Sunday 14 June 2015

asuhan kehamilan kunjungan awal dan ulang

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama.Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu – ibu yang termasuk dalam lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian.
Berdasarkan hal diatas, maka peranan bidan adalah memberikan pelayanan asuhan manajemen kehamilan dengan menerapkan pelayanan kebidanan yang bermutu tinggi. Seorang ibu hamil membutuhkan membutuhkan informasi tentang kehamilannya, baik itu ibu yang mengandung dan janin yang ada didalam kandungannyadan asuhan pelayanan yang dilakukan merupakan prosedur rutin untuk membina suatu hubungan dalam proses pelayanan pada ibu hamil untuk persiapan persalinan.
Antenatal Care/ Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).
Pelayanan antenatal merupakan  pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatalKarena pentingnya hal tesebut maka dibuatlah kunjungan awal dan kunjungan ulang pada asuhan antenatal demi kesejahteraan ibu dan janin. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “ Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal dan Asuhan Kehamilan Kunjungan Ulang”. 
B.   Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan kunjungan awal?
2.      Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal?
3.      Apa saja yang dimaksud dengan kunjungan ulang?
4.      Apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang?

C.   Tujuan

1.      Untuk mengetahui apa itu kunjungan awal.
2.      Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan awal.
3.      Untuk mengetahui apa itu kunjungan ulang.
4.      Untuk mengetahui apa saja yang dikaji dalam melakukan kunjungan ulang.















BAB II
PEMBAHASAN
A.   Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Awal

Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hamil.
a.       Tujuan Kunjungan
1.      Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu
2.      Mendeteksi masalah yang dapat diobati
3.      Mencegah masalah dan penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4.      Memulai persiapan persalinan dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5.      mendorong perilaku yang sehat. 

b.      Pengkajian Data Kesehatan Ibu Hamil
1.      Riwayat Kesehatan Social, Riwayat Kebidanan, Keluarga, Penyakit.
Riwayat kesehatan merupakan identifikasi keluhan sekarang, penyakit umum yang pernah diderita, serta penyakit yang dialami saat masa sebelum kehamilan maupun saat kehamilan.
a.       Sosial
1.      Kumpulan keluarga
Informasi tentang keluarga klien harus mencakup asal keluarga, tempat lahir, orang-orang yang tinggal bersama klien, individu yang dianggap “keluarga”, dan individu yang dapat diandalkan dalam memperoleh dukungan,tentang status klien saat ini, dan klien tinggal dengan siapa klien tinggal.hal ini menunjukan bahwa bidan menyadari tidak semua wanita hamil terikat dan sanggup untuk sendiri menghadapi semua keadaan saat ia hamil.
2.      Situasi tempat tinggal
Dapatkan informasi tentang tempat tinggal klien, seberapa kali ia pindah, seperti apa rumahnya, jumlah individu, keamanan lingkungan, dan jika diindikasikan, apakah tersedia cukup makanan didalam rumah,dan keadaan lingkungan sekitar, diharapkan tetap bersih dan terhindar dari berbagai sumber penyakit.
3.      Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelainan premature dan pajanan terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak janin.
4.      Pendidikan, minat, hobi, dan tujuan
Tanyakan pendidikan tertinggi yang klien tamatkan juga minat, hobi, dan tujuan jangka panging. Informasi ini membantu klinis memahami klien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca-tulisnya. Kadang-kadang bahaya potensial dari hobi, seperti melukis, memahat, mengelas, membuat mebel, piloting, balap, menembak, membuat keramik, dan berkebun akan diidentifikasi.
5.      Pilihan agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik terkait-agama yang harus diobservasi.Informasi ini dapat menuntun ke suatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa kasus, penggunaan produk darah.
6.      Hewan peliharaan
Tanyakan jenis dan jumlah hewan peliharaan ditempat tinggal klien.Hewan peliharaan yang berpotensi menimbulkan bahaya dan penyakit harus didiskusikan.
7.       Sumber dukungan dan perencanaan kehamilan
Tanyakan siapa yang dapat klien andalkan untuk memberinya dukungan.Pada saat tertentu wanita mungkin menjawab tidak seorangpun. Dengan demikian , kunjungan yang lebih lama dan lebih sering serta berfokus pada upaya mencari dukungan emosional dan menjalin hubungan dengan sumber komunitas yang tepat harus dijadwalkan jika memungkinkan dan tanyakan pada klien apakah kehamilan ini direncanakan atau tidak.
8.      Sumber stress
Faktor-faktor yang umum menjadi sumber steres pada wanita hamil ialah biaya, pemukiman, kenakalan anak, dan masalah hubungan dengan pasangan atau anggota keluarga lain.pertanyaan, “ apakah sumber utama stress anda saat ini?” akan memb antu klinisi memahami beberapa factor yang mempengaruhi kehidupan dan kehamilan klien.
9.      Kebiasaan yang meningkatkan kesehatan
Informasi tentang pola hidup sehat klien akan bermanfaat untuk mengidentifikasi bidang pendidikan kesehatan yang butuhkan, baik saat ini maupun pada masa pascapartum, seperti kebiasaan :
a.       Merokok
b.      Alkohol
c.       Obat terlarang dan obat rekreasional
10.   Keamanan
Tanyakan klien apakah biasa mengenakan sabuk pengaman dan persenling, pelindung dan apakah ia terlibat dalam kegiatan olahraga, jika ia melakukan kegiatan tersebut anjurkan pada klien untuk selalu menjaga keselamatan dirinya dan mengurangi kegiatan yang dapat mengancam keselamatan ibu dan janin.

b.      Riwayat Kebidanan
1.      Riwayat menstruasi
Gambaran riwayat menstruasi klien yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran (estimated date of delivery-EDD) yang sering disebut taksiran partus. Perhitungan dilakukan dengan menambahkan 9 bulan dan 7 hari pertama haid terakhir (HPHT) atau dengan mengurangi bulan dengan 3, kemudian menambahkan 7 hari dan 1 tahun.
Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.Informasi tambahan tentang siklus menstruasi yang harus diperoleh mencakup frekuensi haid dan lama pendarahan.
2.       Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu, Kehamilan:Adakah ganguan seperti perdarahan, muntah yang sangat (sering), toxaemia gravidarum.
Persalinan:
Spontan atau buatan, a’terme atau premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter).
Nifas:
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi.
Anak:
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu lahir.
3.      Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengearuhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu “menangalli kehamilan.ketika seorang wanita menghabiskan pil berisi hormone dalam tablet kontrasepsi oral, periode selanjutnya akan mengalami disebut “withdrawal bleed”. Dan terkadang ada kalanya kehamilan terjadi ketika IUD masih terpasang.Apabila ini terjadi, lepas IUD jika talinya tampak.Prosedur ini dapat dilakukan oleh perawat praktik selama trimester I, tetapi lebih baik dirujuk kedokter bila kehamilan sudah berusia 13 minggu.Pelepasan IUD menurunkan resiko keguguran, sedangkan membiarkan IUD terpasang meningkatkan aborsi septik pada pertengahan trimester.Riwayat pengunaan IUD terdahulu meningkatkan resiko kehamilan ektopik.Dan tanyakan kepada klien lamanya pemakaian alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan.
4.      Riwayat obstetric
Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu itu, tipe persalinan (spontan, forsep, ekstrasi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan (lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis kelamin, dan komplikasi lain.ketika menggambarkan kehamilan yang berakhir sebelum minggu ke 20, bedakan antara aborsi spontan, elektif, terapeutik, dan kehamilan ektopik.
5.      Riwayat ginekologi
Riwayat penyakit atau kelainan ginekologi serta pengobatannya dapat memberi keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami.
6.      Riwayat seksual
Riwayat seksual adalah bagian dari data dasar yang lengkap karena riwayat ini member informasi medis yang penting sehingga klinis dapat lebih memahami klien dan mendapat kesempatan untuk :
a.       Mengidentifikasi riwayat penganiayaan seksual
b.      Menawarkan informasi yang dapat mengurangi kecemasan damenghilangkan mitos
c.       Menawarkan anjuran-anjuran untuk memperbaiki fungsi seksual
d.      Membuat rujukan apabila tercatat disfungsi seksual atau masalahemosional.
c.       Riwayat Keluarga
Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi wanita yang beresiko menderita penyakit genetic yang dapat memengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi yang menderita penyakit genetik.
d.      Penyakit
1.      Penyakit Organik
Meskipun tidak setiap penyakit dan gangguan akan mempengaruhi atau dipengaruhi kehamilan, penting juga menanyakan setiap penyakit tersebut supaya diperoleh data yang lengkap. Wanita yang juga memiliki riwayat kesehatan yang kronis atau lemah juga wanita yang menderita penyakit, seperti hipertensi kronis, SLE, diabetes mellitus tergantung insulin, penyakit jantung, paru-paru dan anemia, pemeriksaan kadar TSH (thyroid stimulating hormone).
2.      Human Papilloma Virus (HPV)
HPV adalah virus yang mudah menular dan sering menyebabkan kondiloma akuminata, kadang-kadang disebut kutil venereal.Kutil ini biasanya ditemukan di seviks dan dinding vagina, uretra, bokong, anus dan alat genetalia ekterna.Selama masa hamil, pengobatan kutil venereal dilakukan setiap minggu dengan mengoleskan salep teratogenik.
3.      Penyakit Radang Panggul
Klinis harus mengetahui riwayat PID sedini mungkin pada masa kehamilan karena PID mingkatkan risiko kehamilan ektopik tujuh kali lipat (Oregon health division, 1995).Setiap kram atau perdarahan pada wanita yang memiliki riwayat penyakit ini perlu diperiksa menggunakan ultrasonografi untuk memastikan bahwa kehamilan terjadi di uterus.
4.      Penyakit yang Menyertai Kehamilan
a.       Kehamilan disertai penyakit jantung
Kehamilan yang desertai penyakit jantung selalu saling mempengaruhikarena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantungdapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalamrahim.Keluhan utama yang dikemukakan :
1.      Cepat merasa lelah
2.      Jantung nya berdebar-debar
3.      Sesak nafas apalagi disertai terjadi sianosis(kebiruan)
4.      Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5.      Mengeluh tentang bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
b.      Hipertensi
Yang dimaksud hipertensi disertai kehamilan adalah hipertensinyang telah ada atau sebelumnya kehamilan. Apabila dalam kehamilan disertai dengan protenuria dan udem maka disebut pre-eklampsia yang tidak murni atau superimposed pre-ek-lampsia. Penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi esensial dan penyakit ginjal.
c.       Penyakit paru-paru dan kehamilan
Sikap bidan dalam mengahadapi kehamilan dengan penyakit tuberculosis paru sebaiknya adalah melakukan konsultasi ke dokter untuk memastikan penyakitnya. Pada penyakit batuk menahun/tuberculosis yang tenang bidan dapat melanjutkan pengawasan hamilsampai persalinan setempat, sedangkan pada penyakit asma pada kehamilan, kadang- kadang bertambah berat atau malah berkurang dalam batas yang wajar, penyakit asma tidak banyak pengaruhnya terhadap kehamilan.
Pemeriksaan fisik pada kunjungan awal prenatal difokuskan untuk mengidentifikasi kelainan yang sering mengontribusi morbiditas dan mortalitas dan untuk mengidentifikasi gambaran tubuh yang menunjukkan gannguan genetik. Pemeriksaan harus mencakup penetapan tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan drah (TD) dan nadi, dan pemeriksaan kulit, kelenjar tiroid, jantung, paru, payudara, ekstremitas dan abdomen, serta pemeriksaan pelvis.

2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Pemeriksaan fisik umum
1.      Tinggi badan
2.      Berat badan
3.      Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, respirasi
b.      Kepala dan leher
1.      Edema di wajah
2.      Ikterus pada mata
3.      Mulut pucat
4.      Leher meliputi pembengkakan pada saluran limfe/pembesaran kelenjar tiroid
c.       Tangan dan kaki
1.      Edema pada jari tangan
2.      Kuku jari pucat
3.      Varices vena
4.      Refleks
d.      Payudara
1.      Ukuran, simetris
2.      puting payudara: masuk/menonjol
3.      keluarnya kolostrum atau cairan lain
4.      retraksi, dimpling
5.      massa
6.      nodul axilla
e.       Abdomen
1.      Luka bekas operasi
2.      Tinggi fundus uteri
3.      Letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala (jika >36 minggu)
4.      DJJ (jika> 18 minggu)
f.       Genital luar
1.      Varices
2.      Perdarahan
3.      Luka
4.      Cairan yang keluar
5.      Pengeluaran dari uretra dan skene
6.      Kelenjar bartholin : bengkak, massa, cairan yang keluar
g.      Genital dalam
1.      Serviks : cairan yang keluar, luka, kelunakan, posisi, mobilitas, tertutup/membuka
2.      Vagina : cairan yang keluar, luka, darah
3.      Ukuran adneksa: bentuk, posisi, nyeri, kelunakan, masssa (pada TW I)
4.      Uterus: ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, massa (pada TW I)

3.      Pemeriksaan Panggul
a.       Panggul Luar :
1.      Distansia Spinarum
2.      Distansia Cristarum
3.      Conjugata Eksterna
4.      Lingkar Panggul
b.      Panggul Dalam :
1.      Conjugata Diagonalis
2.      Promontorium, Linea Innominata
3.      Spina Isiadika, Kelengkungan Sakrum, Dinding Samping Pelvis
4.      Arkus Pubis, Mobilitas Tulang Coccygeus

4.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Pemeriksaan haemoglobin
b.      Pemeriksaan protein urin
c.       Pemeriksaan glukosa urin
d.      Tes VDRL
Pemeriksaan Laboratorium merupakan pemeriksaan untuk menunjangdiagnosis penyakit, guna mendukung atau menyingkirkan diagnosislainnya.Pemeriksaan laboratorium merupakan penelitian perubahan yangtimbul pada penyakit dalam hal susunan kimia dan mekanisme biokimiatubuh (perubahan ini bisa penyebab atau akibat).Pemeriksaanlaboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuhdan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosisdan mengobati pasien.Pada umumnya diagnosis penyakit dibuat berdasarkan gejala penyakit(keluhan dan tanda), dan gejala ini mengarahkan dokter padakemungkinan penyakit penyebab. Hasil pemeriksaan laboratorium dapatmenunjang atau menyingkirkan kemungkinan penyakit yangmenyebabkan, misalnya dalam pemeriksaan biakan darah pada demamtifoid, jika positif amat mendukung diagnosis, tapi bila negatif takmenyingkirkan diagnosis demam tifoid jika secara klinis dan pemeriksaanlain (misalnya pemeriksan WIDAL) menyokong.Dalam diagnosis penyakit kadang-kadang tidaklah mudah, terutamapada permulaan penyakit, gejala klinis penyebabnya masih berupakemungkinan, meski dokter biasanya dapat menetapkan kemungkinanyang paling tinggi.Karena itu, pada tahap permulaan dokter tidak selaludapat menentukan diagnosis penyakit. Diperlukan data-data tambahandari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lain.Menurut Henry dan Howanitz, para dokter memilih dan mengevaluasiuji-uji laboratorium dalam perawatan pasien sekurang-kurangnya satudari alasan-alasan berikut ini:
1.      Untuk menunjang diagnosis klinis
2.      Untuk menyingkirkan kemungkinan suatu diagnosis atau penyakit
3.      Untuk digunakan sebagai pedoman terapi atau manajemen
4.      Untuk digunakan sebagai panduan prognosis
5.      Untuk mendeteksi suatu penyakit (uji saring)

5.      Pengkajian Emosional
a.       Trimester Pertama
Selama bulan pertama hingga ketiga, suasana emosi ibu hamil biasanya gampang sekali berubah.Pergolakan emosi menyebabkan anda sensitif, mudah menangis, gampang lelah, takut bila terjadi keguguran, lebih merasakan “sakit” dari pada hamil.Perubahan emosi anda lebih disebabkan adanya aktifitas hormonal yang meningkat pesat dan sebagai faktor fisik.Misalnya kelelahan, mual, muntah, morning sickness atau perubahan bentuk tubuh.
b.      Trimester kedua
Pada usia kehamilan ini, emosi anda jauh lebih baik dan tidak banyak keluhan yang anda rasakan pada trimester sebelumnya. Oleh karena itu, periode ini bisa disebut periode keemasan.Anda mulai bisa menyesuaikan diri dengan perubahan hormonal kehamilan.Selain itu, tidak banyak muncul keluhan keluhan fisik.Inilah yang membuat anda bisa menjalani kehamilan dengan lebih enak dan tidak sedramatis sebeumnya.
c.       Trimester tiga
Memasuki trimester akhir ini, kondisi perut anda akan semakin besar dan mengakibatkan anda susah bergerak, cepat lelah, mudah lupa dan gampang cemas. Emosi kembali sukar untuk dikendalikan, bahkan anda menjadi lebih sensitif. Tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan, anda menjadi lebih siap mental untuk mempersiapkan persalinan dan kelahiran buah hati yang telah dilahirkan.
Tips Menghadapi Perubahan Emosi:
1.      Mengetahui perubahan emosi yang anda rasakan adalah normal dan bisa membantu
2.      Berbagi pengalaman dan perasaan dengan pasangan serta menjalani komunikasi yang lebih terbuka
3.      Makan maknan yang bergizi sert berolahraga teratur juga bisa membantu anda untuk membentuk pola pikir positif tentang kondisi anda
4.      Mengikuti kelas kehamilan bersama dengan pasangan
5.      Berbagi pengalaman dengan orang yang pernah mengalami kondisi serupa dengan anda
6.      Memperbanyak pengetahuan dan informasi tentang kehamilan dari buku, internet, majalah atau sumber lain. 

c.       Pengkajian Fetal
1.      Gerakan Janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG). Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak. Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu). Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau hipoksia. Waktu terbaik untuk mengamati gerakan janin adalah pada malam hari saat ibu hamil berbaring santai. Atau, pagi hari ketika bangun tidur bila usia kandungannya sudah masuk trisemester ketiga.
Jika merasakan janin bergerak minimal 10 kali/jam, baik gerakan halus dan kuat, artinya bayi baik-baik saja. Namun, bila merasa bayi tidak aktif seperti biasanya, kemungkinan besar ia sedang malas bergerak, dan ibu hamil diminta harus coba bangkitkan semangat geraknya. Karena, bila janin tidak merespon rangsangan ibu, dan kondisi ini sudah berlangsung lebih dari 1 hari segera beritahu dokter, untuk memantau kondisi janin. Mari, kenali gerakan si bayi sesuai dengan usianya, supaya bisa ikut memantau perkembangannya.Minggu ke-16 sampai 20. Di minggu ke-16 Anda mulai dapat merasakan gerakan janin seperti tendangan dan tonjokan. Disebut sebagi fase quickening.
a.       Minggu ke-21 sampai 24. Aktivitas bayi makin meningkat. Dia banyak menendang dan jungkir balik, karena volume air ketuban masih sering memungkinkan untuk bergerak leluasa.
b.      Minggu ke-25 sampai 28. Bayi mulai cegukan. Inilah yang menyebabkan ibu hamil merasakan sensai seperti tersentak-sentak. Dia juga akan bergerak merespon suara dari luar karena pendengarannya makin baik. Kadang-kadang janin ‘kaget’ mendengar suara keras.
c.       Minggu ke-29 sampai 31. Gerakan bayi makin kuat, teratur dan terkendali. Kadang ibu hamil sampai merasakan rahim kontraksi.
d.      Minggu ke-32 sampai 24. inilah mas apuncak aktivitas bayi. Dalam minggu-minggu ini, ibu hamil akan merasakan peningkatan frekuensi dan tipe gerakan bayi, karena dia semakin besar dan kuat.
2.      DJJ
Detak jantung Janin didengarkan dengan menggunakan stetoskop   monoral pada bulan ke 4-5 kehamilan. Dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetric) untuk mendengar DJJ dapat terdengar pada bulan 4-5. Walaupun dengan ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3.
Frekuensinya lebih cepat dari B.J orang dewasa ialah antara 120-140/menit. Karena badan anak dalam kypose dan di depan dada terdapat lengan anak maka B.J. paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala.
Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri atau kanan di bawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat ditentukan, maka B.J. harus dicari pada garis tengah di atas sympisis.Yang dapat diketahui dari bunyi jantung janin adalah
a.       Dari adanya detak jantung janin:
1.      tanda pasti kehamilan
2.      anak hidup
b.      Dari tempat bunyi jantung janin terdengar:
1.      presentasi anak
2.      positio anak(kedudukan punggung)
3.      sikap anak (habitus)
4.      adanya anak kembar
Kalau bunyi  jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat,maka presentasinya kepala,kalau terdengar kiri kanan setinggi atau di atas pusat,maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi jantung terdengar sebelah kiri,maka punggung sebelah kiri,kalau terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan.Kalau terdengar di pihak yang berlawanan dengan bagiab-bagian kecil,sikap anak fleksi.kalau terdengar sepihak dengan bagian-bagian kecil,sikap anak defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2 tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekwensi yang berbeda(perbedaan lebih dari 10/menit).
Dari sifat bunyi jantung anak kita dapat mengetahui keadaan anak.anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantung nya teratur dan frekwensinya antara 120-140 permenit. Kalau bunyi jantung kurang dari 120/menit atau lebih dari 160/menit atau tidak teratur, maka anak dalam keadaan asphyxia (kekurangan oksigen). Cara menghitung DJJ adalah dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan dengan 4. Contohnya :
5 detik
5 detik
5 detik
Kesimpulan
11
12
11
-        4 (11 + 12 +11) = 136/menit. Teratur dan janin baik.
10
14
9
- 4 (10 + 14 + 9) = 132/m. Tak teratur  dan janin asfiksia
8
7
8
- 4 (8 + 7 + 8) = 92/m. Tak teratur dan janin asfiksia

3.      Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas janin. Cara pemeriksaan ini dikenal juga dengan namaaktokardiografi, atau fetal activity acceleration determination (FAD; FAAD). Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas, dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin.
a.       Tehnik pemeriksaan NST :
1.      Pasien berbaring dalam posisi semi-Fowler, atau sedikit miring ke kiri. Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan mencegah terjadinya hipotensi.
2.      Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas KTG).
3.      Aktivitas gerakan janin diperhatikan dengan cara:
a.       Menanyakan kepada pasien.
b.      Melakukan palpasi abdomen.
c.       Melihat gerakan tajam pada rekaman tokogram (kertas KTG).
4.      Bila dalam beberapa menit pemeriksaan tidak terdapat gerakan janin, dilakukan perangsangan janin, misalnya dengan menggoyang kepala atau bagian janin lainnya, atau dengan memberi rangsang vibro-akustik (dengan membunyikan bel, atau dengan menggunakan alat khusus untuk keperluan tersebut).
5.      Perhatikan frekuensi dasar DJJ (normal antara 120 – 160 dpm).
6.      Setiap terjadi gerakan janin diberikan tanda pada kertas KTG. Perhatikan apakah terjadi akselerasi DJJ (sediktinya 15 dpm).
7.      Perhatikan variabilitas DJJ (normal antara 5 – 25 dpm).
8.      Lama pemeriksaan sedikitnya 20 menit.
b.      Interpretasi NST
1.      Reaktif:
a.       Terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm.
b.      Frekuensi dasar djj di luar gerakan janin antara 120 – 160 dpm.
c.       Variabilitas djj antara 5 – 25 dpm.
2.      Non-reaktif:
a.       Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin.
b.      Frekuensi dasar djj abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
c.       Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3.      Meragukan:
a.       Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit, atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm.
b.      Frekuensi dasar djj abnormal.
c.       Variabilitas djj antara 2 – 5 dpm.
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti dengan keadaan janin yang baik sampai 1 minggu kemudian (spesifisitas 95% – 99%).Hasil NST yang non-reaktif disertai dengan keadaan janin yang jelek (kematian perinatal, nilai Apgar rendah, adanya deselerasi lambat intrapartum), dengan sensitivitas sebesar 20%.Hasil NST yang meragukan harus diulang dalam waktu 24 jam.Oleh karena rendahnya nilai sensitivitas NST, maka setiap hasil NST yang non-reaktif sebaiknya dievaluasi lebih lanjut dengan contraction stress test (CST), selama tidak ada kontraindikasi.

4.      Amniosentesis
Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion dengan memasukkan trocar halu dan kanula yang steril ke dalam cavitas amnii melewati dinding abdomen dan dinding uterus.Sel-sel fetus dilepaskan kedalam amnion dan dapat dikaji untuk penentuan jenis kelamin dan kesehatan fetus.Untuk alasan yang sudah jelas, maka letak plasenta harus ditetapkan sebelum amniosentesis. Kajian-kajian berikutnya akan dilakukan pada specimen cairan yang di aspirasi antara umur kehamilan 14 sampai 18 minggu. Hasil analisis biasanya baru diperoleh setelah paling cepat 3 minggu.Dan uji dagnostik yang lebih baru telah dirancang untuk menghindari hasil yang terlalu lama ini.

d.   Menentukan Diagnosa
1.      Menetapkan Normalitas Kehamilan
adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.

2.      Membedakan Antara Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Kemungkinan Komplikasi
Tidak semua wanita mengalami ketidaknyamanan akibat kehamilan yang disebutkan dibawah ini, akan tetapi tidak sedikit juga wanita yang mengalami ketidaknyamanan tersebut. Cara meringankan ketidaknyamanan bisa membuat perbedaan yang signifikan dalam cara wanita tersebut memandang pengalaman kehamilannya. Dasar fisiologis, psikologis dan anatomis untuk masing-masing ketidaknyamanan tersebut diberikan untuk merangsang pemikiran selanjutnya tentang cara-cara meringankannya. Cara-cara meringankan tersebut didasarkan pada penyebab dari ketidaknyamanan tersebut serta diarahkan ke penatalaksanaan symptomatik.

3.      Mengidentifikasi Tanda dan Gejala Penyimpangan dari Keadaan Normal
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan -penyimpangan yang terjadi Upaya yang dapat dilakukan ibu dalam deteksi dini terhadap komplikasi selama kehamilan ibu secara dini.
Kehamilan:
a.       Memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke   Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b.      Imunisasi TT 2x.
c.       Bila ditemukan kelainan-kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih seringdan lebih intensif.
d.      Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna.

4.      Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar
Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan untuk datang ke klinik dengan segara jika ia mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. dari beberapa pengalaman, akan lebih baik    memberikan pendidikan kepada ibu dan anggota keluarga khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk   mendapatkan asuhan. Enam tanda-tanda bahaya selama periode      antenatal adalah:
1)      Perdarahan vagina
2)      Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
3)      Perubahan visual secara tiba-tiba (pandangan kabur, rabun senja)
4)      Nyeri abdomen yang hebat
5)      Bengkak pada muka atau tangan
6)      Bayi kurang bergerak seperti biasa

e.    Mengembangkan Perencanaan Asuhan yang Komprehensif
1.      Menetapkan Kebutuhan Test Laboratorium
Tujuan test laboratorium adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi dalam kehamilan. Macam test laboratorium dalam asuhan kehamilan yang merupakan kompetensi bidan adalah:
a.       Tes hemoglobin darah (Hb)
Tujuan: untuk mengetahui kadar Hb pada ibu hamil dan untuk mendeteksi anemia gravidarum.
b.      Tes urin protein
Tujuan: untuk mengetahui kadar protein dalam urin dan untuk mendeteksi pre eklamsia dalam kehamilan.
c.       Tes glukosa urin
Tujuan: untuk mengetahui kadar glukosa dalam urin dan untuk mendeteksi diabetes mellitus gravidarum

2.      Menetapkan Kebutuhan Belajar
Penuntun belajar digunakan untuk melatih keterampilan dalam pencapaianelemen-elemen kompetensi oleh mahasiswa secara individual.Mulai dari latihandi laboratorium keterampilan sampai saat melaksanakan praktik klinik kebidanan.Bimbingan keterampilan untuk mencapai kompetensi di laboratoriumketerampilan asuhan kebidanan baru bisa dilaksanakan atau diikuti oleh seorangmahasiswa bila mahasiswa tersebut telah mengikuti perkuliahan seluruh materikuliah asuhan kehamilan (mata kuliah asuhan ibu I). Dalam perkuliahan tersebutmahasiswa mendapat teori tentang teori tentang fisiologi kehamilan, pertumbuhankehamilan dari bulan ke bulan, kebutuhan fisik dan psikologis ibu selamakehamilan, perubahan fisik dan psikologis ibu selama hamil, perubahan fisik dan psikologis ibu dalam masa kehamilan, teori tentang pendekatan dalam asuhankehamilan (Manajemen Varney) dan dokumentasi asuhan kehamilan. Dalam perkuliahan juga dilakukan demonstrasi dan simulasi keterampilan yangmendukung kompetensi yang akan dilatih atau dipelajari.

3.      Menetapkan Kebutuhan untuk Komplikasi Ringan
Dalam menetapkan kebutuhan untuk pengobatan komplikasi ringan dalam kehamilan harus berdasarkan Kep Menkes No 900 tahun 2002 tentang registrasi dan kewenangan praktik bidan dan standar pelayanan kebidanan (SPK). Di antaranya yaitu penanganan abortus iminens, pre eklamsia, Hyperemesis gravidarum dan anemia dalam kehamilan.

4.      Menetapkan Kebutuhan Konsultasi atau Rujukan pada Tenaga Profesional lainnya
Apabila terjadi komplikasi dalam kehamilan bidan perlu menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan dengan tenaga professional lainnya untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

5.      Menetapkan Kebutuhan untuk Konseling Spesifik atau Anticipatory Guidence
Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik, harus di sesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh ibu hamil berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan oleh bidan. Beberapa kebutuhan konseling yang perlu diberikan pada setiap ibu hamil pada kunjungan awal adalah pendidikan kesehatan tentang:
a.       Tanda bahaya dalam kehamilan
b.      Gizi pada ibu hamil
c.       Persiapan persalinan
d.      Imunisasi TT
e.       Olahraga
f.       Istirahat
g.      Kebersihan
h.      Pemberian ASI
i.        Aktifitas seksual
j.        Kegiatan sehari-hari dan pekerjaan
k.      Obat-obatan dan merokok
l.        Body mekanik
m.    Pakaian dan sepatu

6.      Menetapkan Kebutuhan Konseling HIV/PMS
Untuk menetapkan kebutuhan konseling HIV/PMS hanya diberikan pada ibu hamil dengan riwayat maupun resiko HIV/PMS.

7.      Menetapkan Jadwal Kunjungan Sesuai dengan Perkembangan Kehamilan
Menurut standar WHO bahwa dalam kehamilan, minimal kunjungan ANC adalah 4 kali selama kehamilan dengan penjelasan sebagai berikut:
a.       Kunjungan I       : dilakukan sebelum minggu ke-14 (pada trimester       I)
b.      Kunjungan II     : dilakukan sebelum minggu ke 28 (pada trimester        II)
c.       Kunjungan III        : dilakukan antara minggu 28-36 (pada trimester III)
d.      Kunjungan IV   : dilakukan setelah minggu ke-36 (pada trimester          III)

f.     Mengevaluasi Penemuan Masalah yang Terjadi, Aspek-aspek yang Menonjol pada Wanita Hamil
1.      Oleh karena telah banyak dilakukan pengkajian mengenai riwayat ibu dan pemeriksaan lengka selama kunjungan antenatal pertama, maka kunjungan ulang difokuskan pada pendeteksian komplikasi - komplikasi, mempersiapkan kelahiran, kegawatdaruratan, pemeriksaan fisik yang terfokus dan pembelajaran
2.      Pada tahap ini bidan menginventarisasi beberapa masalah yang terjadi beserta aspek - aspek yang menonjol yang membutuhkan penanganan dan pemberian KIE

g.    Anamnesa Kunjungan Awal
1.      Tahap preinteraksi
a.        Menyambut klien dengan ramah
b.      Perawat mengenalkan diri
c.       Mempersilakan klien duduk dan komunikatif
d.      Perawat tanggap terhadap reaksi klien
e.       Perawat sabar terhadap reaksi klien
2.      Tahap interaksi
a.       Mengkaji riwayat kehamilan sekarang
b.      Riwayat haid
1.      HPHT
2.      Gerakan janin dirasakan kapan
3.      Tanda-tanda bahaya atau penyulit yang dialami
4.      Keluhan utama
5.      Obat yang dikonsumsi/termasu jamu
6.      Kekhawatiran khusus
c.       Mengkaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1.      Jumlah kehamilan
2.      Jumlah anak yang lahir hidup
3.       Jumlah kelahiran prematur
4.      Jumlah keguguran
5.      Riwayat persalinan dengan tindakan (SC/Forcep/Vacum)
6.      Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan
d.      Riwayat kesehatan/penyakit yang diderita Semarang dan lalu
1.      Penyakit jantung
2.      Hipertensi
3.      Malaria
4.      Penyakit kelamin
5.      Diabetes dan lain-lain
e.       Menanyakan riwayat perkawinan
f.       Menanyakan respon klien dan keluarga terhadap kehamilannya
g.      Menanyakan riwayat KB
h.      Menanyakan pola nutrisi dan eliminasi
i.        Menanyakan pola aktifitas dan istirahat
j.        Menanyakan kebiasaan merokok, minuman keras, konsumsi obat terlarang
k.      Dokumentasi
3.      Penampilan
a.       Perawat menanyakan secara sistematis
b.      Menggunakan bahasa yang muda dimengerti
c.       Memberikan perhatian pada setiap jawaban
d.      Penuh percaya diri dan tidak ragu-ragu

h.    Praktik Pemeriksaan
1.      Fisik dan Leopold
a.       Fisik
1.      Tinggi Badan Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gannguan genetik. Karena tinggi yang pasti sering kali tidak diketahui dan tinggi badan berubah seiring peningkatan usia wanita, tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal.
2.      Berat Badan
Berat badan ditimbang pada kunjungan awal untuk membuat rekomendasi penambahan berat badan pada wanita hamil dan untuk membatasi kelebihan atau kekurangan berat.
3.      Tekanan Darah
Penentuan tekanan darah (TD) sangat penting pada masa hamil karena peningkatan TD dapat membahayakan kehidupan ibu dan bayi.
4.      Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut permenit (dpm). Curigai hipotiroidisme jika denyut naadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoflatmia dan hiperrefleksia yang menyertai.
5.       Refleks
Terutama reflex lutut. Reflex lutut negative pada hypovitaminose dan penyakit urat saraf.
6.      Pemeriksaan Kulit
Perubahan kulit yang sering terjadi pada masa hamil mencakup hiperpigmentasi pada wajah (kloasma), pada areola dan putting susu, stria gravidarum, spider nevi, serta linea nigra. Periksa warna kulit, adanya ruam, massa, lesi, jaringan parut, tanda penganiayaan fisik, dan bukti penyalahgunaan obat. Beri perhatian khusus untuk melihat suatu ruam di telapak tangan dan telapak kaki yang merupakan tanda sifilis. Jaringat parut menunjukkan pernah dilakukan prosedur bedah atau, pada kasus yang jarang, menunjukkan praktik seksual yang berkaitan dengan ritual sadomasokistik.
7.      Pemeriksaan kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid sedikit membesar selama masa hamil akibat hiperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularitas. Namun, perubahan anatomi ini tidak menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran yang signifikan perlu diteliti. Hipotiroidisme sulit dideteksi selama masa hamil karena banyak gejala hipotiroidisme, yakni keletihan, penambahan berat, dan kostipasi, yang menyerupai gejala-gejala kehamilan.
8.      Pemeriksaan Paru
Pemerikasaan paru harus mencakup observasi sesak nafas, napas dangkal, napas cepat, pernapasan yang tidak teratur, mengi, batuk, dan dispnea. Pemeriksaan paru biasanya merupakan tindakan yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis bronchitis atau pneumonia.
9.      Pemeriksaan Jantung
Pada akhir kehamilan, 45% volume darah wanita hamil lebih tinggi dari pada volume darah wanita tidak hamil (Pritchard, 1965). Peningkatan volume darah ini menyebabkan uterus membesar dan melindungi ibu ketika darah keluara saat melahirkan. Pada wanita tidak hamil, murmur jantung sistolik bermakna. Pada wanita hamil yang asimptomatik, murmur derajat 1/6 atau 2/6 umumnya dianggap ringan. Apabila murmur sistolik lebih dari 2/6 atau terdengar bunyi murmur lain, lakukan ekokardiogram jika tersedia dana yang cukup.
10.  Pemeriksaan Payudara
Payudara harus diperiksa umtuk mendeteksi setiap massa yang mungkin ganas dan setiap kondisi yang dapat mengganggu proses menyusui. Pastikan anda memeriksa putting dengan cermat, terutama jika klien berkeinginan menyusui bayinya. Tes “protaklitas” harus menjadi bagian pemeriksaan payudara pada wanita yang sebelumnya tidak mampu menyusui dengan baik.
b.      Leopold
1.      Leopold I
a.       Kaki penderita dibengkokkan pada lutut dan lipat paha,
b.      Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat kearah muka penderita
c.       Rahim dibawa ke tengah
d.      Tingginya fundus uteri ditentukan.
e.       Tentukan bagiian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
f.       Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada letak lintang fundus uteri kosong. Pemeriksaan tuanya kehamilan dari tingginya fundus uteri.
2.      Leopold II
a.       Kedua tangan pindah ke samping
b.      Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak yang memberikan rintanggan yang terbesar, carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang member rintangan yang terbesar.
c.       Kadang-kadang di samping terdapat kepala atau bokong ialah pada letak lintang.
3.      Leopold III
a.       Dipergunakan satu tangan saja
b.      Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
c.       Cobalah bapakah bagian bawah masih dapat diigoyangkan. Leopold III untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh Pintu atas panggul.
4.      Leoplod IV
a.       Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kea rah kaki penderita.
b.      Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
c.       Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam ronggga panggul.
d.      Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari krpala yang masih teraba dari luar.

2.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Protein urine: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penipisan rutin protein urine merupakan cara efektif mendeteksi pre eklamsi
b.      Glukosa : ibu hamil harus diperiksa terhadap kemungkinan diabetes

3.      HB Sahli
Jenis pemeriksaan Hb yakni dengan cara sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil.

4.      Urine Reduksi
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/ Diabetes melitus atau riwayat penyakit gula pada keluarga ibu dan suami. Bila hasil pemeriksaan urine reduksi positif perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Mellitus Gestasional ( DMG ). Diabetes Mellitus Gestasional pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit berupa preeklamsia, polihidramnion, bayi besar ( Saefudin,2000 ).

5.      Protein Urine
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam ibu hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan urine protein ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsia.

B.   Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan Ulang

            Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan.

a.       Mengevaluasi Data Dasar
Pada tahap ini bidan melakukan evaluasi data dasar yang dipertimbangkan dalam menegakkan diagnosis pada kunjungan yang pertama.Evaluasi tersebut dapat dicermati pada tabel berikut ini:
Data Dasar
Pertimbangan
Amenore 
Diagnosis kehamilan
Tanggal menstruasi terakhir
Diagnosis kehamilan
Keluhan yang disampaikan pasien                
Pemberian konseling
Hasil pemeriksaan fisik  
-    Kenaikan BB
-    Tes urin kehamilan ( tes HCG ) positif
-   Cloasma gravidarum
-   Perubahan pada payudara
-    Linea nigra
-    Tanda Chadwick
-    Tanda hegar
Diagnosis kehamilan

b.      Mengevaluasi Keefektifan Manajemen atau Asuhan
Bidan melakukan penilaian mengenai efektifitas asuhan yang sudah dilaksanakan pada kunjungan sebelumnya.Kegiatan ini bertujuan agar hal yang kurang efektif yang dilakukan pada asuhan sebelumnya tidak terulang lagi serta mmemastikan aspek mana yang efektif agar tetap dipertahankan.Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh bidan adalah :
1.      Menanyakan kembali kepada pasien mengenai apa yang sudah dilakukan pada kunjungan sebelumnya
2.      Melakukan pemeriksaan fisik terutama hal - hal yang berfokus pada pemantauan kesehatan ibu dan janin
Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada pasien antara lain sebagai berikut :
1.      Kesan pasien secara keseluruhan mengenai proses pemberian asuhan pada kunjungan sebelumnya
2.      Hal - hal yang membuat pasie kurang merasa nyaman
3.      Peningkatan pengetahuan pasien mengenai perawatan kehamilan hasil dari proses KIE yang lalu
4.      Berkurangnya ketidaknyamanan yang dirasakan pada kunjungan yang lalu setelah dilakukan penatalaksanaan

c.       Pengkajian Data Fokus
1.      Riwayat untuk Deteksi Komplikasi dan Ketidaknyamanan
a.       Riwayat
1.      Menayakan bagaimana perasaan pasien sejak kunjungan terakhirnya
2.      Menanyakan apakah pasien mempunyai pertanyaan atau kekhawatiran yang timbul sejak kunjungan terakhir
3.      Gerakan janin dalam 24 jam terakhir
b.      Deteksi ketidaknyamanan
1.      Menanyakan keluhan - keluhan yang biasa dialami oleh ibu hamil
2.      Menanyakan kemungkinan tanda - tanda bahaya yang dialami oleh ibu
2.      Pemeriksaan Fisik
Pada tiap kunjungan ulang antenatal pemeriksaan fisik berikutdilakukan untuk mendeteksi tiap tanda-tanda keluhan ibu dan evaluasi pada janin :
a.       Janin :
1.      Denyut jantung janin. Normal DJJ 120-160 kali per menit. Apabila kurang dari 120 x atau menitdisebut bradikardi, sedang lebih dari 160 x per menit disebut tathicardi.
2.      Ukuran janin
3.      Dengan cara Mc. Donald untuk mengetahui TFU dengan pita ukur kemudian dilakukan penghitungan tafsiran berat janin dengan rumus( TFU dalam cm ) – n x 155 = gram. Bila kepala diatas atau pada ishiadica maka n = 12. Bila kepala dibawah spina ishiadica maka n = 11
4.      Letak dan presentasi
Letak dan presentasi dapat diketahui dengan menggunakan palpasi. Salah satu cara palpasi yang sering digunakan adalah menurut Leopold.
a.       Leopold I : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada bagian fundus
b.      Leopold II : Untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan
c.       Leopold III : Untuk menentukan bagian janin yang ada dibawah (presentasi)
d.      Leopold  IV : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggul
b.      Aktivitas/ gerakan janin
Dikenal adanya gerakan 10, yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan janin minimal 10 kali.
c.       Ibu
1.      Tekanan darah
2.      Berat badan
3.      Tanda-tanda bahaya
4.      TFU
5.      Umur kehamilan
6.      Pemeriksaan vagina
3.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Darah = Hb
b.      Urine = Protein dan glukosa
d.      Mengembangkan Rencana Sesuai dengan Kebutuhan dan Perkembangan Kehamilan
1.      Jelaskan mengenai ketidaknyamanan normal yang dialaminya
2.      Sesuai dengan usia kehamilan ajarkan ibu tentang materi pendidikan kesehatan pada ibu
3.      Diskusikan mengenai rencana persiapan kelahiran dan jika terjadi kegawatdaruratan
4.      Ajari ibu untuk mengenal tanda - tanda bahaya, pastikan untuk memahami apa yang dilakukan jika menemukan tanda bahaya
5.      Buat kesepakatan untuk kunjungan berikutnya

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan

Kunjungan awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan pertama kali saat ibu hamil. Hal-hal yang ada dalam kunjungan awal antara lain tujuan kunjungan, pengkajian data kesehatan ibu hamil, pengkajian fetal, menentukan diagnosa, mengembangkan perencanaan asuhan yang komprehensif, mengevaluasi penemuan masalah yang terjadi, aspek-aspek yang menonjol pada wanita hamil, anamnesa kunjungan awal dan praktik pemeriksaan.
 Kunjungan ulang adalah setiap kali kunjungan antenatal yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama sampai memasuki persalinan. Hal-hal yang ada dalam kunjungan akhir antara lain mengevaluasi data dasar, mengevaluasi keefektifan manejemen/ asuhan, pengkajian data fokus, menembangkan rencana sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kehamilan.

B.   Saran

Sebaiknya kunjungan atau pemeriksaan selama masa hamil dilakukan secara rutin dan ibu hamil harus berkonsultasi segera apabila terjadi sesuatu keluhan.


DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit EGC, Jakarta.

Mochtar, Rustam. 2001. Sinopsis Obstetri. Penerbit : EGC, Jakarta.

Pantrikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.
           
Verrallas, Sylvia. 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan edisi 3Jakarta: EGC.

Vicky C. 2006.Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. JakartaEGC.

W, Hanifa, Abdul, dkk. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.