Saturday, 5 November 2016

UNIVERSAL PRECAUTION



UNIVERSAL PRECAUTION

A.     Infeksi Nosokomial (INOS)
Infeksi nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu dari tempat yang paling mungkin mendapat infeksi karena mengandung populasi mikroorganisme yang tinggi dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik.
Infeksi iatrogenic adalah jenis infeksi nosokomial yang diakibatkan oleh prosedur diagnostic atau terapeutik, contoh : infeksi karena pemasangan kateter.
Infeksi nosokomial dapat secara endogen maupun eksogen. Infeksi eksogen didapat dari mikroorganisme ekternal terhadap individu, yang bukan merupakan flora normal, contoh : infeksi dari Salmonella dan Clostridium tetanii. Infeksi endogen dapat terjadi bila sebagian flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan, contoh : infeksi enterokokus dan streptokokus.
B.      Konsep Asepsis
Asepsis artinya adalah tidak adanya patogen yang menyebabkan sakit. Teknik aseptik adalah usaha mempertahankan klien sebisa mungkin terbebas dari mikroorganisme (Crow, 1989).
Asepsis medis atau teknik bersih, termasuk prosedur yang digunakan untuk mencegah penyebaran mikroorganisme, contoh : mencuci tangan, ganti sprei.
Asepsis bedah atau teknik steril termasuk prosedur yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dari suatu daerah. Sterilisasi membunuh semua mikroorganisme dan spora. Teknik steril harus digunakan saat melakukan prosedur infasif.
C.      Asepsis Medis
1.        Kontrol atau Eliminasi Agen Infeksius
a.          Pembersihan
Pembersihan adalah membuang semua material asing seperti kotoran dan materi organik dari suatu obyek. Bila peralatan terkontaminasi oleh materi organik seperti darah, feses, mukus atau pus, perawat menggunakan masker , kacamata pelindung, dan sarung tangan kedap air.

b.         Desinfeksi dan Sterilisasi
Desinfeksi adalah proses yang memusnahkan banyak atau semua mikroorganisme dengan pengecualian spora bakteri dari obyek yang mati. Contoh desinfektan : alkohol, klorin, glutaraldehid, dan fenol. Zat kimia ini dapat membakar dan toksis terhadap jaringan.
Sterilisasi adalah penghancuran atau pemusnahan seluruh mikroorganisme termasuk spora. Contoh : penguapan dengan tekanan, gas etilen oksida (ETO).
2.        Kontrol atau Eliminasi Reservoar
Contoh: mandi, mengganti balutan, membuang atau mencuci berdih menggunakan deterjen linen yang kotor, jarum terkontaminasi dibuang tanpa manutup kembali dan dibuang dalam wadah yang tidak tembus tusukan, dll.
3.        Kontrol terhadap Portal Keluar
Contoh : perawat mengontrol organisme keluar dari saluran pernafasan, dengan cara menghindari berbicara langsung dengan menghadap wajah klien atau menghindari berbicara, bersin, atau batuk di atas luka bedah atau area balutan steril. Perawat yang demam ringan harus memakai masker khususnya bila mengganti balutan atau melakukan prosedur steril. Perawat juga harus berhati-hati terhadap eksudat pada saat membuangnya.
4.        Pengendalian Penularan
a.          Mencuci tangan adalah menggosok seluruh kulit permukaan tangan dengan sabun secara bersama dengan kuat dan ringkas yang kemudian dibilas di bawah aliran air.
Tujuan : membuang kotoran dan organisme yang menempel di tangan dan untuk mengurangi mikroba total pada saat itu.
Perawat mencuci tangan dalam keadaan sebagai berikut :
ü  Jika tampak kotor
ü  Sebelm dan setelah kontak dengan klien
ü  Setelah kontak dengan sumber mikroorganisme
ü  Sebelum melakukan prosedur infasif
ü  Setelah melepaskan sarung tangan
                                             

b.         Tindakan isolasi adalah penggunaan dengan tepat gown, sarung tangan, masker dan kacamata serta peralatan dan pakaian pelindung lainnya.
ü  Gown
Tujuan : mencegah pakaian menjadi kotor selama kontak dengan klien.
ü  Masker
Tujuan : menghindari menghirup mikroorganisme dari saluran pernafasan klien dan mencegah penularan patogen dari saluran pernafasan perawat ke klien
ü  Sarung Tangan
Tujuan : mencegah penularan patogen melalui cara kontak langsung maupun tidak langsung.
ü  Goggles / Kacamata Pelindung
Tujuan : mencegah perawat terkena percikan droplet, cairan tubuh atau darah klien.
D.     Asepsis Bedah
Asepsis bedah atau teknik steril mengharuskan tindakan menghilangkan atau membunuh mikroorganisme, termasuk patoge dan spora dari suatu obyek
Indikasi penggunaan teknik steril :
1.        Selama prosedur yang mengharuskan perforasi intens pada kulit, contoh injeksi, pemasangan infus.
2.        Pada saat integritas kulit rusak karena trauma, pembedahan, atau terbakar
3.        Selama prosedur yang melibatkan tindakan invasif atau pemasukan alat-alat bedah ke dalam rongga tubuh yang steril.


E.      Cuci Tangan
Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan mencegah penyebaran mikroorganisme bagik dari petugas kesehatan ke pasien ataupun sebaliknya. Menurut Larson (1982) dan Aylette (1992) pelaksanaan cuci tangan tergantung pada:
ü  Intensitas/frekuensi kontak dengan klien dan bahan yang terkontaminasi
ü  Tingkat atau jumlah kontaminasi yang terjadi
ü  Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi
F.      Cuci tangan harus dilaksanakan pada saat:
ü  Awal mulai shift
ü  Sebelum dan sesudah kontak dengan klien
ü  Sebelum melaksanakan prosedur invasif
ü  Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka
ü  Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun menggunakan sarung tangan
ü  Setelah selesai shift
ü  Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan 10-15 detik. Penggunaan cairan antimikroba pada saat cuci tangan dapat menurunkan jumlah mikroba.
G.     Penggunaan Sarung Tangan
Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi patogen baik secara langsung maupun tidak langsung. Penggunaan sarung tangan menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) dapat menurunkan:
ü  Kemungkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius
ü  Risiko penyebaran flora andogen dari petugas ke klien
ü  Risiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke petugac
H.     Sarung tangan digunakan pada saat:
ü  Mengalami luka pada kulit
ü  Melakukan prosedur invasif
ü  Berisiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh


No comments:

Post a Comment