Wednesday 23 April 2014

PERANAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN SUPPORT KEPADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-40 minggu, masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini. Pada trimester III ini biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan akan melahirkan, ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh, dan jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil apalagi jika ini adalah kehamilan pertamanya (primigravida), disini ibu hamil memerlukan dukungan dari orang terdekatnya terutama dukungan atau support dari suami dan keluarga. Oleh karena itu penulis memilih judul “PERANAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN SUPPORT KEPADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III”.
B.   Rumusan Masalah

1.      Apakah ibu hamil primigravida trimester III  memerlukan support dari suami ataukah tidak?
2.      Dukungan atau support seperti apa yang diperlukan ibu hamil primigravida trimester III?
3.      Apa saja manfaat adanya support suami dan keluarga bagi ibu hamil primigravida trimester III ?

C.   Tujuan

1.      Mengetahui perlu tidaknya support dari suami pada ibu hamil primigravida trimester III.
2.      Mengetahui  support seperti apa yang diperlukan ibu hamil primigravida trimester III.
3.      Mengetahui manfaat adanya support bagi ibu hamil primigravida trimester III.


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Definisi Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya perhatian pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.

B. Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita Hamil

Selama kehamilan banyak wanita yang mengalami perasaan – perasaan :
•    Marah
•    Tertekan
•    Bersalah
•    Bingung
•    Was – was
•    Kesal

•    Pilu
•    Khawatir

Hal ini biasanya di tandai dengan gejala – gejala :
•    Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
•    Tidak bisa tidur  walaupun mempunyai kesempatan
•    Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
•    Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
•    Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
•    Senantiasa berfikiran negatif
•    Tanpa berwujud merasa tidak mampu
•    Tiba – tiba takut atau gugup
•    Tidak bisa memusatkan perhatian
•    Lebih sering lupa
•    Rasa bingung dan bersalah
•    Makan amat sedikit atau amat banyak
•    Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan
•    Kehilangan kepercayaan dan harga diri

Perubahan Psikologi pada Kehamilan Trimester III antara lain:
1. Merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka (sensitif).
8. Libido menurun.
9.  Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.
10.  Merasa tidak feminim menyebabkan perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
11.  6-8 minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
12.  Adanya perasaan tidak nyaman.
13.  Sukar tidur oleh karena kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan.
14.  Menyibukan diri dalam persiapan menghadapi persalinan.

C. Perlunya Support (Dukungan) Pada Ibu Hamil Trimester III

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa ibu hamil diketahui bahwa dari wawancara tersebut ibu hamil mengalami kecemasan yang tinggi disebabkan oleh kondisi fisik dan faktor psikologis. Beberapa ibu hamil menginginkan supaya  ditemani oleh orang-orang terdekat seperti suami atau keluarganya saat memeriksakan kandungannya dan pada saat persalinan nantinya. Ada subyek yang yang ingin selalu ditunggui suaminya saat memeriksakan kandungannya tetapi berhubung suaminya harus bekerja maka pada saat suaminya bekerja ia ditemani oleh anggota keluarganya yang lain. Subyek tersebut berharap bahwa suami dan keluarganya dapat memberikan motivasi, menghibur, dan memberikan dukungan selama kehamilannya sampai proses persalinan sehingga perasaan cemas dapat berkurang.
Penelitian terhadap dua puluh enam pasangan suami istri yang tengah menghadapi kehamilan di California yang dikemukakan oleh Gladieux (Dagun, 1990) menyimpulkan bahwa dukungan emosional suami terhadap dapat memberikan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Istri menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi kehamilannya itu. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi dukungan atau support kepada istri sebelum pihak lain turut memberikan dukungan. Hal tersebut didukung oleh Kartono (1992) bahwa dukungan dari suami pada wanita yang baru pertama kali hamil sangatlah berharga. Ibu hamil mengiginkan suami memberikan tindakan suportif dan memberikan rasa aman.
Perasaan tersebut akan lebih dirasakan oleh wanita yaang baru pertama kali hamil (primigravida), karena calon ibu masih merasa asing dengan perubahan yang ada dalam dirinya dan belum berpengalaman sehingga nanti dapat menimbulkan kecemasan. Keadaan itu dapat dicegah bila mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekatnya seperti ibu kandung maupun ibu mertua, terlebih suami karena kehadiran orang-orang terdekat akan membawa ketentraman bagi calon ibu dalam menghadapi kehamilannya.
Dukungan yang diberikan oleh suami, ibu kandung, dan ibu mertua sangat berperan penting, dukungan berupa perhatian emosi, bantuan instrumental, bantuan informasi. Dukungan dari keluarga akan besar manfaatnya bagi wanita hamil terutama dukungan yang memberikan rasa aman sehingga ia dapat mengatasi keraguan yang timbul dan dapat menghadapi kehamilannya dengan tenang tanpa adanya rasa cemas. Dukungan yang diberikan pada wanita hamil antara lain dapat berbentuk perhatian seperti mengingatkan untuk
lebih memperhatikan kesehatannya, menemani periksa ke dokter atau bidan
dan selalu ada ketika wanita hamil memerlukan bantuan, suami membantu istri dalam menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga, suami dapat menghibur istri ketika ia merasa sedih maupun cemas.   
Menurut penelitian di Indonesia dukungan suami yang diharapkan istri antara lain:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
.
2. Suami senang mendapat keturunan
.
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
.
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan Istri/ janin yang dikandung
.
5. Suami tidak menyakiti istri.
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
.
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
.
8. Suami membantu tugas istri
.
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
.
10. Suami menungu ketika istri melahirkan
.
11. Suami menunggu ketika istri di operasi
.

D. Manfaat Adanya Support (Dukungan)

Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kehamilan.
Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.
Bahkan, keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa kehamilannya.


BAB III
KESIMPULAN

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan suami dalam memberikan support pada ibu hamil primigravida trimester III sangatlah diperlukan. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi support (dukungan) kepada istri sebelum pihak lain turut memberikan dukungan. Dukungan suami terhadap istri dapat memberikan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri. Apalagi jika itu pada wanita yang baru pertama kali hamil (primigravida) yang masih merasa asing dengan perubahan pada dirinya dan belum berpengalaman, dukungan dari suami dan keluarga akan besar manfaatnya dalam mengatasi keraguan yang timbul dan menghadapi kehamilannya dengan tenang tanpa adanya rasa cemas.
       Menurut penelitian di Indonesia dukungan suami yang diharapkan istri antara lain:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri
.
2. Suami senang mendapat keturunan
.
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini
.
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan Istri/ janin yang dikandung
.
5. Suami tidak menyakiti istri.
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri
.
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja
.
8. Suami membantu tugas istri
.
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya
.
10. Suami menungu ketika istri melahirkan
.
11. Suami menunggu ketika istri di operasi
.  


DAFTAR PUSTAKA

 

No comments:

Post a Comment