A. Latar
Belakang
Masa
nifas (puerpurium) adalah waktu yang dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat kandungan kembali seperti
semula (sebelum hamil) dalam waktu kurang lebih 3 bulan. di mulai
dengan kehamilan, persalinan dan di lanjutkan dengan masa nifas
merupakan masa yang kritis bagi ibu dan bayinya. Kemungkinan timbul
masalah dan penyulit selama masa nifas. Apabila tidak segera ditangani secara efektif
akan membahayakan kesehatan, bahkan bisa menyebabkan kematian dan 50% kematian
masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama. untuk itu pemberian asuhan
kebidanan kepada ibu dalam masa nifas sangat perlu dilakukan yang
bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan deteksi dini
adanya komplikasi dan infeksi, memberikan pendidikan pada ibu serta memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi.
Selama
masa nifas ibu akan mengalami berbagai perubahan. pelayanan atau asuhan
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu nifas
normal dan mengetahui secara dini bila ada penyimpangan yang ditemukan dengan
tujuan agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayi sehat.
Asuhan nifas dilakukan paling sedikit 4 kali, untuk menilai keadaan ibu dan
bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah‑masalah
yang terjadi, dilakukan pada :
Kunjungan I : 6-8
jam pasca persalinan.
Kunjungan II : 6 hari pasca persalinan.
Kunjungan III : 2 minggu pasca persalinan.
Kunjungan IV : 6 minggu pasca persalinan.
Asuhan nifas dilakukan untuk menemukan kondisi yang
tidak normal dan masalah masalah kegawatdaruratan pada ibu dan perlu tidaknya
rujukan terhadap keadaan kritis yang terjadi.
B.
Tujuan
- Mengetahui kondisi kesehatan ibu selama nifas
- Mendeteksi ada tidaknya tanda bahaya pada ibu nifas yang dialami
C. Indikasi
Semua
Ibu nifas
D. Kontra
Indikasi
Tidak
Ada
E.
Persiapan Alat& Bahan
1.
Persiapan
ruangan
Ruangan
disiapkan sebaik mungkin, misal: dengan memasang penyekat dan mengatur
pencahayaan
2.
Persiapan
alat:
a.
Baki 1 buah
b.
Tensimeter
c.
Stetoskop
d.
Termometer
e.
Senter
f.
Kapas
+ air DTT
g.
Handscoon 1 pasang
h.
Pinset
anatomis
i.
Bengkok
j.
Larutan
klorin 0,5%
k.
Perlak
dan pengalas
l.
Kom
kecil
m.
Jam
n.
Tisu
o.
Air
sabun, air lysol, dan air bersih dalam botol
p.
Kain,
pembalut dan pakaian dalam ibu yang bersih
F.
Prosedur Pelaksanaan
1.
Menyapa
klien dengan sopan dan ramah
2.
Memperkenalkan
diri kepada klien
3.
Merespon
terhadap reaksi klien
4.
Percaya
diri
5.
Menjaga
prifasi kliendengan bersifat sopan
6.
Menjelaskan
maksud dan tujuan
7.
Mengatur
posisi ibu
8.
Mencucitangan
dan mengeringkan dengan handuk
9.
Mengamati
tingkat emosi ibu
10.
Melakukan
pemeriksaan tanda vital
11.
Meletakkan
tangan kiri ibu diatas kepala dan melakukan palpasi payudara (dari pangkal
menuju puting)
12.
Meletakakn
tangan kanan ibu diatas kepala dan
melakukan palpasi payudara
13.
Memijat
daerah areola untuk melihat mengeluaran ASI
14.
Meraba
daerah ketiak untuk mengetahui pembesaran massa
Abdomen
15. Memeriksa luka bekas operasi
16. Memeriksa TFU dan kontraksinya
17. Melakukan palpasi kandung kemih
18. Melakukan palpasi abdomen untuk mendeteksi
massa
Ekstremitas
Bawah
19. Memeriksa vena dan varises
20. Memeriksa tromboflebitis
(kemerahan pada betis)
21. Memeriksa odem
Vulva
dan Perenium
22. Memasang perlak dan pengalas
23. Memposisikan ibu, mendekatkan
alat
24. Menggunakan sarung tangan
25. Membersihkan vulva dan perinium
dengan kapas DTT
26. Memriksa perinium (melihat tanda
infeksi)
27. Memperhatikan lochea (warna,
jumlah dan bau)
28. Mencucitangan pada larutan klorin
dan melepas sarung tangan secara berbalik
29. Mencuci tangan dengan air sabun
30. Menginformasikan semua hasil
pemerikasaan
No comments:
Post a Comment