Saturday 1 August 2015

Penanganan Asfiksia

A.    Latar Belakang
Asfiksia merupakan penyebab utama kematian neonatus. Asfiksia neonatorium adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Bila bayi setelah lahir tidak segera bernafas, bayi dapat menderita kerusakan otak ataupun meninggal. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan resusitasi untuk menangani asfiksia pada bayi baru lahir.
Di dalam setiap persalinan, penolong harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga bagi upaya pertolongan. Walaupun hanya beberapa menit tidak bernapas, bayi baru lahir dapat mengalami kerusakan otak yang berat atau meninggal. Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali normal yang kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak aktif. Resusitasi tidak berhasil bila bayi gagal bernapas setelah 10 menit tindakan resusitasi dilakukan maka hentikan upaya tersebut. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yang berat pada susunan syaraf pusat dan kemudian meninggal.

B.     Tujuan
1. Merangsang bayi untuk bernafas
2. Memulihkan pernapasan bayi baru lahir
3. Melindungi otak secara manual dari kekurangan oksigen
C.    Indikasi
1.      Bayi mengalami asfiksia 
2.      Bayi tidak cukup bulan dan atau bayi megap-megap/ tidak bernapas dan atau tonus otot bayi tidak baik.
3.      Air ketuban bercampur mekonium

D.    Kontraindikasi
Bayi normal yang tidak mengalami asfiksia

E.     Persiapan Alat & Bahan
1.      Meja Resusitasi
2.      Handuk 2 buah
3.      Hanscoon
4.      APD lengkap (masker, topi, celemek, kacamata, alas kaki)
5.      Jam
6.      Tabung dan sungkup
7.      DeLee
8.      Lampu penghangat
9.      Spuit 1cc

F.     Prosedur Pelaksanaan
LANGKAH AWAL RESUSITASI
1.      Menyambut dengan sopan dan ramah serta memposisikan klien
2.       Memperkenalkan diri pada klien
3.      Merespon terhadap reaksi klien
4.      Percaya diri
5.      Teruji memberikan rasa empati kepada klien
6.      Memakai APD (clemek, topi , masker , dan alas kaki
7.      Memakai sarung tangan
8.      Meletakan bayi dibawah radiant warmer (lampu penghangat)
9.      Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk bersih  dan kering
10.  Memposisikan bayi dengan kepala ekstensi kebelakang dengan cara menganjal bahu atas bayi setinggi 2-3 cm
11.  Membersihkan jalan nafas bayi dengan cara menghisap lendir dari mulut kemudian hidung menggunakan penghisap lendir De lee
12.  Memberikan rangsangan taktil dengan menepuk telapak kaki atau menggosok punggung bayi
13.  Melakukan penilaian terhadap keadaan bayi (Pernafasan, denyut jantung, warna kulit)
VENTILASI TEKANAN POSITIF (VTP)
Apabila denyut jantung bayi <100x/menit maka lakukan ventilasi tekanan positif (VTP)
14.  Mengecek kembali posisi bayi
15.  Memilih sungkup yang tepat dan menempatkan sungkup pada muka bayi, sehingga menutupi dagu, mulut dan hidung
16.  Memastikan sungkup menutup secara rapat sehingga tidak ada udara keluar
17.  Meremas kantong hanya menggunkan jari-jari dengan tekanan yang tidak terlalu kuat (bayi cukup bulan :30-40 CmH2O,  bayi kurang bulan :20-25 CmH2O)
18.  Mengecek perlekatan sungkup pada wajah ,jika dada mengembang berati posisi sungkup sudah benar dan jika dada tidak mengembang , mengatur kembali posisi kepala dan sungkup , lalu mencoba lagi dengan tekanan yang sedikit lebih besar
19.  Melakukan ventilasi selama 30 detik
20.  Menilai kembali keadaan bayi (denyut jantung , menangis, dan warna kulit )
RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Apabila denyut jantung bayi <100x/menit maka lakukan resusitasi jantung paru (RJP)
21.  Melakukan kompresi dada dengan cara meletakan kedua ibu jari di 1/3 os sternum bagian bagian bawah dan jari lain melingkar di punggung
22.  Melakukan RJP dengan rasio 3:1(3 kali kompresi dada dan 1 kali ventilasi )dilakukan selama 30 detik minimal 3 0rang .
23.  Menilai ulang keadaan bayi (pernafasan , denyut jantung , warna kulit )
PEMBERIAN MEDIKAMENTOSA
Bila denyut jantung <100x/menit berikan injeksi adrenalin 0,01-0,03mg IV
24.  Memberikan injeksi adrenalin 0,01-0,03mg/kg BB secara IV melalui vena umbilical
25.  Menilai kembali kondisi pernafasan ,denyut jantung ,dan warna kulit bayi
26.  Alat- alat dibereskan direndam dalam larutan klorin 0,5%
27.  Mencuci tangan kedalam larutan klorin dan melepaskan sarung tangan secara terbalik

G.    Daftar Pustaka
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Depkes RI. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Deslidel dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Neonatus, Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.


No comments:

Post a Comment