Saturday 5 November 2016

Pemberian Obat



Pemberian medikasi yang aman dan akurat adalah tanggung jawab perawat. Meskipun obat menguntungkan, obat bukan tanpa reaksi merugikan, sehingga diperlukan perhatian khusus baik dalam hal persiapan, pemberian maupun pendokumentasian.
Prinsip “Enam Benar” dalam pemberian medikasi adalah :
  1. Benar Obat
Menetapkan keakuratan pesanan. Bila pesan medikasi tampak tidak benar atau tidak tepat, konsul pada pemberi resep sebelum memberikan obat. Pastikan bahwa obat generic sesuai dengan nama dagang obat, klien tidak elergi pada kandungan obat yang didapat, memeriksa label obat dengan catatan pemberian obat.
  1. Benar Dosis
Harus dipastikan tentang penghitungan obat. Bila tidak yakin tentang penghitungan obat minta perawat kedua untuk menghitung dosis obat. Hitung dosis obat dengan memperhatikan berat badan dan umur klien, periksa dosis pada label obat untuk membandingkan dengan dosis yang tercata pada catatan pemberian obat, lakukan penghitungan dosis secara akurat.
RUMUS
Dosis yang diinginkan  X  satuan obat = dosis yang benar (ml, tablet)
Dosis yang tersedia        (ml, tablet)


  1. Benar Klien
Memastikan identitas klien dan memintanya untuk menyebutkan nama bila memungkinkan. Periksa nama klien, nomer RM, ruang, nama dokter yang meresepkan pada catatan pemberian obat, catatan pobat, kartu obat, dan label identitas klien.
  1. Benar Cara
Berikan obat sesuai dengan cara yang ditetapkan. Apakah per-oral, injeksi, supositoria atau lainnya. Gunakan medikasi dengan persiapan yang tepat untuk cara yang telah ditetapkan.
  1. Benar Waktu
Ikuti jadwal pemberian medikasi dengan tepat. Periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore).
  1. Benar Dokumentasi
Semua tindakan yang telah dilakukan oleh perawat harus didokumentasikan dalam asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar agar tindakan perawat dapat dipertanggung jawabkan dan dipertanggunggugatkan.
Jenis Obat-Obatan:
1.       Cair : Larutan, Suspensi, Emulsi
2.       Padat : Tablet, Tepung, Kapsul
3.       Setengah Padat : Supositoria, Cream
Rute Pemberian Obat
  1. Rute oral
  2. Rute parenteral
  3. Rute topikal
  4. Inhalasi
  5. Intraokuler
A.      RUTE  ORAL
  1. Pemberian Per Oral
Rute pemberian melalui oral/mulut adalah yang paling mudah dan paling umum digunakan.  Obat diberikan melalui mulut dan ditelan.
  1. Pemberian Sublingual
Obat diletakkan di bawah lidah dan kemudian dilarutkan, mudah diabsorbsi. Obat yang diberikan di bawah lidah tidak boleh ditelan karena akan mengurangi efeknya. Nitrogliserin umumnya diberikan secara sublingual.
  1. Pemberian Bukal
Pemberian obat melalui bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di mukosa pipi sampai obat larut. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri agar mukosa tidak iritasi, anjurkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat.
NO.
KEUNTUNGAN
KERUGIAN ATAU KONTRAINDIKASI
1
Cocok dan Nyaman
Dihindari pada klien dengan perubahan fungsi saluran gastrointestinal (mual, muntah), motilitas usus menurun (setelah anestesi umum atau inflamasi lokal), dan reseksi bedah pada bagian saluran gastrointestinal
2
Ekonomis
-     Obat dapat dirusak oleh asam lambung
-     Kontraindikasi pada klien yang tidak dapat menelan (gangguan neuromuskuler, striktur esofagus, lesi pada mulut)
3
Efek lokal maupun sistemik
Obat oral tidak dapat diberikan pada klien dengan suction lambung dan kontraindikasi pada klien yang akan menjalani beberapa tes diagnostik atau pembedahan
4
Tidak menimbulkan cemas
Obat oral tidak dapat diberikan pada klien yang tidak sadar atau gelisah yang tidak dapat menelan
5

