Pernyataan mengenai bahaya meniup
makanan panas sudah mulai banyak dibahas setelah banyak yang tahu ada hadist
nabi yang melarang untuk meniup makanan ataupun minuman panas yang ada dalam
wadah. Sebuah hadist riwayat Tirmidzi yang dibenarkan oleh Al-albani mengatakan
bahwa Nabi Muhammad SAW melarang untuk bernafas diatas wadah air atau meniupnya.
Semakin berkembanganya teknologi sains akhirnya sedikit demi sedikit mulai
terkuak mengapa nabi melarang umatnya untuk meniup makanan panas.
1. Asam
Karbonat
Penyebab
larangan meniup makanan yang pertama ini sangat berhubungan erat dengan sebuah
zat kimia yang disebut asam karbonat. Asam karbonat atau H2C03 adalah senyawa
kimia yang sebenarnya sudah ada didalam tubuh kita dimana berfungsi untuk
mengatur kadar keasaman darah. Semakin tinggi kandungan asam karbonat dalam
darah maka akan semakin asam darah. Pada normalnya darah memiliki batasan kadar
keasaman atau Ph yakni 7,35 sampai 7,45.
Jika kadar
keasaman ini lebih tinggi dari ph normal maka tubuh dapat berada dalam kondisi
asidosis. Kondisi asidosis sendiri cukup berbahaya bagi tubuh yang dapat
menyebabkan gangguan jantungan ditandai dengan napas menjadi lebih cepat,
sesak, pusing karena tubuh berusaha menyeimbangkan kadar ph darah.
Apabila
seseorang bernafas atau meniupkan nafasnya maka dia akan mengeluarkan senyawa
kimia C02 atau karbondioksida. Karbondioksida ini pada dasarnya tidak boleh
bersentuhan dengan air, karena jika bersentuhan dengan air yang memiliki
susunan kimia H20 akan membentuk senyawa asam karbonat yang berbahaya bagi
tubuh. Meskipun banyak yang mengatakan bahwa asam karbonat yang dihasilkan dari
hasil tiupan terhadap makanan dan minuman memiliki pengaruh yang sangat kecil
pada kesehatan tubuh, bukankah lebih baik kalau kita berusaha menghindarinya, mencegah
tentu lebih baik dari pada mengobati.
2. H. Pylori
Bakteri H.
Pylori juga memegang peranan penting pada pernyataan bahayanya meniup makanan
atau minuman yang masih panas. Bakteri H. Pylori adalah bakteri yang
menyebabkan gangguan lambung mulai dari luka kecil hingga membesar menjadi
tukak lambung. Yang mengerikan lagi, bakteri ini dapat dengan mudah menyebar
melalui pernafasan. Tentu gangguan lambung adalah penyakit yang sosialis,
siapapun bisa terjangkit. Akan sangat bahaya sekali jika seseorang yang
memiliki gangguan lambung atau secara tak sadar memiliki gangguan lambung
meniup makanan atau minuman yang akan disajikan pada tamu atau pada anaknya.
Bakteri itu nantinya akan berpindah dan mengontaminasi makanan atau minuman
tersebut dan akhirnya masuk pada tubuh orang lain.
3. Mikroorganisme
Pernafasan
adalah salah satu jalan keluar bagi mikroorganisme, virus dan bakteri untuk
menyebar dan menularkan pada manusia lainnya. Tak hanya asam karbonat dan
bakter H. Pylori saja yang bisa menular dan menyebar dengan tiupan, tetapi
jenis bakteri dan virus lainnya juga bisa menyebar. Sebut saja virus TBC, virus
berbahaya yang terkadang tak disadari oleh seseorang yang mengidapnya yang akan
dengan mudah menular melalui droplet dan pernafasan yang intens. Sedangkan
makanan atau minuman adalah sesuatu yang jelas akan masuk kedalam tubuh kita,
diserap apa saja yang terkandung didalamnya termasuk nutrisi dan bakteri yang
terkandung didalamnya.
4. Kotoran
Kotoran
disini diartikan kotoran yang berada di mulut. Mulut adalah tempat kita
menghaluskan semua makanan yang juga dicampur dengan berbagai enzim untuk
membantu menghancurkan makanan. Makanan yang hancur tak seluruhnya akan masuk kedalam
lambung, pastinya ada sisa makanan yang terselip disela-sela gigi atau menempel
di dinding-dinding mulut. Tentunya hal itu berhubungan dengan adab menyajikan
makanan pada tamu atau orang lain yang sangat tidak sopan jika kita meniupnya.
Belum lagi bakteri yang dengan mudah berpindah dari mulut kita kedalam makanan
hanya karena tiupan kita.
Dari penjelasan diatas tentunya sudah jelas mengapa
meniup makanan atau minuman yang panas sangat tidak dianjurkan. Yang cukup
dikhawatirkan adalah jika makanan atau minuman yang ditiup itu diperuntukan
bukan untuk orang dewasa yang notabene sudah memiliki kekebalan tubuh maksimal.
Melainkan diberikan kepada bayi atau balita yang dimaksudkan karena si bayi
tidak bisa meniup makanannya sendiri. Bayi dan balita masih berada dalam usia
yang rentan terkena penyakit. Sedikit saja ada kontaminasi asam karbonat atau
bakteri lain pasti langsung direspon tubuh dengan gejala-gejala tak normal
seperti diare, demam, muntah atau yang lain sebagainya.
No comments:
Post a Comment