Monday 25 January 2016

Asuhan Kebidanan Keluarga Tn.S dengan Faktor Resiko Muntaber

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan pembangunan sumber daya manusia (Human Resources). Sejalan dengan ini, tujuan pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Balita adalah bayi dan anak yang berusia 5 tahun ke bawah. Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan fungsinya ( Supartini, 2004).
Pada masa balita kesehatan anak sangat perlu di perhatikan karena dapat mempengaruhi pertumbuhan balita. Untuk dapat menjaga kesehatan balita kita perlu memperhatikan asupan makanan yang didapatkan, dan kebutuhan imunisasi untuk menjaga kekebalan tubuh balita.
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit.
Dari survey pendahuluan yang dilakukan di Desa Blaru RW II‚ didapatkan data keluarga Tn. S  mempunyai masalah pada salah satu anggota keluarga yaitu An. Y umur 3 tahun balita dengan muntaber. KU: baik, N: Nadi : 90 x/menit, RR: 24 x/menit, BB : 13 kg, TB : 95 cm, Suhu : 370C. Muntah 2x dalam sehari, dan BAB cair >3x/hari.
Berdasarkan data tersebut pada An. Y ditemukan masalah kesehatan yaitu muntaber. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu pendekatan keluarga dan perlu dilakukan asuhan kebidanan keluarga pada An. Y.

B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. S
2.      Tujuan Khusus 
Setelah diberikan asuhankeluarga, keluarga dapat:
a.      Mengidentifikasi masalah melalui pengumpulan data analisa, perumusan dan pemecahan masalah.
b.      Memprioritaskan masalah berdasarkan analisa masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. S .
c.      Merencanakan tindakan untuk membantu memecahkan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. S.
d.     Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan prioritas masalah pada keluarga Tn. S.
e.      Melakukan evaluasi tentang kesesuaian hasil yang ingin dicapai dengan yang diinginkan.








BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Teori Terkait
1.      Balita
a.       Pengertian
     Balita adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 tahun berat badan naik 2x berat badan lahir, dan 3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan 4x pada umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai melambat pada masa prasekolah dengan kenaikan berat badan kurang lebih 2 kg pertahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir (Septiari, 2012).
b.      Karakteristik Balita
Karakteristik balita dibagi menjadi dua yaitu :
1)      Anak usia 1-3 tahun
2)      Anak usia prasekolah (3-5 tahun)
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan orang tua. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah, sehingga diperluka jumlah makanan yang relatif besar. Tetap perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh sebab itu pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering. Pada usia prasekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup. Pada fase ini anak mencapai fase gemar memprotes. Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak, dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan (Septiari, 2012).
2.         Muntaber
a.       Pengertian
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
b.      Penyebab
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber. Selain itu, penyakit muntaber juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat berkisar antara 4 – 30 jam.
c.       Cara penularan Muntaber
Cara penularan muntaber adalah melalui infeksi kuman penyebab, terjadi bila mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan penderita muntaber. Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita atau pembawa kuman (carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang tempat. Tinja dan muntahan tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai dan air sumur. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian dapat menderita muntaber. Penularan langsung juga dapat terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk menyuap makanan. Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi makanan atau minuman tanpa memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber. Karenanya, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak-anak. Setelah terkontaminasi makanan yang mengandung bakteri, perut penderita terasa perih, nyeri, mual-mual hingga muntah, dan tak lama kemudian menderita muntaber. Nyeri di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, diikuti kekejangan otot yang serupa.
Suhu badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan. Setelah beberapa hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya mengalami kekurangan cairan tubuh atau lazim disebut dehidrasi.
d.      Tanda gejala Muntaber
Tanda gejala Muntaber adalah sebagai berikut :
1)      Sakit perut yang hebat
2)      Kembung pada perut, mual dan muntah-muntah
3)      Terjadi demam tinggi (yang bisa mencapai 38°C atau leih)
4)      Kepala terasa pusing dan berat
5)      Kurang atau hilangnya nafsu makan
6)      Lemas
7)      Elastisitas kulit menurun, bahkan halusinasi
e.       Pencegahan Muntaber
1)      Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup.
2)      Penggunaan air bersih untuk minum
3)      Mencuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum makan
4)      Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya
5)      Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar madi, WC, dan dapur
6)      Menjaga kebersihan peralatan makan
7)      Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
8)      Jika mempuyai bayi, maka berikan ASI Eksklusif sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol. 
f.       Penanganan Muntaber
1)      Minumlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam satu gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam.Ambil air masak satu gelas, lalu masukkan dua sendok gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2)      Penderita sebaikya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung.
3)      Memberikan makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber
4)      Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah.

