Thursday, 3 November 2016

TANDA-TANDA VITAL PADA TUBUH MANUSIA



I.       TANDA VITAL
Tanda vital merupakan pengukuran fisiologis terhadap suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan, dan saturasi oksigen. Tanda vital diukur sebagai bagian dari pemeriksaan fisik atau sebagai tinjauan kondisi aktual klien. Tanda vital paling baik diukur ketika klien tidak aktif dan dalam lingkungan yang nyaman. Perubahan dalam satu tanda vital dapat mempengaruhi karakteristik dari tanda vital yang lain.
Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan digunakan untuk memantau perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien, tetapi merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh.
1.       Suhu Tubuh


Batas normal untuk dewasa = 36°-37,5°C
Oral rata-rata : 37°C
Rektal rata-rata : 37,5°C
Aksilla rata-rata : 36,5°C
 
 





Suhu inti adalah suhu jaringan dalam yang relatif konstan meskipun tubuh dalam kondisi yang ekstrim dan aktivitas fisik meningkat. Tempat pengukuran suhu inti adalah di rektum, membran timpanik, esofagus, arteri pulmoner, dan kandung kemih.
Suhu permukaan adalah suhu yang dapat berfluktuatif bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Tempat pengukuran suhu permukaan adalah di kulit, aksila, dan oral.
Hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran panas, dan hipotalamus posterior mengontrol produksi panas. Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi set point, impuls akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisme pengeluaran panas termasuk berkeringat, vasodilatasi pembuluh darah, dan hambatan produksi panas. Jika hipotalamus posterior merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set point, akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah mengurangi aliran darah ke kulit dan ekstremitas. Kompensasi produksi panas distimulasi melalui kontraksi otot volunter dan getaran (menggigil) pada otot.
Nilai hasil pemeriksaan suhu tubuh merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Tujuan pengukuran suhu tubuh adalah untuk mengetahui rentang suhu tubuh dan untuk memperoleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata yang representatif.
2.       Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat pada suhu tubuh. Nadi merupakan indikator status sirkulasi. Frekwensi nadi dapat dikaji pada setiap arteri, umumnya dilakukan pengukuran pada arteri perifer yaitu arteri radialis dan arteri karotis.
Tempat pengukuran nadi adalah arteri perifer dan arteri apikal.
1.      Arteri perifer macamnya adalah :
a.        Arteri temporalis terletak di atas tulang tengkorak, lateral terhadap mata, mudah digunakan untuk mengkaji nadi pada anak.
b.       Arteri karotis terletak di sepanjang tepi medial otot sternokleidomastoid di leher, bagian yang mudah digunakan untuk mengkaji nadi pada saat shock atauhenti jantung atau pada saat nadi yang lain tak teraba.
c.        Arteri brakialis terletak diantara alur di antara otot bisep dan trisep pada fossa antekubital, digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke lengan bawah.
d.       Arteri radialis terletak di radial atau sisi ibu jari dan jari telunjuk pada pergelangan tangan, biasanya digunakan untuk mengkaji nadi perifer dan mengkaji status sirkulasi ke tangan.
e.        Arteri femoralis terletak di bawah ligamen inguinal di tengah antara simfisis pubis dan SIAS, digunakan untuk mengkaji nadi pada saat shock atau henti jantung pada saat nadi yang lain tak teraba dan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai.
f.        Arteri popliteal terletak dibelakang tumit pada fossa popliteal, digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai bagian bawah.
g.       Arteri tibia posterior terletak di bagian dalam pergelangan kaki di bawah maleolus medial, digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.
h.       Arteri dorsalis pedis terletak di sepanjang bagian atas kaki diantara tendon ekstensi dari jari kaki pertama dan besar, digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.
2.      Arteri apikal, terletak di rongga intercostal keempat sampai kelima pada garis midklafikular kiri, digunakan untuk mengauskultasi nadi apikal.
Frekwensi jantung normal:
Bayi                      : 120-160 denyut/menit
Todler                   : 90-140 denyut/menit
Prasekolah            : 80-110 denyut/menit
Usia sekolah         : 75-100 denyut/menit
Remaja                 : 60-90 denyut/menit
Dewasa                : 60-100 denyut/menit
3.       Pernapasan
Pernapasan adalah tanda vital yang paling mudah dikaji, namun perawat tidak boleh menaksir pernapasan. Pengukuran yang akurat memerlukan observasi dan palpasi gerakan dinding dada.
Frekwensi pernapasan rata-rata normal menurut usia
Bayi baru lahir             : 36-40 x/menit
Bayi (6 bulan)             : 30-50 x/menit
Todler (2 tahun)          : 25-32 x/menit
Anak-anak                   : 20-30 x/menit
Remaja                                    : 16-19 x/menit
Dewasa                                   : 12-20 x/menit
Gangguan dalam pola pernapasan
1.      Bradipnea, frekwensi bernapas teratur namun lambat secara tidak normal (<12 x/menit)
2.      Takipnea, frekwensi bernapas teratur namun cepat secara tidak normal (>20 x/menit)
3.      Hiperpnea, pernapasan sulit, peningkatan kedalaman, peningkatan frekwensi (>20 x/menit). Secara normal terjadi setelah olah raga.
4.      Apnea, pernapasan berhenti untuk beberapa detik, penghentian persisten mengakibatkan henti napas.
5.      Hiperventilasi, frekwensi dan kedalaman pernapasan meningkat. Dapat terjadi hipokarbia.
6.      Hipoventilasi, frekwensi dan kedalaman pernapasan abnormal, ventilasi mungkin mengalami depresi. Dapat terjadi hiperkabnia.
7.      Pernapasan Cheyne-Stokes, frekwensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, ditandai dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-rubah. Siklus pernapasan mulai dengan lambat, napas dalam yang meningkat secara perlahan sampai frekwensi dan kedalaman yang abnormal. Pola tersebut berbalik, bernapas lambat dan menjadi dangkal, klimaksnya pada apnea sebelum kembali bernapas.
8.      Pernapasan Kussmaul, pernapasan dalam secara tidak normal dalam, frekwensi meningkat.
9.      Pernapasan Biot, pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga kali napas diikuti periode apnea yang tidak teratur.
4.       Tekanan Darah
Takanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Tekanan darah merupakan indikator bagi kesehatan kardiovaskular. Tekanan darah arteri dapat diukur secara langsung (invasif) maupun tidak langsung menggunakan alat pengukur tekanan darah (sphygmomanometer). Pengukuran secara tidak langsung ini menggunakan dua cara yaitu palpasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diatolik. Tujuan dilakukan pemeriksaan tekanan darah adalah untuk mengetahui nilai tekanan darah.
Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa :
Kategori
Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal
Normal Tinggi
Hipertensi :
DERAJAT 1 (Ringan)
DERAJAT 2 (Sedang)
DERAJAT 3 (Berat)
DERAJAT 4 (Sangat Berat)
< 130
130-139

140-159
160-179
180-209
≥ 210
<85
85-89

90-99
100-109
110-119
≥ 120

Hipertensi merupakan gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara persisten. Diagnosa hipertensi dibuat saat diastolik rata-rata dua kali atau lebih menunjukkan angka 90 mmHg atau lebih tinggi atau bila tekanan darah multipel sistolik lebih dari 140 mmHg. Hipertensi dihubungkan dengan pengerasan dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Tahanan vaskular perifer meningkat dalam pembuluh yang mengeras dan tidak elastis.jantung harus memompa melawan tahanan yang lebih besar secara kontinyu, akibatnya darah ke organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal menurun.
Hipotensi adalah tekanan darah sistolik turun sampai 90 mmHg atau lebih rendah. Meskipun pada beberapa orang secara normal tekanan darahnya rendah namun bagi kebanyakan orang tekanan darah yang rendah merupakan temuan yang tidak normal dan dihubungkan dengan keadaan sakit. Hipotensi terjadi karena dilatasi arteri pada dasar vaskular, kehilangan darah dalam volume yang banyak (cth: hemoragi), atau kegagalan otot jantung memompa darah secara adekuat (cth: infark miokard). Hipotensi dihubungkan dengan pucat, kulit belang, berkeringat, atau penurunan kesadaran.
Hipotensi Orthostatik atau Hipotensi Postural adalah menurunnya tekanan darah saat klien bergerak dari posisi duduk ke berdiri, sering disertai dengan pusing, kunang-kunang, dan bahkan sinkope (pingsan). Hipotensi orthostatik dapat merupakan gejala kekurangan volume cairan atau kontrol neurovaskular yang tidak adekuat.

No comments:

Post a Comment