Saturday 22 March 2014

Makalah perubahan fisiologis pada masa nifas



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

            Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal.
Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui (Hillan, 1992b; glazener et al. 1993; bick dan MacArthur,1995a), dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthuretal.1991).
Pengetahuan menyeluruh tentang perubahan fisiologis dan psikologis pada masa puerperium adalah sangat penting jika bidan menilai status kesehatan ibu secara akurat dan memastikan bahwa pemulihan sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal yang sama pentingnya adalah menyadari potensi morbiditas pascapartum dalam jangka panjang dan factor-faktor yang berhubungan dengannnya seperti obstetric, anestesi dan faktor sosial. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “Perubahan Fisiologis Masa Nifas meliputi Vagina dan Perinium, Sistem Pencernaan, Sistem Perkemihan”.

B.   Rumusan Masalah

1.      Bagimana perubahan fisiologi masa nifas pada vagina dan perinium?
2.      Bagaimana perubahan fisiologi sistem pencernaan pada masa nifas?
3.      Bagaimana perubahan fisiologi sistem perkemihan pada masa nifas?


C.   Tujuan

1.      Untuk mengetahui perubahan fisiologi masa nifas pada vagina dan perinium.
2.      Untuk mengetahui perubahan fisiologi sistem pencernaan pada masa nifas.
3.      Untuk mengetahui perubahan fisiologi sistem perkemihan pada masa nifas.















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas

            Masa nifas (postpartum/puerpurium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan. Masa nifas yaitu masa pulih kembali seperti sebelum hamil. Lamanya pada masa ini berkisar 6-8 minggu.
            Selama hamil, terjadi perubahan pada sistem tubuh wanita, diantaranya terjadi perubahan pada sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem perkemihan, sistem muskuloskeletal, sistem endokrin, sistem kardiovaskuler, sistem hematologi, dan perubahan pada tanda-tanda vital. Pada masa postpartum perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi seperti saat sebelum hamil.

B.   Vagina dan Perinium

1.      Vulva dan vagina
      Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta perenganggan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari  pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Selama 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
      Pada masa nifas, biasanya terdapat luka-luka jalan lahir. luka pada vagina umumnya tidak seberapa luas dan akan sembuh secara perpriman (sembuh dengan sendirinya), kecuali apabila terdapat infeksi. Infeksi mungkin menyebabkan sellulitis yang dapat menjalar sampai terjadi sepsis.
      Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama. Meskipun demikian, latihan otot perinium dapat mengembalikan tronus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir perinium dengan latihan harian.
2.      Perinium
      Segera setelah melahirkan, perinium menjadi kendur karena sebelumnya terengang oleh tekanan kepala bayi bergerak maju. Pada postnatal hari ke 5, perinium sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan. Jalan lahir mengalami penekanan serta perenganggan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang memerlukan jahitan, namun akan pulih setelah 2 – 3 pekan (tergantung elastisitas tidak atau beberapa sering melahirkan), walaupun tetap lebih kendur dibanding sebelum melahirkan. Jaga kebersihan kewanitaan agar tidak timbul infeksi (tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas , merah dan terdapat nanah).

C.   Perubahan Sistem Pencernaan

            Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan. Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan dan ambulasi awal. Bila ini tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia.
            Selain konstipasi, ibu akan mengalami anoreksia akibat penurunan dari sekres kelenjar pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi, serta penurunan kebutuhan kalori yang menyebabkan kurang nafsu makan.     
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (Buang Air Besar). Terkadang muncul wasir atau ambien pada ibu setelah melahirkan , ini kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan berserat (buah-sayur) dan senam nifas akan mengurangi bahkan akan menghilangkan keluhan ambien ini.
            Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal khusus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama 1 atau 2 hari , gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di daerah perinium menghalangi keinginan kebelakang.

D.   Perubahan Sistem Perkemihan

          Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan BAK, selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi janin yang berakibat terjadi pendarahan.
Buang air kecil sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher buli buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah yang sangat besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta lahir kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
            Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroit yang tinggi)  turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal sedangkan penurunan kadar steroit setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira 2-8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil (Cunningham Dkk 1993). Pada sebagian kecil wanita, dilaktasi traktus urinarius bisa menetap selama 3 bulan.




















BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Masa nifas yaitu masa pulih kembali seperti sebelum hamil. Lamanya pada masa ini berkisar 6-8 minggu. Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas yaitu ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama, perinium menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi bergerak maju, sistem pencernaan mengalami konstipasi, perubahan sistem perkemihan mengalami kesulitan BAK.

B.   Saran

   Untuk mengahadapi perubahan pada masa nifas ini, bidan memerlukan manajemen yang baik, agar ibu nifas mampu melaluinya dengan baik. Selain itu penting adanya bagi ibu nifas untuk memahami betul bagaimana perubahan yang terjadi pada saat masa nifas , agar ibu mampu membedakan antara perubahan yang fisiologis atau patologis pada saat masa nifas.














DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Yeti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Ambarwati, Eny Retna dan Diah Wulandari. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sujiatini, dkk. 2010. Asuhan Ibu Nifas. Yogyakarta: Cyrillus Publiser.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

No comments:

Post a Comment