Thursday 7 November 2013

Makalah Konsep Sakit

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika kita membicarakan mengenai arti sakit tentunya dalam benak kita bahwasannya hal tersebut adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun gangguan terhadap keseluruhan fungsi itu sendiri.
Konsep sakit adalah konsep yang kompleks dan multi interpretasi, banyak faktor yang mempengaruhi kondisi sakit. Setiap individu, keluarga, masyarakat maupun profesi kesehatan mengartikan sakit secara berbeda tergantung paradigmanya. Kemampuan kognitif akan membentuk cara berpikir seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berkaitan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan dan penyakit yang dimilikinya untuk menjaga kesehatan sendiri.
Konsep sakit ini penting diketahui agar ketika kita merasakan tanda sakit atau kurang sehat, maka kita bisa segera mendatangi tenaga kesehatan untuk memeriksakan status kesehatan kita. Bila memang sakit, maka kita akan segera mendapatkan pengobatan yang tepat dari ahlinya. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “KONSEP SAKIT”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sakit?
2. Apa saja ciri-ciri orang sakit?
3. Bagaimana tahapan sakit?
4. Apa penyebab sakit menurut masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sakit.
2. Untuk mengetahui ciri – ciri orang sakit.
3. Untuk mengetahui tahapan sakit.
4. Untuk mengetahui penyebab sakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Sakit
Berikut beberapa konsep sakit maupun definisi dari sakit itu sendiri.
1. Sakit adalah suatu gangguan kesehatan yang menyebabkan aktivitas kerja (kegiatan) terganggu.
2. Definisi Sakit Menurut UU No.23, (1992) adalah jika seseorang menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatan lainnya terganggu.
3. Kriteria sakit menurut Bauman, 1985 terdiri dari 3 bagian penting yaitu : adanya gejala, persepsi tentang keadaan yang dirasakan, kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
Beberapa definisi sakit ,antara lain:
a. Pepkin's
Suatu kedaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, maupun rohani maupun sosial
b. Kleinman
Gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan psikofisiologis pada seseorang
c. Parson
Ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia termasuk sejumlah sistem biologis dan kondisi penyesuaian
d. Oxford English Dictionary
Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.
e. Zaidin Ali
Keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktivitas dan kemandirian indivisu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
B. Ciri-ciri Sakit
Ciri- ciri sakit:
1. Suhu abnormal yaitu > 38°C.
2. Tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan tidak semangat dalam melakukan segala aktifitas.
3. Wajahnya pucat dan tubuh terasa nyeri.
4. Adanya gangguan fisik, psikis, maupun sosial.
5. Selalu berfikir bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri).
Pada penelitian Penggunaan Pelayanan Kesehatan Di Provinsi Kalimantan Timur dan Nusa Tenggara Barat (1990), hasil diskusi kelompok di Kalimantan Timur menunjukkan bahwa anak dinyatakan sakit jika menangis terus, badan berkeringat, tidak mau makan, tidak mau tidur, rewel, kurus kering. Bagi orang dewasa, seseorang dinyatakan sakit kalau sudah tidak bisa bekerja, tidak bisa berjalan, tidak enak badan, panas dingin, pusing, lemas, kurang darah, batuk-batuk, mual, diare.
Sedangkan hasil diskusi kelompok di Nusa Tenggara Barat menunjukkan bahwa anak sakit dilihat dari keadaan fisik tubuh dan tingkah lakunya yaitu jika menunjukkan gejala misalnya panas, batuk pilek, mencret, muntah-muntah, gatal, luka, gigi bengkak, badan kuning, kaki dan perut bengkak. Seorang pengobat tradisional yang juga menerima pandangan kedokteran modern, mempunyai pengetahuan yang menarik mengenai masalah sakit. Baginya, arti sakit adalah sebagai berikut: sakit badaniah berarti ada tanda-tanda penyakit di badannya seperti panas tinggi, penglihatan lemah, tidak kuat bekerja, sulit makan, tidur terganggu, dan badan lemah atau sakit, maunya tiduran atau istirahat saja. Pada penyakit batin tidak ada tanda-tanda di badannya, tetapi bisa diketahui dengan menanyakan pada yang gaib. Pada orang yang sehat, gerakannya lincah, kuat bekerja, suhu badan normal, makan dan tidur normal, penglihatan terang, sorot mata cerah, tidak mengeluh lesu, lemah, atau sakit-sakit badan.