B.     Kebidanan Komunitas
1.      Konsep dasar
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal dari kata dari “bidan” yang menururt kesepakatan WHO,ICM dan IFGO pada tahun 1993 mengatakan bahwa : bidan adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat izin melakukan praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan dengan batas-batas wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal dan berintereksi antara anggota satu dengan yang lainnya.(WHO, 1974)
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat diwilayah kerja tertentu.( Ratna Dewi, 2011)
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas.Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari sudut biologis.Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan  disekelilingnya.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita dalam keluarga dan masyarakat. Hubungan bidan dengan ibu dan anak balita cukup erat. Tugas bidan terutama adalah menolong ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Ibu sesuai fungsinya dalam keluarga lebih banyak memperhatikan masalah sosial keluarga termasuk kesehatan, sehingga ibu yang banyak memperhatikan kesehatan keluarga akan menghindari keluarga dari masalah kesehatan
Peningkatan kesehatan keluarga dapat mewujudkan lingkungan keluarga sehat dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat. Masalah kesehtan dapat timbul pada siapa saja baik keluarga miskin atau kaya. Faktor lain yang sangat penting mempengaruhi kesehatan keluarga adalah lingkungan. Keadaaan lingkungan yang tidak sehat seperti daerah kumuh cepat timbul masalah kesehatan, perilaku keluarga terhadap kesehatan juga mempengaruhi kehidupan mereka. Perilku ini erat hubungannya dengan adat budaya.( Ambarwati, 2011)
2.      Manajemen Kebidanan Komunitas
Strategi penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, meningkatan kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah disediakan oleh pemerintah, mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan kesehatan, mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yang sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat dan mengembangkan manajemen sumber daya yang dimiliki masyarakat secara terbuka( transparan).
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dengan demikian pergerakan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan bisa diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dilingkungannya, kemudain merencanakan dan melakukan cara pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari luar.
Pembinaan peran serta masyarakat adalah salah satu upaya pengembangan yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat melalui model persuasif dan dan tidak memerintah, untuk meningatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan mengoptimalkan kemampuan masyarakat dalan menentukan, merencanakan, memecahkan masalah. Pembianaan lokal merupakan serangkaian langkah yang diterapkan guna menggali, meningkatkan potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat.(Ambarwati, 2011).

C.    Konsep Keluarga
1.      Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakuka n interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yan dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.
2.      Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan yaitu sebagai berikut :
a.       Fungsi biologis
adalah fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga (Mubarak, dkk 2009).
b.      Fungsi psikologis
adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga (Mubarak, dkk 2009).
c.       Fungsi sosialisasi
adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya (Mubarak, dkk 2009). Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).
d.      Fungsi ekonomi
adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimana yang akan datang (Mubarak,dkk 2009). Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang, pangan dan papan (Setiawati, 2008).
e.       Fungsi pendidikan
adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya (Mubarak,dkk 2009).
3.      Tugas Kesehatan Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu sebagai berikut :
a.       Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan,karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atauorang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahanya.
b.      Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain di lingkungan tempat tinggalnya.
c.       Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
d.      Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.
e.       Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.
4.      Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem (Mubarak,dkk. 2009). Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran dalam situasi sosial tertentu (Mubarak,dkk. 2009). Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individudalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat (Setiadi, 2008).

Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelau psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

RT/RW            : 08/02                                     Tanggal           : 03/12/2015
Desa                : Blaru                                     Nama Pendata : Suryani
Kec/Kab          : Pati/Pati

A.    Data Umum
1.      Identifikasi Keluarga
Nama Istri                   : Ny. D                       Nama Suami    : Tn. S
Umur                           : 28 Tahun                               : 35 Tahun
Pendidikan                  : Diploma III                           : SMP
Pekerjaan                     : Swasta                                   : Swasta
Penghasilan/bulan       : ±1.000.000                            : ±1.000.000
Agama                         : Islam                                     : Islam
Alamat                                    : Desa Blaru RT 08 RW 02

Nama Anak     : An. Y
Umur/Tgl lahir: 3 thn
Nama Anak     : An. A                       
Umur/Tgl lahir: 6 bln
Nama Nenek               : Ny. T            Nama Suami    : Tn. SJ
Umur                           : 54 Tahun                               : 59 Tahun
Pendidikan                  : SD                                         : SD
Pekerjaan                     : IRT                                        : Supir
Penghasilan/bulan       : -                                             : ±500.000
Agama                         : Islam                                     : Islam
Alamat                                    : Desa Blaru RT 08 RW 02
Nama   Adik                : Tn. D
Umur                           : 25 tahun
Pendidikan                  : Diploma III
Pekerjaan                     : Swasta
Agama                         : Islam

2.      Status Perkawinan
a.       Status perkawinan             : Menikah
b.      Umur waktu menikah       : 24
c.       Lama                                 : 4 thn
d.      Perkawinan ke                   : 1
e.       Jumlah anak                      : 2

