Wednesday 1 June 2016

langkah-langkah pemeriksaan fisik ibu nifas



A.  Latar Belakang 
Masa nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan. di mulai dengan kehamilan, persalinan dan di lanjutkan dengan masa nifas merupakan  masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. untuk  itu pemberian asuhan kebidanan kepada ibu dalam  masa nifas sangat perlu dilakukan yang bertujuan untuk  menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi.
Selama masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. pelayanan atau asuhan merupakan cara penting untuk  memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayi sehat. Asuhan nifas dilakukan paling sedikit 4 kali, untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah‑masalah yang terjadi, dilakukan pada :
Kunjungan I            : 6-8 jam pasca persalinan.
Kunjungan II           : 6 hari pasca persalinan.
Kunjungan III          : 2 minggu pasca persalinan.
Kunjungan IV          : 6 minggu pasca persalinan.
Asuhan nifas dilakukan untuk menemukan kondisi yang tidak normal dan masalah masalah kegawatdaruratan pada ibu dan perlu tidaknya rujukan terhadap keadaan kritis yang terjadi.

B.   Tujuan
  1. Mengetahui kondisi kesehatan ibu selama nifas
  2. Mendeteksi ada tidaknya tanda bahaya pada ibu nifas yang dialami

C.  Indikasi
     Semua Ibu nifas

D.  Kontra Indikasi
     Tidak Ada

E.   Persiapan Alat& Bahan
1.    Persiapan ruangan
Ruangan disiapkan sebaik mungkin, misal: dengan memasang penyekat dan mengatur pencahayaan
2.    Persiapan alat:
a.       Baki  1 buah
b.      Tensimeter
c.       Stetoskop
d.      Termometer
e.       Senter
f.       Kapas + air DTT
g.       Handscoon  1 pasang
h.      Pinset anatomis
i.        Bengkok
j.        Larutan klorin 0,5%
k.      Perlak dan pengalas
l.        Kom kecil
m.    Jam
n.      Tisu
o.      Air sabun, air lysol, dan air bersih dalam botol
p.      Kain, pembalut dan pakaian dalam ibu yang bersih

F.        Prosedur Pelaksanaan
1.     Menyapa klien dengan sopan dan ramah
2.    Memperkenalkan diri kepada klien
3.    Merespon terhadap reaksi klien
4.    Percaya diri
5.    Menjaga prifasi kliendengan bersifat sopan
6.    Menjelaskan maksud dan tujuan
7.    Mengatur posisi ibu
8.    Mencucitangan dan mengeringkan dengan handuk
9.    Mengamati tingkat emosi ibu
10.      Melakukan pemeriksaan tanda vital
11.      Meletakkan tangan kiri ibu diatas kepala dan melakukan palpasi payudara (dari pangkal menuju puting)
12.      Meletakakn tangan kanan ibu  diatas kepala dan melakukan palpasi payudara
13.      Memijat daerah areola untuk melihat mengeluaran ASI
14.      Meraba daerah ketiak untuk mengetahui pembesaran massa
Abdomen
15.  Memeriksa luka bekas operasi
16.  Memeriksa TFU dan kontraksinya
17.  Melakukan palpasi kandung kemih
18.  Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi massa
Ekstremitas Bawah
19.  Memeriksa vena dan varises
20.  Memeriksa tromboflebitis (kemerahan pada betis)
21.  Memeriksa odem
Vulva dan Perenium
22.  Memasang perlak dan pengalas
23.  Memposisikan ibu, mendekatkan alat
24.  Menggunakan sarung tangan
25.  Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas DTT
26.  Memriksa perinium (melihat tanda infeksi)
27.  Memperhatikan lochea (warna, jumlah dan bau)
28.  Mencucitangan pada larutan klorin dan melepas sarung tangan secara berbalik
29.  Mencuci tangan dengan air sabun
30.  Menginformasikan semua hasil pemerikasaan

No comments:

Post a Comment