BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Televisi merupakan
suatu media elektronik yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di
Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua dan berbagai kalangan
lainnya. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa televisi bukanlah barang yang
mewah lagi, karena di era yang serba modern ini televisi semakin terjangkau.
Mungkin pada zaman dahulu televisi hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja
karena harganya yang mahal. Namun, di era ini televisi merupakan benda yang
sudah sangat umum dimiliki oleh setiap keluarga.
Pada zaman sekarang,
menonton televisi sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Sehari tanpa
menonton TV rasanya tidak seru atau ada yang kurang. Televisi dengan berbagai
acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan mebuat
pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara di televisi. Bahkan
bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan
dari aktivitas kesehariannya dan sudah menjadi agenda wajib bagi sebagian besar
anak.
Namun tanpa disadari
ternyata televisi mempunyai pengaruh atau dampak pada perkembangan anak baik
dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan
judul “PERANAN MEDIA TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TODLER (1-3 TH).
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
perkembangan anak usia todler (1-3th)?
2. Apa
saja dampak televisi terhadap perkembangan anak usia todler (1-3th)?
3. Bagaimana
cara mencegah dampak negatif televisi terhadap perkembangan anak?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
perkembangan anak usia todler (1-3th).
2. Mengetahui
dampak TV terhadap perkembangan anak usia todler (1-3th).
3. Mengetahui
cara mencegah dampak negatif TV terhadap anak.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pengertian
a)
Dampak
Dampak adalah suatu
pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal, dapat berupa dampak
positif ataupun dampak negative. Biasanya dampak ini dapat timbul melalui
tontonan televisi, internet, Handphone (HP), serta kemajuan tekhnologi lainnya.
sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia pada halaman 91 menyebutkan bahwa yang
dikatakan dampak adalah suatu hal yang menyebabkan atau menimbulkan suatu
perubahan yang cukup besar dan dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.
b)
Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu
proses yang menunjukkan adanya proses perubahan ke arah yang lebih maju.
Sedangkan anak adalah suatu keturunan yang dihasilkan dari pernikahan antara
laki-laki dan perempuan.
Perkembangan menurut
para pakar adalah proses perubahan dalam individu yang bersifat kualitatif
ataun fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah lebih
baik.
c)
Televisi
Televisi merupakan suatu
media elektronik yang dapat disajikan melalui media gelombang, serta merupakan
suatu media yang sangat multifungsi sangat dan banyak sekali manfaatnya.
Seperti : sebagai sarana hiburan.Televisi merupakan suatu barang yang sudah
sangat banyak dimiliki oleh setiap orang dimanapun berada. Bahkan di pelosok desa pun televisi
adalah hal yang sudah umum ditemukan. Televisi pertama kali ditemukan pada
tahun 1929 oleh Vladimir Zworikykin, seorang kebangsaan dari Amerika.
B.
Perkembangan
Anak Usia Todler (1-3 Tahun)
Pada umur 1 tahun, anak bisa:
1. Berdiri
dan berjalan berpegangan.
2. Memegang
benda kecil.
3. Meniru
kata sederhana seperti ma..ma...pa..pa....
4. Mengenal
anggota keluarga.
5. Takut
pada orang yang belum dikenal.
6.
Menunjuk apa yang diinginkan tanpa
menangis/merengek.
Pada umur
2 tahun, anak bisa:
1.
Naik tangga dan berlari-lari.
2. Mencoret-coret
pensil pada kertas.
3. Dapat
menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya.
4. Menyebut
3-6 kata yang mempunyai arti, seperti bola, piring, dan sebagainya.
5. Memegang
cangkir sendiri.
6.
Belajar makan-minum sendiri.
Pada umur
3 tahun, anak bisa:
1.
Mengayuh sepeda roda tiga.
2. Berdiri
di atas satu kaki tanpa berpegangan.
3. Bicara
dengan baik menggunakan 2 kata.
4. Mengenal
2-4 warna.
