BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kehamilan
trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-40 minggu, masa ini merupakan
suatu yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua yang
menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan janin yang berkembang
pada trimester ini. Pada trimester III ini biasanya ibu merasa khawatir, takut
akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri
persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan akan melahirkan, ketidaknyamanan
pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh, dan jelek, menjadi lebih
ketergantungan, malas dan mudah tersinggung serta merasa menyulitkan. Disamping
itu ibu merasa sedih akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian
khusus yang diterimanya selama hamil apalagi jika ini adalah kehamilan
pertamanya (primigravida), disini ibu hamil memerlukan dukungan dari orang
terdekatnya terutama dukungan atau support dari suami dan keluarga. Oleh karena
itu penulis memilih judul “PERANAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN SUPPORT KEPADA IBU
HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III”.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah ibu hamil primigravida trimester
III memerlukan support dari suami
ataukah tidak?
2.
Dukungan atau support seperti apa yang
diperlukan ibu hamil primigravida trimester III?
3.
Apa saja manfaat adanya support suami
dan keluarga bagi ibu hamil primigravida trimester III ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui perlu tidaknya support dari
suami pada ibu hamil primigravida trimester III.
2.
Mengetahui support seperti apa yang diperlukan ibu hamil
primigravida trimester III.
3.
Mengetahui manfaat adanya support bagi
ibu hamil primigravida trimester III.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Definisi
Kehamilan Trimester III
Kehamilan trimester ketiga sering
kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada sebab pada saat itu ibu
merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk
mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orangtua seperti terpusatnya
perhatian pada kehadiran bayi.
Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang - kadang ibu
merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu - waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya
persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau - kalau bayi yang
akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya
membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit
dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan
timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh
dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester
inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana
rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan juga sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi
orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah
laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
B. Gambaran Kondisi Psikologis pada Wanita
Hamil
Selama kehamilan banyak
wanita yang mengalami perasaan – perasaan :
• Marah
• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Marah
• Tertekan
• Bersalah
• Bingung
• Was – was
• Kesal
• Pilu
• Khawatir
• Khawatir
Hal ini biasanya di tandai
dengan gejala – gejala :
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
• Senantiasa berfikiran negatif
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu
• Tiba – tiba takut atau gugup
• Tidak bisa memusatkan perhatian
• Lebih sering lupa
• Rasa bingung dan bersalah
• Makan amat sedikit atau amat banyak
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri
• Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak
• Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan
• Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang
• Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah
• Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan
• Senantiasa berfikiran negatif
• Tanpa berwujud merasa tidak mampu
• Tiba – tiba takut atau gugup
• Tidak bisa memusatkan perhatian
• Lebih sering lupa
• Rasa bingung dan bersalah
• Makan amat sedikit atau amat banyak
• Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan
• Kehilangan kepercayaan dan harga diri
Perubahan Psikologi
pada Kehamilan Trimester III antara lain:
1. Merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka (sensitif).
8. Libido menurun.
1. Merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Merasa kehilangan perhatian.
7. Perasaan mudah terluka (sensitif).
8. Libido menurun.
9. Kecemasan dan ketegangan semakin
meningkat oleh karena perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.
10. Merasa tidak feminim menyebabkan
perasaan takut perhatian suami berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
11. 6-8 minggu menjelang persalinan
perasaan takut semakin meningkat, merasa cemas terhadap kondisi bayi dan
dirinya.
12. Adanya perasaan tidak nyaman.
13. Sukar tidur oleh karena kondisi
fisik atau frustasi terhadap persalinan.
14. Menyibukan diri dalam persiapan
menghadapi persalinan.
C. Perlunya Support (Dukungan)
Pada Ibu Hamil Trimester III
Berdasarkan
hasil wawancara dari beberapa ibu hamil diketahui bahwa dari wawancara tersebut
ibu hamil mengalami kecemasan yang tinggi disebabkan oleh kondisi fisik dan
faktor psikologis. Beberapa ibu hamil menginginkan supaya ditemani oleh orang-orang terdekat seperti
suami atau keluarganya saat memeriksakan kandungannya dan pada saat persalinan
nantinya. Ada subyek yang yang ingin selalu ditunggui suaminya saat
memeriksakan kandungannya tetapi berhubung suaminya harus bekerja maka pada
saat suaminya bekerja ia ditemani oleh anggota keluarganya yang lain. Subyek
tersebut berharap bahwa suami dan keluarganya dapat memberikan motivasi,
menghibur, dan memberikan dukungan selama kehamilannya sampai proses persalinan
sehingga perasaan cemas dapat berkurang.
Penelitian terhadap dua puluh enam
pasangan suami istri yang tengah menghadapi kehamilan di California yang
dikemukakan oleh Gladieux (Dagun, 1990) menyimpulkan bahwa dukungan emosional
suami terhadap dapat memberikan adanya ketenangan batin dan perasaan senang
dalam diri istri. Istri menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam situasi
kehamilannya itu. Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberi dukungan
atau support kepada istri sebelum pihak lain turut memberikan dukungan. Hal
tersebut didukung oleh Kartono (1992) bahwa dukungan dari suami pada wanita
yang baru pertama kali hamil sangatlah berharga. Ibu hamil mengiginkan suami
memberikan tindakan suportif dan memberikan rasa aman.
Perasaan tersebut akan lebih
dirasakan oleh wanita yaang baru pertama kali hamil (primigravida), karena
calon ibu masih merasa asing dengan perubahan yang ada dalam dirinya dan belum
berpengalaman sehingga nanti dapat menimbulkan kecemasan. Keadaan itu dapat
dicegah bila mendapatkan dukungan dari orang-orang terdekatnya seperti ibu
kandung maupun ibu mertua, terlebih suami karena kehadiran orang-orang terdekat
akan membawa ketentraman bagi calon ibu dalam menghadapi kehamilannya.
Dukungan yang diberikan oleh suami,
ibu kandung, dan ibu mertua sangat berperan penting, dukungan berupa perhatian
emosi, bantuan instrumental, bantuan informasi. Dukungan dari keluarga akan
besar manfaatnya bagi wanita hamil terutama dukungan yang memberikan rasa aman
sehingga ia dapat mengatasi keraguan yang timbul dan dapat menghadapi kehamilannya
dengan tenang tanpa adanya rasa cemas. Dukungan yang diberikan pada wanita
hamil antara lain dapat berbentuk perhatian seperti mengingatkan untuk
lebih memperhatikan kesehatannya,
menemani periksa ke dokter atau bidan
dan selalu ada ketika wanita hamil
memerlukan bantuan, suami membantu istri dalam menyelesaikan tugas-tugas rumah
tangga, suami dapat menghibur istri ketika ia merasa sedih maupun cemas.
Menurut penelitian di Indonesia dukungan suami yang
diharapkan istri antara lain:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
2. Suami senang mendapat keturunan.
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini.
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan Istri/ janin yang dikandung.
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
2. Suami senang mendapat keturunan.
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini.
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan Istri/ janin yang dikandung.
5.
Suami tidak menyakiti istri.
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri.
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja.
8. Suami membantu tugas istri.
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya.
10. Suami menungu ketika istri melahirkan.
11. Suami menunggu ketika istri di operasi.
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri.
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja.
8. Suami membantu tugas istri.
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya.
10. Suami menungu ketika istri melahirkan.
11. Suami menunggu ketika istri di operasi.
D.
Manfaat Adanya Support (Dukungan)
Dukungan
dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan kesiapan ibu
hamil dalam menghadapi kehamilan dan proses persalinan, bahkan juga memicu
produksi ASI. Suami sebagai seorang yang paling dekat, dianggap paling tahu
kebutuhan istri. Saat hamil wanita mengalami perubahan baik fisik maupun
mental. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan
baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap saat dan setiap
masalah yang dialaminya dalam menghadapi kehamilan.
Keterlibatan
suami sejak awal masa kehamilan, sudah pasti akan mempermudah dan meringankan
pasangan dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akibat hadirnya sesosok “manusia mungil” di dalam perutnya.
Bahkan,
keikutsertaan suami secara aktif dalam masa kehamilan, menurut sebuah
penelitian yang dimuat dalam artikel berjudul “What Your Partner Might Need
From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals & Clinics (tahun
2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan
ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan
keterlibatan suami dalam masa kehamilannya.
BAB III
KESIMPULAN
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa peranan suami dalam memberikan support pada ibu hamil
primigravida trimester III sangatlah diperlukan. Suami adalah orang pertama dan
utama dalam memberi support (dukungan) kepada istri sebelum pihak lain turut
memberikan dukungan. Dukungan suami terhadap istri dapat memberikan ketenangan
batin dan perasaan senang dalam diri istri. Apalagi jika itu pada wanita yang
baru pertama kali hamil (primigravida) yang masih merasa asing dengan perubahan
pada dirinya dan belum berpengalaman, dukungan dari suami dan keluarga akan
besar manfaatnya dalam mengatasi keraguan yang timbul dan menghadapi
kehamilannya dengan tenang tanpa adanya rasa cemas.
Menurut
penelitian di Indonesia dukungan suami yang diharapkan istri antara lain:
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
2. Suami senang mendapat keturunan.
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini.
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan Istri/ janin yang dikandung.
1. Suami sangat mendambakan bayi dalam kandungan istri.
2. Suami senang mendapat keturunan.
3. Suami menunjukkan kebahagian pada kehamilan ini.
4. Suami memperhatikan kesehatan istri yakni menanyakan keadaan Istri/ janin yang dikandung.
5.
Suami tidak menyakiti istri.
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri.
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja.
8. Suami membantu tugas istri.
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya.
10. Suami menungu ketika istri melahirkan.
11. Suami menunggu ketika istri di operasi.
6. Suami menghibur/ menenangkan ketika ada masalah yang dihadapi istri.
7. Suami menasihati istri agar istri tidak terlalu capek bekerja.
8. Suami membantu tugas istri.
9. Suami berdoa untuk kesehatan istrinya dan keselamatannya.
10. Suami menungu ketika istri melahirkan.
11. Suami menunggu ketika istri di operasi.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment