviks. Kompresi ini menyebabkan peningkatan
tonus intraureter yang terletak di atas pelvis. Hal ini yang menyebabkan
produksi urin yang meningkat. Juga meningkatkan diameter lumen ureter,dan
hipertonisitas serta hipomotilitas.Karena perubahan ini, pada Trimester II
volume ureter mungkin meningkat 25 kali dibandingkan dengan keadaan tidak
hamil, equivalen
dengan peningkatan 300 ml Urine. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami
pembesaran karena pengaruh progesteron. Akan tetapi, ureter
kanan lebih lebih membesar karena lebih banyak mendapat tekanan dibandingkan
dengan ureter kiri. Hal ini
disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau karena orang
banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada Trimester III Akibat
tekanan pada ureter kanan tersebut,
lebih sering terjadi Hidroureter. Hidroureter terjadi saat
uterus mulai keluar dari panggul dan masuk kedalam abdomen dan menekan ureter
saat melewati tepi panggul. Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada
bagian kiri akibat Dekstrorotasiuterus saat keluar dari panggul.
4.Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong
muskulomembran yang berfungsi untuk menampung urine. Pada kehamilan Trimester I
tonus kandung kemih menurun sebagai respons otot polos terhadap efek
progesteron. Kapasitas
kandung kemih meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih sering
kencing.Karena pembesaran uterus selama Trimester II kehamilan, kandung
kemih terdorong ke arah anterior dan superior. Perpindahan ini mengubah
letak intravesikuler ureter, yang kemudian menyebabkan regurgitasi urin ke Ureter
pada saat berkemih. Pada
Trmester III Permukaan mukosa menjadi hiperemia dan edema sehingga terjadi
peningkatan resiko trauma pada persalinan. Selanjutnya, jika
pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke urethra.
5.Urethra
Merupakan saluran terakhir
dari saluran kemih.Memiliki panjang 4 cm pada wanita dan terdiri dari saluran
sempit yang berada di dalam lapisan luar dinding vagina anterior. Urethra
bermula dari leher vesika urinaria dan terbuka kedalam vestibulum vulva sebagai
meatus urethra. Selama
Kehamilan Trimester I, urethra sedikit memanjang dan pada Trimester II,
Uretrhra akan lebih memanjang terutama
pada Trimester III, urethra
akan lebih memanjang karena Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen dan
dapat bertambah panjang beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada
wanita tidak hamil, pada
siang hari, berkebalikan
dengan pola pada wanita hamil. Wanita yang hamil mengumpulkan cairan (air dan
natrium) selama
siang hari dalam bentuk edema dependen akibat tekanan uterus pada pembuluh
darah panggul dan vena kava inferior. dan kemudian mensekresikan
cairan tersebut pada malam hari melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring.
Pada wanita hamil sering mengeluhkan perubahan nafsu makan, jumlah dan jenis makanan yang
dikonsumsi, dan
toleransinya terhadap makanan tertentu.Walaupun beberapa perubahan mungkin
dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, faktor anatomi dan pengaruh
hormon pada saluran pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang biasa dijalankan
oleh sistem pencernaan. Diantaranya adalah:
1. Mulut
Banyak wanita yang mengalami
perubahan dalam pengecapan segera setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin
disebabkan pengaruh hormon saliva, dan juga pada indra
penciuman. Saliva menjadi
lebih asam selama Kehamilan. Walaupun studi terdahulu mengatakan adanya
peningkatan produksi saliva, Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini hanya suatu
persepsi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan menelan selama periode mual
muntah. Beberapa
wanita tercatat mengalami ptialisme (hipersaliva) yang
terjadi pada siang hari dan berakhir pada saat persalinan. Di bawah
pengaruh estrogen, gusi
menjadi lebih berpembuluh, terjadi hiperplasia dan edema. Penurunan
ketebalan Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi
penyakit gusi selama kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi padaa saat menggosok gigi
atau mengunyah dan permukaan yang rapuh menyebabkan mudah terkena radang gusi.
Diperkirakaan 50 – 77% wanita
mengalami radang gusi selama kehamilannya. Insidennya meningkat apabila
sedang mengalami masalah gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya
paritas. Pada
kurang dari 2% wanita
hamil, hiperplasia
gusi menyebabkan terbentuknya masa yang rapuh, menyerupai tumor yang disebut
epulis. Epulis
biasanya sembuh secara spontan setelah melahirkan, tetapi mungkin perlu diinsisi
selama kehamilan. berlangsung
jika terjadi pendarahan yang banyak dan muncul penyakit gusi dan gigi.
2.Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus
bagian bawah melemah di bawah pengaruh progesteron, yang menyebabkan relaksasi
otot polos. Penurunan
tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke esofagus. Perubahan
pada diafragma akan Lebih berkontribusi menimbulkan masalah dengan mengubah
secara akut sudut esofagus – gaster, sehingga makin memperberat Refluks.
3.Lambung
Penyebab dari progesteron dapat
menurunkan tonus dan motilitas lambung. Selain itu, juga menurunkan tonus sfingter
pilorus, menyebabkan refluksnya isi cairan
basa duodenum kedalam lambung. Semakin kehamilan berlanjut, tekanan pada lambung oleh uterus yang membesar dapat menurunkan jumlah
makanan yang dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman. Penurunan produksi asam dan
pepsin juga mungkin memperlambat pencernaan, walaupun efek kehamilan pada
sekresi asam lambung belum dipahami dengan baik.
4.Usus Besar dan Kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh
progesteron menyebabkan penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan motilitas lebih jauh
dipengaruhi oleh penurunan motilitin, sutu hormon peptida. Penurunan pada tonus menimbulkan
perpanjangan waktu transit, yang akan makin lama seiring dengan berkembangnya kehamilan. Penelitian telah menunjukkan
bahwa peningkatam lama waktu transit pada akhir kehamilan disebabkan
penghambatan kontraksi otot polos pada usus. Perpanjangan waktu transit dan
ditambah dengan adanya hipertrofi vili Duodenum, menyebabkan peningkatan kapasitas
absorpsi. Peningkatan absorpsizatbesi, kalsium, lisin, valin, glisin, prolin, glukosa, natrium, klorida dan air. Pengaruh progesteron pada enzim
pentranspor mungkin menyebabkan penurunan absorpsi niasin, riboflavin, dan vitamin B6.
Penurunan motilitas dan memanjangnya
waktu transit di kolon menyebabkan peningkatan absorbsi air, yang kemudian meningkatkan resiko
terjadinya konstipasi. Peningkatan
Flatulens juga ditemukan. Seiring dengan berkembangnya uterus, apendiks, dan sekum terdorong ke atas dan
lateral. Perubahan anatomis ini penting
untuk di ingat pada saat ibu mengeluhkan nyeri akut abdomen dan apendisitis.
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh relaksasi dinding
pembuluh darah sekunder akibat peningkatan progesteron, dan penekanan vena oleh
berat dan ukuran uterus yang makin membesar. Usaha mengejan pada saat defekasi
karena adanya konstipasi juga berperan terhadap munculnya hemoroid.
C. Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan Trimester I
belum terjadi lordosis hanya nyeri pada punggung.Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya
berat ke belakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan
meningkat mobilitasnya,yang diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada
peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan yang
dapat mengakibatkan kelemahan jaringan
ikat dan ketidakseimbangan persendian dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan
pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung
terutama pada Trimester III.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan :
a)
Peregangan otot-otot
b)
Pelunakan ligamen – ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan –perubahan tersebut adalah:
a)
Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan )
b)
Otot - otot abdomal(meregang ke atas uterus)
c)
Otot dasar panggul(menahan berat badan dan tekanan
uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik –
titik kelemahan srtuktural dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan
beban dan menekan kehamilan. Oleh karena itu, masalah
postur merupakan hal biasa dalam kehamilan:
a)
Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan
mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b)
Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur
benda–benda( dan memar biru) dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.
No comments:
Post a Comment