BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan
pembangunan sumber daya manusia (Human Resources). Sejalan dengan ini, tujuan
pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Balita adalah bayi dan anak yang berusia 5 tahun ke bawah. Balita merupakan
masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan
fungsinya ( Supartini, 2004).
Pada masa balita kesehatan anak sangat perlu di perhatikan karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan balita. Untuk dapat menjaga kesehatan balita kita
perlu memperhatikan asupan makanan yang didapatkan, dan kebutuhan imunisasi
untuk menjaga kekebalan tubuh balita.
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah
keadaan di mana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar
berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam
sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai
mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit
muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan
tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang
dewasa.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di
suatu lokasi tertentu. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah
sakit. Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan
pelayanan kebidanan yang diberikan di rumah sakit.
Dari survey pendahuluan yang dilakukan di Desa Blaru RW II‚
didapatkan data keluarga Tn. S mempunyai
masalah pada salah satu anggota keluarga yaitu An. Y umur 3 tahun balita dengan
muntaber. KU: baik, N: Nadi : 90 x/menit, RR: 24 x/menit, BB : 13 kg, TB : 95
cm, Suhu : 370C. Muntah 2x dalam sehari, dan BAB cair >3x/hari.
Berdasarkan data tersebut pada An. Y ditemukan masalah kesehatan
yaitu muntaber. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu pendekatan
keluarga dan perlu dilakukan asuhan kebidanan keluarga pada An. Y.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. S
2.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan
asuhankeluarga, keluarga dapat:
a.
Mengidentifikasi masalah melalui
pengumpulan data analisa, perumusan dan pemecahan masalah.
b.
Memprioritaskan masalah berdasarkan
analisa masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. S .
c. Merencanakan
tindakan untuk membantu memecahkan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
Tn. S.
d. Melaksanakan
tindakan sesuai dengan rencana dan tujuan yang ingin dicapai berdasarkan
prioritas masalah pada keluarga Tn. S.
e. Melakukan
evaluasi tentang kesesuaian hasil yang ingin dicapai dengan yang diinginkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Terkait
1.
Balita
a.
Pengertian
Balita adalah
anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan yakni
pertumbuhan cepat pada usia 0-1 tahun dimana umur 5 tahun berat badan naik 2x
berat badan lahir, dan 3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan 4x pada umur
2 tahun. Pertumbuhan mulai melambat pada masa prasekolah dengan kenaikan berat
badan kurang lebih 2 kg pertahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir
(Septiari, 2012).
b.
Karakteristik Balita
Karakteristik balita dibagi menjadi dua yaitu :
1)
Anak usia 1-3 tahun
2)
Anak usia prasekolah (3-5 tahun)
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya
anak menerima makanan dari apa yang disediakan orang tua. Laju pertumbuhan masa
balita lebih besar dari masa usia prasekolah, sehingga diperluka jumlah makanan
yang relatif besar. Tetap perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah
makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang
usianya lebih besar. Oleh sebab itu pola makan yang diberikan adalah porsi
kecil dengan frekuensi sering. Pada usia prasekolah anak menjadi konsumen
aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak
mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup. Pada fase ini
anak mencapai fase gemar memprotes. Pada masa ini berat badan anak cenderung
mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak, dan pemilihan
maupun penolakan terhadap makanan (Septiari, 2012).
2.
Muntaber
a. Pengertian
Penyakit
Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana
seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali.
Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari.
Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair,
yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber
memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka
mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
b. Penyebab
Penyebab
utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit
lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan
oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau
kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia
coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang
bersih serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi
yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak.
Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor,
sangat potensial menimbulkan wabah muntaber. Selain itu, penyakit muntaber juga
dapat disebabkan oleh virus Vibrio parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio
halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe
antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu)
dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa inkubasi
Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat berkisar
antara 4 – 30 jam.
c.
Cara penularan Muntaber
Cara
penularan muntaber adalah melalui infeksi kuman penyebab, terjadi bila
mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan
penderita muntaber. Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita
atau pembawa kuman (carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang
tempat. Tinja dan muntahan tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah,
sungai dan air sumur. Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai
yang sudah tercemari kemudian dapat menderita muntaber. Penularan langsung juga
dapat terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk
menyuap makanan. Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan
dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi
makanan atau minuman tanpa memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Mengkonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang
akhirnya menimbulkan muntaber. Karenanya, perhatian orang tua sangat diperlukan
untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak-anak. Setelah
terkontaminasi makanan yang mengandung bakteri, perut penderita terasa perih,
nyeri, mual-mual hingga muntah, dan tak lama kemudian menderita muntaber. Nyeri
di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, diikuti kekejangan otot yang
serupa.
Suhu
badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan. Setelah beberapa
hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya mengalami kekurangan
cairan tubuh atau lazim disebut dehidrasi.
d.
Tanda gejala Muntaber
Tanda gejala Muntaber adalah
sebagai berikut :
1)
Sakit perut yang hebat
2)
Kembung pada perut, mual dan
muntah-muntah
3)
Terjadi demam tinggi (yang bisa mencapai
38°C atau leih)
4)
Kepala terasa pusing dan berat
5)
Kurang atau hilangnya nafsu makan
6)
Lemas
7)
Elastisitas kulit menurun, bahkan
halusinasi
e.
Pencegahan Muntaber
1)
Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
dan dalam jumlah yang cukup.
2)
Penggunaan air bersih untuk minum
3)
Mencuci tangan sesudah buang air besar
dan sebelum makan
4)
Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada
tempatnya
5)
Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar
madi, WC, dan dapur
6)
Menjaga kebersihan peralatan makan
7)
Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan
sebelum dimasak
8)
Jika mempuyai bayi, maka berikan ASI
Eksklusif sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian sampai 2 tahun
pertama kehidupan serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol.
f.
Penanganan
Muntaber
1)
Minumlah cairan oralit sebanyak mungkin
penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit
asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke
dalam satu gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah
larutan gula garam.Ambil air masak satu gelas, lalu masukkan dua sendok gula
pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada
penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2)
Penderita sebaikya
diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung.
3)
Memberikan makanan
ekstra yang bergizi sesudah muntaber
4)
Penderita muntaber
sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau
keadaannya parah.
B. Kebidanan Komunitas
1.
Konsep dasar
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian
tertentu. Kebidanan berasal dari kata dari “bidan” yang menururt kesepakatan
WHO,ICM dan IFGO pada tahun 1993 mengatakan bahwa : bidan adalah seorang yang
telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat,
telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau mendapat
izin melakukan praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan dengan batas-batas
wilayah,nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya saling mengenal
dan berintereksi antara anggota satu dengan yang lainnya.(WHO, 1974)
Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat diwilayah kerja tertentu.( Ratna Dewi, 2011)
Kelompok
komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah bagian dari
keluarga atau komunitas.Oleh karena itu, bidan tidak memandang pasiennya dari
sudut biologis.Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya
tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan disekelilingnya.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan
untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita dalam keluarga dan
masyarakat. Hubungan bidan dengan ibu dan anak balita cukup erat. Tugas bidan
terutama adalah menolong ibu dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Ibu sesuai
fungsinya dalam keluarga lebih banyak memperhatikan masalah sosial keluarga
termasuk kesehatan, sehingga ibu yang banyak memperhatikan kesehatan keluarga
akan menghindari keluarga dari masalah kesehatan
Peningkatan kesehatan keluarga dapat mewujudkan lingkungan keluarga
sehat dan meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat. Masalah kesehtan dapat
timbul pada siapa saja baik keluarga miskin atau kaya. Faktor lain yang sangat
penting mempengaruhi kesehatan keluarga adalah lingkungan. Keadaaan lingkungan
yang tidak sehat seperti daerah kumuh cepat timbul masalah kesehatan, perilaku
keluarga terhadap kesehatan juga mempengaruhi kehidupan mereka. Perilku ini
erat hubungannya dengan adat budaya.( Ambarwati, 2011)
2.
Manajemen Kebidanan Komunitas
Strategi penggerakan dan pemberdayaan masyarakat yaitu meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, meningkatan kesadaran
masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang telah
disediakan oleh pemerintah, mengembangkan berbagai cara untuk menggali dan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat untuk pembangunan
kesehatan, mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pembangunan kesehatan yang
sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat dan mengembangkan manajemen
sumber daya yang dimiliki masyarakat secara terbuka( transparan).
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan akan
menghasilkan kemandirian masyarakat dibidang kesehatan dengan demikian
pergerakan dan pemberdayaan masyarakat merupakan proses sedangkan kemandirian
merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan bisa
diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang
ada dilingkungannya, kemudain merencanakan dan melakukan cara pemecahannya
dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari luar.
Pembinaan peran serta masyarakat adalah salah satu
upaya pengembangan yang berkesinambungan dengan tetap memperhatikan penggerakan
dan pemberdayaan masyarakat melalui model persuasif dan dan tidak memerintah,
untuk meningatkan pengetahuan, sikap, perilaku dan mengoptimalkan kemampuan
masyarakat dalan menentukan, merencanakan, memecahkan masalah. Pembianaan lokal
merupakan serangkaian langkah yang diterapkan guna menggali, meningkatkan
potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh
masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat.(Ambarwati, 2011).
C. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar
dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakuka n interaksi
yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yan dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial
dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara
orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar. Sedangkan
menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih
individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.
2. Fungsi Keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan
yaitu sebagai berikut :
a.
Fungsi biologis
adalah
fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan membesarkan anak, serta
memenuhi kebutuhan gizi keluarga (Mubarak, dkk 2009).
b.
Fungsi psikologis
adalah
memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga, memberikan perhatian
diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta
memberikan identitas pada keluarga (Mubarak, dkk 2009).
c.
Fungsi sosialisasi
adalah
membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai budaya (Mubarak,
dkk 2009). Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi
dalam keluarga yang dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi (Setiawati, 2008).
d.
Fungsi ekonomi
adalah
mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga saat ini
dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimana yang akan datang
(Mubarak,dkk 2009). Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang, pangan dan papan
(Setiawati, 2008).
e.
Fungsi pendidikan
adalah
menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan, keterampilan, membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang
dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembanganya (Mubarak,dkk
2009).
3. Tugas Kesehatan Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan atau
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu
sebagai berikut :
a.
Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan
merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan,karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan
dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan
sekecil apa pun yang dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan
menjadi perhatian keluarga atauorang tua. Apabila menyadari adanya perubahan,
keluarga perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan
seberapa besar perubahanya.
b.
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini
merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan di antara anggota
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan. Tindakan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan
yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan
kepada orang lain di lingkungan tempat tinggalnya.
c.
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali
keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga masih merasa
mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau
di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
d.
Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah
merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi anggota
keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih banyak
berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu, kondisi rumah
harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga.
Apabila
mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga atau
anggota keluarga harus dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya.
Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk
memecahkan masalah yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat
bebas dari segala macam penyakit.
4. Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem (Mubarak,dkk. 2009).
Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen,
yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran dalam
situasi sosial tertentu (Mubarak,dkk. 2009). Peran keluarga adalah tingkah laku
spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individudalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat (Setiadi, 2008).
Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh
dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelau psikososial sesuai
dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
BAB III
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
RT/RW : 08/02 Tanggal : 03/12/2015
Desa : Blaru Nama Pendata : Suryani
Kec/Kab : Pati/Pati
A. Data
Umum
1.
Identifikasi Keluarga
Nama Istri : Ny. D Nama
Suami : Tn. S
Umur : 28 Tahun : 35 Tahun
Pendidikan
: Diploma III :
SMP
Pekerjaan : Swasta :
Swasta
Penghasilan/bulan : ±1.000.000 : ±1.000.000
Agama : Islam : Islam
Alamat : Desa Blaru
RT 08 RW 02
Nama Anak : An. Y
Umur/Tgl lahir:
3 thn
Nama Anak : An. A
Umur/Tgl lahir:
6 bln
Nama Nenek : Ny. T Nama Suami : Tn. SJ
Umur : 54 Tahun :
59 Tahun
Pendidikan
: SD : SD
Pekerjaan : IRT : Supir
Penghasilan/bulan : - :
±500.000
Agama : Islam : Islam
Alamat : Desa Blaru
RT 08 RW 02
Nama Adik :
Tn. D
Umur : 25 tahun
Pendidikan :
Diploma III
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
2.
Status Perkawinan
a. Status
perkawinan : Menikah
b. Umur
waktu menikah : 24
c. Lama : 4 thn
d. Perkawinan
ke : 1
e. Jumlah
anak : 2
3.
Data anggota keluarga
No
|
Nama
|
Umur
|
L/P
|
Status
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Agama
|
Ket
|
1.
|
Tn. S
|
35 thn
|
L
|
KK
|
SMP
|
Swasta
|
Islam
|
-
|
2.
|
Ny. D
|
28 thn
|
P
|
Istri
|
DIII
|
Swasta
|
Islam
|
-
|
3.
|
An.Y
|
3 thn
|
L
|
Anak
|
Blm sekolah
|
-
|
Islam
|
-
|
4.
|
An.
A
|
6 bln
|
P
|
Anak
|
Blm sekolah
|
-
|
Islam
|
-
|
5.
|
Tn.
SJ
|
59 thn
|
L
|
Kakek
|
SD
|
Supir
|
Islam
|
-
|
6.
|
Ny.
T
|
54 thn
|
P
|
Nenek
|
SD
|
IRT
|
Islam
|
-
|
7.
|
Tn.
D
|
25 thn
|
L
|
Adik
|
DIII
|
Swasta
|
Islam
|
-
|
4. Genogram
![]() |
|
Keterangan:
![Oval: 2](file:///C:/Users/TOSNIBA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif)
|
:
Ibu Tn. S
![Oval: 4](file:///C:/Users/TOSNIBA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
|
:
Ibu Ny. D
|
:
Saudara laki-laki Tn. S
![Oval: 7](file:///C:/Users/TOSNIBA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
|
:
Ny. D
|
![5-Point Star: 9](file:///C:/Users/TOSNIBA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
: An. Y
![Oval: 10](file:///C:/Users/TOSNIBA/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
5.
Data Kesehatan Keluarga dan Lingkungan
a.
Data kesehatan keluarga
NO
|
Nama
|
Status
|
Keadaan Kesehatan Sekarang
|
1.
|
Tn. S
|
KK
|
Ø Bekerja Swasta
Ø Saat ini Tn.S dalam kondisi sehat, umur 35 tahun.
Ø Tidak ada keluhan fisik
|
2.
|
Ny. D
|
Istri
|
Ø Ny.D melakukan pekerjaan rumah seperti memasak,
menyupu, mencuci dan bekerja swasta
Ø Saat ini Ny.D dalam kondisi sehat, umur 28 tahun
|
3.
|
An.Y
|
Anak
|
Ø Saat ini berusia 3 tahun dan sudah 3 hari ini sakit
muntaber , ia muntah 2x sehari, dan BAB cair
>3x/hari serta malas makan.
Ø An. Y pernah sakit batuk dan flu.
Ø An. Y saat kecil diberi makan MPASI sejak berumur
>6 bulan.
|
4.
|
An. A
|
Anak
|
Ø An. A saat ini berusia 6 bulan dan saat ini dalam
kondisi sehat
Ø An. A belum pernah sakit
Ø An. A hanya minum ASI Eksklusif
|
5.
|
Tn. SJ
|
Kakek
|
Ø Bekerja sebagai supir
Ø Saat ini Tn. S dalam kondisi sehat, umur 59 tahun.
Ø Tidak ada keluhan fisik
|
6.
|
Ny. T
|
Nenek
|
Ø Ny.T
melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, menyapu, mencuci, dll.
Ø Saat ini Ny.T dalam kondisi sehat, umur 54 tahun
|
7.
|
Tn. D
|
Adik
|
Ø Bekerja swasta
Ø Saat ini Tn. D dalam kondisi sehat, umur 25 tahun.
Ø Tidak ada keluhan fisik
|
b. Data
Kesehatan Lingkungan
Status
rumah milik sendiri, jenis rumah permanen, ventilasi cukup, cahaya cukup,
lantai keramik, pembuangan sampah dilakukan secara tertutup, mereka minum dari
air galon. Tempat penyimpanan air tertutup, pengurasannya setiap 3-7 hari
sekali, mereka mempunyai WC sendiri yang cukup bersih di dalam rumah.
c.
Sarana Pelayanan Kesehatan
Jarak
rumah dengan pelayanan kesehatan sekitar 1-5 km, jenis pelayanan yang ada
posyandu, bidan desa, klinik. Bila ada anggota keluarga yang sakit, keluarga mencari
pertolongan di tenaga kesehatan. Sarana komunikasi yang ada handphone dan TV.
Sarana transportasi yang ada adalah kendaraan bermotor milik sendiri.
B. Data
Khusus
1. Balita
a.
Riwayat kesehatan sekarang
Orang
tua mengatakan bahwa saat ini anaknya sedang sakit muntaber, anaknya muntah 2x
sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan.
b.
Riwayat kesehatan yang lalu
Orang
tua mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.
c. Riwayat
kesehatan keluarga
Orang
tua mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala
dada berdebar-debar, keluar keringat dingin, sesak napas, batuk berkepanjangan
lebih dari 2 hari.
d.
Riwayat prenatal & perinatal
Masa
kehamilan: 40 minggu
Jenis
persalinan: Spontan
Penolong:
Bidan
Komplikasi:
Tidak ada
Keadaan
Bayi baru lahir: Sehat
BB/PB
lahir: 2500 gram/49 cm
e.
Riwayat pemberian makan
ASI
Eksklusif: ya, lama pemberian 6 bulan.
PASI
sejak umur >6 bulan, Jenis pisang dan bubur
Makanan
tambahan sejak umur 9 bulan, jenis bubur, keluhan tidak ada
f.
Status kesehatan sekarang
1.
Riwayat alergi:
Jenis
makanan: tidak alergi makanan
Debu : tidak alergi debu
Obat : tidak alergi obat
2.
Imunisasi dasar: lengkap (HB0,
BCG, DPT-HB, Polio, Campak)
3.
Riwayat penyakit lalu: Orang tua
mengatakan anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.
g.
Pemeriksaan
1.
Pemeriksaan Umum
a)
Keadaan umum : cukup baik
b)
Kesadaran : Composmentis
c)
Status emosional : stabil
d)
Tanda vital :
Nadi
: 90 x/menit BB :
13 kg
RR
: 24 x/menit TB
: 95 cm
Suhu
: 370C
e)
Status present :
Ø Kepala
1) Rambut : bersih,
warna hitam, pendek, tidak rontok dan tidak berketombe
2) Wajah
: bersih,
tidak oedem, agak pucat
3) Mata
: Sklera
putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung
4) Hidung
: bersih,
tidak ada polip, tidak ada secret
5) Telinga : simetris,
bersih, tidak ada serumen
6) Mulut
: bibir
agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih, tidak ada sariawan, palatum normal
7) Leher
: tidak
ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
Ø Dada
: simetris, tidak ada
retraksi dinding dada
Ø Abdomen
: perut datar, tidak kembung,
dicubit cepat kembali
Ø Genetalia
: testis sudah turun
Ø Anus : normal, tidak ada kelainan
Ø Ekstremitas
:
1) Atas
: normal, tidak ada kelainan, jari lengkap, tidak polidaktil, tidak sindaktil
2) Bawah
: normal, tidak ada kelainan, jari lengkap, tidak sindaktil, tidak polidaktil.
h.
Tipologi Keluarga
Keluarga
Tn. S adalah termasuk tipe keluarga extended, karena didalam keluarga terdapat
suami, istri, anak, kakek, nenek, adik. Bila dalam keluarga ada masalah keluarga/
individu, keluarga Tn. S selalu memusyawarahkan dengan anggota keluarga, yaitu
dengan kesepakatan bersama. Keluarga Tn. S selalu periksa ke tenaga kesehatan
apabila ada anggota keluarga yang sakit.
i.
Pola pengambilan keputusan
Didalam
satu keluarga apabila ada masalah, diselesaikan secara musyawarah dan hasil
dari musyawarah tersebut diputuskan oleh kepala keluarga yaitu Tn. S. Keluarga
melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam mengatasi masalah yang
dialami oleh keluarga.
j.
Sarana
Pelayanan
Kesehatan
Jarak
rumah ke pelayanan kesehatan 1-5 km, jenis pelayanan kesehatan yang ada
diantaranya BPS, PKD dan Klinik. Bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga
mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. Sarana komunikasi yang ada yaitu TV
dan handphone, sedangkan alat transportasinya mempunyai kendaraan bermotor.
k.
Data Sosial Budaya
Keluarga
Tn. S masih percaya dengan kebiasaan-kebiasaan adat jawa seperti mitoni, dan
selapanan. Hubungan antar anggota keluarga Tn. S, harmonis, saling membantu,
saling menghargai, dan tidak ada konflik antar anggota keluarga. Hubungan keluarga
Tn. S dengan tetangga/ lingkungan sekitar juga harmonis, saling membantu, saling
menghargai dan tidak ada konflik antar tetangga.
l.
Potensi keluarga dalam memenuhi pelayanan
kesehatan
Dalam
keluarga Tn. S, upaya yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit
adalah dengan membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga kesehatan.
m.
Informasi dari tenaga kesehatan
Keluarga
mengatakan pernah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan seperti dokter
saat memeriksakan anaknya dan dari bidan saat posyandu.
2.
Resume Kasus
Dalam
keluarga Tn S terdapat balita yang sedang sakit muntaber. Keluarga sudah
memeriksakan An. Y ke dokter dan sudah diberi obat, dokter mengatakan An. Y
menderita penyakit muntaber. Berdasarkan keterangan keluarga, An. Y sudah 3
hari ini muntah dan BAB cair. Keluarga mengatakan belum tahu penyebab dan cara
pencegahan muntaber. Keluarga juga mengatakan rajin ke posyandu 1 bulan sekali
dan belum pernah melakukan pemeriksaan tumbuh kembang. An. Y diberikan ASI
Eksklusif selama 6 bulan, dan diberi PASI saat umur > 6 bulan, saat umur 9
bulan An. Y diberi makanan tambahan seperti nasi, bubur, dll. Keluarga
megatakan An. Y sudah diberi imunisasi lengkap yaitu HB0, BCG,
DPT-HB, Polio, dan campak.
Dalam
keluarga Tn. S, upaya yang dilakukan jika ada anggota keluarga yang sakit
adalah dengan membawa anggota keluarga yang sakit ke tenaga kesehatan. Hubungan
antar anggota keluarga Tn. S, harmonis, saling membantu, saling menghargai, dan
tidak ada konflik antar anggota keluarga. Hubungan keluarga Tn. S dengan
tetangga/ lingkungan sekitar juga harmonis, saling membantu, saling menghargai
dan tidak ada konflik antar tetangga.
C. Analisa Data dan Penentuan Masalah
DATA
|
MASALAH
KESEHATAN
|
An. Y umur 3 tahun dengan muntaber
DS:
-
Ayah
An.
Y mengatakan anaknya sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x
sehari, dan BAB cair >3x/hari serta malas makan.
-
Ayah
An. Y mengatakan sudah memeriksakan anaknya ke dokter.
-
Ayah
An. Y mengatakan belum tahu penyebab anaknya terkena muntaber dan kurang tahu
tentang penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke dokter,
ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-
Ayah
An. Y mengatakan bahwa anaknya kalau makan jarang cuci tangan.
-
Ayah
An. Y mengatakan
anaknya pernah sakit batuk, flu dan demam.
-
Ayah
An. Y mengatakan bahwa anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0,
BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.)
DO:
-
Keadaan
umum: cukup baik
-
Kesadaran
: Composmentis
-
Nadi
: 90 x/menit
-
RR :
24 x/menit
-
Suhu
: 370 C
-
BB :
13 kg
-
TB :
95 cm
-
Wajah : bersih, tidak oedem, agak
pucat
-
Mata : Sklera putih, konjungtiva
merah muda, mata tidak cekung
-
Hidung : bersih, tidak ada polip,
tidak ada secret
-
Telinga : simetris, bersih, tidak
ada serumen
-
Mulut : bibir agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih, tidak ada sariawan, palatum normal
-
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis
-
Dada : simetris, tidak ada
retraksi dinding dada
-
Abdomen : perut datar, tidak
kembung, dicubit cepat kembali
|
Balita dengan muntaber
|
D. Diagnosa Potensial
Dehidrasi
E. Anticipatory
Antisipasi
yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan kesehatan tentang muntaber
pada keluarga meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, akibat bahaya, pencegahan
dan penanganan muntaber sehingga keluarga dapat mengetahui tentang penyakit
muntaber dan mengetahui cara merawat anak yang terkena muntaber, mengajarkan
cara membuat larutan gula garam (oralit), dan meminta keluarga memenuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan yang cukup bagi An. Y agar tidak dehidrasi akibat
sering muntah dan diare yang dialami dengan memberikan makanan yang lunak dan
tidak merangsang lambung serta memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan
larutan gula garam. Selain itu, meminta keluarga mematuhi pemberian obat sesuai
jadwal dari dokter serta menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan
peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan cuci tangan sebelum makan
dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
BAB
IV
PERENCANAAN
Hari/
tanggal/ jam
|
Diagnosa
Kebidanan
|
Tujuan
|
Sasaran
|
Perencanaan
|
Evaluasi
|
Kamis,
03 Desember 2015
Jam
09.00 WIB
|
An.
Y umur 3 tahun dengan Muntaber
DS:
-
Ayah An. Y mengatakan anaknya
sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair
>3x/hari serta malas makan
-
Ayah An. Y mengatakan sudah
memeriksakan anaknya ke dokter.
-
Ayah An. Y mengatakan belum tahu penyebab
& bahaya penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke
dokter, ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-
Ayah An. Y mengatakan bahwa
anaknya kalau makan jarang cuci tangan
-
Ayah An. Y mengatakan anaknya
pernah sakit batuk, flu dan demam.
-
Ayah An. Y mengatakan bahwa
anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan
campak.)
DO:
-
Keadaan umum: cukup baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
Nadi : 90 x/menit
-
RR : 24 x/menit
-
Suhu : 370 C
-
BB : 13 kg
-
TB : 95 cm
-
Wajah : bersih, tidak oedem, agak
pucat
-
Mata : Sklera putih, konjungtiva
merah muda, mata tidak cekung
-
Hidung : bersih, tidak ada polip,
tidak ada secret
-
Telinga : simetris, bersih, tidak
ada serumen
-
Mulut: bibir agak putih, tidak
pecah-pecah, mulut bersih, tidak ada
sariawan, palatum normal
-
Leher: tidak ada pembesaran
kelenjer tiroid dan vena jugularis
-
Dada : simetris, tidak ada
retraksi dinding dada
-
Abdomen : perut datar, tidak
kembung, dicubit cepat kembali
|
Setelah
dilakukan kunjungan selama 30 menit
diharapkan:
a. Kondisi
An. Y dalam batas normal :
1. TTV:
a) KU:
baik
b) N:
80-90x/menit
c) S:
36,50C – 37,50 C
d) RR:
20 -24x/menit
2. Fisik:
Status present dalam batas normal
b. Keluarga
mematuhi perintah dokter dalam pemberian obat pada An. Y
c. Keluarga
mengetahui tentang penyebab, bahaya, pencegahan dan penanganan penyakit
muntaber
d. Keluarga
mampu merawat An. Y yang sedang sakit dengan memenuhi kebutuhan makanan dan
cairan selama An. Y sakit
e. Keluarga
mampu mencegah anggota keluarga lain agar tidak terkena muntaber
|
Balita
dan keluarga
|
1. Lakukan
Anamnesa
2. Lakukan
Pemeriksaan TTV
3. Lakukan
Pemeriksaan Fisik dan obstetri
4. Anjurkan
keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter
5. Berikan
KIE Muntaber dan ajarkan cara membuat larutan gula garam
6. Anjurkan
keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan dengan memberikan makanan yang
lunak dan tidak merangsang lambung serta memberikan minum air putih sebanyak
mungkin dan larutan gula garam
7. Anjurkan
keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak serta
membiasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga
kebersihan lingkungan sekitar
|
S:
-
Keluarga mengetahui penyebab, bahaya, pencegahan
dan penanganan muntaber
-
Keluarga mampu merawat An. Y yang sedang sakit
dengan memenuhi kebutuhan makanan dan cairan selama An. Y sakit
O:
-
Keadaan umum: baik
-
Kesadaran : Composmentis
-
Nadi : 80 x/menit
-
RR : 20 x/menit
-
Suhu : 36,80 C
-
BB : 13 kg
-
TB : 95 cm
-
Wajah : bersih, tidak oedem
-
Mata : Sklera putih, konjungtiva
merah muda, mata tidak cekung
-
Hidung : bersih, tidak ada polip,
tidak ada secret
-
Telinga : simetris, bersih, tidak
ada serumen
-
Mulut: bibir lembab, tidak
pecah-pecah, mulut bersih, tidak ada
sariawan, palatum normal
-
Leher: tidak ada pembesaran
kelenjer tiroid dan vena jugularis
-
Dada : simetris, tidak ada
retraksi dinding dada
-
Abdomen : perut datar, tidak
kembung, dicubit cepat kembali
|
PELAKSANAAN
Hari/tgl/jam
|
Diagnosa
kebidanan
|
Pelaksanaan
|
Evaluasi
|
Tanda Tangan
|
Kamis,
3 Desember 2015 Jam 09.10 WIB
Minggu,
6 Desember 2015 Jam 08.45 WIB
|
An.
Y umur 3 tahun dengan Muntaber
|
1.
Melakukan anamnesa
2.
Lakukan Pemeriksaan TTV
3.
Lakukan Pemeriksaan Fisik dan obstetri
4. Menganjurkan
keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter
5.
Memberikan KIE tentang Muntaber dan mengajarkan
cara membuat larutan gula garam
6.
Menganjurkan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi
dan cairan dengan memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung
serta memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam
7.
Menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan
peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan cuci tangan sebelum makan
dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar
|
DS:
-
Ayah An. Y mengatakan anaknya
sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair
>3x/hari serta malas makan
-
Ayah An. Y mengatakan sudah
memeriksakan anaknya ke dokter.
-
Ayah An. Y mengatakan belum tahu penyebab
& bahaya penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke
dokter, ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-
Ayah An. Y mengatakan bahwa
anaknya kalau makan jarang cuci tangan
-
Ayah An. Y mengatakan anaknya
pernah sakit batuk, flu dan demam.
-
Ayah An. Y mengatakan bahwa
anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan
campak.)
DO:
-
DS:
-
DO:
-
KU: cukup baik
-
N: 90X/menit
-
S: 370 C
-
RR: 24x/menit
-
BB: 13 Kg
-
TB: 95 cm
DS: -
DO:
-
Wajah : bersih, tidak oedem, agak
pucat
-
Mata : Sklera putih, konjungtiva
merah muda, mata tidak cekung
-
Hidung : bersih, tidak ada polip,
tidak ada secret
-
Telinga : simetris, bersih, tidak
ada serumen
-
Mulut: bibir agak putih, tidak
pecah-pecah, mulut bersih, tidak ada
sariawan, palatum normal
-
Leher: tidak ada pembesaran
kelenjer tiroid dan vena jugularis
-
Dada : simetris, tidak ada
retraksi dinding dada
-
Abdomen : perut datar, tidak kembung,
dicubit mudah kembali
DS: Ayah An. Y
mengatakan akan selalu memastikan anaknya meminum obat dari dokter agar cepat
sembuh
DO:
-
DS:
-
Keluarga bersedia diberi KIE
-
Keluarga mengatakan keadaan An. Y sudah lebih baik
sekarang karena sudah tidak muntah lagi tapi masih BAB cair
DO:
-
Ayah An. Y memperhatikan saat diberi penjelasan
-
Nenek An . Y mengangguk-angguk saat diberi
penjelasan
DS: Ayah An. Y
mengatakan anaknya susah kalau dibujuk untuk makan
DO: -
DS:
Keluarga bersedia lebih menjaga kebersihan lagi mulai dari sekarang karena
khawatir anaknya yang lain akan terkena muntaber juga
DO:
-
|
CATATAN
PERKEMBANGAN
Hari/tgl/jam
|
Diagnosa
kebidanan
|
Hasil
|
Tanda tangan
|
|||
S
|
O
|
A
|
P
|
|||
Kamis,
3 Desember 2015
Jam
09.30 WIB
Minggu,
6 Desember 2015
Jam
09.20 WIB
![]()
Jum’at,
18 Desember 2015
Jam
15.30 WIB
Rabu,
23 Desember 2015
Jam
08.30 WIB
|
An.
Y umur 3 tahun dengan Muntaber
An.
Y umur 3 tahun dengan Muntaber
An.
Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
An.
Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
|
-
Ayah An. Y mengatakan anaknya
sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair, anaknya muntah 2x sehari, dan BAB cair
>3x/hari serta malas makan
-
Ayah An. Y mengatakan sudah
memeriksakan anaknya ke dokter.
-
Ayah An. Y mengatakan belum tahu penyebab
& bahaya penyakit muntaber, yang ia tahu saat memeriksakan anaknya ke
dokter, ia diberitahu dokter bahwa anaknya terkena muntaber.
-
Ayah An. Y mengatakan bahwa
anaknya kalau makan jarang cuci tangan
-
Ayah An. Y mengatakan anaknya
pernah sakit batuk, flu dan demam.
-
Ayah An. Y mengatakan bahwa
anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap (HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan
campak.)
-
Ayah An. Y mengatakan akan selalu
memastikan anaknya meminum obat dari dokter agar cepat sembuh
-
Keluarga bersedia diberi KIE
-
Keluarga mengatakan keadaan An. Y sudah lebih baik
sekarang karena sudah tidak muntah lagi tapi masih BAB cair
-
Ayah An. Y mengatakan anaknya susah kalau dibujuk
untuk makan
-
Keluarga bersedia lebih menjaga kebersihan lagi
mulai dari sekarang karena khawatir anaknya yang lain akan terkena muntaber
juga
-
Ibu An. Y mengatakan anaknya sudah tidak muntah
dan tidak BAB cair lagi
-
Ibu An. Y mengatakan anaknya sudah tidak sakit
lagi bahkan sudah bermain sepeda dengan teman-temannya.
-
Ibu An. Y mengatakan anaknya sudah tidak malas
makan lagi
-
Nenek An. Y mengatakan An. Y sudah sehat dan sudah
rajin makan serta tidak muntah maupun diare lagi
-
Nenek An. Y mengatakan sudah menjaga kebersihan
dengan baik dan setiap mau makan selalu menyuruh An. Y untuk cuci tangan
|
-
KU: cukup baik
-
N: 90X/menit
-
S: 370 C
-
RR: 24x/menit
-
BB: 13 Kg
-
TB: 95 cm
-
Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat
-
Mata : Sklera putih, konjungtiva
merah muda, mata tidak cekung
-
Hidung : bersih, tidak ada polip,
tidak ada secret
-
Telinga : simetris, bersih, tidak
ada serumen
-
Mulut: bibir agak putih, tidak
pecah-pecah, mulut bersih, tidak ada
sariawan, palatum normal
-
Leher: tidak ada pembesaran
kelenjer tiroid dan vena jugularis
-
Dada : simetris, tidak ada
retraksi dinding dada
-
Abdomen : perut datar, tidak
kembung, dicubit mudah kembali
-
Ayah An. Y memperhatikan saat diberi penjelasan
-
Nenek An . Y mengangguk-angguk saat diberi
penjelasan
-
KU: baik
-
Kesadaran: composmentis
-
N: 85x/menit
-
S: 36,60 C
-
RR: 22x/menit
-
BB: 12 Kg
-
Wajah: bersih, tidak pucat, tidak oedem
-
Mulut: bibir merah muda, tidak sariawan
-
Perut: perut datar, tidak kembung, dicubit mudah
kembali
-
Hasil KPSP: nilai 9 (perkembangan anak sesuai
tahap perkembangannya)
-
S: 36,80 C
-
N: 84x/menit
-
RR: 22x/menit
-
Wajah: bersih, tidak pucat, tidak oedem
-
Mulut: bibir merah muda, tidak sariawan
-
Perut: perut datar, tidak kembung, dicubit mudah
kembali
|
An.
Y umur 3 tahun dengan Muntaber
An.
Y umur 3 tahun dengan Muntaber
An.
Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
An.
Y umur 3 tahun dengan riwayat muntaber
|
-
Berikan KIE tentang muntaber
-
Penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
-
Anjurkan keluarga lebih menjaga kebersihan
-
Penuhi Kebutuhan cairan dan nutrisi
-
Lakukan penimbangan BB dan pemberian makanan
tambahan
-
Lakukan KPSP
-
Lakukan kunjungan ulang beberapa hari lagi
-
Anjurkan keluarga selalu menjaga kebersihan
|
BAB
V
PEMBAHASAN
Diagnosa Kebidanan
An.
Y umur 3 tahun sudah tiga hari ini mengalami penyakit muntaber. Keluarga sudah
memeriksakan An. Y ke dokter dan sudah diberi obat, dokter mengatakan An. Y
menderita penyakit muntaber. Berdasarkan keterangan keluarga, An. Y sudah 3
hari ini muntah dan BAB cair. An. Y muntah 2x sehari, dan
BAB cair >3x/hari serta malas makan. Keluarga mengatakan belum tahu penyebab
dan cara pencegahan muntaber. Keluarga mengatakan bahwa An. Y kalau makan
jarang cuci tangan dan An. Y pernah sakit batuk, flu dan demam. Keluarga
juga mengatakan rajin ke posyandu 1 bulan sekali dan belum pernah melakukan
pemeriksaan tumbuh kembang. An. Y diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan, dan
diberi PASI saat umur > 6 bulan, saat umur 9 bulan An. Y diberi makanan
tambahan seperti nasi, bubur, dll. Keluarga megatakan An. Y sudah diberi
imunisasi lengkap yaitu HB0, BCG, DPT-HB, Polio, dan campak.
Dari
hasil pemeriksaan didapatkan hasil: Keadaan umum: cukup baik,
Kesadaran
: Composmentis, Nadi : 90 x/menit, RR : 24
x/menit, Suhu : 370 C, BB : 13 kg, TB : 95 cm, Wajah
: bersih, tidak oedem, agak pucat, Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda,
mata tidak cekung, Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, Telinga
: simetris, bersih, tidak ada serumen, Mulut: bibir agak putih, tidak
pecah-pecah, mulut bersih, tidak ada
sariawan, palatum normal, Leher :
tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan vena jugularis, Dada : simetris, tidak
ada retraksi dinding dada, Abdomen : perut datar, tidak kembung, dicubit cepat
kembali.
Oleh
karena itu, dilakukan asuhan kebidanan keluarga dengan memberikan penyuluhan kesehatan
tentang muntaber pada keluarga meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala,
akibat bahaya, pencegahan dan penanganan muntaber sehingga keluarga dapat
mengetahui tentang penyakit muntaber dan mengetahui cara merawat anak yang
terkena muntaber, mengajarkan cara membuat larutan gula garam (oralit), dan
meminta keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan yang cukup bagi An. Y
agar tidak dehidrasi akibat sering muntah dan diare yang dialami dengan
memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung serta memberikan
minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam. Selain itu juga meminta
keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter serta menganjurkan
keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak serta membiasakan
cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga kebersihan lingkungan
sekitar.
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan keluarga, kondisi An. Y berangsur-angsur membaik.
Keluarga sudah mengetahui tentang penyakit muntaber dan bersedia melakukan
anjuran yang diberikan dalam merawat An. Y yang terkena muntaber dan bersedia
lebih menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Dari awal mendata sampai
memberikan asuhan kebidanan keluarga, petugas tidak menemui hambatan apapun,
karena keluarga merasa senang dan antusias atas asuhan yang diberikan. Keluarga
menyambut baik usaha petugas dalam memberikan asuhan sehingga keluarga dapat mengetahui
cara mencegah dan menangani penyakit muntaber agar tidak ada anggota keluarga
lain terkena penyakit ini.
BAB
VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit Muntaber atau
Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan di mana seseorang menderita
muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat
berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. An.
Y umur 3 tahun sudah tiga hari ini mengalami penyakit muntaber. Keluarga sudah
memeriksakan An. Y ke dokter dan sudah diberi obat. Berdasarkan keterangan
keluarga, An. Y sudah 3 hari ini muntah dan BAB cair. An. Y muntah 2x sehari, dan
BAB cair >3x/hari serta malas makan. Keluarga mengatakan belum tahu penyebab
dan cara pencegahan muntaber. Keluarga
mengatakan bahwa An. Y kalau makan jarang cuci tangan dan An. Y pernah
sakit batuk, flu dan demam. Dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil: Keadaan umum: cukup baik,
Kesadaran : Composmentis, Nadi : 90 x/menit,
RR : 24 x/menit, Suhu : 370 C, BB : 13
kg, TB : 95 cm, Wajah : bersih, tidak oedem, agak pucat,
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda, mata tidak cekung, Mulut: bibir
agak putih, tidak pecah-pecah, mulut bersih,
tidak ada sariawan, palatum normal, Abdomen : perut datar, tidak
kembung, dicubit cepat kembali.
Oleh karena itu, dilakukan asuhan kebidanan keluarga
dengan memberikan penyuluhan tentang muntaber, mengajarkan cara membuat larutan
gula garam (oralit), meminta keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
yang cukup bagi An. Y dengan memberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang
lambung, memberikan minum air putih sebanyak mungkin dan larutan gula garam,
meminta keluarga mematuhi pemberian obat sesuai jadwal dari dokter, serta
menganjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan peralatan makan dan makanan anak
serta membiasakan cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB serta menjaga
kebersihan lingkungan sekitar.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga, kondisi
An. Y berangsur-angsur membaik. Keluarga sudah mengetahui tentang penyakit
muntaber dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan dalam merawat An. Y yang
terkena muntaber dan bersedia lebih menjaga kebersihan makanan dan lingkungan.
Dari awal mendata sampai memberikan asuhan kebidanan keluarga, petugas tidak
menemui hambatan apapun, karena keluarga merasa senang dan antusias atas asuhan
yang diberikan.
B.
Saran
a. Sebaiknya
keluarga lebih menjaga kebersihan
rumah, terutama kamar mandi, WC, dan dapur, peralatan makan, serta mencuci
sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
b. Sebaiknya
orang tua membiasakan anaknya untuk cuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB
karena penularan langsung penyakit muntaber dapat terjadi apabila tangan kotor
atau tercemar kuman dipergunakan untuk makan. Muntaber lebih sering menyerang
anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga
kebersihan.
c. Sebaiknya berikan
anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan. Karena diare
sering timbul menyertai campak, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat
mencegah diare sehingga imunisasi campak dapat mencegah
terjadinya diare yang lebih parah lagi (Depkes, 2010).
DAFTAR
PUSTAKA
|
Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.
Muslihatun,
Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi,
dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Prasetyani‚Eka.
2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta:
Nuha Medika.
Pudiastuti,
Ratna Dewi. 2011. Buku Ajar Kebidanan
Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sudarti
dan Endang khoirunnisa. 2010. Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan :
Penyakit Pada Balita
Sub Pokok Bahasan :
Muntaber pada Balita
Sasaran :
Keluarga Tn. S
Waktu :
30 menit
Tempat :
Rumah Keluarga Tn S di RT 08/RW II, Desa Blaru
Penyuluh : Anys
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan
penjelasan tentang muntaber selama 30 menit, diharapkan orang tua dapat memahami
tentang penyakit muntaber.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah
mendapatkan penyuluhan, diharapkan audiens dapat :
1) Menjelaskan pengertian muntaber
2) Menjelaskan penyebab muntaber
3) Menjelaskan tanda gejala muntaber
4) Menjelaskan akibat muntaber
5) Menjelaskan pencegahan muntaber
6) Menjelaskan penanganan muntaber
3. Materi
1) Pengertian muntaber
2) Penyebab muntaber
3) Tanda gejala muntaber
4) Akibat muntaber
5) Pencegahan muntaber
6) Penanganan muntaber
4. Kegiatan Penyuluhan
No
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
|
Penyuluhan
|
Audiens
|
|||
1.
|
Pembukaan
|
5 menit
|
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
|
Menjawabsalam,
Mendengarkan, Memperhatikan.
|
2.
|
Pelaksanaan
|
20 menit
|
a. Menjelaskan pengertian muntaber
b. Menjelaskan penyebab untaber
c. Menjelaskan tanda gejala muntaber
d. Menjelaskan akibat muntaber
e. Menjelaskan pencegahan muntaber
f. Menjelaskan penanganan muntaber
g. Memberi kesempatan kepada audiens
untuk bertanya
h. Menjawab pertanyaan
yang
diajukan oleh audiens
|
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan
Memperhatikan
Mendengarkan
Mendengarkan
Bertanya
Mendengarkan
|
3.
|
Penutup
|
5 menit
|
a. Menyimpulkan penyuluhan
yang telah
dilaksanakan.
b. Salam
penutup.
|
Memperhatikan
Menjawab Salam
|
5. Media
1. Leaflat
2. Materi
6. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
7. Evaluasi
No.
|
Hal Yang Dinilai
|
Keterangan
|
Hasil
|
1.
|
Input
a. Sasaran
b. Media
|
a.
Berapa jumlah audiens yang hadir?
b.
Apakah media sudah sesuai dan menarik
|
a.
Anggota keluagga Tn. S hadir 95%
b.
Sesuai, Menarik
|
2.
|
Proses
a. Keaktifan
peserta
b. Penyampaian
materi
|
a.
Apakah peserta aktif bertanya?
b.
Apakah penyampaian materi sudah jelas?
|
a.
Cukup Aktif
b.
Cukup Jelas
|
3.
|
Output
Penerimaan materi yang disampaikan
|
Memberikan
beberapa pertanyaan seputar materi yang disampaikan
|
Empat pertanyaan
dapat dijawab
|
8. Daftar
Pustaka
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita.
Yogyakarta: Fitramaya.
Sudarti dan Endang khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
|
Kelly Paula, M.D. Bayi Anda Tahun
Pertama, Jakarta : Arca
9. Lampiran
a.
Leaflat
b.
Materi
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Muntaber
Penyakit
Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan dimana seseorang
menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu
dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga
mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang
anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular
karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.
B. Penyebab
Muntaber
Penyebab
utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus,
parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang
disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya
kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh
bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan
sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi
terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga
memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga
menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan
wabah muntaber. Selain itu, juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio
parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan
telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K”
yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu) dapat
menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa inkubasi
Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat berkisar
antara 4 – 30 jam.
Jadi, penyebab muntaber adalah:
1.
Adanya peradangan pada usus yang
disebabkan oleh bakteri atau parasit lain seperti protozoa, cacing, dan jamur.
2.
Keracunan makanan atau minuman yang
disebabkan oleh bahan kimia atau bakteri.
3.
Akibat lingkungan hidup yang kurang
bersih dan makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
4.
Disebabkan oleh suatu virus yang
dinamakan Vibrio parahaemolyticus.
C. Cara
Penularan Muntaber
Cara
penularan muntaber adalah melalui infeksi kuman penyebab, terjadi bila
mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan
penderita muntaber. Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita
atau pembawa kuman (carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang
tempat. Tinja dan muntahan tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah,
sungai dan air sumur.
Orang
sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian
dapat menderita muntaber. Penularan langsung juga dapat terjadi apabila tangan
kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk menyuap makanan. Muntaber lebih
sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya
belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi makanan atau minuman tanpa
memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Mengkonsumsi
makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang
akhirnya menimbulkan muntaber. Karenanya, perhatian orang tua sangat diperlukan
untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak-anak.
Setelah
terkontaminasi makanan yang mengandung bakteri, perut penderita terasa perih,
nyeri, mual-mual hingga muntah, dan tak lama kemudian menderita muntaber. Nyeri
di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, diikuti kekejangan otot yang
serupa. Suhu badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan.
Setelah beberapa hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya
mengalami kekurangan cairan tubuh atau lazim disebut dehidrasi.
D. Tanda Gejala Muntaber
Tanda gejala
Muntaber adalah sebagai berikut :
1. Perut
terasa sakit dan kembung
2. Mual
dan muntah
3. Kepala
terasa pusing dan berat
4. Terjadi
demam tinggi (yang bisa mencapai 38°C atau lebih)
5. Nafsu
makan berkurang
6. Lemas
E. Akibat Muntaber
1.
Suhu badan penderita biasanya menaik
tajam
2.
Kurang nafsu makan
3.
Kerusakan pada lapisan saluran
pencernaan mengakibatkan terjadi perdarahan yang keluar bersamaan dengan
kotoran
4.
Kondisi penderita melemah
5.
Kehilangan cairan yang terlalu cepat,
terutama pada anak-anak sehingga menyebabkan dehidrasi.
6.
Dapat menyebabkan syok bahkan kematian
bila penderita tidak segera ditolong.
F. Pencegahan Muntaber
1.
Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan
dalam jumlah yang cukup.
2.
Penggunaan air bersih untuk minum
3.
Mencuci tangan sesudah buang air besar
dan sebelum makan
4.
Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada
tempatnya
5.
Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar
madi, WC, dan dapur
6.
Menjaga kebersihan peralatan makan
7.
Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan
sebelum dimasak
8.
Jika mempuyai bayi, maka berikan ASI
Eksklusif sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian sampai 2 tahun
pertama kehidupan serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol.
G. Penanganan Muntaber
1.
Minumlah cairan oralit sebanyak mungkin
penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit
asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke
dalam satu gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah
larutan gula garam.Ambil air masak satu gelas, lalu masukkan dua sendok gula
pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada
penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2. Penderita sebaikya diberikan makanan yang lunak dan tidak
merangsang lambung.
3. Memberikan makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber
4.
Penderita muntaber
sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau
keadaannya parah.
No comments:
Post a Comment