1. Pengertian
Mobilisasi
Ambulasi dini
atau mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing
pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk untuk berjalan (Sulistyawati, 2009).
Pada masa nifas,
perempuan sebaiknya melakukan mobilisi ddini. Yang dimaksud mobilisasi dini
adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan
bergerak,agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan buang air besar
juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi
persalinan,nifas atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan,
lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini
berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina.
Karena sehabis bersalin, ibu istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca
persalinan. Kemudian boleh miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya
trombosis dan troboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ketiga
jalan-jalan, hari ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas
mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka-luka ( Anggraini Yetty,2010).
Mobilisasi
setelah persalinan, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu ibu harus istirahat.
Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifasnya dan
sembuhnya luka. Mobilsasi dini adalah mobilisasi segera setelah melahirkan
dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu postpartum
diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan.
Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian
berjalan (Nugroho Taufan,2014).
Mobilisasi dini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu paska
bersalin karena hal ini akan meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah resiko
terjadinya tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung
kemih sehingga dapat mencegah konstipasi dan retensi urine serta ibu akan
merasa sehat. Pelaksanaan mobilisasi dilakukan secara bertahap dan disesuaikan
dengan kondisi ibu. Setelah persalinan selesai ibu bisa mengawali ambulasi
dengan latihan maenarik nafas dalam dan latihan tungkai secara sederhana.
Kemudian bisa dilanjutkan dengan duduk dan menggoyang-goyangkan tungkainya
ditempat tidur. Jika ibu merasa pusing, ibu bisa melanjutkan berjalan
(Sujiatini,2010).
2.
Tujuan
Mobilisasi
Membantu jalannya
penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan. Mobilisasi yang dilakukan
meliputi :
a.
Hari
ke 1 sampai dengan ke 3
Lakukan
miring kekanan dan kekiri yang dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita atau
ibu sadar. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang
sedini mungkin setelah sadar.
Ibu
dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya
disertai batuk-batuk kecil yang gunannya untuk melonggarkan pernafasan dan
sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada ibu bahwa ia mulai pulih. Kemudian posisi
tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk.
Rasa
letih dan rasa nyeri pada luka jahitan usai persalinan membuat ibu enggan turun
dari tempat tidur. Mobilisasi harus dilakukan secara bertahap dan secepatnya
begitu ibu pulih.
Mobilisasi
harus segera mungkin bergerak begitu kekuatanya pulih, supaya fungsi aliran
darahnya juga cepat kembali normal. Aliran darah yang normal akan mempercepat
pemulihan, mencegah infeksi yang ditimbulkan oleh gangguan pembuluh darah balik,
dan mencegah perdarahan lebih lanjut.
Selanjutnya
secara berturut-turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan dianjurkan
belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada
hari ke 3 sampai 5 hari. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti
dengan istirahat dapat membantu peyembuhan ibu.
b.
Hari
ke 4 sampai dengan ke 7
Ibu
nifas setelah hari ke tujuh boleh mandi sendiri, syarat melahirkan dengan
persalinan alami. Setelah 4 hari boleh dirapikan kamar mandi dan beres-beres
rumah yang ringan. Tidak mengangkat beban yang dirasa terlalu berat. Boleh
jalan-jalan keliling rumah. Syarat : hati-hati tidak boleh lari-lari dulu.
c.
Minggu
ke 2 dan ke 3
Boleh
mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan. Tidak mengangkat beban yang
terlalu berat.
d.
Minggu
ke 4-6
Setelah
satu bulan ibu nifas yang, sudah boleh bekerja seperti biasa melakukan
aktivitas di kantor maupun aktivitas yang lain.
e.
Minggu
ke 7-8
Setelah
7-8 minggu ibu dapat melakukan pekerjaan rutin seperti biasa dan olahraga.
Kondisi fisik wanita yang berolahraga rutin dengan takaran yang benar tentu
lebih jauh lebih baik dari pada yang tidak pernah olahraga.
Terkait
dengan mobilisasi, ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini :
1)
Mobilisasi
jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh. Khususnya
jika kondisi ibu lemah atau memiliki jantung, meski begitu, mobilisasi yang
terlambat dilakukan juga buruknya, karena
bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat,
terganggunya fungsi otot dan lain-lain.
2)
Yakinkan
ibu bisa melakukan gerakan-gerakan secara bertahap.
3)
Kondisi
tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat.
Tidak cuma itu, bahkan penelitian menyebutkan early
ambulation (gerakan-gerakan segera mungkin) bisa mencegah aliran darah
terhambat. Hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombloflebisis
vena dalam dan bisa menyebabkan infeksi.
4)
Jangan
melakukan mobilisasi yang berlebihan karena bisa membebani jantung.
5)
Pada
ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam
postpartum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dilakukan
paling tidak 12 jam postpartum setelah ibu sebelumnya beristirahat (tidur).
6)
Ambulasi
dilakukan oleh ibu dengan tahapan : miring kiri atau kanan terlebih dahulu,
kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan
untuk berjalan (mungkin ke toilet untuk berkemih).
7)
Banyak
keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Para wanita
menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat setelah ambulasi awal (Sari
Eka,2014).
3.
Manfaat
Mobilisasi
Manfaat
dari pelaksanaan mobilisasi dini adalah :
a. Dapat
mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena
puerperalis, dan emboli pulmonal (Bahiyatun, 2009).
b. Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat.
c. Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih
baik.
d. Lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia
(lebih ekonomis)
e. Memungkinkan bidan
untuk memberikan bimbingan pada ibu mengenai cara merawat bayinya
(Sulistyawati, 2009)
4.
Keuntungan Mobilisasi
Keuntungan mobilisasi dini adalah :
a.
Ibu
merasa lebih sehat dan kuat.
b.
Fungsi
usus, sirkulasi, paru-paru dan
perkemihan lebih baik.
c.
Memungkinkan
untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu.
d.
Mencegah
trombosis pada pembuluh tungkai.
e.
Sesuai
dengan keadaan indonesia, sosial ekonomis (Nugroho Taufan,2014).
Ambulasi dini di
lakukan secara perlahan namun meningkat secara namun meningkat secara berangsur-angsur,
mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari hingga
pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan
pasien dapat terpenuhi (Sari Eka,2014).
No comments:
Post a Comment