A.
Latar
Belakang
Kehamilan
pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) merupakan kondisi dimana bayi
letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri,
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau
simfisis.
Pada letak kepala,
kepala yang merupakan bagian terbesar lahir terlebih dahulu, sedangkan
persalinan letak sungsang justru kepala yang merupakan bagian terbesar janin
akan lahir terakhir. Persalinan kepala pada letak sungsang tidak mempunyai
mekanisme moulage karena susunan tulang dasar kepala yang rapat dan padat,
sehingga hanya mempunyai waktu 8 menit, setelah badan bayi lahir. Keterbatasan
waktu persalinan kepala dan tidak mempunyai mekanisme moulage dapat menimbulkan
kematian bayi yang besar. (Manuaba, 1998)
Menurut
manuaba, bentuk-bentuk letak sungsang berdasarkan komposisi dari bokong dan
kaki dapat ditentukan bentuk letak sungsang yaitu letak bokong murni, letak
bokong kaki sempurna, letak bokong tak sempurna, letak kaki, letak bokong
murni, letak bokong kaki sempurna, letak bokong tak sempurna (lutut). Salah
satu cara pertolongan persalinan sungsang adalah dengan metode bracht yaitu
segera setelah bayi lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari
penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah
panggul).
B.
Tujuan
Mempercepat dan
mempermudah fase pengeluaran bayi
C.
Indikasi
1. Janin tidak terlalu
besar
2. Tidak ada suspek CPD
3. Tidak ada kelainan
jalan lahir
D.
Kontraindikasi
1. Janin besar
2. Terjadi CPD
E.
Persiapan
Alat & Bahan
1.
APD lengkap (celemek, topi, masker, kaca
mata, alas kaki)
2.
Hanscoon pendek
3.
Hanscoon panjang
4.
Partus set
5.
Kateter
6.
Bengkok
7.
Bak instrumen
8.
Jam
9.
Larutan klorin
10.
Tempat sampah
11.
Korentang
12.
Perlak dan pengalas
13.
Handuk
14.
Kain1/3
F.
Prosedur
Pelaksanaan
1. Menyambut dengan
sopan dan ramah serta memposisikan klien
2. Memperkenalkan diri
kepada klien
3. Merespon terhadap
reaksi klien
4. Percaya diri
5. Teruji memberikan
rasa empati pada klien
6. Menggunakan apd (
celemek, topi, masker, alas kaki, sarung tangan )
7.
Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan membantu ibu posisi litotomi serta memimpin meneran bila ada his
8.
Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dengan kedua ibu jari penolong
sejajar dengan paha, jari-jari yang lain
memegang daerah panggul
9.
Paha dicekam, bokong jangan ditarik, tidak melakukan intervensi dan ikuti
proses keluarnya janin sesuai kurve jalan lahir
10.
Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada ( setelah
selesai memposisikan kembali kedua tangan penolong mencengkam bokong janin )
11.
Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior tampak dibawah
simfisis ( dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin di
dekatkan ke arah perut ibu tanpa tarikan ) disesuaikan dengan lahirnya badan
janin
12.
Gerakkan ke atas hingga lahir dagu,
mulut, hidung, dahi dan kepala bayi lahir
13.
Meletakkan bayi diatas perut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat
14.
Membereskan alat dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 %
15.
Mencuci tangan dalam larutan klorin 0,5% dan melepas sarung tangan secara
terbalik
16.
Memberitahukan ibu hasil tindakan
17.
Memberi selamat pada ibu
G. Daftar
Pustaka
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Manuaba,
Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan Penyakit
kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar,
Roestam. 1998. Sinopsis Obstetri.
Jakrta: EGC
Prawiroharjo,
Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta
No comments:
Post a Comment