Obat oral dapat mengiritasi lapisan saluran cerna, mengubah warna gigi, dan beberapa obat memiliki bau yang tidak enak
Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam memberikan obat oral
ü  Lindungi klien dari bahaya aspirasi
ü  Posisikan klien pada posisi duduk untuk mencegah akumulasi cairan atau tertinggalnya obat di belakang tenggorokan
ü  Pada klien yang tidak dapat menelan secara cepat, berikan sejumlah air tiap kali klien menelan
ü  Klien seharusnya menelan hanya satu pil atau kapsul pada satu waktu
ü  Jika klien mulai batuk saat pemberian obat, perawat menahan memberikan obat yang berikutnya sampai klien dapat bernafas lebih mudah
ü  Jika klien memiliki kesulitan menelan tablet, obat dalam bentuk lain perlu pertimbangan untuk diberikan
B.      PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIAL
Obat suppositoria memiliki bentuk seperti peluru dan mudah cair. Pada pemberian obat suppositoria yang perlu diperhatikan adalah mencegah trauma anus saat memasukkan obat. Obat suppositoria memiliki pengaruh lokal yaitu meningkatkan defekasi, atau efek sistemik yaitu mengurangi mual.  Obat suppositoria disimpan dalam lemari es samapi obat tersebut akan diberikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat pemberian obat suppositoria
ü  Perawat menempatkan obat suppositoria melewati spinter anal internal dan melawan mukosa rektal
ü  Obat suppositoria mungkin akan dikeluarkan oleh klien sebelum obat larut dan diabsorbsi ke dalam mukosa
ü  Perawat perlu mengenali sensasi rileksasi spinter klien saat perawat memasukkan obat suppositoria
ü  Obat suppositoria seharusnya tidak didorong ke dalam massa fekal, untuk itu perlu membersihkan rektum dengan sedikit enema sebelum memasukkan obat suppositoria
C.      PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
Obat yang diberikan melalui kulit dan membran mukosa pada prinsipnya menimbulkan efek lokal. Efek sistemik timbul jika kulit klien tipis, konsentrasi obat tinggi, atau jika obat bersentuhan dengan kulit dalam jangka waktu yang panjang. Jika tempat pemberian siap diberikan obat, obat dapat dengan mudah diberikan. Jika tempat pemberian berupa rongga seperti hidung dan mata maka perlu menggunakan alat mekanik sebelum memberikan obat.
NO.
KEUNTUNGAN
KERUGIAN ATAU KONTRAINDIKASI
1
Efek lokal
Pemberian obat yang luas dapat menyebabkan kesulitan memberikannya
2
Tidak menimbulkan nyeri
Klien dengan abrasi kulit berisiko mengalami absorbsi obat yang cepat dan menimbulkan efek sistemik
D.      RUTE PARENTERAL
Pemberian obat melalui injeksi merupakan prosedur invasif menggunakan jarum steril yang dimasukkan ke dalam jaringan tubuh, sehingga teknik aseptik harus dipertahankan karena klien berisiko infeksi bila jarum menembus kulit. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan absorbsi obat dan awitan kerja obat. Jadi sebelum menginjeksikan obat, perawat harus mengetahui volume obat yang berikan, karakteristik obat, dan lokasi struktur anatomi di bawah tempat injeksi.
Pemberian obat melalui parenteral dapat dilakukan dengan cara:
ü  Subcutaneus (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jarinngan yang berada di bawah lapisan dermis.
ü  Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis, di bawah epidermis.
ü  Intramuskular (IM) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh
ü  Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena.
Selain cara tersebut juga digunakan cara  pemberian intrathecal, intraspinal, intracardial, intrapleural, intraarterial untuk pemberian obat parenteral.
Obat-obat yang diberikan melalui parenteral ini diabsorbsi lebih cepat dibandingkan obat yang diberikan melalui sistem gastrointestinal, karena obat tidak perlu melewati barier jaringan epitel pada organ gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke dalam sirkulasi darah.
NO.
KEUNTUNGAN
KERUGIAN ATAU KONTRAINDIKASI
1
Absorbsi cepat melalui pembuluh darah
Klien, terutama anak-anak akan merasa cemas
2
Dapat diberikan pada klien yang tidak sadar, tidak kooperatif, dan tidak mau menelan obat oral
Menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman
3

Iritasi atau reaksi lokal dapat terjadi akibat efek obat pada jaringan
4

Dapat terjadi infeksi jika tidak menggunakan teknik steril






Perawat dapat meminimalkan rasa tidak nyaman atau nyeri yang dapat ditimbulkan dari injeksi dengan:
ü  Menggunakan jarum yang tajam dan memiliki bevel dan panjang serta ukuran yang paling kecil, tetapi sesuai.
ü  Memberi posisi senyaman mungkin untuk mengurangi ketegangan otot.
ü  Pilih tempat injeksi yang tepat dengan penanda anatomis tubuh.
ü  Kompres dengan es tempat injeksi untuk anestesi local sebelum jarum diinsersi
ü  Alihkan perhatian klien dengan mengajak klien berkomunikasi.
ü  Insersi jarum dengan perlahan dan cepat untuk meminimalkan kerusakan jaringan.
ü  Pegang spuit dengan mantap selama jarum dalam jaringan.
ü  Pijat-pijat tempat injeksi dengan lembut selama beberapa detik, kecuali kontraindikasi.
1.      PERSIAPAN OBAT
Ampul adalah wadah bening kaca dengan leher menyempit. Ampul berisi dosis obat terukur dalam bentuk cairan. Untuk mengambil obat di dalamnya, maka perawat harus mematahkan leher ampul. Ketika mengambil obat perlu diperhatikan teknik aseptik (mencegah jarum menyentuh permukaan luar ampul) untuk menjaga kesterilan. Cairan dapat diaspirasi dengan mudah ke dalam spuit dengan menarik plunger spuit.
Vial adalah wadah kaca multi dosis dengan penutup karet pada bagian atasnya, namun karet ini dilindung juga dengan penutup logam sampai vial siap digunakan. Vial berisi cairan/bentuk obat kering (serbuk). Vial adalah sistem tertutup, sehingga untuk memudahkan dalam pengambilan obat di dalamnya perlu memasukkan udara terlebih dahulu.
a.            MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL
1.        ALAT
ü  Catatan pemberian obat
ü  Vial obat
ü  Spuit dan jarum yang sesuai dengan cara pemberian dan viskositas larutan
ü  Jarum ekstra
ü  Kapas alkohol
ü  Label obat atau plester
ü  Baki obat/bak suntik
2.        PROSEDUR
ü  Cuci tangan
ü  Siapkan peralatan
ü  Periksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip 6 benar
ü  Hitung dosis yng diperlukan
ü  Buka segel pada bagin tutup obat tanpa menyentuh karetnya
ü  Olesi bagian karet tersebut dengan kapas alkohol
ü  Masukkan udara pada spuit sejumlah obat yang akan diambil, jangan menyentuh bagian plunger
ü  Buka tutup jarum
ü  Dengan sudut miring, masukkan jarum perlahan pada karet penutup vial dengan bagian jarum yang runcing terlebih dahulu
ü  Masukkan hingga jarum masuk seluruhnya tekan pluger
ü  Pegang vial dengan tangan non dominan dan balikkan, pertahankan jarum tetap didalamnya, kontrol spuit dengan tangan dominan dan tahan plunger dengan ibu jari
ü  Tarik jarum hingga berada di bawah cairan obat dan pertahankan pada posisi tersebut
ü  Tarik plunger perlahan hingga spuit terisi cairan sesuai dengan dosis yang diinginkan
ü  Jika terdapat gelembung air pada spuit, jentikkan dengan tangan dominan
o   Dorong plunger hingga udara keluar dari spuit
o   Tambahkan larutan jika diperlukan
o   Tarik jarum keluar dari botol dan pertahankan jari tetap pada akhir plunger
ü  Jika gelembung tetap ada:
o   Pegang spuit dengn arah vertikal, dengn jarum menghadap ke atas
o   Tarik plunger dan jentikkan spuit dengan jari
o   Dorong plunger perlahan untuk mengelurkan udara tetapi jaga agar tidak mengeluarkn larutan
ü  Periksa kembli jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume obat yang diperlukan
ü  Bandingkan label obat dengn catatan obat
ü  Ganti jarum jika obat diketahui dapat mengiritasi kulit
ü  Beri label spuit tersebut dengan label obat, tuliskan nama dan dosis obat
ü  Buang atau simpan kembali peralatan yang sudah tidak diperlukan
ü  Cuci tangan
b.           MENCAMPUR OBAT DARI VIAL
Jika dua obat kompatibel maka keduanya dapat dicampur dalam satu injeksi, dan jika dosis secara keseluruhan berada dalam batas-batas yang dapat diterima.
Prinsip ketika mencampur obat dari dua vial
ü  Jangan mengkontaminasi satu obat dengan obat lainnya
ü  Pastikan bahwa dosis yang terakhir akurat
ü  Pertahankan teknik aseptik
c.            MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL
1.        ALAT
ü  Catatan pemberian obat
ü  Ampul sesuai resep
ü  Spuit dan jarum yang sesuai dengan cara pemberin dan viskositas larutan
ü  Jarum ekstra
ü  Kapas alkohol
ü  Label obat atau plester
ü  Baki obat
ü  Kertas tisu
2.        PROSEDUR
ü  Cuci tangan
ü  Siapakan peralatan
ü  Periksa label obat sesuai dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip 6 benar
ü  Hitung dosis yang diperlukan
ü  Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan menjentikkan leher ampul atau putar dengan cara merotasi pergelangan tangan
ü  Olesi sekeliling bagian ampul  tersebut dengan kapas alkohol
ü  Patahkan tutup ampul dengan menjauhkan diri dan orang yang ada di dekat anda
ü  Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang di tempat khusus
ü  Buka tutup jarum
ü  Tekan pluger hingga habis, jangan aspirasi udara dalam spuit
ü  Tempatkan jarum ke dalam ampul, jaga agar jarum menyentuh sisi potongan ampul
ü  Aspirasi sejumlah cairan ke dalam spuit dan lepaskan jarum dari ampul
ü  Tempatkan ampul pada kertas atau buang di tempat khusus
ü  Jika terdapat gelembung air pada spuit, jentikkan dengan tangan dominan
o   Dorong plunger hingga udara keluar dari spuit
o   Tambahkan larutan jika diperlukan
o   Tarik jarum keluar dari botol dan pertahankan jari tetap pada akhir plunger
ü  Jika gelembung tetap ada:
o   Pegang spuit dengn arah vertikal, dengn jarum menghadap ke atas
o   Tarik plunger dan jentikkan spuit dengan jari
o   Dorong plunger perlahan untuk mengeluarkan udara tetapi jaga agar tidak mengeluarkn larutan
ü  Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume obat yang diperlukan
ü  Bandingkan label obat dengan catatan obat
ü  Ganti jarum jika obat diketahui dpt mengiritasi kulit
ü  Beri label spuit tersebut dengan menuliskan nama dan dosis obat
ü  Buang atau simpan kembali peralatan yang sudah tidak diperlukan
ü  Cuci tangan
d.           MENCAMPUR OBAT DARI SATU VIAL DAN SATU AMPUL
Mencampur obat dari satu ampul dan satu vial merupakan hal yang sederhana karena tidak perlu menambahkan udara untuk mengisap obat dari sebuah ampul. Perawat mula-mula menyiapkan obat dari vial, kemudian dengan menggunakan spuit dan jarum yang sama, isap obat dari ampul. Teknik ini mencegah kontaminasi larutan dari jarum.
e.           MENYIAPKAN INSULIN
Insulin adalah hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes. Obat harus diberikan melalui injeksi karena obat tersebut merupakan protein yang akan dicerna dan dihancurkan dalam saluran gastrointestinal.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
ü  Insulin dapat disimpan dengan aman selama sekitar satu bulan pada ruangan temperatur, tetapi perlu didinginkan selama jangka waktu yang lebih lama. Obat tidak boleh diberikan dalam keadaan dingin, harus dibiarkan sampai suhu yang sama dengan ruangan.
ü  Tidak boleh mengocok vial insulin karena akan terbentuk gelembung dan busa yang membuat partikel insulin terperangkap dan mengubah dosis.
ü  Skala spuit dan dosis obat harus sesuai
2.      INJEKSI INTRA DERMAL
Injeksi intradermal menginjeksikan obat kedalam jaringan dermis sehingga obat akan diabsorbsi oleh pembuluh kapiler di dalam dermis. Injeksi ini berguna antara lain untuk tes alergi pada obat jenis antibiotik tertentu, tes kepekaan terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosa (TBC), dan untuk memberikan vaksinasi BCG pada bayi.
        Tempat-tempat untuk injeksi intra dermal adalah :
1.       Lengan bawah bagian dalam.
2.       Dada bagian atas
3.       Punggung daerah scapula
3.      INJEKSI INTRA MUSKULAR
Rute intramuskular memberi absorpsi obat lebih cepat karena vaskularitas otot. Bahaya kerusakan jaringan lebih kecil bila obat memasuki otot dalam. Otot juga lebih sedikit sensitif pada obat yang mengiritasi atau kental. Namun, ada resiko obat yang diinjeksikan secara sembrono ke dalam pembuluh darah apabila perawat tidak hati-hati.
Tempat injeksi intramuskular antara lain pada tempat-tempat berikut ini;
1.       Paha (vastus lateralis) : Klien dalam posisi berbaring terlentang dengan lutut agak fleksi
2.       Ventrogluteal : Klien dalam posisi berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut dan panggul miring dengan tepat yang diinjeksi fleksi.
3.       Lengan atas (deltoid) : Klien dalam posisi duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan.







 







Pembagian Kuadran









 













 

Tempat Penusukan dan Cara Penusukan Injeksi IM

4.      INJEKSI SUB CUTANEUS
Untuk injeksi subkutan, obat dideposisikan ke dalam jaringan penyambung di bawah dermis. Karena jaringan subkutan tidak banyak disuplai pembuluh darah, absorbsi obat kadang lebih lambat daripada injeki intramuscular. Jaringan subkutan berisi reseptor nyeri, sehingga hanya dosis kecil obat yang larut air dan tidak mengiritasi harus diberikan melalui rute ini.
Tempat-tempat yang bisa dipakai untuk injeksi subkutan antara lain di lengan atas (deltoid), paha (vastus lateral), dan abdomen.
                     
5.      PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA
Pemberian medikasi yang pekat atau padat secara langsung ke dalam vena merupakan metode pemberian obat yang sangat berbahaya. Obat terseut akan bereaksi dengan cepat karena obat masuk ke dalam sirkulasi darah klien secara langsung. Efek samping yang serius dapat terjadi dalam hitungan detik. Oleh karena itu, masalah ini penting untuk diperhatikan bahwa pemberian obat oleh perawat harus hati-hati dan memperhatikan reaksi obat tersebut setelah dilakukan injeksi. Teknik pemberian terapi intra vena ini diunakan juga untuk menghindari pencampuran medikasi yang tidak cocok.
Tempat injeksi intravena dapat dilakukan pada vena yang berada di lengan, kaki, kepala (pada bayi) atau pada vena-vena yang besar dan terlihat oleh mata.