Friday 8 August 2014

MAKALAH FENOMENA MEROKOK PADA REMAJA SMP


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Fenomena merokok di kalangan remaja usia sekolah bukan pemandangan asing lagi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, sebelum tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3 persen dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok pada rentang usia 14-19 tahun. Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat. Secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat lima di dunia sebagai jumlah perokok terbanyak di bawah China, AS, Jepang, dan Rusia.
Sebayak 117.575 orang meninggal akibat rokok. Tercatat, tahun 2012 sebanyak 117.575 orang sedangkan catatan hingga oktober 2013 sebanyak 94.960 orang. Dirincikannya, terkena penyakit hipertensi sebanyak 108.515 orang (2012) dan hingga oktober 2013 sebanyak 88.833 orang. Akibat jantung sebanyak 3.568 orang (2012). Dan 2.804 (2013). Terkena stroke sebanyak 2.665 orang (2012) dan 1.711 orang (2013). Terkena penyakit paru-paru abstruksif kronis (PPOK) sebanyak 2.832 ditahun 2012 dan sebanyak 1.612 orang per 2013.
Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah- olah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Terlebih diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang dimulai dari pihak sekolah.
Berkaitan dengan fenomena di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai perilaku merokok pada remaja agar bisa menambah wawasan tentang perilaku merokok dan cara menanggulanginya sehingga dapat mencegah timbulnya perilaku merokok pada remaja.Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “Fenomena Merokok Pada Remaja SMP”

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi perilaku merokok?
2.      Apa saja faktor-faktor penyebab remaja SMP merokok?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi perilaku merokok.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab remaja SMP merokok.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Perilaku Merokok
Prinsip perilaku merokok pada umumnya adalah memasukkan bahan yang berasal dari dedaunan (tembakau) yang mengandung zat tertentu (khususnya nikotin) sebagai tindakan untuk memperoleh kenikmatan (Suharyono, 1993). Sedangkan tingkah laku merokok adalah tingkah laku yang membahayakan kesehatan, baik bagi perokok sendiri maupun bagi orang lain yang kebetulan menghisap rokok tersebut (Pribadi, 1990).
Pendapat lain menurut Levy (1984) menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya. Medical Research Council on Symptoms 1986 dalam Kurniawati (2000), mengungkapkan bahwa ”seseorang dikatakan sebagai perokok adalah mereka yang merokok sedikitnya 1 batang perhari sekurang-kurangnya selama 1 tahun. Sedangkan bukan perokok merupakan orang yang tidak pernah merokok paling banyak 1 batang perhari selama 1 tahun” (Komalasari dan Alvin, 2007). Secara kesimpulannya, definisi prilaku merokok adalah memasukkan bahan yang berasal dari dedaunan (tembakau) yang mengandung zat tertentu (khususnya nikotin) sebagai tindakan untuk memperoleh kenikmatan

B.     Faktor-faktor Penyebab Remaja Merokok
Leventhal dan Cleary (Cahyani, 1995) menyatakan bahwa seseorang akan berperilaku merokok karena sebelumnya ia telah memiliki persepsi tertentu mengenai merokok. Perilaku merokok merupakan perilaku yang kompleks karena merupakan hasil interaksi kognitif, lingkungan sosial, psikologis, conditioning dan fisiologis. Sosial dalam artian perokok merokok karena adanya orang lain atau demi pergaulan. Psikologis karena banyak perokok melakukan perilaku merokok karena ingin mengurangi tegangan. Conditioning karena adanya akibat yang menyenangkan setelah merokok, sehingga ingin mengulang perilaku merokoknya dan fisiologis karena adanya bukti bahwa merokok dapat menyebabkan tubuh tergantung pada nikotin (Prabandari, 1994).
Menurut Laventhal & Cleary (dalam Oskamp, 1984), faktor psikologis seseorang merokok pada umumnya faktor-faktor tersebut terbagi dalam lima bagian, yaitu:
a.       Kebiasaan
Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.
b.      Reaksi emosi yang positif
Merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kebanggaan diri atau menunjukkan kedewasaan.
c.       Reaksi penurunan emosi
Merokok digunakan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain.
d.      Kecanduan atau ketagihan
Seseorang merokok karena telah mengalami kecanduan. Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam rokok. Awalnya hanya mencoba - coba rokok, akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin.
e.       Alasan sosial
Merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok (umumnya pada remaja dan anak-anak), identifikasi dengan perokok lain, dan untuk menentukan image diri seseorang. Merokok pada anak-anak juga dapat disebabkan adanya paksaan dari teman-temannya.

