Sunday 8 May 2016

Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas



1.      Definisi
                  Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pilih dalam waktu 3 bulan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. (Anggraini Yetti, 2010).
                  Masa nifas ( postpartum/puerperiumn) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “ puer” yang artinya bayi dan “ Parous” yang artinya melahirkan. Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama pada masa ini berkisar sekitar 6-8 minggu ( Sujiyatini,2010).
2.      Tujuan Asuhan Masa nifas
a.       Tujuan Asuhan Masa Nifas
1)      Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya.
2)      Melakukan skrining yang komperhensif, mendeteksi  masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3)      Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan  kesehtan dini, Nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perwatan bayi sehat.
4)      Memberikn pelayanan KB ( Anggraini Yetti,2010).
3.      Tahapan Masa Nifas
Masa nifas ini terdiri dari tiga tahapan yaitu :
a.       Puerpurium dini yaitu masa kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan mobilisasi jalan.
b.      Puerpurium intermedial yaitu masa pulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c.       Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna yang berlangsung sekitar 3 bulan.tapi selama hamil maupun bersalin ibu mempunyai komplikasi masa ini bisa berlangsung lebih lama sampai tahunan. ( Sujiyatini,2010).
4.      Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam masa Nifas
a.       Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
b.      Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
c.       Menyusun rebcana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas masalah
d.      Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
e.       Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah diberikan
f.       Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien (Bahiyatun,2009).
5.      Asuhan Kunjungan Masa Nifas
Tabel 2.4
Asuhan Kunjungan Masa Nifas Normal
Kunjungan
Waktu
Tujuan
1










6-8 jam setelah persalinan
1.      Mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri.
2.      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan rujuk bila perdarahan berlanjut.
3.      Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena antonia uteri.
4.      Pemberian ASI Awal, 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) Berhasil dilakukan.
5.      Melakuakan Hubungan Ibu dan bayi baru lahir.

2.
6 hari setelah persalinan
1.      Memastikan Involusi uterus berjalan normal uterus berkontraksi fundus dibawah umbilkus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2.      Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
3.      Memastikan ibu menyusui dengan baikdan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu.
4.      Memberikan konseling pada ibu  mengenai asuhan pada bayi tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3.
2 minggu setelah persalinan
1.      Memastikan involusi uterus berjalan normal uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak bau
2.      Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
3.      Memastikan ibu menyusui dengan baikdan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada bagian payudara ibu.
4.      Memberikan konseling pada ibu  mengenai asuhan pada bayi tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

4.
6 minggu setelah persalinan
1.      Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
2.      Memberikan konseling untuk menanyakan KB secara dini

6        Perubahan Fisiologis Masa Nifas
                  Selama hamil, terjadi perubahan pada sisitem tubuh wanita, diamtaranya system reproduksi, system pencernaan, system perkemihan, system musculoskeletal, system hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali seperti saat sebelum hamil.


a.       Perubahan Sistem Reproduksi
Adapun perubahannya sebagai berikut :
1)      Involusio uterus
Involusio uterus melibatkan reorganisasi dan penaggalan desidua/endometrium dan pegelupasan lapisan pada tempat implementasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochea.
Tabel 2.5
Involusio uterus
Involusio
Tinggi fundus uteri
Berat uterus
Setelah bayi lahir
Setinggi pusat
1000 gram
Setelah uri lahir
2 jari dibawah pusat
750 gram
Setelah 1 minggu
Pertengahan pusat dengan sympisis
500gram
Setelah 2 minggu
Tak teraba diatas syimpisis
350 gram
Setelah 6 minggu
Bertambah kecil
50 gram
Setelah 8 minggu
Besar normal
30 gram
Sumber :( Suherni, 2009)
2)      Lochea 
      Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai  reaksi basa /alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.