3.      Data anggota keluarga
No
Nama
Umur
L/P
Status
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Ket
1.
Tn. S
35 thn
L
KK
SMP
Swasta
Islam
-
2.
Ny. D
28 thn
P
Istri
DIII
Swasta
Islam
-
3.
An.Y
3 thn
L
Anak
Blm sekolah
-
Islam
-
4.
An. A
6 bln
P
Anak
Blm sekolah
-
Islam
-
5.
Tn. SJ
59 thn
L
Kakek
SD
Supir
Islam
-
6.
Ny. T
54 thn
P
Nenek
SD
IRT
Islam
-
7.
Tn. D
25 thn
L
Adik
DIII
Swasta
Islam
-

4.      Genogram      
 










1
 
Keterangan:
Oval: 2            : Ayah Tn. S

3
 
            : Ibu Tn. S
Oval: 4: Ayah Ny. D

5
 
            : Ibu Ny. D

6
 
            : Saudara laki-laki Tn. S
Oval: 7            : Tn. S

8
 
            : Ny. D

9
 
5-Point Star: 9            : Saudara laki-laki Ny. D
             : An. Y
Oval: 10            : An. A


5.      Data Kesehatan Keluarga dan Lingkungan
a.    Data kesehatan keluarga
NO
Nama
Status
Keadaan Kesehatan Sekarang
1.
Tn. S
KK
Ø  Bekerja Swasta
Ø  Saat ini Tn.S dalam kondisi sehat, umur 35 tahun.
Ø  Tidak ada keluhan fisik

2.
Ny. D
Istri
Ø  Ny.D melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyupu, mencuci dan bekerja swasta
Ø  Saat ini Ny.D dalam kondisi sehat, umur 28 tahun
3.
An.Y





Anak
Ø  Saat ini berusia 3 tahun dan sudah 3 hari ini sakit muntaber , ia muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan.
Ø  An. Y pernah sakit batuk dan flu.
Ø  An. Y saat kecil diberi makan MPASI sejak berumur >6 bulan.
4.
An. A
Anak
Ø  An. A saat ini berusia 6 bulan dan saat ini dalam kondisi sehat
Ø  An. A belum pernah sakit
Ø  An. A hanya minum ASI Eksklusif
5.
Tn. SJ
Kakek
Ø  Bekerja sebagai supir
Ø  Saat ini Tn. S dalam kondisi sehat, umur 59 tahun.
Ø  Tidak ada keluhan fisik
6.
Ny. T
Nenek
Ø  Ny.T  melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu, mencuci, dll.
Ø  Saat ini Ny.T dalam kondisi sehat, umur 54 tahun
7.
Tn. D
Adik
Ø  Bekerja swasta
Ø  Saat ini Tn. D dalam kondisi sehat, umur 25 tahun.
Ø  Tidak ada keluhan fisik

b.    Data Kesehatan Lingkungan
Status rumah milik sendiri, jenis rumah permanen, ventilasi cukup, cahaya cukup, lantai keramik, pembuangan sampah dilakukan secara tertutup, mereka minum dari air galon. Tempat penyimpanan air tertutup, pengurasannya setiap 3-7 hari sekali, mereka mempunyai WC sendiri yang cukup bersih di dalam rumah.
c.    Sarana Pelayanan Kesehatan
Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan sekitar 1-5 km, jenis pelayanan yang ada posyandu, bidan desa, klinik. Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga mencari pertolongan di tenaga kesehatan. Sarana komunikasi yang ada handphone dan TV. Sarana transportasi yang ada adalah kendaraan bermotor milik sendiri. 
B.     Data Khusus
1.      Balita
a.       Riwayat kesehatan sekarang
Orang tua mengatakan bahwa saat ini anaknya sedang sakit muntaber, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan.

b.      Riwayat kesehatan yang lalu
Orang tua mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.

c.       Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala dada berdebar-debar, keluar keringat dingin, sesak napas, batuk berkepanjangan lebih dari 2 hari.

d.      Riwayat prenatal & perinatal
Masa kehamilan:  40 minggu
Jenis persalinan: Spontan
Penolong: Bidan
Komplikasi: Tidak ada
Keadaan Bayi baru lahir: Sehat
BB/PB lahir: 2500 gram/49 cm

e.       Riwayat pemberian makan
ASI Eksklusif: ya, lama pemberian 6 bulan.
PASI sejak umur >6 bulan, Jenis pisang dan bubur
Makanan tambahan sejak umur 9 bulan, jenis bubur, keluhan tidak ada

f.       Status kesehatan sekarang
1.      Riwayat alergi:
Jenis makanan: tidak alergi makanan
Debu               : tidak alergi debu
Obat                : tidak alergi obat
2.      Imunisasi dasar: lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, Campak)
3.      Riwayat penyakit lalu: Orang tua mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.

g.      Pemeriksaan
1.      Pemeriksaan Umum
a)      Keadaan umum : cukup baik
b)      Kesadaran : Composmentis
c)      Status emosional : stabil
d)     Tanda vital :                     
Nadi : 90 x/menit                          BB : 13 kg
RR : 24 x/menit                             TB : 95 cm
Suhu : 370C                                  
e)      Status present :
Ø  Kepala
1)      Rambut    :    bersih, warna hitam, pendek, tidak rontok dan tidak berketombe
2)      Wajah       :    bersih, tidak oedem, agak pucat
3)      Mata         :    Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung
4)      Hidung     :    bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
5)      Telinga     :    simetris, bersih, tidak ada serumen
6)      Mulut       :    bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal
7)      Leher        :    tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
Ø Dada               : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Ø  Abdomen        : perut datar, tidak kembung, dicubit cepat kembali
Ø  Genetalia         : testis sudah turun
Ø  Anus                : normal, tidak ada kelainan
Ø  Ekstremitas :
1)      Atas : normal, tidak ada kelainan, jari lengkap, tidak polidaktil, tidak sindaktil
2)      Bawah : normal, tidak ada kelainan, jari lengkap, tidak sindaktil, tidak polidaktil.

h.      Tipologi Keluarga
Keluarga Tn. S adalah termasuk tipe keluarga extended, karena didalam keluarga terdapat suami, istri, anak, kakek, nenek, adik. Bila dalam keluarga ada masalah keluarga/ individu, keluarga Tn. S selalu memusyawarahkan dengan anggota keluarga, yaitu dengan kesepakatan bersama. Keluarga Tn. S selalu periksa ke tenaga kesehatan apabila ada anggota keluarga yang sakit.
i.        Pola pengambilan keputusan
Didalam satu keluarga apabila ada masalah, diselesaikan secara musyawarah dan hasil dari musyawarah tersebut diputuskan oleh kepala keluarga yaitu Tn. S. Keluarga melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengatasi masalah yang dialami oleh keluarga.
j.        Sarana Pelayanan Kesehatan
Jarak rumah ke pelayanan kesehatan 1-5 km, jenis pelayanan kesehatan yang ada diantaranya BPS, PKD dan Klinik. Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. Sarana komunikasi yang ada yaitu TV dan handphone, sedangkan alat transportasinya mempunyai kendaraan bermotor.
k.      Data Sosial Budaya
Keluarga Tn. S masih percaya dengan kebiasaan-kebiasaan adat jawa seperti mitoni, dan selapanan. Hubungan antar anggota keluarga Tn. S, harmonis, saling membantu, saling menghargai, dan tidak ada konflik antar anggota keluarga. Hubungan keluarga Tn. S dengan tetangga/ lingkungan sekitar juga harmonis, saling membantu, saling menghargai dan tidak ada konflik antar tetangga.
l.        Potensi keluarga dalam memenuhi pelayanan kesehatan
Dalam keluarga Tn. S, upaya yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit adalah dengan membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga kesehatan.
m.    Informasi dari tenaga kesehatan
Keluarga mengatakan pernah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan seperti dokter saat memeriksakan anaknya dan dari bidan saat posyandu.
2.      Resume Kasus
Dalam keluarga Tn S terdapat balita yang sedang sakit muntaber. Keluarga sudah memeriksakan An. Y ke dokter dan sudah diberi obat, dokter mengatakan An. Y menderita penyakit muntaber. Berdasarkan keterangan keluarga, An. Y sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair. Keluarga mengatakan belum tahu penyebab dan cara pencegahan muntaber. Keluarga juga mengatakan rajin ke posyandu 1 bulan sekali dan belum pernah melakukan pemeriksaan tumbuh kembang. An. Y diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, dan diberi PASI saat umur > 6 bulan, saat umur 9 bulan An. Y diberi makanan tambahan seperti nasi, bubur, dll. Keluarga megatakan An. Y sudah diberi imunisasi lengkap yaitu HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.
Dalam keluarga Tn. S, upaya yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit adalah dengan membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga kesehatan. Hubungan antar anggota keluarga Tn. S, harmonis, saling membantu, saling menghargai, dan tidak ada konflik antar anggota keluarga. Hubungan keluarga Tn. S dengan tetangga/ lingkungan sekitar juga harmonis, saling membantu, saling menghargai dan tidak ada konflik antar tetangga.

C.    Analisa Data dan Penentuan Masalah
DATA
MASALAH KESEHATAN
An. Y umur 3 tahun dengan muntaber
DS:
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan.
-          Ayah An. Y mengatakan sudah memeriksakan anaknya ke dokter.
-          Ayah An. Y mengatakan belum tahu penyebab anaknya terkena muntaber dan kurang tahu tentang penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke dokter, ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya kalau makan jarang cuci tangan.
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.)
DO:
-          Keadaan umum: cukup baik
-          Kesadaran : Composmentis               
-          Nadi : 90 x/menit
-          RR : 24 x/menit                                  
-          Suhu : 370 C   
-          BB : 13 kg                              
-          TB : 95 cm                 
-          Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat
-          Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung
-          Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
-          Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
-          Mulut  : bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal
-          Leher   : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
-          Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
-          Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit cepat kembali
Balita dengan muntaber

D.    Diagnosa Potensial
Dehidrasi

E.     Anticipatory
Antisipasi yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang muntaber pada keluarga meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, akibat bahaya, pencegahan dan penanganan muntaber sehingga keluarga dapat mengetahui tentang penyakit muntaber dan mengetahui cara merawat anak yang terkena muntaber, mengajarkan cara membuat larutan gula garam (oralit), dan meminta keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan yang cukup bagi An. Y agar tidak dehidrasi akibat sering muntah dan diare yang dialami dengan memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung serta memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam. Selain itu, meminta keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter serta menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

BAB IV
PERENCANAAN
Hari/ tanggal/ jam
Diagnosa Kebidanan
Tujuan
Sasaran
Perencanaan
Evaluasi
Kamis, 03 Desember 2015
Jam 09.00 WIB



An. Y umur 3 tahun dengan Muntaber
DS:
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan
-          Ayah An. Y mengatakan sudah memeriksakan anaknya ke dokter.
-          Ayah An. Y mengatakan belum tahu penyebab & bahaya penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke dokter, ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya kalau makan jarang cuci tangan
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.)
DO:
-          Keadaan umum: cukup baik
-          Kesadaran : Composmentis
-          Nadi : 90 x/menit
-          RR : 24 x/menit
-          Suhu : 370 C
-          BB : 13 kg
-          TB : 95 cm
-          Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat
-          Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung
-          Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
-          Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
-          Mulut: bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal
-          Leher: tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
-          Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
-          Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit cepat kembali
Setelah dilakukan  kunjungan selama 30 menit diharapkan:
a.       Kondisi An. Y dalam batas normal :
1.      TTV:
a)      KU: baik
b)      N: 80-90x/menit
c)      S: 36,50C – 37,50 C
d)     RR: 20 -24x/menit
2.      Fisik: Status present dalam batas normal

b.      Keluarga mematuhi perintah dokter dalam pemberian obat pada An. Y


c.       Keluarga mengetahui tentang penyebab, bahaya, pencegahan dan penanganan penyakit muntaber

d.      Keluarga mampu merawat An. Y yang sedang sakit dengan memenuhi kebutuhan makanan dan cairan selama An. Y sakit








e.       Keluarga mampu mencegah anggota keluarga lain agar tidak terkena muntaber
Balita dan keluarga
1.      Lakukan Anamnesa

2.      Lakukan Pemeriksaan TTV

3.      Lakukan Pemeriksaan Fisik dan obstetri







4.      Anjurkan keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter

5.      Berikan KIE Muntaber dan ajarkan cara membuat larutan gula garam

6.      Anjurkan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dengan memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung serta memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam

7.      Anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar
S:
-          Keluarga mengetahui penyebab, bahaya, pencegahan dan penanganan muntaber
-          Keluarga mampu merawat An. Y yang sedang sakit dengan memenuhi kebutuhan makanan dan cairan selama An. Y sakit

O:
-          Keadaan umum: baik
-          Kesadaran : Composmentis
-          Nadi : 80 x/menit
-          RR : 20 x/menit
-          Suhu : 36,80 C
-          BB : 13 kg
-          TB : 95 cm
-          Wajah : bersih, tidak oedem
-          Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung
-          Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
-          Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
-          Mulut: bibir lembab, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal
-          Leher: tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
-          Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
-          Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit cepat kembali










PELAKSANAAN
Hari/tgl/jam
Diagnosa kebidanan

Pelaksanaan

Evaluasi
Tanda Tangan
Kamis, 3 Desember 2015 Jam 09.10 WIB
























































Minggu, 6 Desember 2015 Jam 08.45 WIB











An. Y umur 3 tahun dengan Muntaber

1.      Melakukan anamnesa























2.      Lakukan Pemeriksaan TTV








3.      Lakukan Pemeriksaan Fisik dan obstetri



















4.      Menganjurkan keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter


5.      Memberikan KIE tentang Muntaber dan mengajarkan cara membuat larutan gula garam








6.      Menganjurkan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dengan memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung serta memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam

7.      Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar


DS:
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan
-          Ayah An. Y mengatakan sudah memeriksakan anaknya ke dokter.
-          Ayah An. Y mengatakan belum tahu penyebab & bahaya penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke dokter, ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya kalau makan jarang cuci tangan
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.)
DO: -

DS: -
DO:
-          KU: cukup baik
-          N: 90X/menit
-          S: 370 C
-          RR: 24x/menit
-          BB: 13 Kg
-          TB: 95 cm

DS: -
DO:
-          Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat
-          Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung
-          Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
-          Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
-          Mulut: bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal
-          Leher: tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
-          Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
-          Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit mudah kembali

DS: Ayah An. Y mengatakan akan selalu memastikan anaknya meminum obat dari dokter agar cepat sembuh
DO: -

DS:
-          Keluarga bersedia diberi KIE
-          Keluarga mengatakan keadaan An. Y sudah lebih baik sekarang karena sudah tidak muntah lagi tapi masih BAB cair 
DO:
-          Ayah An. Y memperhatikan saat diberi penjelasan
-          Nenek An . Y mengangguk-angguk saat diberi penjelasan

DS: Ayah An. Y mengatakan anaknya susah kalau dibujuk untuk makan
DO: -






DS: Keluarga bersedia lebih menjaga kebersihan lagi mulai dari sekarang karena khawatir anaknya yang lain akan terkena muntaber juga
DO: -



CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tgl/jam
Diagnosa kebidanan
Hasil
Tanda tangan
S
O
A
P
Kamis, 3 Desember 2015
Jam 09.30 WIB


































Minggu, 6 Desember 2015
Jam 09.20 WIB









 

Jum’at, 18 Desember 2015
Jam 15.30 WIB















Rabu, 23 Desember 2015
Jam 08.30 WIB



An. Y umur 3 tahun dengan Muntaber



































An. Y umur 3 tahun dengan Muntaber












An. Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
















An. Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan
-          Ayah An. Y mengatakan sudah memeriksakan anaknya ke dokter.
-          Ayah An. Y mengatakan belum tahu penyebab & bahaya penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke dokter, ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya kalau makan jarang cuci tangan
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.
-          Ayah An. Y mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.)
-          Ayah An. Y mengatakan akan selalu memastikan anaknya meminum obat dari dokter agar cepat sembuh


-          Keluarga bersedia diberi KIE
-          Keluarga mengatakan keadaan An. Y sudah lebih baik sekarang karena sudah tidak muntah lagi tapi masih BAB cair 
-          Ayah An. Y mengatakan anaknya susah kalau dibujuk untuk makan
-          Keluarga bersedia lebih menjaga kebersihan lagi mulai dari sekarang karena khawatir anaknya yang lain akan terkena muntaber juga

-          Ibu An. Y mengatakan anaknya sudah tidak muntah dan tidak BAB cair lagi
-          Ibu An. Y mengatakan anaknya sudah tidak sakit lagi bahkan sudah bermain sepeda dengan teman-temannya.
-          Ibu An. Y mengatakan anaknya sudah tidak malas makan lagi










-          Nenek An. Y mengatakan An. Y sudah sehat dan sudah rajin makan serta tidak muntah maupun diare lagi
-          Nenek An. Y mengatakan sudah menjaga kebersihan dengan baik dan setiap mau makan selalu menyuruh An. Y untuk cuci tangan

-          KU: cukup baik
-          N: 90X/menit
-          S: 370 C
-          RR: 24x/menit
-          BB: 13 Kg
-          TB: 95 cm
-          Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat
-          Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung
-          Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
-          Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
-          Mulut: bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal
-          Leher: tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
-          Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
-          Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit mudah kembali

-          Ayah An. Y memperhatikan saat diberi penjelasan
-          Nenek An . Y mengangguk-angguk saat diberi penjelasan









-          KU: baik
-          Kesadaran: composmentis
-          N: 85x/menit
-          S: 36,60 C
-          RR: 22x/menit
-          BB: 12 Kg
-          Wajah: bersih, tidak pucat, tidak oedem
-          Mulut: bibir merah muda, tidak sariawan
-          Perut: perut datar, tidak kembung, dicubit mudah kembali
-          Hasil KPSP: nilai 9 (perkembangan anak sesuai tahap perkembangannya)

-          S: 36,80 C
-          N: 84x/menit
-          RR: 22x/menit
-          Wajah: bersih, tidak pucat, tidak oedem
-          Mulut: bibir merah muda, tidak sariawan
-          Perut: perut datar, tidak kembung, dicubit mudah kembali
An. Y umur 3 tahun dengan Muntaber



































An. Y umur 3 tahun dengan Muntaber












An. Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
















An. Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
-          Berikan KIE tentang muntaber
-          Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
-          Anjurkan keluarga lebih menjaga kebersihan


























-          Penuhi Kebutuhan cairan dan nutrisi
-          Lakukan penimbangan BB dan pemberian makanan tambahan
-          Lakukan KPSP



-          Lakukan kunjungan ulang beberapa hari lagi















-          Anjurkan keluarga selalu menjaga kebersihan



BAB V
PEMBAHASAN
Diagnosa Kebidanan
An. Y umur 3 tahun sudah tiga hari ini mengalami penyakit muntaber. Keluarga sudah memeriksakan An. Y ke dokter dan sudah diberi obat, dokter mengatakan An. Y menderita penyakit muntaber. Berdasarkan keterangan keluarga, An. Y sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair. An. Y muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan. Keluarga mengatakan belum tahu penyebab dan cara pencegahan muntaber. Keluarga mengatakan bahwa An. Y kalau makan jarang cuci tangan dan An. Y pernah sakit batuk, flu dan demam. Keluarga juga mengatakan rajin ke posyandu 1 bulan sekali dan belum pernah melakukan pemeriksaan tumbuh kembang. An. Y diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, dan diberi PASI saat umur > 6 bulan, saat umur 9 bulan An. Y diberi makanan tambahan seperti nasi, bubur, dll. Keluarga megatakan An. Y sudah diberi imunisasi lengkap yaitu HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil: Keadaan umum: cukup baik, Kesadaran : Composmentis, Nadi : 90 x/menit, RR : 24 x/menit, Suhu : 370 C, BB : 13 kg, TB : 95 cm, Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat, Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung, Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, Mulut: bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal, Leher            : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis, Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit cepat kembali.
Oleh karena itu, dilakukan asuhan kebidanan keluarga dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang muntaber pada keluarga meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, akibat bahaya, pencegahan dan penanganan muntaber sehingga keluarga dapat mengetahui tentang penyakit muntaber dan mengetahui cara merawat anak yang terkena muntaber, mengajarkan cara membuat larutan gula garam (oralit), dan meminta keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan yang cukup bagi An. Y agar tidak dehidrasi akibat sering muntah dan diare yang dialami dengan memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung serta memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam. Selain itu juga meminta keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter serta menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga, kondisi An. Y berangsur-angsur membaik. Keluarga sudah mengetahui tentang penyakit muntaber dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan dalam merawat An. Y yang terkena muntaber dan bersedia lebih menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Dari awal mendata sampai memberikan asuhan kebidanan keluarga, petugas tidak menemui hambatan apapun, karena keluarga merasa senang dan antusias atas asuhan yang diberikan. Keluarga menyambut baik usaha petugas dalam memberikan asuhan sehingga keluarga dapat mengetahui cara mencegah dan menangani penyakit muntaber agar tidak ada anggota keluarga lain terkena penyakit ini.










BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. An. Y umur 3 tahun sudah tiga hari ini mengalami penyakit muntaber. Keluarga sudah memeriksakan An. Y ke dokter dan sudah diberi obat. Berdasarkan keterangan keluarga, An. Y sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair. An. Y muntah 2x sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan. Keluarga mengatakan belum tahu penyebab dan cara pencegahan muntaber. Keluarga mengatakan bahwa An. Y kalau makan jarang cuci tangan dan An. Y pernah sakit batuk, flu dan demam. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil: Keadaan umum: cukup baik, Kesadaran : Composmentis, Nadi : 90 x/menit, RR : 24 x/menit, Suhu : 370 C, BB : 13 kg, TB : 95 cm, Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat, Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung, Mulut: bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,  tidak ada sariawan, palatum normal, Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit cepat kembali.
Oleh karena itu, dilakukan asuhan kebidanan keluarga dengan memberikan penyuluhan tentang muntaber, mengajarkan cara membuat larutan gula garam (oralit), meminta keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan yang cukup bagi An. Y dengan memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung, memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam, meminta keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter, serta menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga, kondisi An. Y berangsur-angsur membaik. Keluarga sudah mengetahui tentang penyakit muntaber dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan dalam merawat An. Y yang terkena muntaber dan bersedia lebih menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Dari awal mendata sampai memberikan asuhan kebidanan keluarga, petugas tidak menemui hambatan apapun, karena keluarga merasa senang dan antusias atas asuhan yang diberikan.

B.     Saran
a.       Sebaiknya keluarga lebih menjaga kebersihan rumah, terutama kamar mandi, WC, dan dapur, peralatan makan, serta mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
b.      Sebaiknya orang tua membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB karena penularan langsung penyakit muntaber dapat terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk makan. Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan.
c.       Sebaiknya berikan anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan. Karena diare sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare sehingga imunisasi campak dapat mencegah terjadinya diare yang lebih parah lagi (Depkes, 2010).















DAFTAR PUSTAKA



 
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Prasetyani‚Eka. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta: Nuha Medika.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sudarti dan Endang khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan           : Penyakit Pada Balita
Sub Pokok Bahasan    : Muntaber pada Balita
Sasaran                        : Keluarga Tn. S
Waktu                          : 30 menit
Tempat                        : Rumah Keluarga Tn S di RT 08/RW II, Desa Blaru
Penyuluh                     : Anys

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang muntaber selama 30 menit, diharapkan orang tua dapat memahami tentang penyakit muntaber.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan audiens dapat :
1)      Menjelaskan pengertian muntaber
2)      Menjelaskan penyebab muntaber
3)      Menjelaskan tanda gejala muntaber
4)      Menjelaskan akibat muntaber
5)      Menjelaskan pencegahan muntaber
6)      Menjelaskan penanganan muntaber

3. Materi
1)      Pengertian muntaber
2)      Penyebab muntaber
3)      Tanda gejala muntaber
4)      Akibat muntaber
5)      Pencegahan muntaber
6)      Penanganan muntaber

4. Kegiatan Penyuluhan
No
Tahap
Waktu
Kegiatan
Penyuluhan
Audiens
1.
Pembukaan
5 menit
a.    Mengucapkan salam
b.    Memperkenalkan diri
c.    Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
Menjawabsalam,
Mendengarkan, Memperhatikan.

