Wednesday 1 June 2016

Langkah-Langkah Pemasangan IUD



A.    Latar Belakang
Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka pertumbuhan penduduk yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya.
Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” dan “konsepsi”. Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (ovum) yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma tersebut (Mansjoer, 1999).
IUD merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). IUD (Intra Uterin Device) adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh wanita usia reproduktif (Saefuddin, 2006).
            AKDR atau IUD adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN, 2003).


B.     Tujuan
Untuk mencegah kehamilan secara jangka panjang

C.    Indikasi
1.      Usia reproduksi
2.      Telah memiliki anak atau belum
3.      Menginginkan kontrasepsi efektif jangka panjang
4.      Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi
5.      Pasca keguguran dan tidak ditemukan tanda radang panggul
6.      Sering lupa menggunakan pil
7.      Mempunyai resiko rendah mendapat penyakit menular seksual

D.    Kontra Indikasi
1.      Hamil atau diduga hamil
2.      Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3.      Menderita vaginitis, salpingitis, endometritis
4.      Menderita penyakit radang panggul
5.      Kelainan kongenital rahim
6.      Riwayat kehamilan ektopik
7.      Penyakit trofoblas ganas
8.      Menderita penyakit tuberkulosis panggul
9.      Kanker genetalia/payudara
10.  Ukuran rahim kurang dari 5 cm
11.  Gangguan toleransi glukosa

E.     Persiapan Alat & Bahan
1.      APD lengkap (celemek, masker, kacamata, penutup kepala)
2.      Bak instrumen
3.      Hanscoon 1 pasang
4.      Kassa steril
5.      Spekulum
6.      Tenakulum
7.      Sonde uterus
8.      Tampon tang
9.      Gunting mayo
10.  Perlak dan alasnya
11.  Bengkok
12.  Kapas DTT
13.  Korentang
14.  Lampu
15.  IUD
16.  Cairan antiseptik (povidon iodine)
17.  Kom kecil
18.  Baki
19.  Alas dan penutup
20.  Tempat sampah

F.     Prosedur Pelaksanaan
1.      Menyapa klien dengan sopan dan ramah.                  
2.      Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada Klien            
3.      Merespon terhadap reaksi klien
4.      Percaya diri                            
  1. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya dan membersihkan area genetalia
  2. Mempersilahkan ibu berbaring ke atas bed ginekologi dan mengatur posisi
  3. Memastikan kandung kemih kosong dan tidak ada pembesaran uterus
  4. Memakai APD ( clemek, masker, kaca mata, penutup kepala )
  5. Melakukan cuci tangan 7 langkah                                          
  6. Menyalakan & mengarahkan lampu sorot ke arah genetalia                          
  7. Memakai sarung tangan steril                                                
  8. Melakukan vulva higiene / membersihkan vulva                                           
  9. Memasang spekulum dan melihat servik                                           
  10. Mengusap vagina dan servik dengan larutan antiseptik                                
  11. Menjepit servik dengan tenakulum secara hati-hati                                       
  12. Memasukkan sonde dengan cara “no touch technique” ( tidak menyentuh) 
  13. Mengukur kedalaman uterus dengan sonde uterus dan menyesuaikan tabung inserter sesuai hasil pengukuran dengan menggeser leher biru                                                 
  14. Masukkan tabung inserter ke dalam uterus  sampai leher biru menyentuh servik atau sampai terasa adanya tahanan.                                                          
  15. Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan, sedang tangan lain melepaskan lengan IUD dengan menggunakan “Withdrawal technique”, yaitu menarik keluar tabung inserter sampai pangkal pendorong dengan tetap menahan pendorong.                                              
  16. Mengeluarkan pendorong, kemudian tabung inserter didorong kembali ke servik sampai leher biru menyentuh servik atau terasa adanya tahanan      
  17. Mengeluarkan sebagian tabung inserter sepanjang benang yang akan dipotong kurang lebih 3 – 4 cm                                                       
  18. Menggunting benang IUD dan mengeluarkan tabung inserter                      
  19. Mengeluarkan tenakulum dengan hati-hati                                                    
  20. Menekan dengan kasa betadin pada bekas jepitan tenakulum selama 30-60 detik
  21. Mengeluarkan spekulum dengan hati-hati                                                     
  22. Membereskan alat-alat & merendam kedalam larutan klorin             
  23. Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5%, melepaskan sarung tangan dan merendamnya dalam keadaan terbalik                                                           
  24. Mencuci tangan dan melepas APD
  25. Memberitahukan kepada klien bahwa tindakan telah selesai dilakukan        
30.  Menjelaskan pada klien untuk tinggal di klinik selama 15 menit sebelum memperbolehkannya pulang untuk observasi        

No comments:

Post a Comment