Sunday 8 May 2016

Manfaat Ambulasi dini atau Mobilisasi dini Pada Ibu Nifas



1. Pengertian Mobilisasi
Ambulasi dini atau mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk untuk berjalan (Sulistyawati, 2009).
Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan mobilisi ddini. Yang dimaksud mobilisasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan bergerak,agar lebih kuat dan lebih baik. Gangguan berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi. Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan,nifas atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina. Karena sehabis bersalin, ibu istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan dan kekiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan troboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan, hari ke 4 atau ke 5 sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka ( Anggraini Yetty,2010).
Mobilisasi setelah persalinan, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasi persalinan, nifasnya dan sembuhnya luka. Mobilsasi dini adalah mobilisasi segera setelah melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu postpartum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan/kiri, duduk kemudian berjalan (Nugroho Taufan,2014).
Mobilisasi dini mungkin sangat dianjurkan bagi ibu paska bersalin karena hal ini akan meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah resiko terjadinya tromboflebitis, meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih sehingga dapat mencegah konstipasi dan retensi urine serta ibu akan merasa sehat. Pelaksanaan mobilisasi dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kondisi ibu. Setelah persalinan selesai ibu bisa mengawali ambulasi dengan latihan maenarik nafas dalam dan latihan tungkai secara sederhana. Kemudian bisa dilanjutkan dengan duduk dan menggoyang-goyangkan tungkainya ditempat tidur. Jika ibu merasa pusing, ibu bisa melanjutkan berjalan (Sujiatini,2010).
2.      Tujuan Mobilisasi
            Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkan. Mobilisasi yang dilakukan meliputi :
a.         Hari ke 1 sampai dengan ke 3
Lakukan miring kekanan dan kekiri yang dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita atau ibu sadar. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.
Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya disertai batuk-batuk kecil yang gunannya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada ibu bahwa ia mulai pulih. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk.
Rasa letih dan rasa nyeri pada luka jahitan usai persalinan membuat ibu enggan turun dari tempat tidur. Mobilisasi harus dilakukan secara bertahap dan secepatnya begitu ibu pulih.
Mobilisasi harus segera mungkin bergerak begitu kekuatanya pulih, supaya fungsi aliran darahnya juga cepat kembali normal. Aliran darah yang normal akan mempercepat pemulihan, mencegah infeksi yang ditimbulkan oleh gangguan pembuluh darah balik, dan mencegah perdarahan lebih lanjut.
Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari ibu yang sudah melahirkan dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari ke 3 sampai 5 hari. Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta di ikuti dengan istirahat dapat membantu peyembuhan ibu.  
b.        Hari ke 4 sampai dengan ke 7
Ibu nifas setelah hari ke tujuh boleh mandi sendiri, syarat melahirkan dengan persalinan alami. Setelah 4 hari boleh dirapikan kamar mandi dan beres-beres rumah yang ringan. Tidak mengangkat beban yang dirasa terlalu berat. Boleh jalan-jalan keliling rumah. Syarat : hati-hati tidak boleh lari-lari dulu.
c.         Minggu ke 2 dan ke 3
Boleh mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa dilakukan. Tidak mengangkat beban yang terlalu berat.
d.      Minggu ke 4-6
Setelah satu bulan ibu nifas yang, sudah boleh bekerja seperti biasa melakukan aktivitas di kantor maupun aktivitas yang lain.
e.       Minggu ke 7-8
Setelah 7-8 minggu ibu dapat melakukan pekerjaan rutin seperti biasa dan olahraga. Kondisi fisik wanita yang berolahraga rutin dengan takaran yang benar tentu lebih jauh lebih baik dari pada yang tidak pernah olahraga.
Terkait dengan mobilisasi, ibu sebaiknya mencermati faktor-faktor berikut ini :
1)      Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat sebab bisa menyebabkan ibu terjatuh. Khususnya jika kondisi ibu lemah atau memiliki jantung, meski begitu, mobilisasi yang terlambat dilakukan juga buruknya, karena  bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh, aliran darah tersumbat, terganggunya fungsi otot dan lain-lain.
2)      Yakinkan ibu bisa melakukan gerakan-gerakan secara bertahap.
3)      Kondisi tubuh akan cepat pulih jika ibu melakukan mobilisasi dengan benar dan tepat. Tidak cuma itu, bahkan penelitian menyebutkan early ambulation (gerakan-gerakan segera mungkin) bisa mencegah aliran darah terhambat. Hambatan aliran darah bisa menyebabkan terjadinya trombloflebisis vena dalam dan bisa menyebabkan infeksi.
4)      Jangan melakukan mobilisasi yang berlebihan karena bisa membebani jantung.
5)      Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak 6-12 jam postpartum, sedangkan pada ibu dengan partus sectio secarea ambulasi dilakukan paling tidak 12 jam postpartum setelah ibu sebelumnya beristirahat (tidur).
6)      Ambulasi dilakukan oleh ibu dengan tahapan : miring kiri atau kanan terlebih dahulu, kemudian duduk dan apabila ibu sudah cukup kuat berdiri maka ibu dianjurkan untuk berjalan (mungkin ke toilet untuk berkemih).
7)      Banyak keuntungan dari ambulasi dini dibuktikan oleh sejumlah penelitian. Para wanita menyatakan bahwa mereka lebih baik dan lebih kuat setelah ambulasi awal (Sari Eka,2014).
3.       Manfaat  Mobilisasi
Manfaat dari pelaksanaan mobilisasi dini adalah :
a. Dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal (Bahiyatun, 2009).
b.  Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat.
c.  Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
d.  Lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia (lebih ekonomis)
e. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan pada ibu mengenai cara merawat bayinya (Sulistyawati, 2009)
4.  Keuntungan Mobilisasi
 Keuntungan mobilisasi dini adalah :
a.       Ibu merasa lebih sehat dan kuat.
b.      Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan  perkemihan lebih baik.
c.       Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu.
d.      Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai.
e.       Sesuai dengan keadaan indonesia, sosial ekonomis (Nugroho Taufan,2014).
Ambulasi dini di lakukan secara perlahan namun meningkat secara namun meningkat secara berangsur-angsur, mulai dari jalan-jalan ringan dari jam ke jam sampai hitungan hari hingga pasien dapat melakukannya sendiri tanpa pendamping sehingga tujuan memandirikan pasien dapat terpenuhi (Sari Eka,2014).

No comments:

Post a Comment