Tuesday 11 October 2022

LAPORAN PENDAHULUAN ASFIKSIA

 

ASFIKSIA

 

A.    Pengertian

Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan. (Depkes RI, 2009).

Asfiksia neonatus adalah suatu keadaan dimana saat bayi lahir mengalami gangguan pertukaran gas dan transport 02 sehingga penderita kekurangan persediaan 02 dan kesulitan mengeluarkan C02 (Markum, 2009).

Asfiksia Neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan dapat meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut (Manuaba, 2008).

Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal  bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, 2011).

 

B.     Klasifikasi Asfiksia

1.         Asfiksia ringan (nilai Apgar 7 – 10).

2.         Asfiksia sedang (nilai Apgar 4 – 6).

3.         Asfiksia berat (nilai Apgar 0 -  3) (Departemen Kesehatan, 2009).

Tabel 1.1

Untuk menentukan tingkat atau derajat asfiksia yang dialami bayi

Tanda

0

1

2

Warna

Tubuh dan muka pucat atau biru

Tubuh merah muda tangan dan kaki biru, tubuh dan muka pucat

Tubuh dan wajah seluruhnya merah muda

Frekuensi jantung

Denyut jantung

( - )

100 / menit atau kurang denyut jantung lemah

Denyut jantung lebih dari 100 / menit, denyut jantung sehat

Usaha nafas

Tidak bernafas

Tidak menangis

Nafas lambat dan tidak teratur, retraksi dada merintih atau tangisan lemah

Tangisan kuat

Tonus otot

Tangan dan kaki lemas, tidak ada gerak sebagai respon terhadap rangsangan

Ada sedikit gerakan sebagai respons terhadap rangsangan

Gerakan aktif menggerakkan tangan dan kaki

Reflek

Tidak ada respons

Muka menyeringai atau merengut

Menangis, batuk atau bersin

 

C.    Etiologi

1.         Gangguan sirkulasi menuju janin

a.         Gangguan aliran pada tali pusat

1)       Lilitan tali pusat

2)       Simpul tali mati

3)       Tekanan pada tali pusat

4)       Ketuban telah pecah

5)       Kehamilan lewat waktu

b.        Pengaruh Obat : karena narkoba saat persalinan

2.         Faktor ibu

a.         Gangguan his : tetania  uteri – hipertoni.

b.        Turunnya tekanan darah dapat mendadak : perdarahan pada plasenta previa dan solusi plasenta.

c.         Vaso kontriksi arterial : hipertensi pada hamil dan gestosis pre-eklampsia-eklampsia.

d.        Gangguan pertukaran nutrisi atau O2 (Manuaba, 2008).

D.    Manifestasi Klinik

1.      Bayi tidak bernafas atau nafas megap-megap.

2.      Denyut jantung kurang 100 x / menit.

3.      Kulit sianosis, pucat.

4.      Tonus otot menurun.

5.      Skor Apgar : Asfiksia ringan bila skor : 7, asfiksia sedang bila skor : 4-6, asfiksia berat bila skor kurang atau sama dengan 3 (Pelatihan PONEK, 2014).

E.     Patofisiologi

Bayi yang kekurangan oksigen beradaptasi dengan mengaktifkan metabolisme anaerob dan mengalirkan darah ke berbagai organ vital seperti otak dan miokardium. Asam laktat yang dihasilkan oleh metabolisme anaerob hanya terjadi dalam keadaan hipoksia berat yang lama sehingga proses adaptasi fisiologis terganggu (Manuaba, 2008).

Pada penderita asfiksia telah dikemukakan bahwa gangguan pertukaran gas serta transport 02 akan menyebabkan berkurangnya penyediaan 02 dan kesulitan pengeluaran C02. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan tergantung dari berat dan lamanya asfiksia fungsi tadi dapat reversibel atau menetap, sehingga menimbulkan komplikasi, gejala sisa, atau kematian penderita. Pada tingkat permulaan, gangguan ambilan 02 dan pengeluaran C02 tubuh ini mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik. Apabila keadaan tersebut berlangsung terus, maka akan terjadi metabolisme anaerobik berupa glikolisis glikogen tubuh. Asam organik yang terbentuk akibat metabolisme ini menyebabkan terjadinya keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik. Keadaan ni akan menganggu fungsi organ tubuh, sehingga mungkin terjadi penurunan sirkulasi kardiovaskuler yang ditandai oleh penurunan tekanan darah dan frekwensi denyut jantung (Wiknjosastro, 2009).

