Thursday, 3 November 2016

Kebutuhan Oksigenasi



KEBUTUHAN OKSIGENASI
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional, mengalami kemunduran atau bahkan dapat meninbulkan kematian. Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.

TERAPI OKSIGEN
DESKRIPSI
1.      Pengertian
  • Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernapasan dalam mempertahankan oksigenasi
2.      Tujuan
  • Mengatasi keadaan hipoksemia
  • Menurunkan kerja pernapasan
  • Menurunkan beban kerja otot jantung (miokard)
3.      Indikasi
Kerusakan O2 jaringan yang diikuti gangguan metabolisme dan sebagai bentuk hipoksemia, secara umum pada:
  • Penurunan kadar oksigen (PaO2)
  • Peningkatan kerja pernapasan yang ditandai dengan peningkatan laju nafas, nafas dalam, dan penggunaan otot-otot tambahan
  • Peningkatan kerja otot jantung (miokard)
4.      Indikasi Klinis
  • Henti jantung paru
  • Gagal nafas
  • Gagal jantung atau AMI
  • Syok
  • Meningkatnya kebutuhan O2 pada luka bakar, infeksi berat, multiple trauma
  • Keracunan CO
  • Post operasi

5.      Metode dan Peralatan minimal yang harus diperhatikan pada terapi oksigen
  • Mengatur % fraksi O2 (%HO2)
  • Mencegah akumulasi kelebihan CO2
  • Resistensi minimal untuk pernapasan
  • Efisiensi dan ekonomis dalam penggunaan O2
  • PaO2 < 60 mmHg PaCO2 > 60 mmHg
6.      Metode Pemberian Oksigen
No.
Metode Pemberian
FiO2
Keuntungan
Kerugian
Sistem Aliran Rendah



1.
Kateter dan kanul Nasal
1-6 liter/menit: 24-44%
·    Aman dan sederhana
·    Mudah ditoleransi pasien
·    Efektif untuk konsentrasi rendah
·    Tidak mengganggu makan dan bicara pasien
·    Murah, disposibel
·    Tidak dapat digunakan jika terjadi obstruksi nasal
·    Menyebabkan membran mukosa kering
·    Iritasi kulit dan hidung
·    Nyeri sinus dan epistaksis
·    Distensi lambung
2.
Sungkup muka sederhana
5-8 liter/menit: 40-60%
·    Memberi konsentrasi oksigen lebih tinggi dibandingkan kateter/kanul nasal
·    Tidak menyebabkan membran mukosa kering
·    Aspirasi bila muntah
·    Penumpukan CO2 pada aliran O2 rendah
·    Empisema subkutan ke dalam jaringan mata pada aliran O2 tinggi dan nekrose apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat
·    Mengganggu makan dan bicara pasien
3.
Sungkup muka “Rebreathing” dengan kantong /Rebreathing Mask (RM): Udara inspirasi sebagian bercampur dengan udara ekspirasi 1/3 bagian volume ekshalasi masuk kantong, 2/3 bagian volume ekshalasi melewati lubang-lubang di samping masker
8-12 liter/menit: 60-80%
·    Peningkatan FiO2 yang diberikan
·    Humidifikasi O2 yang relatif lebih mudah
·    Tidak menyebabkan membrane mukosa kering
·    Aspirasi bila muntah
·    Empisema subkutan ke dalam jaringan mata pada aliran O2 tinggi dan nekrose apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat
·    Mengganggu makan dan bicara pasien

4.
Sungkup muka “Non Rebreathing” dengan kantong O2/Non Rebreathing Mask (NRM): terdapat kleb di samping untuk mencegah masukknya udara ruangan dan kleb di kantong reservoir untuk mencegah udara masuk ke kantong selama ekshalasi. Udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, udara luar tidakmempengaruhi
8-12 liter/menit: 90%
·    Peningkatan FiO2 yang diberikan
·    Humidifikasi O2 yang relatif lebih mudah
·    Tidak menyebabkan membran mukosa kering
·    Aspirasi bila muntah
·    Empisema subkutan ke dalam jaringan mata pada aliran O2 tinggi dan nekrose apabila sungkup muka dipasang terlalu ketat
·    Mengganggu makan dan bicara pasien

Sistem Aliran Tinggi



1.
Sungkup Muka Venturi (Venturi Mask)
4-14 lt/menit: 30-55%
·    Dipakai pada pasien dengan tipe ventilasi tidak teratur
·    Tidak menyebabkan membran mukosa kering
·    Aspirasi bila muntah
·    Nekrose bila pemasangan sungkup terlalu ketat
2.
Sungkup Muka Aerosol (Ambu Bag)
Lebih dari 10 lt/menit: 100%
·    Memberikan konsentrasi oksigen tinggi 100% tanpa intubasi
·    Tidak menyebabkan membran mukosa kering
·    Penumpukan air pada aspirasi bila muntah serta nekrose karena pemasangan sungkup yang terlalu ketat
3.
Oxyhood/Headbox (plastik bening  yang ditutupkan mulai dari leher sampai kepala)

10-15 lt/menit: 100%
·    Cocok untuk bayi, kepala dapat bergerak bebas
·    Gas O2 yang dingin membuat stressor pada pasien, sehingga diperlukan penghangatan dan humidifikasi



7.      Terapi Oksigen pada Pasien Hipoksia
Penilaian PaO2 pasien dengan udara bebas
·        Ringan: PaO2 antara 70-80mmHg
Terapi oksigen yang diberikan: nasal kanul/kateter mulai 2-3 liter/menit
Masker 6 liter/menit
·        Sedang: PaO2 antara 50-70mmHg
Masker 8-12 liter/menit atau venturi mask 50-60%
·        Gagal nafas: PaO2 50mmHg
Intubasi dan ventilasi mekanik (penggunaan ventilator)
8.      Pemantauan Terapi Oksigen
·        Warna kulit: merah, pucat, pink
·        Keadaan klinis: sesak nafas, penggunaan otot tambahan pernapasan
·        Hasil laboratorium Analisa Gas Darah (AGD)
·        Saturasi oksigen
·        Pulse oxymeter
·        Penilaian sistem kardiovaskular: kesadaran, laju jantung, nadi perifer, dan tekanan darah
9.      Komplikasi
·        Iritasi pada hidung dan telinga, membran mukosa kering
·        Depresi pernapasan: gangguan ventilasi kronis (peningkatan CO2) dan hipoksemia
·        Displasia bronkopulmunal: pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi
·        Retrolental fibroplasia, terutama pada bayi prematur
·        Penurunan mucociliary clearance
·        Kerusakan kapiler endoteal
·        Edema intersisial
·        Kerusakan pneumocytes
·        Fibrosis intersisial

No comments:

Post a Comment