Tabel 2.6
Macam – macam Lochea
Lokia
Waktu
Warna
Ciri –ciri
Rubra
1-3 hari
Merah kehitaman
Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, dan sisa darah.
Sanguilenta
3-7 hari
Putih bercampur merah
Sisa darah bercampur lendir
Serosa
7-14 hari
Kekuningan/kecoklatan
Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robeka laserasi plasenta
Alba
>14hari
Putih
Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati
Sumber : Nugroho Taufan,2014
3)      Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Konsistennya lunak,kadang-kadang terdapat laserasi/perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.
Bentuknya seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri yang mengadakan kontraksi,sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga pada perbatasan antara korpus uteri dan serviks berbentuk cincin. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan, menutup secara  bertahap. Setelah bayi lahir tangan masih bis masuk rongga rahim,setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup (Ambarwati,2010).
4)      Vulva dan vagina
Vulva dan vagina penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon estrogen  pada masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4.
b.      Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, peneguluaran cairan yang berlebihan pada waktu  persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir.supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat di tolong dengan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditong dengan pemberian huknah atau gliserin spuit atau diberikan laksan yang lain.
c.       Perubahan Sistem Perkemihan
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang perineum mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Kadang-kadang oedem dari trigoneum menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga sering terjadi retensio urine. Kandung kemih dalam puerpurium sangat kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih penuh atau  sesudah buang air kecil masih tertinggal urine residual (normal ± 15cc). Sisa urine dan trauma pada kandung kecing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi reter dan pyelum normal kembali dalam waktu 2 minggu. Urine biasanya berlebihan (poliurine) antara hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan karena cairan sebagai akibat retensi air dalam kehamilan dan sekarang dikeluarkan. Kadang-kadang hematuri akibat proses katalitik involusi. Acetonurie tertuma setelah partus yang sulit dan lama yang disebabkan pemecahan karbohahidrat yang banyak, karena kegiatan otot-otot rahim dan karena kelaparan. Proteinurine akibat dari autolisis sel-sel otot.
d.      Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligamen, fasia, dan difragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retroflesi, karena ligamen rotundum menjadi kendor. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan. Sebagai akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat besarnya lunak dan kendor untuk sementara waktu. Pemulahan dibantu dengan latihan.
e.       Perubahan Endokrin
1)      Hormon plasenta
      Hormon-hormon menurn dengan cepat setelah persalinan. HCG menurun dengan cepat dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke 7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke 3 postpartum.
2)      Hormon Pituitary
      Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase konstraksi faskuler pada minggu ke 3 LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
3)      Hipotalamik pituitary ovarium
      Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi lamanya ia akan mendapatkan menstruasi. Sering kali menstruasi pertama kali bersifat anovulasi yang dikarenakan rendahnya kadar estrogen dan progesteron (Ambarwati Eni, 2010)
f.       Perubahan tanda-tanda vital
1)      Suhu Badan
      Suhu badan setelah persalinan mungkin naik 0,5 0c hingga menjadi 37,2 0c – 37,5 0c, tetapi tidak melebihi 380c. Hali ini sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan. Setelah 12 jam pertama jadi melahirkan umumnya suhu lebih dari 380c kemungkinan terjadi infeksi yaitu setelah hari pertama dan terjadi 2 hari berturut-turut pada 10 hari pertama postpartum.
2)      Nadi
      Denyut nadi normal pada 60- 80 kali permenit.  Sehabis melahirkan bisa terjadi bradikardia puerperial yang denyut nadinya mencapai 40 -50 kali/ menit. Denyut nadi yang melebihi 100 x/menit adalah abnormal kemungkinan mengidentifikasikan adanya infeksi yang disebabkan adanya proses persalinan sulit atau perdarahan.
3)      Tekanan darah
      Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi postpartum.
4)      Pernafasan
      Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Pernafasan dalam rentang normal yaitu 20-30 kali permenit.
g.      Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400 cc. Bila kelahiran melalui seksio sesarea, maka kehilangan darah dapat 2 kali lipat. Perubahan ini terdiri dari volume darah (blood volume) dan hematokrit, Bila persalinan pervaginam, hematokrit akan naik dan pada sesaria, hematokrit cenderung stabil dan kembali normal setelah 4-6 minggu (Sujiayanti,2010).
h.      Perubahan Sistem Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kelahiran, kadar fibrinogen dan plasma serta faktor– faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan pembekuan darah (Nugroho Taufan,2014).

No comments:

Post a Comment