5. Menyebut
nama, umur dan tempat.
6. Bermain
dengan teman.
C.
Dampak TV Terhadap Perkembangan Anak
Televisi merupakan suatu media elektronik
yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Mulai dari
anak-anak, remaja, orang tua, dan berbagai kalangan lainnya.Sebagian dari
mereka beranggapan bahwa televisi bukanlah barang yang mewah lagi, karena di
era yang serba modern ini televisi semakin terjangkau. Perkembangan televisi dewasa ini
sudah sedemikian pesat, sehingga dapat mengambil peran penting dalam berbagai
bidang kehidupan. Tidak hanya pemerintah atau perusahaan besar yang memerlukan
kehadiran televisi, anak kecil sekalipun merasa perlu untuk merasakan manfaat
dari televisi. Namun kenyataan menunjukkan
bahwa selain dampak positif televisi juga mempunyai banyak dampak negatif.
Anak-anak yang menjadi konsumen terbesar televisi sangat rentan untuk terkena
dampak negatif tersebut. Hal ini dalam taraf tertentu dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak-anak karena
mereka belum memahami baik buruknya sesuatu. Kalau hal ini dibiarkan begitu
saja dampaknya akan sangat mengkhawatirkan.
Pengaruh negatif televisi yang dapat
dengan mudah diamati pada anak meliputi, pengaruh bagi pertumbuhan, pengaruh
bagi kesehatan, pengaruh bagi keadan psikis, pengaruh bagi kehidupan sosial
budaya, dan pengaruh bagi gaya hidup. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti di Amerika Serikat mereka menyebutkan bahwa :
“ televisi hanya cocok atau baik
untuk ditonton pada usia tertentu saja”. Menurutnya, televisi juga mampu
memberikan berbagai dampak yang sangat positif pada perkembangan anak-anak,
terutama mereka yang masih berusia Batita ( Bayi Tiga Tahun). Karena televise
mampu membantu mereka untuk dapat belajar
membaca , namun berdasarkan penelitian ini juga usia batita merupakan
usia yang sangat mudah sekali terpengaruh oleh perkembangan suatu tekhnologi
televisi. Seperti: mampu menurunkan kemampuan untuk membaca. Membaca
kompherensive, bahkan penurunan system memori atau daya ingat pada anak-anak.
Batita yang semasa kecilnya sangat menyukai televisi diperkirakan akan
mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Karena, televisi hanya menyodorkan
stimulasi satu arah.
a.
Dampak Negatif
Televisi mempunyai
beberapa dampak negatif pada perkembangan anak-anak, diantaranya :
1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan
otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara,
menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat
kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan
agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan
antara realitas dan khayalan.
2. Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan
target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif atau
lebih mudah terpengaruh atau tertarik dengan suatu hal yang baru. Misalnya :
ketika anak A melihat suatu iklan permen atau cokelat. kemudian iklan tersebut
di tampilkan dengan sangat menarik. Mulai dari kemasannya, tampilannya, bahkan
dari model iklannya . hal ini pasti akan dapat mempengaruhi otak anak untuk
cenderung lebih konsumtif.
3. Berpengaruh terhadap
Sikap
Anak yang banyak
menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan
terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi.
Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang
dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi.
Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Hal ini diperkuat oleh
pendapat Team Andriwongso.com, mereka mengatakan bahwa “ apabila seseorang
menonton televisi baik dengan berita kriminal atau sinetron yang tidak mendidik,
hal ini akan menginspirasi orang tersebut untuk melakukan perbuatan criminal.”
4. Membentuk pola pikir
sederhana
Terlalu sering menonton
TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir
sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan
mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan
kognitifnya.
5. Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu
konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke
iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
6. Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV,
anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang
individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal
memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan,
seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan
menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak
dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak
kreatif.
7. Meningkatkan kemungkinan
obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak
berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk
menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian
membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil
di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung
memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak
yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak
pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam
di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme,
sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.
8. Merenggangkan hubungan
antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita
menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama
keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton
TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’
antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita
menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV
dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah
terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan
rumah yang berbeda.
9. Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang
tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga
anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi
yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi
balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya,
dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru
dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita
lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku
seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering
mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.
10. Dampak sinar biru
Televisi memancarkan sinar biru yang juga dihasilkan oleh matahari.
Namun sinar biru ini berbeda dengan sinar ultra violet. Sinar biru tak membuat
mata mengedip secara otomatis. Namun parahnya, sinar biru langsung masuk ke
retina tanpa filter. Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan adalah 400-500nm
sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia
pada retina mata anak.
Sepuluh tahun kemudian saat anak sudah dewasa, kerusakan yang
ditimbulkan oleh sinar biru terlihat amat jelas. Retina mata tak lagi bening
sehat seperti masa kanak-kanak sehingga kemampuan berfungsinya pun menjadi juga
berkurang.
b.
Dampak positif
Selain dampak negatif
tersebut , televisi juga mempunyai dampak positif diantaranya:
1. Televisi mampu membantu
anak-anak yang berusia batita untuk
mempermudah dalam
membaca. Karena, tayangan dalam televisi hanya
menampilkan satu stimulasi (suatu rancangan, kecenderungan,
atau dorongan) yang sangat baik bagi perkembangan anak-anak.
2. Dapat mengetahui berita atau info terkini mengenai perkembangan dunia.
Baik yang terjadi di luar negeri ataupun dalam negeri.
3. TV dapat dijadikan sebagai motifator, apabila yang ditayangkan
didalamnya seputar orang-orang sukses atau orang yang berhasil karena
prestasinya. Sehingga anak dapat mencontoh kesuksesan mereka.
D. Penyebab Timbulnya Kebiasaan
Menonton TV
1. Faktor Internal
Timbulnya kebiasaan menonton televisi
sebenarnya bisa saja datang dari dalam anak itu sendiri. Menurut data angket,
factor internal penyebab timbulnya kebiasaan yang terbesar adalah iseng dan
rasa ingin tahu dari anak itu sendiri. Iseng dan rasa ingin tahu sebenarnya
saling berkaitan erat dalam penyebab timbulnya kebiasaan menonton televisi pada
anak. Rasa ingin tahu yang besar yang memang lazim terdapat pada anak-anak
mendorong mereka untuk melihat dan menyaksikan apa yang ada dalam acara-acara
televisi yang di siarkan. Mereka penasaran mengenai tokoh ataupun cerita yang
ada di dalamnya. Kemudian alasan iseng sebagai penyebab timbulnya kebiasaan
juga sering digunakan. Anak-anak pada awalnya hanya ingin mencoba hal baru yang
belum pernah mereka coba sebelumnya, dalam hal ini menonton televisi. Saat di
waktu luang dimana tidak ada yang ingin mereka kerjakan, mereka iseng
menyalakan televisi, mencari saluran televisi yang menurut mereka menarik dan
kemudian menyaksikannya. Dari awal iseng tersebut kemudian berkembang menjadi
kebiasaan yang tanpa disadari sudah menjadi bagian dari kegiatan mereka
sehari-hari.
2. Faktor Eksternal
Selain faktor yang berasal dari
dalam diri anak itu sendiri, tentu saja faktor yang berasal dari luar atau
eksternal juga berpengaruh dalam pembentukan kebiasaan. Menurut data yang
bersumber dari angket, faktor eksternal yang cukup berpengaruh diantaranya
adalah kebiasaan orang tua, teman, waktu luang dan acara televisi yang
ditayangkan.
Kebiasaan menonton televisi pada
orang tua tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut menyumbang banyak dalam
membentuk kebiasaan anak yang sama. Sebagian besar anak berdasarkan data angket
menyatakan bahwa awal
mula mereka menonton televisi
dikarenakan orang tua mereka menjadikan
kegiatan menonton televisi sebagai
hobi. Beberapa anak yang diwawancarai juga menyatakan bahwa orang tua mereka
hanya menasihati untuk tidak terlalu sering menonton televisi namun orang tua
mereka tetap menjadikan menonton televisi sebagai kebiasaan.
Faktor teman juga membentuk
kebiasaan tidak jauh berbeda dengan faktor sebelumnya yaitu orang tua. Teman
seringkali mempengaruhi anak untuk menonton televisi dengan mensugestikan
acara-acara yang menurut teman tersebut tergolong acara yang menarik. Untuk
anak usia dini mereka juga masih sering saling mengajak satu sama lain untuk
menonton televisi bersama-sama sepulang sekolah. Dapat kita dilihat juga dari
angket bahwa waktu luang dan acara televisi cukup menyumbang dalam pembantukan
kebiasaan. Apabila ada waktu luang, anak cenderungmencari kegiatan yang bisa dia
lakukan dan saat melihat ada acara televisi yang menarik maka ia langsung
memilih menghabiskan waktu dengan menonton televisi.
E. Cara Mencegah Dampak Negatif TV
Orang tua harus dapat memilih acara
yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak menonton acara yang tidak
sesuai dengan usianya. Walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak,
perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak. Maksudnya tidak ada
unsur kekerasan atau hal lain yang tidak sesuai dengan usia mereka.
Selain itu juga orang tua sebaiknya
mendampingi anak saat menonton televisi. Tujuannya adalah agar acara televisi
yang ditonton oleh anak dapat terkontrol dan orang tua dapat memperhatikan
apakah acara tersebut layak ditonton atau tidak. Orangtua juga dapat mengajak
anak membahas apa yang ada di televisi dan membuatnya mengerti bahwa apa yang
ada di televisi tidak tentu sama dengan kehidupan yang sebenarnya.Orang tua
juga harus mengetahui acara favorit anak dan bantu anak memahami pantas
tidaknya cara tersebut mereka tonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara
tersebut secara bijaksana dan positif.
Orangtua sebaiknya tidak meletakkan
televisi di kamar anak. Selain untuk mempermudah orangtua mengontrol tontonan
anak, juga tidak membuat aktivitas yang seharusnya dilakukan di kamar seperti
tidur dan belajar menjadi terganggu dan beralih ke televisi.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan di atas, ternyata televisi atau TV berdampak terhadap perkembangan
anak, baik itu dampak positif ataupun negative. Namun televisi lebih banyak
mengandung dampak negative dibandingkan dengan positifnya. Terlebih lagi
televisi lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak batita (Bayi Tiga Tahun ). Karena pada masa
ini mereka sangat mudah sekali terhasut atau terpengaruh dengan tontonan
televisi dan peran orang tua dalam hal ini sangatlah diperlukan.
Televisi mempunyai beberapa dampak negatif pada perkembangan anak,
diantaranya :
1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
2. Mendorong anak menjadi
konsumtif
3. Berpengaruh terhadap
Sikap
4. Membentuk pola pikir sederhana
5. Mengurangi konsentrasi
6. Mengurangi kreativitas
7. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
8. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
9. Matang secara seksual lebih cepat
10. Dampak sinar biru
Selain dampak negatif tersebut , televisi juga mempunyai dampak
positif diantaranya:
1. Televisi mampu membantu anak-anak yang berusia batita untuk
mempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam televise hanya menampilkan
satu stimulasi ( suatu rancangan, kecenderungan
, atau dorongan) yang sangat baik bagi perkembangan anak-anak.
2. Dapat mengetahui
berita atau info terkini mengenai perkembangan dunia. Baik yang terjadi di luar
negeri ataupun dalam negeri.
3. TV dapat dijadikan
sebagai motifator, apabila yang ditayangkan didalamnya seputar orang-orang
sukses atau orang yang berhasil karena prestasinya. Sehingga anak dapat
mencontoh kesuksesan mereka.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment