Wednesday 13 January 2016

Cara Memelihara Organ Reproduksi

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memelihara organ reproduksi kita. Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut
a)      Senantiasa menjaga kebersihanya. Pada wanita, usahakan agar organ reproduksi senantiasa kering dan tidak lembab. Keadaan organ reproduksi yang basah memudahkan berjangkitnya infeksi dari luar (Maulana, 2009). Selain itu jaga daerah kemaluan dan selangkangan agar tetap kering. Suasana yang lembap akan menarik datangnya jamur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem reproduksi. Terlebih lagi, jika wanita dengan berat badan berlebih, maka harus benar – benar menjaga agar daerah tersebut tetap dalam keadaan kering.
b)      Memelihara kebersihan diri dan kebersihan dalam hubungan seksual. Ini dilakukan untuk mencegah infeksi atau masuknya kuman melalui saluran reproduksi. Infeksi sering menjadi penyebab kemandulan. Untuk hubungan seksual, sangat tidak dianjurkan untuk berganti – ganti pasangan karena hnya akan menambah kemungkinan terjadinya infeksi (Andira, 2010). 
c)      Cara menyeka yang benar. Gunakan handuk, tisu, maupun air untuk membersihkan. Caranya adalah dari arah depan ke belakang agar bibit penyakit yang bersarang di dubur tidak terbawa ke wilayah kemaluan yang akan menimbulkan infeksi, peradangan, dan rasa gatal (Maulana, 2009). Dan pencucian vagina, jaga vagina agar tetap bersih. Lakukan pencucian dengan air bersih secukupnya. Pencucian dengan larutan khusus hanya diperlukan jika ada infeksi di daerah kemaluan. Lakukan pencucian, terutama setelah buang air kecil maupun besar dengan air dan sabun.
d)     Melakukan pencegahan khusus. Tujuan melakukan pencegahan khusus adalah untuk menemukan atau mendeteksi beberapa kelainan. Tindakan ini juga bermanfaat untuk menekan biaya pengobatan bila terjadi infeksi, kemandulan, atau biaya operasi maupun kemoterapi jika terjadi kanker. Hal ini dikarenakan beberapa penyakit saluran reproduksi tidak dapat dihindari hanya dengan memelihara kebersihan saja. Meskipun demikian, kemajuan teknologi dalam bidang kedokteran telah memungkinkan penyembuhan (bahkan beberapa di antaranya sampai tuntas), asalkan penyakit segera ditangani (Andira, 2010). 
e)      Untuk memudahkan penyerapan getah dan keringat , gunakanlah pakaian dalam yang berbahan katun, bukan nilon atau bahan sintesis lain yang kecil daya serapnya (Maulana, 2009).  Hal tersebut dapat mencegah menempelnya jamur pada alat kelamin. Menghindari tukar menukar pakaian dalam dengan orang lain meskipun dengan anggota keluarga. Ini disebabkan setiap orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda – beda. Selain itu juga menjaga kebersihan pakaian dalam. Sebaiknya mengganti pakaian dalam minimal dua kali dalam sehari (Andira, 2010). 
f)       Jangan menggunakan alat bantuan untuk melakukan masturbasi karena bisa menyebabkan robeknya selaput dara dan infeksi pada vagina atau penis (Maulana, 2009). 
g)      Bulu yang tumbuh di daerah kemaluan bisa menjadi sarang kuman bila dibiarkan terlalu panjang (Sallika, 2010). Melakukan perawatan terhadap rambut yang tumbuh pada alat kelamin. Menghindari membersihkan rambut yang tumbuh di daerah kemaluan dengan cara mencabut karena akan menimbulkan lubang bekas bulu kemaluan tersebut. Lubang tersebut dapat menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur yang selanjutnya dapat menyebabkan iritasi dan penyakit kulit. Untuk perawatan rambut tersebut, disarankan hanya merapikanya saja dengan memendekkan (memotongnya) menggunakan gunting atau dicukur.  Rambut kemaluan bisa ditumbuhi sejenis jamur atau kutu, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal. Sebelum menggunakan alat cukur pakailah busa atau sabun terlebih dahulu. Gunakan alat cukur khusus yang lembut, yang sebelumnya sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas. Setelah selesai digunakan, simpan dalam tempat yang bersih dan kering. Jangan menyimpanya di tempat yang lembab. Sama dengan pemakian celana dalam, alat cukur tersebut juga tidak dianjurkan dipaki secara bergantian meskipun dengan pasangan (Andira, 2010). 
h)      Jangan menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena akan merusak keasaman vagina yang berfungsi membunuh bakteri atau kuman yang masuk.  Selain itu, jangan menggunakan deodoran atau spray. Rangsangan dari bahan ini dapat menimbulkan peradangan dari liang sanggama da bibir kemaluan dengan keluhan gatal dan keputihan  (Maulana, 2009). 
i)        Rajin mengganti pembalut saat menstruasi. Pada saat menstruasi. Kuman – kuman lebih mudah masuk kedalam organ reproduksi. Pembalut yang mengandung banyak gumpalan darah merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur dan bakteri. Oleh karena itu, sebaiknya pada saat menstruasi mengganti pembalut 4 jam sekali atau 2 – 3 kali sehari atau setiap saat jika sudah merasa tidak nyaman. Sebelum mengganti pembalut, jangan lupa bersihkan vagina terlebih dahulu.
j)        Bila sedang mengalami keputihan atau menstruasi tinggal sedikit, boleh saja menggunakan pelapis celana panty liner. Tetapi sebaiknya tidak digunakan setiap hari. Panty liner justru dapat memicu kelembapan karena bagian dasarnya terbuat dari plastik. Pilih panty liner yang tidak mengandung parfum, terutama buat mereka yang berkulit sensitif (Sallika, 2010).
k)      Bagi penderita yang terinfeksi jamur, celana dalam harus dicuci dengan tepat. Ini dikarenakan jamur hanya bisa dimatikan dengan menggunakan panas tinggi. Dapat memberikan perlakuan pada celana dalam  seperti merebus, merendam di cairan pemutih, menggosok cara steam, atau meletakkan celana dalam yang masih lembab di microwave dengan suhu tinggi selama lima menit.
l)        Mengkonsumsi yoghurt dari kultur aktif L. Acidophilus untuk mencegah infeksi jamur. Mengurangi konsumsi makan – makanan yang manis karena menurut sebuah penelitian, 90 % wanita yang mengurangi konsumsi gula akan mengalami penurunan infeksi jamur.
m)    Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi nutrisi yang baik. Selain itu, melakukan olahraga teratur, tidak merokok, serta memberikan tubuh asupan multivitamin yang mengandung elemen besi dan zinc. 
Banyak sekali penyakit yang bisa muncul bila seseorang tidak memperhatikan kesehatan orgam reproduksi, mulai dari yang berat, seperti PMS (penyakit menular seksual), kanker servik, atau kanker leher rahim, kista, endometriosis, sampai berbagai gangguan ringan, seperti keputihan, gatal – gatal, dan semacamnya (Maulana, 2009).


 Hal – Hal yang Dihindari dalam Perawatan Sistem Reproduksi
Dalam perawatan sistem reproduksi, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari. Hal – hal tersebut antara lain :
(a).  Pemakaian celana dalam atau celana jin yang terlalu ketat. Pemakaian celana dalam atau celana jin yang sangat ketat akan menyebabkan kulit pada organ kelamin dan daerah selangkangan menjadi sulit bernapas. Akibatnya derah tersebut menjadi lebih banyak berkeringat. Hal tersebut menyebabkan wilayah kemaluan menjadi lembap. Hal tersebut menyebabkan daerah kemaluan mudah terkena jamur dan teriritasi.
(b). Pemakian pantyliner. Pemakianya yang praktis daripada harus membawa ganti celana dalam untuk menjaga kebersihan daerah kemaluan menjadi daya tariknya. Namun, penggunaan pantyliner setiap hari tidak dianjurkan. Akan lebih baik bagi kesehatan organ reproduksi jika mengganti celana dalam daripada sekadar mengganti pantyliner. Sebaiknya pantyliner hanya digunakan saat mengalami keputihan saja.
(c).  Pengguanaan toilet umum. Toilet umum digunakan oleh orang banyak dan terkadang tidak semua pemakaianya memperhatikan kebersihan. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin toilet umum berpotensi menyebarkan bibit penyakit, terutama pada organ genital. Ada beberapa hal yang sebaiknya dialakukan dalam pemakaian toilet umum untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin muncul dari balik toilet umum tersebut. Hal – hal tersebut antara lain :
(1). Menyiram toilet sebelum menggunakanya. Ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit jika da pengguna lain yang berpenyakit kelamin.
(2). Menggunakan air yang keluar melalui kran atau tisu
(3). Menghindari pengguanaan air dari bak atau ember karena berdasarkan penelitian air tersebut mengandung 70 % jamur penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina
(d). Jangan menyemprotkan minyak wangi / parfum kedalam vagina.


Efek Perawatan yang Salah
Bagaimana pun juga, perawatan pada organ reproduksi wanita harus dilakukan secara benar. Jika perawatan yang dilakukan tidak benar, alih – alih mendapatkan sistem reproduksi yang sehat, mungkin malah menimbulkan berbagai masalah. Efek perawatan organ reproduksi eksternal yang salah antara lain :
1).    Tergangguanya keseimbangan ekosistem jika pembersih atau sabun berbahan daun sirih digunakan dalam waktu yang lama.

2).    Produk pembersih wanita yang mengandung bahan povidone iodine mempunyai efek samping dermatitis kontak sampai reaksi alergi yang berat (Andira, 2010).  

No comments:

Post a Comment