A.
Latar
Belakang
Asfiksia
merupakan penyebab utama kematian neonatus. Asfiksia neonatorium adalah keadaan
bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Bila bayi
setelah lahir tidak segera bernafas, bayi dapat menderita kerusakan otak
ataupun meninggal. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan resusitasi untuk
menangani asfiksia pada bayi baru lahir.
Di
dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan
kehilangan waktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya
beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak
yang berat atau meninggal. Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur,
warna kulitnya kembali normal yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot
atau bergerak aktif. Resusitasi tidak berhasil bila bayi gagal bernapas setelah
10 menit tindakan resusitasi dilakukan maka hentikan upaya tersebut. Biasanya
bayi akan mengalami gangguan yang berat pada susunan syaraf pusat dan kemudian
meninggal.
B.
Tujuan
1. Merangsang bayi
untuk bernafas
2. Memulihkan
pernapasan bayi baru lahir
3. Melindungi otak
secara manual dari kekurangan oksigen
C.
Indikasi
1. Bayi
mengalami asfiksia
2. Bayi
tidak cukup bulan dan atau bayi megap-megap/ tidak bernapas dan atau tonus otot
bayi tidak baik.
3. Air
ketuban bercampur mekonium
D.
Kontraindikasi
Bayi normal yang tidak
mengalami asfiksia
E.
Persiapan
Alat & Bahan
1.
Meja Resusitasi
2.
Handuk 2 buah
3.
Hanscoon
4.
APD lengkap (masker, topi, celemek,
kacamata, alas kaki)
5.
Jam
6.
Tabung dan sungkup
7.
DeLee
8.
Lampu penghangat
9.
Spuit 1cc
F.
Prosedur
Pelaksanaan
LANGKAH AWAL RESUSITASI
1. Menyambut
dengan sopan dan ramah serta memposisikan klien
2. Memperkenalkan diri pada klien
3. Merespon
terhadap reaksi klien
4. Percaya
diri
5. Teruji
memberikan rasa empati kepada klien
6. Memakai
APD (clemek, topi , masker , dan alas kaki
7. Memakai
sarung tangan
8. Meletakan
bayi dibawah radiant warmer (lampu penghangat)
9. Mengeringkan
tubuh bayi dengan handuk bersih dan
kering
10. Memposisikan
bayi dengan kepala ekstensi kebelakang dengan cara menganjal bahu atas bayi
setinggi 2-3 cm
11. Membersihkan
jalan nafas bayi dengan cara menghisap lendir dari mulut kemudian hidung
menggunakan penghisap lendir De lee
12. Memberikan
rangsangan taktil dengan menepuk telapak kaki atau menggosok punggung bayi
13. Melakukan
penilaian terhadap keadaan bayi (Pernafasan, denyut jantung, warna kulit)
VENTILASI
TEKANAN POSITIF (VTP)
Apabila
denyut jantung bayi <100x/menit maka lakukan ventilasi tekanan positif (VTP)
14. Mengecek
kembali posisi bayi
15. Memilih
sungkup yang tepat dan menempatkan sungkup pada muka bayi, sehingga menutupi
dagu, mulut dan hidung
16. Memastikan
sungkup menutup secara rapat sehingga tidak ada udara keluar
17. Meremas
kantong hanya menggunkan jari-jari dengan tekanan yang tidak terlalu kuat (bayi
cukup bulan :30-40 CmH2O, bayi kurang
bulan :20-25 CmH2O)
18. Mengecek
perlekatan sungkup pada wajah ,jika dada mengembang berati posisi sungkup sudah
benar dan jika dada tidak mengembang , mengatur kembali posisi kepala dan
sungkup , lalu mencoba lagi dengan tekanan yang sedikit lebih besar
19. Melakukan
ventilasi selama 30 detik
20. Menilai
kembali keadaan bayi (denyut jantung , menangis, dan warna kulit )
RESUSITASI
JANTUNG PARU (RJP)
Apabila
denyut jantung bayi <100x/menit maka lakukan resusitasi jantung paru (RJP)
21. Melakukan
kompresi dada dengan cara meletakan kedua ibu jari di 1/3 os sternum bagian
bagian bawah dan jari lain melingkar di punggung
22. Melakukan
RJP dengan rasio 3:1(3 kali kompresi dada dan 1 kali ventilasi )dilakukan
selama 30 detik minimal 3 0rang .
23. Menilai
ulang keadaan bayi (pernafasan , denyut jantung , warna kulit )
PEMBERIAN
MEDIKAMENTOSA
Bila
denyut jantung <100x/menit berikan injeksi adrenalin 0,01-0,03mg IV
24. Memberikan
injeksi adrenalin 0,01-0,03mg/kg BB secara IV melalui vena umbilical
25. Menilai
kembali kondisi pernafasan ,denyut jantung ,dan warna kulit bayi
26. Alat-
alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0,5%
27. Mencuci
tangan kedalam larutan klorin dan melepaskan sarung tangan secara terbalik
G. Daftar
Pustaka
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan.
Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Deslidel dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, &
Balita. Jakarta: EGC.
No comments:
Post a Comment