A.    Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik pada bayi dengan asfiksia menurut Wiknjosastro (2009) yaitu sebagai berikut :

1.         Analisa gas darah (PH kurang dari 7.20)

2.         Penilaian APGAR score meliputi warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot dan reflek

3.         Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah tumbuh komplikasi

4.         Pengkajian spesifik

5.         Elektrolit garam

6.         USG

7.         Gula darah.

8.         PH tali pusat : tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status parasidosis, tingkat rendah menunjukkan asfiksia bermakna.

9.         Hemoglobin/ hematokrit (HB/ Ht) : kadar Hb 15-20 gr dan Ht 43%-61%.

10.     Tes combs langsung pada daerah tali pusat. Menentukan adanya kompleks    antigen-antibodi pada membran sel darah merah.

 

B.     Penatalaksanaan

Penatalaksanaan bayi dengan asfiksia menurut Saifudin (2008) adalah sebagai berikut :

1.         Pengawasan suhu: jangan biarkan bayi kedinginan, penurunan suhu tubuh akan mempertinggi metabolisme sel jaringan sehingga kebutuhan oksigen meningkat.

2.         Pembersihan jalan napas: saluran napas atas dibersihkan dari lendir dan cairan amnion. Tindakan dilakukan dengan hati – hati tidak perlu tergesa – gesa. Penghisapan yang dilakukan dengan ceroboh akan timbul penyulit seperti spasme laring, kolap paru, kerusakan sel mukosa jalan napas. Pada Asfiksia berat dilakukan resusitasi kardio pulmonal.

3.         Rangsangan untuk menimbulkan pernapasan: Bayi yang tidak menunjukkan usaha bernapas 20 detik setelah lahir menunjukkan depresi pernapasan. Maka setelah dilakukan penghisapan diberi O2 yang cepat kedalam mukosa hidung. Bila tidak berhasil dilakukan rangsang nyeri dengan memukul telapak kaki. Bila tidak berhasil pasang ET.

 

C.      Proses/Penatalaksanaan Keperawatan

1.    Pengkajian Fokus

a.         Identitas klien/bayi dan keluarga.

b.         Diagnosa medik yang ditegakkan saat klien masuk rumah sakit.

c.         Alasan klien/bayi masuk ruang perinatologi.

d.         Riwayat kesehatan klien/bayi saat ini.

e.         Riwayat kehamilan ibu dan persalinan ibu.

f.          Riwayat kelahiran klien/bayi.

g.         Pengukuran nilai apgar score, Bila nilainya 0-3 asfiksia berat, bila nilainya 4-6 asfiksia sedang.

h.         Pengkajian dasar data neonatus:

1)        Sirkulasi

a)        Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah 60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).

b)        Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal tepat di kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/ IV.

c)        Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.

d)        Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.

2)        Eliminasi : Dapat berkemih saat lahir.

3)        Makanan/ cairan

a)        Berat badan : 2500-4000 gram

b)        Panjang badan : 44-45 cm

c)        Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)

4)        Neurosensori

a)        Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.

b)        Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30 menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas). Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).

c)        Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi menunjukkan abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik yang memanjang).

5)        Pernafasan

a)        Skor APGAR : 1 menit, 5 menit, skor optimal harus antara 7-10.

b)        Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.

c)        Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya silindrik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.

6)        Keamanan

a)        Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan distribusi tergantung pada usia gestasi).

b)        Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat, warna merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang menunjukkan memar minor (misal : kelahiran dengan forseps), atau perubahan warna herlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau tanda nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata, antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala mungkin ada (penempatan elektroda internal).

 

 

 

 

2.    Diagnosa Keperawatan

a.         Gangguan pola napas berhubungan dengan hipoventilasi.

b.        Hipotermia berhubungan dengan Imaturitas pusat regulasi tubuh.

c.         Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan kegagalan neurologik

d.        Resiko infeksi berhubungan dengan luka bekas pemotongan tali pusat

3.         Intervensi Keperawatan

No

Dianogsa Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Intervensi  Keperawatan (NIC)

1.

Gangguan pola napas berhubungan dengan  hipoventilasi.

Batasan karakteristik :

1.      Bernapas menggunakan otot napas tambahan.

2.      Dispnea

3.      Napas pendek

4.      Frekwensi napas 40- 60 kali / menit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama, diharapkan pola napas bayi efektif dengan kriteria :

Status Respirasi : Ventilasi  :

1.      Pernapasan pasien 30-60X/menit.

2.      Pengembangan dada simetris.

3.      Irama pernapasan teratur

4.      Tidak ada retraksi dada saat bernapas

5.      Inspirasi dalam tidak ditemukan

6.      Saat bernapas tidak memakai otot napas tambahan

7.      Bernapas mudah tidak ada suara napas tambahan

Manajemen Jalan Napas :

