KEBUTUHAN OKSIGENASI
Oksigen memegang peranan penting dalam
semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan
tubuh, secara fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan dapat meninbulkan
kematian. Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat
vital bagi tubuh.
TERAPI OKSIGEN
DESKRIPSI
1. Pengertian
- Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernapasan dalam mempertahankan oksigenasi
2. Tujuan
- Mengatasi keadaan hipoksemia
- Menurunkan kerja pernapasan
- Menurunkan beban kerja otot jantung (miokard)
3. Indikasi
Kerusakan O2 jaringan yang diikuti gangguan metabolisme dan sebagai
bentuk hipoksemia, secara umum pada:
- Penurunan kadar oksigen (PaO2)
- Peningkatan kerja pernapasan yang ditandai dengan peningkatan laju nafas, nafas dalam, dan penggunaan otot-otot tambahan
- Peningkatan kerja otot jantung (miokard)
4. Indikasi Klinis
- Henti jantung paru
- Gagal nafas
- Gagal jantung atau AMI
- Syok
- Meningkatnya kebutuhan O2 pada luka bakar, infeksi berat, multiple trauma
- Keracunan CO
- Post operasi
5. Metode dan Peralatan minimal yang harus
diperhatikan pada terapi oksigen
- Mengatur % fraksi O2 (%HO2)
- Mencegah akumulasi kelebihan CO2
- Resistensi minimal untuk pernapasan
- Efisiensi dan ekonomis dalam penggunaan O2
- PaO2 < 60 mmHg PaCO2 > 60 mmHg
6. Metode Pemberian Oksigen
No.
|
Metode Pemberian
|
FiO2
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
Sistem Aliran Rendah
|
|
|
|
|
1.
|
Kateter dan
kanul Nasal
|
1-6
liter/menit: 24-44%
|
·
Aman dan sederhana
·
Mudah ditoleransi pasien
·
Efektif untuk konsentrasi rendah
· Tidak mengganggu makan dan bicara pasien
·
Murah, disposibel
|
· Tidak dapat digunakan jika terjadi
obstruksi nasal
·
Menyebabkan membran mukosa kering
·
Iritasi kulit dan hidung
·
Nyeri sinus dan epistaksis
·
Distensi lambung
|
2.
|
Sungkup muka
sederhana
|
5-8
liter/menit: 40-60%
|
· Memberi konsentrasi oksigen lebih tinggi
dibandingkan kateter/kanul nasal
·
Tidak menyebabkan membran mukosa kering
|
·
Aspirasi bila muntah
·
Penumpukan CO2 pada aliran O2 rendah
·
Empisema subkutan ke dalam jaringan mata pada
aliran O2 tinggi dan nekrose apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat
· Mengganggu makan dan bicara pasien
|
3.
|
Sungkup muka
“Rebreathing” dengan kantong /Rebreathing Mask (RM): Udara inspirasi sebagian
bercampur dengan udara ekspirasi 1/3 bagian volume ekshalasi masuk kantong,
2/3 bagian volume ekshalasi melewati lubang-lubang di samping masker
|
8-12
liter/menit: 60-80%
|
·
Peningkatan FiO2 yang diberikan
· Humidifikasi O2 yang relatif lebih mudah
· Tidak menyebabkan membrane mukosa kering
|
·
Aspirasi bila muntah
·
Empisema subkutan ke dalam jaringan mata pada
aliran O2 tinggi dan nekrose apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat
·
Mengganggu makan dan bicara pasien
|
4.
|
Sungkup muka
“Non Rebreathing” dengan kantong O2/Non Rebreathing Mask (NRM): terdapat kleb
di samping untuk mencegah masukknya udara ruangan dan kleb di kantong
reservoir untuk mencegah udara masuk ke kantong selama ekshalasi. Udara inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi, udara luar tidakmempengaruhi
|
8-12
liter/menit: 90%
|
·
Peningkatan FiO2 yang diberikan
· Humidifikasi O2 yang relatif lebih mudah
·
Tidak menyebabkan membran mukosa kering
|
·
Aspirasi bila muntah
·
Empisema subkutan ke dalam jaringan mata pada
aliran O2 tinggi dan nekrose apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat
·
Mengganggu makan dan bicara pasien
|
Sistem Aliran Tinggi
|
|
|
|
|
1.
|
Sungkup Muka Venturi (Venturi Mask)
|
4-14 lt/menit:
30-55%
|
·
Dipakai pada pasien dengan tipe ventilasi
tidak teratur
·
Tidak menyebabkan membran mukosa kering
|
·
Aspirasi bila muntah
· Nekrose bila pemasangan sungkup terlalu
ketat
|
2.
|
Sungkup Muka
Aerosol (Ambu Bag)
|
Lebih dari 10
lt/menit: 100%
|
· Memberikan konsentrasi oksigen tinggi
100% tanpa intubasi
·
Tidak menyebabkan membran mukosa kering
|
·
Penumpukan air pada aspirasi bila muntah serta
nekrose karena pemasangan sungkup yang terlalu ketat
|
3.
|
Oxyhood/Headbox
(plastik bening yang ditutupkan mulai
dari leher sampai kepala)
|
10-15
lt/menit: 100%
|
· Cocok untuk bayi, kepala dapat bergerak
bebas
|
· Gas O2 yang dingin membuat stressor pada
pasien, sehingga diperlukan penghangatan dan humidifikasi
|
7. Terapi Oksigen pada Pasien Hipoksia
Penilaian PaO2 pasien dengan
udara bebas
·
Ringan: PaO2 antara 70-80mmHg
Terapi oksigen yang diberikan: nasal
kanul/kateter mulai 2-3 liter/menit
Masker
6 liter/menit
·
Sedang: PaO2 antara 50-70mmHg
Masker 8-12 liter/menit atau venturi mask
50-60%
·
Gagal nafas: PaO2 50mmHg
Intubasi dan ventilasi mekanik (penggunaan
ventilator)
8. Pemantauan Terapi Oksigen
·
Warna kulit: merah, pucat, pink
·
Keadaan
klinis: sesak nafas, penggunaan otot tambahan pernapasan
·
Hasil
laboratorium Analisa Gas Darah (AGD)
·
Saturasi oksigen
·
Pulse
oxymeter
·
Penilaian sistem kardiovaskular: kesadaran, laju
jantung, nadi perifer, dan tekanan darah
9. Komplikasi
·
Iritasi
pada hidung dan telinga, membran mukosa kering
·
Depresi
pernapasan: gangguan ventilasi kronis (peningkatan CO2) dan hipoksemia
·
Displasia
bronkopulmunal: pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi
·
Retrolental
fibroplasia, terutama pada bayi prematur
·
Penurunan mucociliary
clearance
·
Kerusakan kapiler endoteal
·
Edema intersisial
·
Kerusakan pneumocytes
·
Fibrosis intersisial
No comments:
Post a Comment