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu :
1. Karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia
2. Makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin.
3. Supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain.). Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan. Untuk penyebab sakit yang ke tiga harus dimintakan bantuan dukun,kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit.
C. Tahapan Sakit
1. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanyan perasaan tidak nyaman terhadap dirinya, seperti rasa nyeri, panas dll sebagai manifestasi terjadinya ketidak seimbangan dalam tubuh.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Tahap seseorang melakukan interprestasi terhadap sakitnya, kemudian berespon dalam bentuk emosi terhadap gejala tersebut, seperti merasakan ketakutan, kecemasan – konsultasi dengan orang yang dianggap lebih tahu atau pelayan kesehatan.
3. Tahap kontak dengan pelayan kesehatan
Tahap dimana seseorang telah mengadakan hubungan dengan yankes, meminta nasihat dari profesi kesehatan seperti dokter, perawat yang dilakukan atas inisiatif sendiri, untuk mencari pembenaran tentang sakitnya. Jika ternyata tidak lagi ditemukan gejala yang ada, maka klien mengaggap dirinya sembuh, namun bila gejala tersebut muncul kembali, maka dirinya akan datang ke yankes kembali.
4. Tahap ketergantungan
Tahap dimana seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang akan mendapat bantuan pengobatan juga kondisi seseorang sudah mulai tergantung, tetapi tidak semua orang mempunyai tingkat katergantungan yang sama, melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhannya juga penyakitnya. Tahapan ini dapat dilakukan dengan pengkajian kebutuhan terhadap ketergantungan dan diberi support agar seseorang mengalami kemandirian.
5. Tahap penyembuhan
Merupakan tahap akhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi kembali dengan lingkungan atau dari sakit-sehat, persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan social. Peran tenaga kesehatan disini adalah membantu klien untuk meningkatkan kemandirian serta memberikan harapan dan kehidupan menuju kesejahteraan.
D. Penyebab Sakit Menurut Masyarakat
Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik danPersonalistik. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidakseimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan.
Konsep sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari seperti halnya orang yang sehat.
Konsep Personalistik menganggap munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat), atau makhluk manusia (tukang sihir, tukang tenung).
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit
Perilaku sakit merupakan perilaku orang yang sedang sakit meliputi cara seseorang memantau tubuhnya, memahami gejala yang dialami, dan melakukan upaya penyembuhan dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit meliputi :
a. Faktor Internal
1. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari.
Misal: Tukang Kayu yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan segera mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.
2. Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik biasanya berlangsung lama (>6 bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi rencana terapi yang ada.
b. Faktor Eksternal
1. Gejala yang Dapat Dilihat
Gejala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit.
Misalnya: orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
2. Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya benjolan pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka mendisukusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny. A mungkin akan mendorong mencari pengobatan untuk menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dokter.
3. Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.
4. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
5. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan kesehatan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Demikian pula beberapa klien enggan mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan prosedur yang rumit.
6. Dukungan sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan. Di institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan (aerobik, senam). Juga menyediakan fasilitas olahraga seperti, kolam renang, lapangan bola basket, lapangan sepak bola, dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sakit adalah suatu gangguan kesehatan yang menyebabkan aktivitas kerja (kegiatan) terganggu. Adapun ciri- ciri sakit antara lain: suhu abnormal yaitu > 38°C, tubuhnya lemas, lunglai, letih, dan tidak semangat dalam melakukan segala aktifitas, wajahnya pucat dan tubuh terasa nyeri, adanya gangguan fisik, psikis, maupun social, dan selalu berfikir bahwa dirinya sakit (sugesti dalam dirinya sendiri).
B. Saran
a. Diri Sendiri
Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit berfikirlah yang positif, karena keadaan sakit dimulai dengan keadaan jasmani, rohani dan sosial yang kurang baik. Sakit bukan saja karena faktor alam tetapi faktor dari alam bawah sadar kita.
b. Tenaga Kesehatan
Sebaiknya tenaga kesehatan lebih menjaga kebersihan alat-alat medis agar tidak ada pasien yang tertular penyakit dari pasien sebelumya.
c. Masyarakat
Masyarakat sebaiknya menjaga lingkungan tetap bersih karena lingkungan yang bersih saja belum tentu bebas dari penyakit apalagi lingkungan yang kotor.
DAFTAR PUSTAKA
Uliyah, Musrifatul, dkk. 2012. Ketrampilan Dasar Kebidanan I. Surabaya: Health Books Publising.
http://midewifelisna.blogspot.com/2012/10/makalah-konsep-sehat-sakit.html
http://wacanakampusstikper.blogspot.com/2013/04/makalah-konsep-sehat-sakit-dan-penyakit_4.html
http://ryamarya.blogspot.com/2013/03/makalah-sehat-sakit-masyarakat.html
http://rizmaazizah.blogspot.com/2012/10/makalah-konsep-sehat-sakit-dan penyakit.html
http://hamizann.blogspot.com/2013/06/konsep-sehat-sakit.html

Makalah Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian yang menjadi satu kesatuan. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan, payudara, system endokrin, system kekebalan, system perkemihan.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tak begitu nyaman dirasakan. Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap normal.
Perubahan anatomi dan adaptasi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai. Oleh karena itu, penukis membuat makalah dengan judul “Perubahan Anatomi Dan Adaptasi Fisiologi Ibu Hamil Yang Meliputi Sistem Reproduksi, Payudara, Sistem Endokrin, Sistem Kekebalan, Dan Sistem Perkemihan”.
B. Rumusan Masalah
Apa saja perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan dan sistem perkemihan?
C. Tujuan
Mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan dan sistem perkemihan.
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil yang meliputi Sistem Reproduksi, Payudara, Sistem Endokrin, Sistem Kekebalan dan Sistem Perkemihan.
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Ibu hamil mengalami perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi, pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, system endokrin, system kekebalan, dan system perkemihan. Perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut akan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil,setelah proses persalinan dan menyusui selesai.
A. Sistem Reproduksi
1. Trimester I
a. Uterus
Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck.
Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.
b. Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.
d. Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.
2. Trimester II
a. Uterus
Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:
1. Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga pelvis.
2. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
3. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri
Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat.
b. Serviks
Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang di sebut tanda Chandwick.
c. Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm)
d. Vagina dan vulva
Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.
3. Trimester III
a. Uterus
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
b. Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
c. Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di ambil alih oleh plasenta.
d. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick.
B. Payudara
1. Trimester I
Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesteron dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus,sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang mungul diareola primer dan disebut tuberkel Montgomery. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongsti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
2. Trimester II
Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan. Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena dipengaruhi oleh kelenjar mamae.
3. Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.
C. Sistem Endokrin
1. Trimester I
Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Berikut perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan ( dan trimester I sampai trimester III)
a. Estrogen
Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
b. Progesteron
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone menyebabakan tonus otot polos menurun dan juga diuresis. Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan enrgi baik pada masa hamil maupun menyusui.
c. Human chorionic gonadotropin (HCG)
Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan da merupakan dasar tes khamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi.fungsi utamanya adalah mempertahankan korpus luteim.
d. Human placental lactogen (HPL)
Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga bersifat diabetogenik,sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.
e. Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.
f. Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen.sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.
g. Growth hormone (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
h. TSH,ACTH, dan MSH
Hormone-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
i. Titoksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena thyroid binding globulin meninggi, sebagai akibat tingginya estrogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan prningkatan vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme.
j. Aldosteron, Renin dan angiotensin
Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.
k. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesterone dan HPL.
l. Parathormon
Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
2. Trimester II
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar relatif rendah.
a. Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikikitnya 50% selama kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin & prolaktin.
b. Sekresi kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk membeantu mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin.
c. Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.
d. Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi bila ibu mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanannya. Karna janin akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri.
e. Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya karna mempunyai efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan penghambatan mortilitas uterus.
3. Trimester III
Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.
D. Sistem Kekebalan
1. Trimester I
Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin dalam kehamilan tidak berubah.
2. Trimester II
Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil pertemuan dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem imunitas tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas tentang mekanisme sebenarnya yang berlangsung pada tubuh ibu hamil. Imunologi dalam janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan dan terus meningkat ketika kehamilan bertambah, tetapi sebagian besar lagi diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.
3. Trimester III
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan –perubahan ini dapat menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.
E. Sistem Perkemihan
1. Trimester I
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan.
Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.
2. Trimester II
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.
3. Trimester III
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar.
Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri.
Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.
F. Contoh dan Analisis Kasus
1. Contoh Kasus
Ny T mengalami keluhan-keluhan pada saat kehamilannya. Pada bulan awal-awal, Ny T mengalami keadaan yang tidak enak seperti mual, muntah, dan sering buang air kecil. Pada bulan-bulan pertengahan, Ny T mengalami pertambahan berat badan yang begitu cepat dan drastis, dan frekuensi berkemih semakin meningkat dengan semakin membesarnya perut dan payudara.
Pada akhir-akhir kehamilannya, Ny T melihat perubahan- perubahan di tubuhnya khususnya pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.
2. Analisis Kasus
Keluhan-keluhan yang di alami oleh Ny T di sebabkan karena perubahan anatomi dan fisiologi pada sistem-sistem pada tubuh yakni sistem reproduksi, payudara, system perkemihan dan system endokrin. Mual, muntah yang di alami oleh Ny T akibat kadar hormon estrogen yang meningkat sehingga tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga kurang.
Bila organ lain seperti perut mengalami pembesaran maka organ lain akan mengalami tekanan jadi tidak jarang dengan semakin besarnya perut akan mengalami gangguan perkemihan dengan sering buang air kecil. Berat badan meningkat merupakan hal yang lumrah untuk menyesuaikan keadaan otot-otot yang semakin melebar agar bisa menahan berat si bayi, sedangkan payudara membesar untuk mempersiapkan ASI bagi bayi.
Pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis dikarenakan adanya kontraksi otot-otot bagian atas uterus yang menyebabkan segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan tipis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Ibu hamil mengalami perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi, pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, system endokrin, system kekebalan, dan system perkemihan. Perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut akan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan dan menyusui selesai.
B. Saran
1. Bidan
Seorang bidan sebaiknya mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil.
2. Ibu
Perubahan yang terjadi pada diri ibu merupakan hal yang wajar karena didalam tubuh ibu terdapat kehidupan lain selain kehidupannya, sehingga tubuh perlu menyesuaikan diri dengan suasana baru tersebut, jadi sebaiknya ibu tidak perlu takut dengan perubahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,Vivian Nani Lia, Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Kusmiati, Yuni dkk. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Maryunani, Anik. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
Pantika, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika.
Pearce, E. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia.
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
Tiran, Denise. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC
Yeyeh, Ai dkk. 2009. Asuhan Kebidanan 1(kehamilan). Jakarta : Trans Info Media.

Makalah Teori Reva Rubin dan Ramona T Mercer

BAB I
PEMBAHASAN
Teori Model Kebidanan Reva Rubin dan Ramona T Mercer
a. Teori Reva Robin
Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Penelitian dan pengamatan dilakukan lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 6000 responden. Tujuan Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang wanita mencapai peran seorang ibu beserta intervensi-intervensi yang memungkinkan menimbulkan efek negatif. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan para mahasiswa. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dan melalui telepon. Subyek penelitian didapatkan di klinik antenatal dan postnatal. Data-data yang berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul dalam pencapaian peran menjadi ibu diberikan kode kemudian dianalisis.
Rubin menyimpulkan usaha-usaha yang dilakukan wanita selama hamil bertujuan untuk:
a. Memastikan keselamatan, kesejahteraan diri, dan bayinya
b. Memastikan penerimaan masyarakat
c. Penentuan gambaran dan identitas diri
d. Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Tujuan perawatan selama kehamilan dan setelah persalinan dijelaskan lebih lanjut oleh JOSTEN (1981) sebagai berikut :
a. Memastikan kesehatan dan keselamatan secara fisik diri dan bayinya.
b. Penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi keduanya.
c. Kedekatan dengan bayi.
d. Pemahaman tentang banyak hal bagaimana menjadi ibu.
Tiga aspek identitas peran ibu (Rubin, 1967):
a. Ideal image, didalamnya menyangkut hal-hal, kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu.
b. Gambaran diri (self image) digunakan oleh wanita untuk menggambarkan tentang keadaan dirinya. Hal ini terjadi ketika seorang ibu melihat dirinya terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan (“ siapakah aku?”). Gambaran diri seorang wanita adalah bagaimana wanita tersebut memandang dirinya sebagai bagian dari pengalaman dirinya.
c. Gambaran tubuh (Body image) berhubungan dengan perubahan fisik dan perubahan-perubahan spesifik lainnya yang menjadi selama kehamilan dan masa setelah melahirkan.
Menurut Rubin (1967) identitas ibu dicapai melalui proses TAKING IN, TAKING ON dan LETTING GO.
Ada lima langkah yang melekat dalam pencapaian gambaran wanita terhadap dirinya, yaitu :
a. Mimicry (meniru)
Wanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah hamil) dengan melihat, mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi ibu. Misalnya apa yang dilakukan saat persalinan, bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan sebagainya.
b. Role Play (bermain peran)
Menciptakan kondisi dimasa yang akan datang dengan sengaja. Misalnya, berlatih merawat bayi dengan menjadi babysitter (pengasuh anak) untuk anak temannya, mencoba menyuapi anak kecil, dan sebagainya.
c. Fantasy (mengkhayal)
Wanita mengkhayalkan dirinya di masa yang akan datang. Misalnya, akan seperti apa proses persalinannya nanti, baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti, dan sebagainya.
d. Introjection-projection-rejection (pengolahan pesan)
Wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam fase ini dapat terjadi proses penerimaan dan penolakan. Misalnya, saat ibu memandikan bayinya di rumah berdasarkan apa yang dipelajarinya di rumah sakit atau di tempat lainnya.
e. Grief work (evaluasi)
Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannyadi masa lalu dan menghilangkan tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat lagi.
Taking On didalamnya adalah kegiatan mimicry ( meniru ) dan role play ( bermain peran ). Taking In meliputi kegiatan berfantasi sehingga pada fase ini ibu tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran pada tahap sebelumnya. Introjection-projection-rejection merupakan tahap membedakan model-model yang sesuai dengan pendapatnya. Letting Go merupakan tahap meningkat kembali proses dan aktivitas yang sudah dilakukannya. Pengalaman baik interpersonal maupun situasional yang berhubungan dengan masa lalu dirinya yang menyenangkan maupun tidak, serta harapan untuk masa yang akan datang.
Rubin (1961) juga menyebutkan bahwa periode postpartum juga menyebabkan stres emosional pada ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum adalah sebagai berikut:
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anaak yang lalu (sebelumnya)
d. Pengaruh budaya
Hal senada juga disampaikan juga oleh MARTELL dan MITCHELL (1984) yang menyatakan bahwa tahapan yang terjadi pada periode postpartum ini adalah Taking in Taking Hold. Rubin (1961) menjelaskan bahwa tahapan yang terjadi hampir sama dengan tahapan antenatal.
b. Teori Ramona T Mercer
Mercer adalah seorang perawat yang sangat “concern” terhadap proses persalinan (Marriner-Tomey, 1989). Ia bekerja dengan pengaruh besar dari Reva Rubin yang merupakan Professor keperawatan maternitas pada universitas program doktoral dimana Mercer melaksanakan studinya. Sejak tahun 1988 Mercer telah menertibkan 4 buku, dan lebih dari 55 artikel.
Dalam teorinya Mercer lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian peran ibu. Ia mengidentifikasi seorang wanita pada awal postpartum menunjukkan bahwa wanita akan lebih mendekatkan diri kepada bayi dibandingkan dengan melakukan tugasnya sebagai seorang ibu pada umumnya.
Mercer seperti ditulis Chalmers et al (1981) juga menjelaskan bahwa dukungan selama hamil akan memberi pengaruh baik pada keadaan berikut:
a. Keterbatasan sosial seseorang.
b. Kurangnya dukungan sosial.
c. Minimnya “self esteem” diantaranya para ibu.
Ada dua pokok pembahasan dalam teori mercer yaitu: 1) efek stress antepartum, 2) pencapaian peran ibu. Tujuan pembahasan Mercer adalah pemberian dukungan selama hamil untuk mengurangi lemahnya efek lingkungan dan dukungan sosial serta kurangnya kepercayaan dari ibu.
Mercer menemukan 6 faktor yang mempunyai hubungan dengan status kesehatan yaitu:
a. Hubungan interpersonal.
b. Peran keluarga.
c. Stress antepartum.
d. Dukungan sosial.
e. Rasa percaya diri.
f. Pengaruh rasa takut, keraguan dan depresi.
Selain itu menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri (Mercer, 1986). Diungkapkan juga oleh Mercer (1981) bahwa 1-2 juta ibu di Amerika gagal memerankan peran ini terbukti dengan tingginya jumlah anak yang mendapatkan perlakuan yang kejam. Mercer melihat untuk menjadi ibu tidak hanya pribadi wanita yang menjadi ibu, tetapi ia juga melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi ibu dalam melaksanakan peran ibu. Oleh karena itu peran dan partisipasi suami/pasangan sangat penting untuk meyakinkan dan memberikan penghadap peran baru ibu.
Penghargaan diri, status kesehatan dan dukungan sosial diperkirakan mempunyai efek langsung terhadap penguasaan. Diperkirakan hal ini mempunyai efek negatif yang langsung terhadap fungsi keluarga (mercer 1988). Hubungan ini telah dibuktikan dalam suatu penelitian terhadap wanita yang dirawat di RS dengan kehamilan resiko tinggi. Wanita-wanita tersebut dibandingkan dengasertakan n wanita-wanita dengan kehamilan dengan resiko rendah. Sebagian dari pasangan kedua grup ini juga diikutsaksertakan dalam penelitian ini. Dari penelitian ini ternyata bahwa wanita dengan kehamilan resiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan resiko rendah.
Wanita dalam pencapaian peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. Faktor ibu meliputi umur ibu waktu melahirkan, persepsi ibu terhadap pengalaman melahirkan, memisahkan ibu dan anak lebih awal, stress sosial, dukungan sosial, konsep diri, sifat pribadi, sikap terhadap membesarkan anak dan status kesehatan ibu.
b. Faktor bayi meliputi temperamen dan kesehatan bayi.
c. Faktor-faktor lain meliputi latar belakang etnik keluarga, status perkawinan dan status sosial ekonomi keluarga.
Mercer mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung dalam hal dukungan sosial, yaitu:
1. Emosional yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, rasa percaya dan pengertian.
2. Informational yaitu membantu individu untuk menolong dirinya sendiri dengan memberikan informasi yang berguna dan berhubungan dengan masalah dan atau situasi.
3. Physical yaitu pertolongan yang langsung seperti membantu merawat bayi atau dapat juga berbentuk memberikan dukungan dana.
4. Appraisal yaitu informasi yang menjelaskan tentang peran dirinya, bagaimana ia menampilkannya dalam peran. Sehingga hal ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin.Tujuan Rubin adalah mengindentifikasi bagaimana seorang wanita mencapai peran menjadi seorang ibu beserta intervensi-intervensi yang memungkinkan menimbulkan efek negatif. Sedangkan
Ramona T Mercer lebih menekankan pada stress antepartum dalam pencapaian peran ibu. Ia mengidentifikasi seorang wanita pada awal postpartum menunjukkan bahwa wanita akan lebih mendekatkan diri kepada bayi dibandingkan dengan melakukan tugasnya sebagai seorang ibu pada umumnya.
B. Saran
Sebaiknya kita mempelajari teori model kebidanan Reva Rubin dan Ramona T Mercer agar pengetahuan dan wawasan kita bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani, Dwanda dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fintramaya.
Soepardan, Suryani. 2006. Konsep Kebidanan. Bandung: EGC.
Cahyani, A. 2003. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: PT Grasindo.
Sofyan, Mustika, et all. 2003. 50 Tahun IBI Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI