Ada
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memelihara organ reproduksi kita.
Beberapa hal tersebut adalah sebagai berikut
a)
Senantiasa
menjaga kebersihanya. Pada wanita, usahakan agar organ reproduksi senantiasa
kering dan tidak lembab. Keadaan organ reproduksi yang basah memudahkan
berjangkitnya infeksi dari luar (Maulana, 2009). Selain itu jaga daerah
kemaluan dan selangkangan agar tetap kering. Suasana yang lembap akan menarik
datangnya jamur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem reproduksi.
Terlebih lagi, jika wanita dengan berat badan berlebih, maka harus benar –
benar menjaga agar daerah tersebut tetap dalam keadaan kering.
b)
Memelihara
kebersihan diri dan kebersihan dalam hubungan seksual. Ini dilakukan untuk
mencegah infeksi atau masuknya kuman melalui saluran reproduksi. Infeksi sering
menjadi penyebab kemandulan. Untuk hubungan seksual, sangat tidak dianjurkan
untuk berganti – ganti pasangan karena hnya akan menambah kemungkinan terjadinya
infeksi (Andira, 2010).
c)
Cara
menyeka yang benar. Gunakan handuk, tisu, maupun air untuk membersihkan.
Caranya adalah dari arah depan ke belakang agar bibit penyakit yang bersarang
di dubur tidak terbawa ke wilayah kemaluan yang akan menimbulkan infeksi,
peradangan, dan rasa gatal (Maulana, 2009). Dan pencucian vagina, jaga vagina
agar tetap bersih. Lakukan pencucian dengan air bersih secukupnya. Pencucian
dengan larutan khusus hanya diperlukan jika ada infeksi di daerah kemaluan.
Lakukan pencucian, terutama setelah buang air kecil maupun besar dengan air dan
sabun.
d)
Melakukan
pencegahan khusus. Tujuan melakukan pencegahan khusus adalah untuk menemukan
atau mendeteksi beberapa kelainan. Tindakan ini juga bermanfaat untuk menekan
biaya pengobatan bila terjadi infeksi, kemandulan, atau biaya operasi maupun
kemoterapi jika terjadi kanker. Hal ini dikarenakan beberapa penyakit saluran
reproduksi tidak dapat dihindari hanya dengan memelihara kebersihan saja.
Meskipun demikian, kemajuan teknologi dalam bidang kedokteran telah
memungkinkan penyembuhan (bahkan beberapa di antaranya sampai tuntas), asalkan
penyakit segera ditangani (Andira, 2010).
e)
Untuk
memudahkan penyerapan getah dan keringat , gunakanlah pakaian dalam yang
berbahan katun, bukan nilon atau bahan sintesis lain yang kecil daya serapnya
(Maulana, 2009). Hal tersebut dapat
mencegah menempelnya jamur pada alat kelamin. Menghindari tukar menukar pakaian
dalam dengan orang lain meskipun dengan anggota keluarga. Ini disebabkan setiap
orang memiliki kondisi kelamin yang berbeda – beda. Selain itu juga menjaga
kebersihan pakaian dalam. Sebaiknya mengganti pakaian dalam minimal dua kali
dalam sehari (Andira, 2010).
f)
Jangan
menggunakan alat bantuan untuk melakukan masturbasi karena bisa menyebabkan robeknya
selaput dara dan infeksi pada vagina atau penis (Maulana, 2009).
g)
Bulu
yang tumbuh di daerah kemaluan bisa menjadi sarang kuman bila dibiarkan terlalu
panjang (Sallika, 2010). Melakukan perawatan terhadap rambut yang tumbuh pada
alat kelamin. Menghindari membersihkan rambut yang tumbuh di daerah kemaluan
dengan cara mencabut karena akan menimbulkan lubang bekas bulu kemaluan
tersebut. Lubang tersebut dapat menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur
yang selanjutnya dapat menyebabkan iritasi dan penyakit kulit. Untuk perawatan
rambut tersebut, disarankan hanya merapikanya saja dengan memendekkan
(memotongnya) menggunakan gunting atau dicukur.
Rambut kemaluan bisa ditumbuhi sejenis jamur atau kutu, sehingga menimbulkan
rasa tidak nyaman dan gatal. Sebelum menggunakan alat cukur pakailah busa atau
sabun terlebih dahulu. Gunakan alat cukur khusus yang lembut, yang sebelumnya
sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas. Setelah selesai digunakan, simpan
dalam tempat yang bersih dan kering. Jangan menyimpanya di tempat yang lembab.
Sama dengan pemakian celana dalam, alat cukur tersebut juga tidak dianjurkan
dipaki secara bergantian meskipun dengan pasangan (Andira, 2010).
h)
Jangan
menggunakan alat pembersih kimiawi tertentu karena akan merusak keasaman vagina
yang berfungsi membunuh bakteri atau kuman yang masuk. Selain itu, jangan menggunakan deodoran atau
spray. Rangsangan dari bahan ini dapat menimbulkan peradangan dari liang
sanggama da bibir kemaluan dengan keluhan gatal dan keputihan (Maulana, 2009).
i)
Rajin
mengganti pembalut saat menstruasi. Pada saat menstruasi. Kuman – kuman lebih
mudah masuk kedalam organ reproduksi. Pembalut yang mengandung banyak gumpalan
darah merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur dan
bakteri. Oleh karena itu, sebaiknya pada saat menstruasi mengganti pembalut 4
jam sekali atau 2 – 3 kali sehari atau setiap saat jika sudah merasa tidak
nyaman. Sebelum mengganti pembalut, jangan lupa bersihkan vagina terlebih
dahulu.
j)
Bila
sedang mengalami keputihan atau menstruasi tinggal sedikit, boleh saja
menggunakan pelapis celana panty liner. Tetapi sebaiknya tidak digunakan setiap
hari. Panty liner justru dapat memicu kelembapan karena bagian dasarnya terbuat
dari plastik. Pilih panty liner yang tidak mengandung parfum, terutama buat
mereka yang berkulit sensitif (Sallika, 2010).
k)
Bagi
penderita yang terinfeksi jamur, celana dalam harus dicuci dengan tepat. Ini
dikarenakan jamur hanya bisa dimatikan dengan menggunakan panas tinggi. Dapat
memberikan perlakuan pada celana dalam
seperti merebus, merendam di cairan pemutih, menggosok cara steam, atau
meletakkan celana dalam yang masih lembab di microwave dengan suhu tinggi selama lima menit.
l)
Mengkonsumsi
yoghurt dari kultur aktif L. Acidophilus untuk mencegah infeksi jamur.
Mengurangi konsumsi makan – makanan yang manis karena menurut sebuah
penelitian, 90 % wanita yang mengurangi konsumsi gula akan mengalami penurunan
infeksi jamur.
m)
Meningkatkan
daya tahan tubuh dengan mengonsumsi nutrisi yang baik. Selain itu, melakukan
olahraga teratur, tidak merokok, serta memberikan tubuh asupan multivitamin
yang mengandung elemen besi dan zinc.
Banyak
sekali penyakit yang bisa muncul bila seseorang tidak memperhatikan kesehatan
orgam reproduksi, mulai dari yang berat, seperti PMS (penyakit menular
seksual), kanker servik, atau kanker leher rahim, kista, endometriosis, sampai
berbagai gangguan ringan, seperti keputihan, gatal – gatal, dan semacamnya
(Maulana, 2009).
Hal
– Hal yang Dihindari dalam Perawatan Sistem Reproduksi
Dalam perawatan
sistem reproduksi, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari. Hal – hal
tersebut antara lain :
(a).
Pemakaian
celana dalam atau celana jin yang terlalu ketat. Pemakaian celana dalam atau
celana jin yang sangat ketat akan menyebabkan kulit pada organ kelamin dan
daerah selangkangan menjadi sulit bernapas. Akibatnya derah tersebut menjadi
lebih banyak berkeringat. Hal tersebut menyebabkan wilayah kemaluan menjadi
lembap. Hal tersebut menyebabkan daerah kemaluan mudah terkena jamur dan
teriritasi.
(b).
Pemakian
pantyliner. Pemakianya yang praktis daripada harus membawa ganti celana dalam
untuk menjaga kebersihan daerah kemaluan menjadi daya tariknya. Namun,
penggunaan pantyliner setiap hari tidak dianjurkan. Akan lebih baik bagi
kesehatan organ reproduksi jika mengganti celana dalam daripada sekadar
mengganti pantyliner. Sebaiknya pantyliner hanya digunakan saat mengalami
keputihan saja.
(c).
Pengguanaan
toilet umum. Toilet umum digunakan oleh orang banyak dan terkadang tidak semua
pemakaianya memperhatikan kebersihan. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin
toilet umum berpotensi menyebarkan bibit penyakit, terutama pada organ genital.
Ada beberapa hal yang sebaiknya dialakukan dalam pemakaian toilet umum untuk
meminimalkan dampak negatif yang mungkin muncul dari balik toilet umum
tersebut. Hal – hal tersebut antara lain :
(1).
Menyiram
toilet sebelum menggunakanya. Ini dilakukan untuk mencegah penularan penyakit
jika da pengguna lain yang berpenyakit kelamin.
(2).
Menggunakan
air yang keluar melalui kran atau tisu
(3).
Menghindari
pengguanaan air dari bak atau ember karena berdasarkan penelitian air tersebut
mengandung 70 % jamur penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina
(d).
Jangan
menyemprotkan minyak wangi / parfum kedalam vagina.
Efek Perawatan yang Salah
Bagaimana
pun juga, perawatan pada organ reproduksi wanita harus dilakukan secara benar.
Jika perawatan yang dilakukan tidak benar, alih – alih mendapatkan sistem
reproduksi yang sehat, mungkin malah menimbulkan berbagai masalah. Efek
perawatan organ reproduksi eksternal yang salah antara lain :
1).
Tergangguanya
keseimbangan ekosistem jika pembersih atau sabun berbahan daun sirih digunakan
dalam waktu yang lama.
2).
Produk
pembersih wanita yang mengandung bahan povidone iodine mempunyai efek samping
dermatitis kontak sampai reaksi alergi yang berat (Andira, 2010).
No comments:
Post a Comment