Dimensi

Hal-hal yang Menentukan Faktor Psikologis yang Mempengaruhi
Perilaku Merokok
1.    Kebiasaan
Rasa ingin
tahu
kenikmatan
rokok
kemudian
merokok
menjadi
kebiasaan.

Sudah sering merokok,
merokok
sudah
menjadi
kebiasaan.
Merokok sebagai penghilang
rasa bosan
dan menjadi
kebutuhan
selesai
makan.
Ingin tahu
karena
sering
melihat
teman
merokok
yang
kemudian
menjadi
kebiasaan pada diri
walaupun
disaat tidak
ada motif
untuk merokok
Merokok untuk
mengisi waktu tanpa ada motif lain
2.    Reaksi emosi yang positif
Merokok dapat
menahan
nafsu
makan dan
berat badan
berkurang.
Selain itu,
merokok
untuk
terlihat
menarik
Merokok untuk memperoleh rasa
tenang dan
efek
relaksasi
Merokok karena ingin
terlihat
menarik dan
berkeyakinan serta membuat
perasaan
tenang
Menyukai
perilaku
merokok. Merokok
juga
membuat lebih
berkeyakinan
Menyukai
rasa rokok
dan hal ini
lah alasan
mengapa
melanjutkan
untuk terus
mengkonsu
msi rokok, & rokok
memberikan
perasaan
tenang
3.    Reaksi untuk penurunan emosi
Merokok mengurangi rasa tegang
dan
menghilang
kan stress, sehingga
terus
merokok
lagi supaya
stress tidak
berulang
Merokok mengurangi beban pikiran
saat sedang
menghadapi
masalah & membantu
menghilangk
an stres serta
memberikan
efek
relaksasi. Selain itu,
beranggapan
disaat cemas,
rokok bisa
menghilangk
an kecemasan
Dengan merokok perasaan tenang
terutama jika
stres dan
memberi
tenaga saat
kelelahan
Merokok dapat mengembalikan
semangat
dan tenaga
untuk
belajar
terutama
saat
mengantuk
atau
kelelahan

Merokok mengurangi beban
pikiran dan membantu
memberi
konsentrasi
di saat
mengantuk
4.    Kecanduan atau Ketagihan
Tidak merokok tidak
menimbulkan
rasa tenang
Tidak dapat
menahan
keinginan
untuk
merokok.

beranggapan
merokok
merupakan
kebutuhan, jika
tidak
merokok
disaat
keinginan
merokok
datang
akan merasa
stress dan
tegang
Sudah
ketagihan
merokok.
Hal ini menyebabkan tidak
bisa berhenti
merokok
Setiap
waktu
sering
berkeinginan untuk merokok.
Keinginan
untuk
merokok
datang
sendiri
tanpa memikirkan
untuk
merokok.
Selesai
merokok
 merasa
suatu
nikmat
kepuasan
yang luar
biasa.
5.    Alasan Sosial
Teman
sepergaulan
banyak
yang
merokok.
Tiap kali
berkumpul
ke rumah
teman,
sering
ditawari
merokok
dan ada
perasaan
tidak enak
berada
diantara teman yang
merokok
jika dia
tidak
merokok.
Karena sering
Stress,
teman-teman
sering menawari merokok.
Menurut
Teman,
bisa hilang
stress jika
merokok.
Sewaktu di
sekolah
teman dekat
merokok,
karenanya mencoba
merokok
setelah
ditawari oleh
teman.
Sering
ditawari
temannya
akhirnya
ikut
merokok
dan tidak
menolak
karena ingin
terlihat sama
dengan
teman
juga ada
perasaan
tidak enak
karena
sering
menolak
ajakan
teman.
Punya
banyak
teman
yang
merokok.
Karena
sering
melihat
mereka
merokok,
 tertarik
untuk
merokok.
Brigham (Cahyani, 1995) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi seseorang untuk merokok, yaitu: (1) sikap dan kepercayaan terhadap merokok, (2) pengaruh proses sosial, (3) proses konsep diri. Adanya kepuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan psikologis yang dapat dipenuhi melalui merokok merupakan motivator kuat seseorang untuk terus merokok (D’Hondt dalam Cahyani, 1995).          Menurut Grinder (Aritonang, 1997) ketika para remaja ditanya mengapa mereka merokok, keingintahuan adalah jawaban yang paling sering diberikan. Para remaja seringkali tertarik untuk turut serta berbagi kenikmatan, karena melihat perilaku merokok pada orang tua, saudara yang lebih tua, teman-teman dan public figure. Kemudian mereka merokok beberapa batang rokok dan memutuskan apakah mereka akan meneruskan perilaku tersebut atau tidak. Mereka memberikan alasan keputusannya meneruskan untuk merokok dengan mengatakan bahwa mereka menyukai rasa dan bau dari rokok, merokok adalah pengalaman yang menyenangkan, merokok untuk santai atau merokok memberikan satu pekerjaan bagi tangan mereka. Merokok juga dijadikan satu alternatif pemecahan untuk keluar dari masalah-masalah sehari-hari yang dirasakan sebagai sesuatu yang berat dan menegangkan. Efek santai adalah suatu hal yang dicari dari rokok ketika dalam keadaan tegang. Rokok menjadi teman yang baik menurut para perokok, untuk berbagai ketegangan ataupun emosi-emosi negatif lainnya.
Epstein dan Perkins (Suhariyono, 1993) mengatakan bahwa merokok mempengaruhi performansi dalam pengaturan stress psikologis. Nikotin dapat berperan dalam meningkatkan performansi dan sebagai simultan ketika menghadapi stress. Anak-anak muda mulai merokok karena kemauan sendiri, melihat teman, dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya. Merokok pada anak-anak dengan kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa ia telah dewasa. Umumnya bermula pada perokok pasif lantas menjadi perokok aktif. Semula hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok. Ada beberapa macam motivasi orang untuk merokok, yaitu: ingin mengetahui rasa rokok, agar dapat diterima dilingkungannya, sebagai ekspresi rasa bebas atau rasa permusuhan, untuk mendapat pengalaman baru, untuk mendapat ketenangan dan untuk menghindar serta melarikan diri dari suatu masalah yang sedang dihadapi. Menurut Smet (1994) ada tiga tipe perokok yang diklasifikasi menurut banyaknya rokok yang dihisap:
a.      Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari
b.      Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.
c.      Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.













BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat survey yang akan memberikan data tentang faktor-faktor penyebab remaja SMP merokok.

B.     Pemilihan Responden
Responden dalam penelitian ini adalah remaja-remaja SMP yang merokok di wilayah Trangkil, lebih tepatnya yaitu remaja di SMP N 1 Trangkil dan SMP N 2 Trangkil yang merokok.

C.    Metode Pengumpulan Data
1.      Data Primer
Data primer diperoleh melalui angket atau quesioner yaitu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya.
2.      Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dan dikumpulkan dari sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian, kepustakaan yang dilakukan melalui buku-buku, pendapat ahli dan internet.

D.      Analisis Data
    Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi frekuensi, dimana tabel-tabel ini nantinya untuk mengetahui faktor- faktor penyebab remaja merokok. Dengan perhitungan rumus, penentuan besarnya prosentase sebagai berikut: (Budiarto, 2003)


 
 




Keterangan:
P  =  Prosentase (%)
X = Jumlah Skor Total
N = Jumlah Skor Tertinggi



















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Penelitian
a.    Distribusi frekuensi faktor kebiasaan yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja SMP

Faktor
Tingkat
Frekuensi
(n 46)
Persentase
Kebiasaan
Tinggi
13
28,26%
Rendah
33
71,74%
Tabel 4.1 distribusi frekuensi faktor kebiasaan

b.    Distribusi frekuensi faktor reaksi emosi yang positif yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja SMP

Faktor
Tingkat
Frekuensi
(n 46)
Persentase
Reaksi Emosi Yang Positif
Tinggi
9
19,57 %
Rendah
37
80,43%
Tabel 4.2 distribusi frekuensi faktor reaksi emosi yang positif

c.    Distribusi frekuensi faktor reaksi penurunan emosi yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja SMP

Faktor
Tingkat
Frekuensi
(n 46)
Persentase
Reaksi Penurunan Emosi
Tinggi
10
21,74%
Rendah
36
78,26%
Tabel 4.3 distribusi frekuensi faktor reaksi penurunan emosi
d.   Distribusi frekuensi faktor kecanduan atau ketagihan yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja SMP

Faktor
Tingkat
Frekuensi
(n 46)
Persentase
Kecanduan atau Ketagihan
Tinggi
8
17,4%
Rendah
38
82,6%
Tabel 4.4 distribusi frekuensi faktor kecanduan atau ketagihan

e.    Distribusi frekuensi faktor alasan sosial yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja SMP

Faktor
Tingkat
Frekuensi
(n 46)
Persentase
Alasan Sosial
Tinggi
15
32,6%
Rendah
31
67,4%
Tabel 4.5 distribusi frekuensi faktor alasan sosial

B.     Pembahasan
a.      Faktor Kebiasaan
            Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 46 sampel murid SMP di wilayah Trangkil tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja SMP merokok, menunjukkan bahwa remaja SMP yang merokok karena tingkat faktor kebiasaan tinggi sebanyak 13 responden (28,26%), sedangkan 33 responden (71,74%) merokok karena tingkat faktor kebiasaan yang rendah.
            Kebiasaan yang melatarbelakangi perilaku merokok adalah perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok yang pertama kali dicoba. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena sudah menjadi kebiasaan.

b.      Faktor Reaksi Emosi yang Positif
            Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 46 sampel murid SMP di wilayah Trangkil tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja SMP merokok, menunjukkan bahwa remaja SMP yang merokok karena tingkat faktor reaksi emosi yang positif tinggi sebanyak 9 responden (19,57%), sedangkan 37 responden (80,43%) merokok karena tingkat faktor reaksi emosi yang positif rendah.
            Salah satu penyebab remaja merokok adalah untuk menimbulkan reaksi emosi yang positif. Dalam reaksi emosi yang positif, perilaku merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. Selain itu, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.

c.       Faktor Reaksi Penurunan Emosi
            Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 46 sampel murid SMP di wilayah Trangkil tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja SMP merokok, menunjukkan bahwa remaja SMP yang merokok karena tingkat faktor penurunan emosi yang tinggi sebanyak 10 responden (21,74%), sedangkan 36 responden (78,26%) merokok karena tingkat faktor penurunan emosi yang rendah.
            Reaksi penurunan emosi merupakan penyebab lain dari perilaku merokok pada remaja. Dalam reaksi penurunan emosi, merokok dilakukan untuk mengurangi perasaan negatif dalam dirinya. Misalnya merokok bila marah, cemas, stress, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
d.      Faktor Kecanduan atau Ketagihan
            Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 46 sampel murid SMP di wilayah Trangkil tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja SMP merokok, menunjukkan bahwa remaja SMP yang merokok karena tingkat faktor kecanduan atau ketagihan yang tinggi sebanyak 8 responden (17,4%), sedangkan 38 responden (82,6%) merokok karena tingkat faktor kecanduan atau ketagihan yang rendah.
            Ketagihan atau kecanduan terjadi jika seseorang menjadi pecandu atau ketergantungan pada rokok. Remaja yang sudah kecanduan merokok pada umumnya tidak dapat menahan keinginan untuk merokok. Mereka cenderung sensitif terhadap efek dari nikotin. Selain itu, keinginan untuk merokok kembali timbul agar mereka tidak menjadi stress.

e.       Faktor Alasan Sosial
            Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 46 sampel murid SMP di wilayah Trangkil tentang faktor-faktor yang menyebabkan remaja SMP merokok, menunjukkan bahwa remaja SMP yang merokok karena tingkat faktor alasan sosial yang tinggi sebanyak 15 responden (32,6%), sedangkan 31 responden (67,4%) merokok karena tingkat faktor alasan sosial yang rendah.
            Alasan sosial mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Teman sebaya memberi pengaruh yang sangat penting dalam pembentukan perilaku sepanjang usia remaja. Saat remaja mencari identitas diri mereka secara terpisah dari orang tua, mereka seringkali mencoba identitas-identitas baru dengan turut berpartisipasi dalam perilaku teman sebaya yang berbeda dari dirinya. Teman sebaya berperan dalam menentukan perilaku merokok seseorang karena adanya kebutuhan untuk diterima, agar terlihat sama, dan usaha untuk menghindari penolakan kelompok teman sebaya.

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan remaja merokok yaitu faktor kebiasaan, faktor reaksi emosi yang positif, faktor reaksi penurunan emosi, faktor kecanduan atau ketagihan, dan faktor alasan sosial.

B.     Saran
1.      Bagi Tenaga Kesehatan
Sebaiknya tenaga kesehatan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak negatif merokok, terutama kepada para remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencoba hal yang belum ia lakukan seperti merokok.
2.      Bagi pemerintah
Sebaiknya pemerintah lebih tegas dalam menjalankan peraturan larangan merokok.
3.      Bagi masyarakat
Sebaiknya masyarakat tidak memandang remeh kesehatan dan mulai menyadari bahwa tingkah laku mereka dapat menjadi contoh bagi generasi muda mereka, dan menyadari bahwa perilaku merokok mereka merupakan contoh bagi anak-anak kecil dan remaja di sekeliling mereka.


 LAMPIRAN

ANGKET FENOMENA MEROKOK PADA REMAJA
Nama:
Usia:
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.    Pada usia berapa anda mulai merokok?
.................................................................................................................................................
2.    Apa alasan anda saat pertama kali merokok?
..................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Pilihlah dengan memberi centang pada pilihan dibawah ini!
A.      Faktor Kebiasaan
Apa penyebab anda merokok?
Rasa ingin tahu kenikmatan rokok kemudian merokok menjadi kebiasaan.
Sudah sering merokok, merokok sudah menjadi kebiasaan.
Merokok sebagai penghilang rasa bosan dan menjadi kebutuhan selesai makan
Ingin tahu karena sering melihat teman merokok yang kemudian menjadi kebiasaan           pada diri walaupun disaat tidak ada motif untuk merokok
Merokok untuk mengisi waktu tanpa ada motif lain

B.       Faktor Reaksi emosi yang positif
Apa penyebab anda merokok ?
            Merokok dapat menahan nafsu makan dan berat badan berkurang. Selain itu, merokok      untuk   terlihat menarik
            Merokok untuk memperoleh rasa tenang dan efek relaksasi.
            Merokok karena ingin terlihat menarik dan berkeyakinan serta membuat perasaan   tenang
            Menyukai perilaku merokok. Merokok membuat lebih berkeyakinan
            Menyukai rasa rokok dan hal inilah alasan mengapa melanjutkan untuk terus           mengkonsumsi rokok dan rokok memberikan perasaan tenang

C.       Faktor Reaksi Penurunan Emosi
Apa penyebab anda merokok ?
            Merokok mengurangi rasa tegang dan menghilangkan stress, sehingga terus merokok         lagi supaya stress tidak berulang
            Merokok mengurangi beban pikiran saat sedang menghadapi masalah & membantu            menghilangkan stres serta memberikan efek relaksasi. Selain itu, beranggapan disaat            cemas, rokok bisa menghilangkan kecemasan
            Dengan merokok perasaan tenang terutama jika stres dan memberi tenaga saat        kelelahan
            Merokok dapat mengembalikan semangat dan tenaga untuk belajar terutama saat   mengantuk atau kelelahan
            Merokok mengurangi beban pikiran & membantu memberi konsentrasi di saat        mengantuk

D.      Faktor Kecanduan atau ketagihan
Apa penyebab anda merokok ?
            Tidak merokok tidak menimbulkan rasa tenang
            Tidak dapat menahan keinginan untuk merokok.
            Beranggapan merokok merupakan kebutuhan, jika tidak merokok disaat keinginan             merokok datang akan merasa stress dan tegang
            Sudah ketagihan merokok. Hal ini menyebaban tidak bisa berhenti merokok
            Setiap waktu sering berkeinginan untuk merokok. Keinginan untuk merokok datang          sendiri tanpa memikirkan untuk merokok.Selesai merokok  merasa suatu nikmat   kepuasan yang luar biasa.

E.       Faktor Alasan Sosial
Apa penyebab anda merokok ?
            Teman sepergaulan banyak yang merokok. Tiap kali berkumpul ke rumah teman,    sering ditawari merokok dan ada perasaan tidak enak berada diantara teman yang      merokok jika dia tidak merokok.
            Karena sering Stress, teman-teman sering menawari merokok. Menurut Teman, bisa           hilang stress jika merokok.
            Sewaktu di sekolah teman dekat merokok, karenanya mencoba merokok setelah     ditawari oleh teman.
            Sering ditawari temannya akhirnya ikut merokok dan tidak menolak karena ingin   terlihat sama dengan teman juga ada perasaan tidak enak karena sering menolak   ajakan teman.
            Punya banyak teman yang merokok. Karena sering melihat mereka merokok, tertarik         untuk merokok.

Nomor   Faktor kebiasaan
Resp 1                    2  Rendah
Resp 2                    0 Rendah
Resp 3                    1 Rendah
Resp 4                    1 Rendah
Resp 5                    1 Rendah
Resp 6                    1 Rendah
Resp 7                    2 Rendah
Resp 8                    4 Tinggi
Resp 9                    2 Rendah
Resp 10                 2 Rendah
Resp 11                 2 Rendah
Resp 12                 1 Rendah
Resp 13                 2 Rendah
Resp 14                 1 Rendah
Resp 15                 3 Tinggi
Resp 16                 2 Rendah
Resp 17                 1 Rendah
Resp 18                 1 Rendah
Resp 19                 2 Rendah
Resp 20                 2 Rendah
Resp 21                 5 Tinggi
Resp 22                 3 Tinggi
Resp 23                 1 Rendah
Faktor reaksi emosi yang positif
Resp 1                    2 Rendah
Resp 2                    0 Rendah
Resp 3                    0 Rendah
Resp 4                    1 Rendah
Resp 5                    0 Rendah
Resp 6                    1 Rendah
Resp 7                    1 Rendah
Resp 8                    2 Rendah
Resp 9                    1 Rendah
Resp 10                 2 Rendah
Resp 11                 2 Rendah
Resp 12                 1 Rendah
Resp 13                 1 Rendah
Resp 14                 1 Rendah
Resp 15                 3 Tinggi
Resp 16                 1 Rendah
Resp 17                 1 Rendah
Resp 18                 1 Rendah
Resp 19                 1 Rendah
Resp 20                 2 Rendah
Resp 21                 0 Rendah
Resp 22                 2 Rendah
Resp 23                 0 Rendah
Faktor penurunan emosi
Resp 1                    2 Rendah
Resp 2                    0 Rendah
Resp 3                    1 Rendah
Resp 4                    1 Rendah
Resp 5                    0 Rendah
Resp 6                    1 Rendah
Resp 7                    0 Rendah
Resp 8                    2 Rendah
Resp 9                    3 Tinggi
Resp 10                 3 Tinggi
Resp 11                 4 Tinggi
Resp 12                 1 Rendah
Resp 13                 2 Rendah
Resp 14                 1 Rendah
Resp 15                 2 Rendah
Resp 16                 1 Rendah
Resp 17                 1 Rendah
Resp 18                 1 Rendah
Resp 19                 1 Rendah
Resp 20                 1 Rendah
Resp 21                 2 Rendah
Resp 22                 3 Tinggi
Resp 23                 0 Rendah
Faktor kecanduan atau ketagihan
Resp 1                    1 Rendah
Resp 2                    0 Rendah
Resp 3                    0 Rendah
Resp 4                    0 Rendah
Resp 5                    0 Rendah
Resp 6                    0 Rendah
Resp 7                    0 Rendah
Resp 8                    2 Rendah
Resp 9                    2 Rendah
Resp 10                 2 Rendah
Resp 11                 3 Tinggi
Resp 12                 1 Rendah
Resp 13                 2 Rendah
Resp 14                 1 Rendah
Resp 15                 3 Tinggi
Resp 16                 1 Rendah
Resp 17                 1 Rendah
Resp 18                 1 Rendah
Resp 19                 1 Rendah
Resp 20                 1 Rendah
Resp 21                 4 Tinggi
Resp 22                 2 Rendah
Resp 23                 0 Rendah
Faktor alasan sosial
Resp 1                    3 Tinggi
Resp 2                    1 Rendah
Resp 3                    1 Rendah
Resp 4                    0 Rendah
Resp 5                    1 Rendah
Resp 6                    1 Rendah
Resp 7                    1 Rendah
Resp 8                    4 Tinggi
Resp 9                    2  Rendah
Resp 10                 2 Rendah
Resp 11                 3 Tinggi
Resp 12                 1 Rendah
Resp 13                 1 Rendah
Resp 14                 1 Rendah
Resp 15                 4 Tinggi
Resp 16                 1 Rendah
Resp 17                 1 Rendah
Resp 18                 1 Rendah
Resp 19                 1 Rendah
Resp 20                 2 Rendah
Resp 21                 1 Rendah
Resp 22                 2 Rendah
Resp 23                 0 Rendah
Nomor   Faktor kebiasaan
Resp 24                 1 Rendah
Resp 25                 2 Rendah
Resp 26                 1 Rendah
Resp 27                 1 Rendah
Resp 28                 2 Rendah
Resp 29                 2 Rendah
Resp 30                 5 Tinggi
Resp 31                 1 Rendah
Resp 32                 1 Rendah
Resp 33                 1 Rendah
Resp 34                 5 Tinggi
Resp 35                 3 Tinggi
Resp 36                 5 Tinggi
Resp 37                 0 Rendah
Resp 38                 0 Rendah
Resp 39                 3 Tinggi
Resp 40                 1 Rendah
Resp 41                 5 Tinggi
Resp 42                 1 Rendah
Resp 43                 1 Rendah
Resp 44                 5 Tinggi
Resp 45                 5 Tinggi
Resp 46                 5Tinggi  
Faktor reaksi emosi yang positif
Resp 24                 0 Rendah
Resp 25                 0 Rendah
Resp 26                 0 Rendah
Resp 27                 0 Rendah
Resp 28                 2 Rendah
Resp 29                 2 Rendah
Resp 30                 5 Tinggi
Resp 31                 1 Rendah
Resp 32                 1 Rendah
Resp 33                 1 Rendah
Resp 34                 4 Tinggi
Resp 35                 3 Tinggi
Resp 36                 5 Tinggi
Resp 37                 0 Rendah
Resp 38                 0 Rendah
Resp 39                 1 Rendah
Resp 40                 1 Rendah
Resp 41                 5 Tinggi
Resp 42                 1 Rendah
Resp 43                 1 Rendah
Resp 44                 5 Tinggi
Resp 45                 5 Tinggi
Resp 46                 5 Tinggi
Faktor penurunan emosi
Resp 24                 0 Rendah
Resp 25                 0 Rendah
Resp 26                 1 Rendah
Resp 27                 0 Rendah
Resp 28                 2 Rendah
Resp 29                 0 Rendah
Resp 30                 5 Tinggi
Resp 31                 1 Rendah
Resp 32                 1 Rendah
Resp 33                 1 Rendah
Resp 34                 5 Tinggi
Resp 35                 2 Rendah
Resp 36                 5 Tinggi
Resp 37                 0 Rendah
Resp 38                 0 Rendah
Resp 39                 1 Rendah
Resp 40                 1 Rendah
Resp 41                 5 Tinggi
Resp 42                 1 Rendah
Resp 43                 1 Rendah
Resp 44                 4 Tinggi
Resp 45                 5 Tinggi
Resp 46                 2 Rendah
Faktor kecanduan atau ketagihan
Resp 24                 0 Rendah
Resp 25                 0 Rendah
Resp 26                 0 Rendah
Resp 27                 0 Rendah
Resp 28                 1 Rendah
Resp 29                 0 Rendah
Resp 30                 5 Tinggi
Resp 31                 1 Rendah
Resp 32                 0 Rendah
Resp 33                 0 Rendah
Resp 34                 1 Rendah
Resp 35                 4 Tinggi
Resp 36                 5 Tinggi
Resp 37                 1 Rendah
Resp 38                 0 Rendah
Resp 39                 2 Rendah
Resp 40                 1 Rendah
Resp 41                 5 Tinggi
Resp 42                 1 Rendah
Resp 43                 1 Rendah
Resp 44                 0 Rendah
Resp 45                 5 Tinggi
Resp 46                 0 Rendah
Faktor alasan sosial
Resp 24                                 0 Rendah
Resp 25                 0 Rendah
Resp 26                 3 Tinggi
Resp 27                 0 Rendah
Resp 28                 2 Rendah
Resp 29                 0 Rendah
Resp 30                 3 Tinggi
Resp 31                 1 Rendah
Resp 32                 2 Rendah
Resp 33                 2 Rendah
Resp 34                 5 Tinggi
Resp 35                 4 Tinggi
Resp 36                 5 Tinggi
Resp 37                 5 Tinggi
Resp 38                 4 Tinggi
Resp 39                 4 Tinggi
Resp 40                 1 Rendah
Resp 41                 5 Tinggi
Resp 42                 2 Rendah
Resp 43                 1 Rendah
Resp 44                 5 Tinggi
Resp 45                 5 Tinggi
Resp 46                 0 Rendah




DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2006. Psikologi Remaja perkembangan peserta didik. Jakarta:Bumi Aksara.

Amalia, Adisti. (2009). Skripsi Gambaran Perilaku Merokok pada Remaja Laki-laki. Medan: USU.

Aritonang, MER. (1997). Skripsi Fenomena Wanita Merokok. Yogyakarta: UGM.

Atkinson, dkk. (1997). Pengantar Psikologi. Diterjemahkan Dr. Widjaja Kusuma. Batam: Interaksara.

Cahyani, B. (1995). Skripsi Hubungan antara Persepsi terhadap Merokok dan Kepercayaan Diri dengn Perilaku Merokok pada Siswa STM Muhammadiyah Pakem Sleman Yogyakarta. Yogyakarta: UGM.

Dharmayati. 2011. Jumlah Perokok Remaja Meningkat. Online: www.yudiblablabla-pergaulanremaja.blogspot.com. (diakses pada tanggal 8 Desember 2011 pukul 08.58 WIB).

Hakim, M. Arif. Bahaya Narkoba Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi, dan Melawan. Bandung: Nuansa.

Mahanani, Fauzan A. 2011. Hubungan Antara Sikap Terhadap Merokok Dengan Kebiasaan Merokok Pada Remaja. Online: www.fauzan.smkdarunnajah.sch.id. (diakses pada tanggal 8 Desember 2011 pukul 08.58 WIB).

Nasution, Indri Kemala. 2007. Perilaku Merokok pada Remaja. Medan: USU Repository.

Nurul Aini. 2013. Faktor-Faktor Psikologis Yang Menentukan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Kedokteran Di Universitas Hasanuddin.

Wicaksono, Adi. 2011. Jumlah Perokok di Indonesia Terbanyak Kelima di Dunia. Online: www.news.okezone.com. (diakses pada tanggal 8 Desember 2011 pukul 08.58 WIB).