UNIVERSAL PRECAUTION
A. Infeksi
Nosokomial (INOS)
Infeksi
nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas
perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu dari tempat yang paling mungkin
mendapat infeksi karena mengandung populasi mikroorganisme yang tinggi dengan
jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik.
Infeksi
iatrogenic adalah jenis infeksi nosokomial yang diakibatkan oleh prosedur
diagnostic atau terapeutik, contoh : infeksi karena pemasangan kateter.
Infeksi
nosokomial dapat secara endogen maupun eksogen. Infeksi eksogen didapat dari
mikroorganisme ekternal terhadap individu, yang bukan merupakan flora normal,
contoh : infeksi dari Salmonella dan Clostridium tetanii. Infeksi endogen dapat
terjadi bila sebagian flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang
berlebihan, contoh : infeksi enterokokus dan streptokokus.
B.
Konsep
Asepsis
Asepsis artinya adalah tidak adanya patogen yang menyebabkan
sakit. Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan klien sebisa mungkin terbebas
dari mikroorganisme (Crow, 1989).
Asepsis medis atau teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan
untuk mencegah penyebaran mikroorganisme, contoh : mencuci tangan, ganti sprei.
Asepsis bedah atau teknik steril termasuk prosedur yang digunakan
untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah. Sterilisasi membunuh semua
mikroorganisme dan spora. Teknik steril harus digunakan saat melakukan prosedur
infasif.
C.
Asepsis
Medis
1.
Kontrol
atau Eliminasi Agen Infeksius
a.
Pembersihan
Pembersihan adalah membuang semua material asing seperti kotoran dan
materi organik dari suatu obyek. Bila peralatan terkontaminasi oleh materi
organik seperti darah, feses, mukus atau pus, perawat menggunakan masker ,
kacamata pelindung, dan sarung tangan kedap air.
b.
Desinfeksi
dan Sterilisasi
Desinfeksi adalah proses yang memusnahkan banyak atau semua
mikroorganisme dengan pengecualian spora bakteri dari obyek yang mati. Contoh
desinfektan : alkohol, klorin, glutaraldehid, dan fenol. Zat kimia ini dapat
membakar dan toksis terhadap jaringan.
Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan seluruh
mikroorganisme termasuk spora. Contoh : penguapan dengan tekanan, gas etilen
oksida (ETO).
2.
Kontrol
atau Eliminasi Reservoar
Contoh: mandi, mengganti balutan, membuang atau mencuci
berdih menggunakan deterjen linen yang kotor, jarum terkontaminasi dibuang
tanpa manutup kembali dan dibuang dalam wadah yang tidak tembus tusukan, dll.
3.
Kontrol
terhadap Portal Keluar
Contoh : perawat mengontrol organisme keluar dari saluran
pernafasan, dengan cara menghindari berbicara langsung dengan menghadap wajah
klien atau menghindari berbicara, bersin, atau batuk di atas luka bedah atau
area balutan steril. Perawat yang demam ringan harus memakai masker khususnya
bila mengganti balutan atau melakukan prosedur steril. Perawat juga harus
berhati-hati terhadap eksudat pada saat membuangnya.
4.
Pengendalian
Penularan
a.
Mencuci
tangan adalah menggosok
seluruh kulit permukaan tangan dengan sabun secara bersama dengan kuat dan
ringkas yang kemudian dibilas di bawah aliran air.
Tujuan : membuang kotoran dan organisme yang menempel di
tangan dan untuk mengurangi mikroba total pada saat itu.
Perawat mencuci tangan dalam keadaan sebagai berikut :
ü
Jika
tampak kotor
ü
Sebelm
dan setelah kontak dengan klien
ü
Setelah
kontak dengan sumber mikroorganisme
ü
Sebelum
melakukan prosedur infasif
ü
Setelah
melepaskan sarung tangan
![](file:///C:\Users\boim\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
![](file:///C:\Users\boim\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
![](file:///C:\Users\boim\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
![](file:///C:\Users\boim\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg)
b.
Tindakan
isolasi adalah penggunaan
dengan tepat gown, sarung tangan, masker dan kacamata serta peralatan dan
pakaian pelindung lainnya.
ü
Gown
Tujuan : mencegah
pakaian menjadi kotor selama kontak dengan klien.
ü
Masker
Tujuan : menghindari
menghirup mikroorganisme dari saluran pernafasan klien dan mencegah penularan
patogen dari saluran pernafasan perawat ke klien
ü
Sarung
Tangan
Tujuan : mencegah
penularan patogen melalui cara kontak langsung maupun tidak langsung.
ü
Goggles
/ Kacamata Pelindung
Tujuan : mencegah
perawat terkena percikan droplet, cairan tubuh atau darah klien.
D. Asepsis Bedah
Asepsis bedah atau teknik steril mengharuskan tindakan
menghilangkan atau membunuh mikroorganisme, termasuk patoge dan spora dari
suatu obyek
Indikasi penggunaan teknik steril :
1.
Selama
prosedur yang mengharuskan perforasi intens pada kulit, contoh injeksi,
pemasangan infus.
2.
Pada
saat integritas kulit rusak karena trauma, pembedahan, atau terbakar
3.
Selama
prosedur yang melibatkan tindakan invasif atau pemasukan alat-alat bedah ke
dalam rongga tubuh yang steril.
E. Cuci Tangan
Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk
dilakukan dengan tujuan mencegah penyebaran mikroorganisme bagik dari petugas
kesehatan ke pasien ataupun sebaliknya. Menurut Larson (1982) dan Aylette
(1992) pelaksanaan cuci tangan tergantung pada:
ü
Intensitas/frekuensi
kontak dengan klien dan bahan yang terkontaminasi
ü
Tingkat
atau jumlah kontaminasi yang terjadi
ü
Ketahanan
klien dan tim kesehatan terhadap infeksi
F. Cuci
tangan harus dilaksanakan pada saat:
ü
Awal
mulai shift
ü
Sebelum
dan sesudah kontak dengan klien
ü
Sebelum
melaksanakan prosedur invasif
ü
Sebelum
dan sesudah melakukan perawatan luka
ü
Setelah
kontak dengan cairan tubuh, meskipun menggunakan sarung tangan
ü
Setelah
selesai shift
ü
Pelaksanaan
cuci tangan minimal dilakukan 10-15 detik. Penggunaan cairan antimikroba pada
saat cuci tangan dapat menurunkan jumlah mikroba.
G. Penggunaan
Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya
transmisi patogen baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan
sarung tangan menurut Center for Disease
Control and Prevention (CDC) dapat menurunkan:
ü
Kemungkinan
terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius
ü
Risiko
penyebaran flora andogen dari petugas ke klien
ü
Risiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke petugac
H. Sarung
tangan digunakan pada saat:
ü
Mengalami
luka pada kulit
ü
Melakukan
prosedur invasif
ü
Berisiko
untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh
No comments:
Post a Comment