2.
Pelaksanaan
20 menit
a.       Menjelaskan pengertian muntaber
b.      Menjelaskan penyebab untaber
c.       Menjelaskan tanda gejala muntaber
d.      Menjelaskan akibat muntaber
e.       Menjelaskan pencegahan muntaber
f.       Menjelaskan penanganan muntaber
g.      Memberi kesempatan kepada audiens untuk bertanya
h.      Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh audiens
Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Memperhatikan

Mendengarkan

Mendengarkan

Bertanya


Mendengarkan

3.
Penutup
5 menit
a.       Menyimpulkan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
b.      Salam penutup.
Memperhatikan


Menjawab Salam

5. Media
     1. Leaflat
     2. Materi
6. Metode
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
7. Evaluasi

No.

Hal Yang Dinilai

Keterangan

Hasil
1.
Input
a.       Sasaran
b.      Media


a.   Berapa jumlah audiens yang hadir?

b.   Apakah media sudah sesuai dan menarik

a.   Anggota keluagga Tn. S hadir 95%
b.   Sesuai, Menarik
2.
Proses
a.       Keaktifan peserta
b.      Penyampaian materi
a.   Apakah peserta aktif bertanya?
b.   Apakah penyampaian materi sudah jelas?
a.   Cukup Aktif

b.   Cukup Jelas
3.
Output
Penerimaan materi yang disampaikan
Memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang disampaikan
Empat pertanyaan dapat dijawab

8.   Daftar Pustaka
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Sudarti dan Endang khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika


Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Kelly Paula, M.D. Bayi Anda Tahun Pertama, Jakarta : Arca

9.   Lampiran
a.       Leaflat
b.      Materi


Lampiran

MATERI PENYULUHAN

A.    Pengertian Muntaber
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan dimana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.

B.  Penyebab Muntaber
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber. Selain itu,  juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat berkisar antara 4 – 30 jam.
 Jadi, penyebab muntaber adalah:
1.      Adanya peradangan pada usus yang disebabkan oleh bakteri atau parasit lain seperti protozoa, cacing, dan jamur.
2.      Keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bahan kimia atau bakteri.
3.      Akibat lingkungan hidup yang kurang bersih dan makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
4.      Disebabkan oleh suatu virus yang dinamakan Vibrio parahaemolyticus.

C.    Cara Penularan Muntaber
Cara penularan muntaber adalah melalui infeksi kuman penyebab, terjadi bila mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan penderita muntaber. Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita atau pembawa kuman (carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang tempat. Tinja dan muntahan tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai dan air sumur.
Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian dapat menderita muntaber. Penularan langsung juga dapat terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk menyuap makanan. Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi makanan atau minuman tanpa memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber. Karenanya, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak-anak.
Setelah terkontaminasi makanan yang mengandung bakteri, perut penderita terasa perih, nyeri, mual-mual hingga muntah, dan tak lama kemudian menderita muntaber. Nyeri di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, diikuti kekejangan otot yang serupa. Suhu badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan. Setelah beberapa hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya mengalami kekurangan cairan tubuh atau lazim disebut dehidrasi.

D.  Tanda Gejala Muntaber
Tanda gejala Muntaber adalah sebagai berikut :
1.      Perut terasa sakit dan kembung
2.      Mual dan muntah
3.      Kepala terasa pusing dan berat
4.      Terjadi demam tinggi (yang bisa mencapai 38°C atau lebih)
5.      Nafsu makan berkurang
6.      Lemas




E. Akibat Muntaber
1.      Suhu badan penderita biasanya menaik tajam
2.      Kurang nafsu makan
3.      Kerusakan pada lapisan saluran pencernaan mengakibatkan terjadi perdarahan yang keluar bersamaan dengan kotoran
4.      Kondisi penderita melemah
5.      Kehilangan cairan yang terlalu cepat, terutama pada anak-anak sehingga menyebabkan dehidrasi.
6.      Dapat menyebabkan syok bahkan kematian bila penderita tidak segera ditolong.

F.     Pencegahan Muntaber
1.      Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup.
2.      Penggunaan air bersih untuk minum
3.      Mencuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum makan
4.      Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya
5.      Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar madi, WC, dan dapur
6.      Menjaga kebersihan peralatan makan
7.      Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
8.      Jika mempuyai bayi, maka berikan ASI Eksklusif sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol. 

G.    Penanganan Muntaber
1.      Minumlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam satu gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam.Ambil air masak satu gelas, lalu masukkan dua sendok gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2.      Penderita sebaikya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung.
3.      Memberikan makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber
4.      Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah.