Wednesday 25 November 2015

Efek senyum dan efek marah

EFEK SENYUM
Senyum merupakan sesuatu yang sangat misterius. karena setiap senyum memiliki makna tersendiri. Setiap hari kita tidak lepas dari namanya senyum. Dalam artikel yang dimuat di British Medical Journal dilaporkan bahwa senyum dapat menyebarkan cinta. Jika ada seseorang yang bahagia di suatu jaringan sosial, perasaan bahagia itu dapat menular pada dua orang lain di luar dirinya. Jadi saat Anda tersenyum maka teman dari seorang teman Anda lebih mungkin untuk tertular senyum.
Pada sebuah penelitian, subyek ditunjukkan gambar wajah tersenyum dalam waktu singkat yaitu selama 4 milidetik. Meski tidak sadar melihat gambar wajah tersenyum, subyek memandang dunia dengan lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak diperlihatkan gambar senyuman. Bagi mereka, sesuatu yang membosankan menjadi lebih menarik, gambar yang bersifat netral dipersepsi dengan lebih positif, bahkan minuman yang hambar terasa lebih enak. Dari sini kita mengetahui jika subyek penelitian sudah dipersiapkan yang artinya jika kita memberikan senyuman kepada orang yang sudah dikenal dan saling mengetahui satu sama lain maka berikan senyuman tulus terlebih dahulu, seperti yang diajarkan dikelas training lembaga lain pada umumnya tentang kesan 3 detik pertama. lantas apa artinya senyum kepada yang belum dikenal. Secara tidak sadar senyum bisa membuat orang lebih menarik karena ada faktor daya tarik tertentu dan membuat seseorang terlihat lebih baik dibanding mengerutkan kening, cemberut atau meringis.

EFEK MARAH
Berdasarkan sebuah penelitian terhadap 200 partisipan. Mereka diminta memikirkan suatu waktu ketika sahabat mereka menghianati. Separuh partisipan diminta memikirkan bagaimana hal itu memicu rasa marah, dan sisanya didorong untuk memaafkan.
Kemudian setelah diberi pengalih pikiran selama lima menit lalu mereka boleh memikirkan kembali peristiwa penghianatan tersebut dengan cara masing-masing.
Dr.Birtta Larsen, yang memimpin penelitian itu, menemukan kelompok yang marah mengalami kenaikan tekanan darah pada sesi pertama. Efeknya tetap terlihat meski mereka sudah diberi pengalih untuk lebih tenang.
“Memaafkan bisa menurunkan reaktivitas stres, bahkan melindungi tubuh dari dampak stres tersebut,” tulis para peneliti dalam Journal of Biobehavioural Medicine.
Kenaikan tekanan darah dalam jangka pendek memang tidak berbahaya. Namun dalam jangka panjang hal itu akan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Padahal, terus-menerus memendam kemarahan hanya akan merugikan diri sendiri. Bahkan apabila rasa benci itu terus menguasai, Anda berisiko menderita banyak penyakit. Orang yang tidak bisa memaafkan umumnya akan merasa lebih cemas, takut, dan pemarah.

Kebencian kronis memiliki efek yang dapat melemahkan Anda. Karena kebencian tersebut akan menimbulkan kemarahan, rasa bersalah, permusuhan, dan sakit hati dari waktu ke waktu. Emosi bisa melepaskan hormon kortisol, yang bisa berakibat buruk bagi kesehatan Anda. 

Monday 2 November 2015

Hygiene Sanitasi

1.      Sanitasi Lingkungan
Lingkungan mempunyai tiga fungsi demi memenuhi kebutuhan hidup manusia.  Pertama memberikan ruang untuk hidup, manusia dapat bertempat tinggal dan melakukan fungsi hidupnya.  Kedua lingkungan merupakan sumber daya baik hayati maupun non hayati yang bersifat terbaharui.  Ketiga, lingkungan juga memberikan pelayanan pada manusia agar tetap mendukung kehidupan manusia.
Lingkungan hidup secara mudah dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, yang dapat diartikan sebagai berikut:
a.       Lingkungan fisik, meliputi tanah, air, udara serta interaksi antara faktor-faktor tersebut.
b.      Lingkungan biologi adalah semua organism hidup baik binatang, tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme, kecuali manusia.
c.       Lingkungan sosial, meliputi faktor sosial, ekonomi maupun sosial budaya.
Kualitas lingkungan hidup dapat mempengaruhi kesehatan manusia.  salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan adalah pencemaran dalam lingkungan.  Yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan adalah masuknya atau di masukkannya makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai pada tingkat tertentu dan menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi sesuai dengan peruntukannya (Muliawati, 2013).
2.      Pengelolaan Sampah dan Limbah
Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber  hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.  Sampah dapat berupa padat, cair ataupun gas.
Secara sederhana, jenis sampah dapat digolongkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.  Sampah organik yaitu yang berasal dari makhluk hidup, seperti dedaunan dan sampah dapur.  Sampah jenis ini mudah terurai secara alami.  Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai seperti karet, plastik, kaleng dan logam (Muliawati, 2013).
3.      Sanitasi Makanan
Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan makanan agar tetap bersih dan sehat.  Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk mempertahankan hidupnya.  Ada 4 fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia, yaitu:
a.       Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/perkembangan serta mengganti jaringan tubuh yang rusak.
b.      Memperoleh energy guna melakukan kegiatan sehari-hari
c.       Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan cairan tubuh yang lain
d.      Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit
Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas makanan harus diperhatikan.  Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat gizi yang dibutuhkan dalam makanan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan (Muliawati, 2013).
4.      Menggunakan Air
a.       Kebutuhan Air
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat dapur, mencuci pakaian, dan sebagainya. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indra kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium, dan diraba). Air tidak berwarna harus bening/bersih. Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur, sampah, busa, dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit harus bebas dari bahan kimia beracun. Air tidak berbau seperti amis, anyir, busuk atau belerang. Air bersih bermanfaat bagi tubuh supaya terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan diri (Proverawati, dkk, 2012).
Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Di dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-66% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Air dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kepentingan antara lain : diminum, masak, mandi, mencuci, dan pertanian. Menurut WHO, dinegara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang termasuk indonesia, tiap orang memerlukan air 30-60 liter perhari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia (Proverawati, dkk, 2012).
b.      Sumber-Sumber Air Minum
Pada prinsipnya semua air dapat diproses menjadi air minum. Sumber-sumber air ini, sebagai berikut :


1)      Air hujan
Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum, tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium. Oleh karena itu, agar dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.
2)      Air sungai dan danau
Air sungai dan danau berdasarkan asalnya juga berasal dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau danau. Kedua sumber air ini sering juga disebut air permukaan. Oleh karena itu air sungai dan danau ini sudah terkontaminasi atau tercemar oleh berbagai macam kotoran, maka bila akan dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.
3)      Mata air
Air yang keluar dari mata air ini berasal dari air tanah yang muncul secara ilmiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini belum tercemar oleh kotoran sudah dapat dijadikan air minum langsung. Tetapi karena kita belum yakin apakah betul belum tercemar maka alangkah baiknya air tersebut direbus dahulu sebelum diminum.
4)      Air sumur air sumur pompa
Air sumur dangkal adalah air yang keluar dari dalam tanah, sehingga disebut sebagai air tanah. Air berasal dari lapisan air didalam tanah yang dangkal. Dalamnya lapisan air dari permukaan tanah dari tempat yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Biasanya berkisar antara 5 – 15 meter dari permukaan tanah. Air sumur pompa dangkal ini belum begitu sehat karena kontaminasi kotoran dari permukaan tanah mash ada. Oleh karena itu perlu direbus dahulu sebelum diminum. Air sumur dalam yaitu air yang berasal dari lapisan air kedua didalam tanah. Dalamnya dari permukaan tanah biasanya lebih dari 15 meter. Oleh karena itu, sebagian besar air sumur dalam ini sudah cukup sehat untuk dijadikan air minum yang langsung (tanpa melalui proses pengolahan).
5)      Air ledeng atau perusahaan air minum
Air yang berasal dari perusahaan air minum tidak selalu terkontrol dengan baik. Pada musim kemarau ketika bahan baku pengolahan menurun, kualitas air perusahaan air  minum dapat menurun, oleh karena itu penggunaan air harus selalu memperhatikan kualitasnya.
6)      Air dalam kemasan
Air dalam kemasan untuk air minum biasanya sudah siap dikonsumsi. Air minum dalam kemasan tersedia dalam berbagai merk dengan berbagai kualitas tertentu (Proverawati, dkk, 2012).
c.       Air Bersih dan Sehat
Air minum harus steril/tidak mengandung hama penyakit apapun. Sumber-sumber air minum pada umumnya dan didaerah pedesaan khususnya tidak terlindungi sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Air yang sehat harus mempunyai persyaratan sebagai berikut :
1)      Syarat fisik
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak berwarna), tidak berasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya sehingga dalam kehidupan sehari-hari. Cara mengenal air yang memenuhi syarat fisik ini tidak sukar.
2)      Syarat bakteriologis
Air untuk keperluan minum harus sehat, harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri patogen. Cara untuk mengetahui apakah air minum terkontaminasi oleh bakteri patogen adalah dengan memeriksa sampel air tersebut. Dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.
3)      Syarat kimia
Air minum yang sehat harus mengandung zat tertentu didalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia  didalam air akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Sesuai dengan prinsip teknologi tepat guna di pedesaan maka air minum yang berasal dari mata air dan sumur dalam adalah dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas asalkan tidak tercemar oleh kotoran-kotoran terutama kotoran manusia dan binatang. Oleh karena itu mata air atau sumur yang ada di pedesaan harus mendapatkan pengawasan dan perindungan agar tidak dicemari oleh penduduk yang menggunakan air tersebut (Proverawati, dkk, 2012).
d.      Pengolahan Air Minum
Menurut Proverawati (2012) beberapa cara pengolahan air minum antara lain :
1)      Pengolahan secara alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air sungai, air sumur, dan sebagainya. Dalam penyimpanan air dibiarkan untuk beberapa jam ditempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air, akhirnya terberntuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
2)      Pengolahan air dengan menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk, dan pasir. Penyaringan pasir dengan teknologi tinggi dilakukan oleh PAM (Perusahaan Air Minum) yang hasilnya dapat dikonsumsi umum.
3)      Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia
Zat kimia yang digunakan berupa 2 macam yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (misalnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada di dalam air, misalnya klor (cl)).
4)      Pengolahan air denganmengalirkan udara
Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tidak diperlukan. Misalnya CO2 dan juga menaikkan derajat keasaman air.
5)      Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil misalnya untuk kebutuhan rumah tangga.
5.      Rumah Sehat
Rumah sehat salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi antara lain :
a.       Tempat untuk melepas lelah, beristirahat setelah penat bekerja atau melaksanakan kewajiban sehari-hari.
b.      Tempat untuk bergaul dengan keluarga atau membina rasa kekeluargaan bagi seluruh anggota keluarga yang ada.
c.       Lambang status sosial
d.      Tempat untuk meletakkan atau menyimpan barang-barang berharga yang dimiliki, sebagai modal yaitu dapat dijual ketika dalam keadaan memaksa, dan sebagainya.
Menurut WHO, rumah merupakan struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.  Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif.   The American Public Health Association merumuskan beberapa persyaratan rumah sehat agar dapat menjamin kesehatan bagi penguhuninya, antara lain:
a.       Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat terpenhui kebutuhan fisik dasar penghuninya, yaitu:
1)      Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipelihara atau dipertahankan suhu lingkungannya untuk mencegah kehilangan panas atau bertambahnya panas badan secara berlebihan.
2)      Rumah harus terjamin penerangannya yang dibedakan atas penerangan buatan dan penerangan alamiah dan diatur sedemikian rupa agar tidak terlalu gelap atau tidak sampai menimbulkan silau.
3)      Rumah harus mempunyai ventilasi yang sempurna sehingga aliran udara segar dan dapat terjaga
4)      Rumah harus dapat melindungi penghuni dari gangguan bising yang berlebihan.
b.      Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan kejiwaan dasar penghuninya.
c.       Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi penghuni dari penularan penyakit atau berhubungan dengan zat-zat yang membahayakan kesehatan.  Sehubungan dengan hal tersebut, rumah yang sehat adalah rumah yang :
1)      Tersedia air yang besih yang cukup
2)      Ada tempat pembuangan sampah dan tinja yang baik
3)      Tidak menjadi sarang binatang melata ataupun binatang lainnya yang dapat menularkan penyakit
4)      Terhindar dari penularan penyakit pernapasan
5)      Terlindungi dari pengotoran terhadap makanan

d.      Rumah harus dibangun sedemikian rupa sehingga dapat melindungi dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan (Muliawati, 2013).

Diare

1.      Definisi Diare
Diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer (Nursalam, 2008)
Diare adalah buang air besar lembek atau cair dapat berupa air saja yang frekwensinya lebih sering dari biasanya (biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI, 2000).
Sedangkan menurut Widjaja (2002), diare diartikan sebagai buang air encer lebih dari empat kali sehari, baik disertai lendir dan darah maupun tidak. Hingga kini diare masih menjadi child killer (pembunuh anak-anak) peringkat pertama di Indonesia. Semua kelompok usia diserang oleh diare, baik balita, anak-anak dan orang dewasa.
Menurut Sudarti (2010) diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air besar, sedangkan neonates dikatakan diare bila sudah lebih dari 4x buang air besar.
Diare menurut Ngastiyah (2005) adalah  keadaan frekwensi buang air besar lebih dari 4 kali sehari pada bayi dan lebih dari 3 kali sehari pada anak, konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja.
2.      Jenis Diare
Menurut Depkes RI (2000), berdasarkan jenisnya dibagi menjadi empat yaitu :
a.       Diare Akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
b.      Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan terjadinnya komplikasi pada mukosa.
c.       Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
d.      Diare dengan masalah lain, Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.
3.      Patogenesis
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah :
a.       Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare
b.      Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan penigkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi penigkatan – penigkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.

c.       Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga timbul diare. Tetapi apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltik usus akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan di dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga        (Nursalam, 2008).
4.       Cara Penyebaran Diare
Menurut Anwar (2006) penyebaran kuman diare biasanya melalui mulut (otofecal) antara lain melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi tinja. Selain itu perilaku yang tidak baik akan mendukung masuknya kuman dalam tubuh. Perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman dan meningkatkan resiko terjadi diare yaitu :
a.       Ketidaktepatan pemberian MP-ASI
Tidak memberikan ASI eksklusif dan ketidaktepatan pemberian MP-ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) resiko besar untuk menderita diare pada bayi tanpa ASI beberapa kali lebih besar daripada bayi dengan ASI ekslusif selama 4-6 bulan pertama kehidupan, baik jenis porsi dan cara pembuatannya serta usia pemberian sehingga resiko kematian karena diare lebih tinggi.
b.      Menggunakan susu formula
Penggunaan susu formula yang mengandung laktosa dapat menyebabkan diare, kejadian tersebut dinamakan intoleransi laktosa, karena penderita tidak tahan terhadap laktosa akibat tidak adanya enzim laktase. Disamping itu penggunaan botol yang tidak bersih, menyebabkan pencemaran oleh kuman berasal dari tinja yang sukar dibersihkan. Sewaktu susu dimasukkan kedalam botol yang tidak bersih akan terjadi kontaminasi kuman dan jika segera diminum kuman tersebut akan berkembang biak.
c.       Menggunakan air minum yang tercemar bakteri
Bakteri masuk pada saat air disimpan dirumah atau wadah yang ada sejak diambil dari sumber (yaitu sumber air yang terdapat bakteri dari tinja). Pencemaran bisa terjadi bila tempat penyimpanan air terbuka.
d.      Tidak mencuci tangan sebelum makan
Tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dapat menyebabkan diare karena kuman yang ada di tangan akan masuk ke dalam tubuh lewat makanan. Untuk mencegah diare perilaku ini harus dilaksanakan setiap hari.
e.       Tidak mencuci tangan sesudah BAB
Tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah BAB dapat menyebabkan diare karena kuman yang ada di tangan akan masuk ke dalam tubuh lewat makanan. Untuk mencegah diare perilaku ini harus dilaksanakan setiap hari.


5.      Penyebab Diare
Penyebab penyakit diare dikelompokkan dalam 6 golongan besar sebagai berikut:
a.       Faktor infeksi proses ini dapat diawali adanya mikroba atau kuman yang masuk dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbsi cairan dan elektrolit atau juga dikatakan bakteri akan menyebabkan sistem transporaktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian sekresi cairan dan elektrolit meningkat.
1)      Bakteri : shigella, salmonella, E.coli, golongan fibrio, bacillus, cereus, clostridium perfringcens, staphilococus usaurfus, camfylobacter dan aeromonas.
2)      Virus : rotavirus, norwalk + norwalk like agent, adnovirus.
3)      Parasit :
a)      Protozoa (entamoeba histolytica, giardia lambia, balantidium coli, crypto sparidium dan blastisistis huminis)
b)      Cacing perut (ascaris, trichuris, strongyloides)
c)      Jamur (candida)
b.      Faktor mal absorbsi, merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare.
c.       Alergi
d.      Keracunan :
1)      Keracunan bahan – bahan kimia
2)      Keracunan oleh racun yang dikandung dan diproduksi :
a)      Jasad renik : algae
b)      Ikan, buah – buahan, sayur – sayuran
e.       Immunidefisiensi
f.       Sebab – sebab lain
g.      Yang sering ditemukan dilapangan adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan.
6.      Tanda Gejala Diare
a.       Menurut Ngastiyah (2005)
1)      Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2)       suhu tubuh biasanya meningkat
3)      Nafsu  makan berkurang atau tidak ada
4)      tinja cair warna tinja makin lama kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu
5)      anus dan daerah sekitar lecet
6)      ubun-ubun cekung
7)      berat badan menurun
8)      muntah
9)      elaput lendir mulut dan kulit kering
b.      Gejala diare Menurut Widjaja (2000), gejala-gejala diare adalah sebagai berikut :
1)      Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
2)      Suhu badan meningkat
3)      Tinja bayi encer, berlendir atau berdarah
4)      Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
5)       Lecet pada anus
6)      Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
7)      Muntah sebelum dan sesudah diare
8)      Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
9)      Dehidrasi (kekurangan cairan), dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, dehidrasi berat. Sebelum anak dibawa ke tempat fasilitas kesehatan untuk mengurangi resiko dehidrasi sebaiknya diberi oralit terlebih dahulu, bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga misalnya air tajin, kuah sayur, sari buah, air the, air matang dan lain-lain.
7.      Upaya Kegiatan Pencegahan Diare
a.       Memberikan ASI turut memberikan perlindungan terhadap terjadinya diare pada balita karena antibodi dan zat-zat lain yang terkandung di dalamnya memberikan perlindungan secara imunologi.
b.      Memperbaiki makanan pendamping ASI. Perilaku yang salah dalam pemberian makanan pendamping ASI dapat menyebabkan resiko terjadinya diare sehingga dalam pemberiannya harus memperhatikan waktu dan jenis makanan yang diberikan. Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya dimulai dengan memberikan makanan lunak ketika anak berumur 6 bulan dan dapat diteruskan pemberian ASI, setelah anak berumur 9 bulan atau lebih, tambahkan macam makanan lain dan frekwensi pemberikan makan lebih sering (4 kali sehari). Saat anak berumur 11 tahun berikan semua makanan yang dimasak dengan baik, frekwensi pemberiannya 4-6 kali sehari.
c.       Membawa penderita diare kesarana kesehatan, bila dalam 3 hari tidak membaik atau ada salah satu tanda :
1)      Berak cair berkali – kali
2)      Muntah berulang – ulang
3)      Rasa haus yang nyata
4)      Makan atau minum yang sedikit
5)      Demam
6)      Tinja darah (Suharyono, 2008).
d.      Menggunakan air bersih yang cukup.
Resiko untuk menderita diare dapat dikurangi dengan menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanannya di rumah. Berikut ini yang harus diperhatikan oleh keluarga :
1)      Ambil air dari sumber air yang bersih
2)      Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.
3)      Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang, anak-anak mandi.
4)      Gunakan air yang direbus
5)      Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air bersih dan cukup.
e.       Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
f.       Menggunakan jamban
Upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan resiko penularan diare karena penularan kuman penyebab diare melalui tinja dapat dihindari. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :
1)      Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.
2)      Bersihkan jamban secara teratur.
3)      Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta lebih kurang 10 meter dari sumber air, hindari buang air besar tanpa alas kaki.


g.      Membuang tinja bayi dengan benar.
Membuang tinja bayi ke dalam jamban sesegera mungkin sehingga penularan kuman penyebab diare melalui tinja bayi dapat dicegah. Hal yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah :
1)      Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang kejamban.
2)      Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya.
3)      Bila tidak ada jamban, pilih tempat untuk membuang tinja anak seperti dalam lubang atau kebun kemudian ditimbun.
4)      Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangannya dengan sabun.
h.      Pemberian imunisasi campak
Diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu beri anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan.

Memberikan imunisasi campak pada anak yang sakit campak sering disertai diare sehingga imunisasi campak dapat mencegah terjadinya diare yang lebih parah lagi (Depkes, 2010).