Thursday 27 July 2017

Satuan Acara Penyuluhan Muntaber pada Balita



SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan           : Penyakit Pada Balita
Sub Pokok Bahasan    : Muntaber pada Balita
Sasaran                        : Ibu Balita
Waktu                                     : 30 menit
Tempat                        : RW II, Desa Blaru
Penyuluh                     : Kelompok II

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penjelasan tentang muntaber selama 30 menit, diharapkan orang tua dapat memahami tentang penyakit muntaber.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan audiens dapat :
1)      Menjelaskan pengertian muntaber
2)      Menjelaskan penyebab muntaber
3)      Menjelaskan tanda gejala muntaber
4)      Menjelaskan akibat muntaber
5)      Menjelaskan pencegahan muntaber
6)      Menjelaskan penanganan muntaber

3. Materi
1)      Pengertian muntaber
2)      Penyebab muntaber
3)      Tanda gejala muntaber
4)      Akibat muntaber
5)      Pencegahan muntaber
6)      Penanganan muntaber

4. Kegiatan Penyuluhan
No
Tahap
Waktu
Kegiatan
Penyuluhan
Audiens
1.
Pembukaan
5 menit
a.    Mengucapkan salam
b.    Memperkenalkan diri
c.    Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
Menjawab salam,
Mendengarkan, Memperhatikan.

2.
Pelaksanaan
20 menit
a.       Menjelaskan pengertian muntaber
b.      Menjelaskan penyebab untaber
c.       Menjelaskan tanda gejala muntaber
d.      Menjelaskan akibat muntaber
e.       Menjelaskan pencegahan muntaber
f.       Menjelaskan penanganan muntaber
g.      Memberi kesempatan kepada audiens untuk bertanya
h.      Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh audiens
Mendengarkan

Mendengarkan

Mendengarkan

Memperhatikan

Mendengarkan

Mendengarkan

Bertanya


Mendengarkan

3.
Penutup
5 menit
a.       Menyimpulkan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
b.      Salam penutup.
Memperhatikan


Menjawab Salam

5. Media
     a. Leaflat
     b. Materi
6. Metode
a.       Ceramah
b.      Tanya jawab
7. Evaluasi

No.

Hal Yang Dinilai

Keterangan

Hasil
1.
Input
a.       Sasaran
b.      Media


a.   Berapa jumlah audiens yang hadir?

b.   Apakah media sudah sesuai dan menarik

a.   Ibu Balita hadir 95%
b.   Sesuai, Menarik
2.
Proses
a.       Keaktifan peserta
b.      Penyampaian materi
a.   Apakah peserta aktif bertanya?
b.   Apakah penyampaian materi sudah jelas?
a.   Cukup Aktif

b.   Cukup Jelas
3.
Output
Penerimaan materi yang disampaikan
Memberikan beberapa pertanyaan seputar materi yang disampaikan
Empat pertanyaan dapat dijawab

8.   Daftar Pustaka
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.
Sudarti dan Endang khoirunnisa. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika

Deslidel, dkk. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Jakarta: EGC.

9.   Lampiran
a.       Leaflat
b.      Materi


Lampiran

MATERI PENYULUHAN

A.    Pengertian Muntaber
Penyakit Muntaber atau Vibrio Parahaemolyticus Enteritis adalah keadaan dimana seseorang menderita muntah-muntah disertai buang air besar berkali-kali. Kejadian itu dapat berulang tiga sampai lebih sepuluh kali dalam sehari. Terjadi perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, melembek sampai mencair, yang kadang juga mengandung darah atau lendir. Lazimnya, penyakit muntaber memang menyerang anak-anak, terutama pada usia dua hingga delapan tahun. Mereka mudah tertular karena daya tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa.