1.      Buka jalan napas

2.      Posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi dispnea

3.      Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan

4.      Identifikasi bayi perlunya pemasangan alat jalan napas buatan

5.      Keluarkan sekret dengan suctin

6.      Monitor respirasi dan ststus oksigen bila memungkinkan

Monitor Respirasi  :

1.     Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan upaya bernapas

2.     Monitor pergerakan, kesimetrisan dada, retraksi dada dan alat bantu pernapasan

3.     Monitor adanya cuping hidung

4.     Monitor pada pernapasan: bradipnea, takipnea, hiperventilasi, respirasi kusmaul, cheyne stokes, apnea 

5.     Monitor adanya penggunaan otot diafragma

6.     Auskultasi suara napas, catat area penurunan dan ketidakadanya ventilasi dan bunyi napas.

2.

Hipotermia berhubungan dengan Imaturitas pusat regulasi tubuh.

Batasan karakteristik :

1.      Pucat

2.      Kulit dingin

3.      Suhu tubuh di bawah rentang normal

4.      Menggigil

5.      Kuku sianosis

6.      Pengisian kapiler lambat ( > 2 detik )

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hipotermi teratasi de-ngan indicator :

Termoregulasi Neonatus  :

1.    Suhu axila 36-37˚ C

2.    RR : 30-60 X/menit

3.    Warna kulit merah muda

4.    Tidak ada distress respirasi

5.     Tidak menggigil

6.     Bayi tidak gelisah

7.    Bayi  tidak letargi

Pengobatan Hipotermi :

1.     Pindahkan bayi dari lingkungan yang dingin ke tempat yang hangat (di dalam incubator atau di bawah lampu sorot)

2.     Bila basah segera ganti pakaian bayi dengan yang hangat dan kering, beri selimut

3.     Monitor suhu bayi

4.     Monitor gejala hipotermi : fatigue, lemah, apatis, perubahan warna kulit.

5.     Monitor status pernapasan

6.     Monitor intake/output

3

Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan  kegagalan neurologik

Batasan karakteristik :

1.      Tidak mampu dalam menghisap, menelan dan bernafas

2.      Tidak mampu dalam memulai atau menunjang penghisapan efektif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, jam pola makan bayi efektif dengan kriteria :

1.     Bising usus normal

2.     Konjungtiva tidak pucat

3.     Denyut nadi tidak lemah

Enteral  Tube Feeding  :

1.    Pasang NGT / OGT

2.    Monitor ketepatan insersi NGT / OGT

3.    Cek peristaltic usus

4.    Monitor terhadap muntah / distensi abdomen

5.    Cek residu 4 - 6 jam sebelum pemberian enteral

4.

Resiko infeksi berhubungan dengan luka bekas pemotongan tali pusat

Faktor Resiko :

1.      Prosedur invasif

2.      Ketidak adanya pera-watan imun buatan

3.      Malnutrisi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, bayi diharapkan terhin-dar dari tanda dan gejala infeksi dengan indicator :

Status Imun  :

1.      RR : 30 - 60 x/menit

-          Irama napas teratur

2.      Suhu 36,5 - 37,5˚ C

3.      Integritas kulit baik

4.      Integritas mukosa baik

5.      Leukosit dalam batas normal

Mengontrol Infeksi  :

1.      Bersihkan box / incubator setelah dipakai bayi lain

2.      Pertahankan teknik isolasi bagi bayi ber-penyakit menular

3.      Batasi pengunjung

4.      Instruksikan pada pengunjung untuk cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung

5.      Gunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan

6.      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan

7.      Pakai sarung tangan dan baju sebagai pelindung

8.      Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat

9.      Ganti letak IV perifer dan line kontrol dan dressing sesuai ketentuan

10.  Tingkatkan intake nutrisi

11.  Kolaborasi dengan dokter : antibiotik bila perlu.

  Mencegah Infeksi

1.      Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

2.      Batasi pengunjung

3.      Skrining pengunjung terhadap penyakit menular

4.      Pertahankan teknik aseptik pada bayi beresiko

5.      Bila perlu pertahankan teknik isolasi

6.      Beri perawatan kulit pada area eritema

7.      Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, dan  drainase

8.      Dorong masukan nutrisi  yang cukup



Pathways 



DAFTAR PUSTAKA

 

Departemen Kesehatan. 2009. Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial. Depkes RI. Jakarta.

Manuaba Ida Bagus Gde, DSOG. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta.

Pelatihan PONEK. 2014. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif. https.//googleweblight.com. Diakses tanggal 28 Oktober 2015.

Saifuddin, Abdul Bari. 2008. Pelayanan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.  Jakarta

 


No comments:

Post a Comment