Sunday 9 August 2015

Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi pada Bayi dan Balita



TABEL JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA

Imunisasi
Umur yang dianjurkan

Keterangan
BCG
0-2 bulan


Hepatitis B




1
0-2 bulan
Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin (0-7 hari). Pada umur 5 tahun periksa HBs, bila negatif berikan ulangan.
2
1-4 bulan
3
6-18 bulan
4
10 tahun
Polio






1
0 bulan
Imunisasi Polio 1 diberikan sedini mungkin untuk mengurangi penularan kepada bayi lain.
2
2-4 bulan
3
3-5 bulan
4
4-6 bulan
5
18 bulan-2 tahun
6
5-6 tahun
DPT






1
2-4 bulan
DPT 5 dapat diberikan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) di sekolah.
2
3-5 bulan
3
4-6 bulan
4
18 bulan - 2 tahun
5
5 tahun
6
12 tahun
Campak


1
6-9 bulan
Campak 2 diperlukan bila MMR1 tidak diberikan
2
5-7 tahun
Hib PRP-T




1
2 bulan
Hib 4 tetap diberikan walaupun telah mendapat imunisasi Hib sebelum umur 1 tahun.
2
4 bulan
3
6 bulan
4
15-18 bulan
Hib PRP-OMP



1
2 bulan

2
4 bulan
3
15-18 bulan
MMR


1
12-18 bulan

2
10-12 tahun
Tifoid oral
6-12 tahun

Pertimbangan BIAS untuk DT, TT dan Campak
Tifoid suntikan


2-12 tahun
(diulang setiap 3 tahun)
Hepatitis A

2-12 tahun

Varisela
10-12 tahun


Saturday 1 August 2015

Penanganan Retensio Plasenta

A.    Latar Belakang
Manual Plasenta adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan) dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri. Kejadian patologis yang sering terjadi pada kala III persalinan adalah retensio plasenta yaitu terhambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam setelah persalinan bayi. Jika plasenta belum lahir dan mendadak terjadi perdarahan maka harus segera dilakukan tindakan Manual plasenta untuk segera mengosongkan kavum uteri.
Perdarahan yang disebabkan karena retensio plasenta dapat terjadi karena plasenta lepas sebagian, plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar disebabkan karena tidak adanya usaha melahirkan atau karena salah penanganan kala III sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta seningga dilakukan tindakan manual plasenta. Manual Plasenta dilakukan setelah dilaksanakan manajemen aktif kala III dimana setelah 30 menit terlalui dan telah diberikan oksitosin 10 unit untuk kedua kalinya plasenta tidak lahir dengan tanda-tanda perdarahan yang disebut dengan retensio plasenta.

B.     Tujuan
1. Mengeluarkan atau melepaskan plasenta dari tempat implantasinya
2. Mencegah terjadinya perdarahan
3. Mencegah terjadinya syok
C.    Indikasi
1.      Terdapat riwayat perdarahan PostPartum berulang
2.      Terjadi perdarahan Post Partum melebihi 400 cc
3.      Pada pertolongan persalinan dengan narkosa
4.      Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam

D.    Kontraindikasi
1. Plasenta Inkreta
2. Plasenta perkreta

E.     Persiapan Alat & Bahan
1.      Infus & cairan
2.      Oksitosin
3.      Tensimeter & stetoskop
4.      Hanscoon pendek
5.      Hascoon panjang
6.      APD lengkap (masker, topi, celemek, kacamata, alas kaki)
7.      Tempat plasenta
8.      Bak instrumen
9.      Bengkok
10.  Kateter
11.  Klem tali pusat
12.  Larutan klorin
13.  Jam

F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Menyambut dengan sopan dan ramah serta memposisikan klien
2.      Memperkenalkan diri kepada klien
3.      Teruji menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
4.      Merespon terhadap reaksi klien
5.      Menjaga privasi pasien
6.      Menggunakan apd (celemek, topi, masker, alas kaki)
7.      Mencuci tangan dengan 7 langkah
8.      Memakai sarung tangan pendek pada kedua tangan
9.      Mengosongkan kandung kemih
10.  Mengganti sarung tangan dengan sarung tangan panjang
11.  Jepit tali pusat dengan klem lalu regangkan tali pusat sejajar lantai
12.  Masukkan satu tangan secara obstetrik kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah
13.  Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, tangan penolong yang satu menahan fundus uteri
14.  Sambil menahan fundus masukan tangan ke kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
15.  Setelah tangan mencapai pinggir placenta yang sudah lepas, maka buka tangan seperti memberi salam dengan punggung tangan menghadap dinding uterus
16.  Kemudian menggunakan sisi kelingking lepaskan placenta dengan gerakan ke kanan & ke kiri
17.  Setelah placenta lepas lakukan eksplorasi untuk memastikan tidak ada sisa placenta, kemudian pegang keseluruhan plasenta dan keluarkan
18.  Lakukan massase pada fundus dan periksa kelengkapan placenta
19.  Tempatkan placenta pada tempat yang sudah disiapkan
20.  Merapikan alat & merendam ke dalam larutan klorin 0,5 %
21.  Mencuci tangan ke dalam larutan klorin dan melepaskan sarung tangan secara terbalik
22.  Mencuci tangan dengan teknik 7 langkah


G.   Daftar Pustaka
Kusmiati, Yuni. 2007. Penuntun Belajar Asuhan Persalinan. Yogyakarta: Fitramaya.
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Saifuddin, Abdul bari dkk. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT Bina Sarwono Prawiroharjo.