B.  Penyebab Muntaber
Penyebab utama penyakit muntaber adalah peradangan usus oleh bakteri, virus, parasit lain (jamur, cacing, protozoa), keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia serta kurang gizi, misalnya kelaparan atau kekurangan protein. Penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri Escherichia coli ini dapat mewabah akibat lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang bersih serta makanan yang dikonsumsi terkontaminasi bakteri. Sistem sanitasi yang tidak terjaga dengan baik juga memudahkan kuman untuk berkembang biak. Hujan yang terus menerus sehingga menimbulkan banjir dan lingkungan yang kotor, sangat potensial menimbulkan wabah muntaber.
Selain itu,  juga dapat disebabkan oleh virus Vibrio parahaemolyticus yang termasuk jenis vibrio halofilik dan telah diidentifikasi ada 12 grup antigen “O” dan sekitar 60 tipe antigen “K” yang berbeda. Strain patogen pada umumnya (tetapi tidak selalu) dapat menimbulkan reaksi hemolitik yang khas (fenomena Kanagawa). Masa inkubasi Vibrio parahaemolyticus biasanya antara 12 – 24 jam, tetapi dapat berkisar antara 4 – 30 jam.
 Jadi, penyebab muntaber adalah:
1.      Adanya peradangan pada usus yang disebabkan oleh bakteri atau parasit lain seperti protozoa, cacing, dan jamur.
2.      Keracunan makanan atau minuman yang disebabkan oleh bahan kimia atau bakteri.
3.      Akibat lingkungan hidup yang kurang bersih dan makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
4.      Disebabkan oleh suatu virus yang dinamakan Vibrio parahaemolyticus.

C.    Cara Penularan Muntaber
Cara penularan muntaber adalah melalui infeksi kuman penyebab, terjadi bila mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja atau muntahan penderita muntaber. Tinja atau muntahan tersebut dikeluarkan oleh penderita atau pembawa kuman (carrier) yang buang air besar atau muntah di sembarang tempat. Tinja dan muntahan tadi kemudian mencemari lingkungan misalnya tanah, sungai dan air sumur.
Orang sehat yang menggunakan air sumur atau air sungai yang sudah tercemari kemudian dapat menderita muntaber. Penularan langsung juga dapat terjadi apabila tangan kotor atau tercemar kuman dipergunakan untuk menyuap makanan. Muntaber lebih sering menyerang anak-anak karena cara makan dan minum mereka yang umumnya belum dapat menjaga kebersihan. Mereka mengonsumsi makanan atau minuman tanpa memperhatikan kebersihan makanan yang dikonsumsi.
Mengkonsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri, merangsang asam lambung yang akhirnya menimbulkan muntaber. Karenanya, perhatian orang tua sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya penyakit muntaber pada anak-anak. Setelah terkontaminasi makanan yang mengandung bakteri, perut penderita terasa perih, nyeri, mual-mual hingga muntah, dan tak lama kemudian menderita muntaber. Nyeri di perut biasanya timbul pada perut bagian bawah, diikuti kekejangan otot yang serupa. Suhu badan penderita biasanya menaik tajam dan kurang nafsu makan. Setelah beberapa hari mengalami muntah-muntah dan diare, penderita akhirnya mengalami kekurangan cairan tubuh atau lazim disebut dehidrasi.

D.  Tanda Gejala Muntaber
Tanda gejala Muntaber adalah sebagai berikut :
1.      Perut terasa sakit dan kembung
2.      Mual dan muntah
3.      Kepala terasa pusing dan berat
4.      Terjadi demam tinggi (yang bisa mencapai 38°C atau lebih)
5.      Nafsu makan berkurang
6.      Lemas



E. Akibat Muntaber
1.      Suhu badan penderita biasanya menaik tajam
2.      Kurang nafsu makan
3.      Kerusakan pada lapisan saluran pencernaan mengakibatkan terjadi perdarahan yang keluar bersamaan dengan kotoran
4.      Kondisi penderita melemah
5.      Kehilangan cairan yang terlalu cepat, terutama pada anak-anak sehingga menyebabkan dehidrasi.
6.      Dapat menyebabkan syok bahkan kematian bila penderita tidak segera ditolong.

F.     Pencegahan Muntaber
1.      Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan dalam jumlah yang cukup.
2.      Penggunaan air bersih untuk minum
3.      Mencuci tangan sesudah buang air besar dan sebelum makan
4.      Membuang tinja, termasuk tinja bayi pada tempatnya
5.      Menjaga kebersihan rumah, terutama kamar madi, WC, dan dapur
6.      Menjaga kebersihan peralatan makan
7.      Mencuci sayuran, buah, dan bahan makanan sebelum dimasak
8.      Jika mempuyai bayi, maka berikan ASI Eksklusif sampai dengan 6 bulan dan melanjutkan pemberian sampai 2 tahun pertama kehidupan serta sebisa mungkin menghindari penggunaan susu botol. 

G.    Penanganan Muntaber
1.      Minumlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam satu gelas air masak (200 cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam.Ambil air masak satu gelas, lalu masukkan dua sendok gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum.
2.      Penderita sebaikya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang lambung.
3.      Memberikan makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber
4.      Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti dalam sehari atau keadaannya parah.

No comments:

Post a Comment