Tuesday 22 March 2016

Status Gizi Bayi dan Balita


1.      Status Gizi Bayi dan Balita
a.       Pengertian Ilmu Gizi
Ilmu gizi (nutrition science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas sifat-sifat nutrien (zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh metaboliknya, serta akibat yang ditimbulkan bila terdapat kekurangan (ketidakcukupan) zat gizi (Adriani, 2013).
Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan (Hasdianah dkk, 2014)
Makanan adalah bahan makanan selain obat yang mengandung zat gizi dan/atau unsur atau ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan dalam  tubuh (Adriani, 2013).
Menurut Robinson & Weighley, status gizi adalah keadaan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh (Adriani, 2013).
b.      Faktor- faktor yang mempengaruhi status gizi, yaitu :
1)      Faktor langsung :
a)      Asupan berbagai makanan
b)      Penyakit
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang banyak berhubungan dengan terjadinya kekurangan gizi di negara berkembang. Infeksi yang sering terjadi pada anak adalah penyakit saluran pernafasan atas, bawah, diare dan kulit. Menurut SKRT (1995), anak-anak yang sering menderita penyakit infeksi menyebabkan pertumbuhannya terhambat dan tidak dapat mencapai pertumbuhan yang optimal (Istiany, 2013).
c)      Pola pengasuhan
Pola pengasuhan adalah asuhan yang diberikan ibu atau pengasuh lain berupa sikap dan perilaku dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, dan sebagainya. Semuanya berhubungan dengan keadaan ibu dalam hal kesehatan fisik, dan mental, status gizi, pendidikan umum, dan lainnya (Septiari, 2012).
Pengasuhan, didefinisikan sebagai cara memberi makan, merawat anak, membimbing, dan mengajari anak yang dilakukan oleh individu dan keluarga (UNICEF, 1998). Menurut Gunarsa (1997), pengasuhan diarahkan untuk mengubah tingkah laku sesuai dengan kemauan si pengasuh (Istiany, 2013).
Melmed (1997) menegaskan pentingnya usia 3 tahun pertama masa kehidupan anak, karena merupakan usia yang efektif untuk perbaikan pendidikan anak. Pendapat Melmed diperkuat oleh para peneliti di Baylor College of Medicine yang memandang bahwa apabila anak-anak jarang disentuh, maka perkembangan otaknya 20% atau 30% lebih kecil daripada ukuran normalnya pada usia itu (Istiany, 2013).
2)      Faktor tidak langsung :
a)      Ekonomi keluarga, penghasilan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi kedua faktor berperan langsung terhadap status gizi.
b)      Produksi pangan, peranan pertanian dianggap penting karena kemampuannya menghasilkan produk pangan.
c)      Budaya, masih ada kepercayaan untuk memantang makanan tertentu yang dipandang dari segi gizi sebenarnya mengandung zat gizi yang baik.
d)     Kebersihan lingkungan, kebersihan lingkungan yang jelek akan memudahkan anak menderita penyakit tertentu seperti ISPA, infeksi saluran pencernaan.
e)      Fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting untuk menyokong status kesehatan dan gizi anak (Istiyani, 2013)
2.      Penilaian Status Gizi
a.       Penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibedakan menjadi empat penilaian yaitu :
1)      Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
2)      Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk melihat status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tyroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancamg untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Juga untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3)      Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4)      Biofisik
Penentuan fisik gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi  dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
b.      Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
1)      Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2)      Statistik vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umum, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi.
3)      Faktor ekologi
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigrasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Supariasa, 2012).
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes dalam pemantauan status gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan baku rujukan World Health Organization- National Centre for Health Statistics (WHO-NCHS). Pada Loka Karya Antropometri tahun 1975 telah diperkenalkan baku Harvard. Berdasarkan Semi Loka Antropometri, Ciloto, 1991 telah direkomendasikan penggunaan baku rujukan WHO-NCHS (Gizi Indonesia, Vol. XV No 2 tahun 1990).
Berdasarkan baku Harvard status gizi dapat dibagi menjadi empat yaitu :
a.       Gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas.
b.      Gizi baik untuk well nourished.
c.       Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM (Protein Calori Malnutrion).
d.      Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiokor dann kwasiokor (Supariasa. 2012).
Penilaian status gizi berdasarkan antropometri dapat diukur menggunakan parameter tunggal seperti umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggu dan tebal lemak di bawah kulit. Pada umumnya penilaian status gizi menggunakan parameter gabungan seperti : Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U). Penilaian status gizi untuk semua golongan umur yang digunakan menggunakan parameter IMT/U untuk orang dewasa dan ibu hamil, sedangkan parameter IMT/U untuk umur 0 sampai 18 tahun (Istiany, 2013)
Rumus penghitungan IMT adalah sebagai berikut :


Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/ WHO, yang membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan untuk perempuan adalah 18,7-23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/ WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat.
Status gizi berdasarkan IMT menurut umur dibagi atas :
a.   Sangat kurus, yaitu kurang dari – 3 standart devisiasi (< - 3 SD)
b.   Kurus yaitu antara – 3 SD sampai dengan < - SD
c.   Normal yaitu antara – 2 SD sampai dengan 1 SD
d.   Gemuk yaitu antara 1 SD sampai dengan 2 SD
e.   Sangat gemuk (Obesitas) yaitu > 3 SD
Tabel 2.1
Standar IMT / U anak laki-laki berumur 0-36 bulan

Umur (Bulan)
Indeks Massa Tubuh (IMT)
-3 SD
-2 SD
-1 SD
Median
1 SD
2 SD
3 SD
0
10.2
11.1
12.2
13.4
14.8
16.3
18.1
1
11.3
12.4
13.6
14.9
16.3
17.8
19.4
2
12.5
13.7
15.0
16.3
17.8
19.4
21.1
3
13.1
14.3
15.5
16.9
18.4
20.0
21.8
4
13.4
14.5
15.8
17.2
18.7
20.3
22.1
5
13.5
14.7
15.9
17.3
18.8
20.5
22.3
6
13.6
14.7
16.0
17.3
18.8
20.5
22.3
7
13.7
14.8
16.0
17.3
18.8
20.5
22.3
8
13.6
14.7
15.9
17.3
18.7
20.4
22.2
9
13.6
14.7
15.8
17.2
18.6
20.3
22.1
10
13.5
14.6
15.7
17.0
18.5
20.1
22.0
11
13.4
14.5
15.6
16.9
18.4
20.0
21.8
12
13.4
14.4
15.5
16.8
18.2
19.8
21.6
13
13.3
14.3
15.4
16.7
18.1
19.7
21.5
14
13.2
14.2
15.3
16.6
18.0
19.5
21.3
15
13.1
14.1
15.2
16.4
17.8
19.4
21.2
16
13.1
14.0
15.1
16.3
17.7
19.3
21.0
17
13.0
14.9
16.0
16.2
17.6
19.1
21.9
18
12.9
13.9
14.9
16.1
17.5
19.0
20.8
19
12.9
13.8
14.9
16.1
17.4
18.9
20.7
20
12.8
13.7
14.8
16.0
17.3
18.8
20.6
21
12.8
13.7
14.7
15.9
17.2
18.7
20.5
22
12.7
13.6
14.7
15.8
17.2
18.7
20.4
23
12.7
13.6
14.6
15.8
17.1
18.6
20.3
24
12.7
13.6
14.6
15.7
17.0
18.5
20.3
25
12.8
13.8
14.8
16.0
17.3
18.8
20.5
26
12.8
13.7
14.8
15.9
17.3
18.8
20.5
27
12.7
13.7
14.7
15.9
17.2
18.7
20.4
28
12.7
13.6
14.7
15.9
17.2
18.7
20.4
29
12.7
13.6
14.7
15.8
17.1
18.8
20.3
30
12.6
13.6
14.6
15.8
17.1
18.6
20.2
31
12.6
13.5
14.6
15.8
17.1
18.5
20.2
32
12.5
13.5
14.6
15.7
17.0
18.5
20.1
33
12.5
13.5
14.5
15.7
17.0
18.4
20.1
34
12.5
13.4
14.5
15.7
17.0
18.4
20.0
35
12.4
13.4
14.5
15.8
16.9
18.4
20.0
36
12.4
13.4
14.4
15.6
16.9
18.4
20.0


Tabel 2.2
Standar IMT / U anak perempuan berumur 0-36 bulan

Umur (Bulan)
Indeks Massa Tubuh (IMT)
-3 SD
-2 SD
-1 SD
Median
1 SD
2 SD
3 SD
0
10.8
12.0
13.2
14.6
16.0
17.5
19.1
1
11.8
13.0
14.3
15.8
17.3
19.0
20.7
2
11.8
13.0
14.3
15.8
17.3
19.0
20.7
3
12.4
13.6
14.9
16.4
17.9
19.7
21.5
4
12.7
13.9
15.2
16.7
18.3
20.0
22.0
5
12.9
14.1
15.4
16.8
18.4
20.2
22.2
6
13.0
14.1
15.5
16.9
18.5
20.3
22.3
7
13.0
14.2
15.5
16.9
18.5
20.3
22.3
8
13.0
14.1
15.4
16.8
18.4
20.2
22.2
9
12.9
14.1
15.3
16.7
18.3
20.1
22.1
10
12.9
14.0
15.2
16.6
18.2
19.9
21.9
11
12.8
13.9
15.1
16.5
18.0
19.8
21.8
12
12.7
13.8
15.0
16.4
17.9
19.6
21.6
13
12.6
13.7
14.9
16.2
17.7
19.5
21.4
14
12.6
13.6
14.8
16.1
17.6
19.3
21.3
15
12.5
13.5
14.7
16.0
17.5
19.2
21.1
16
12.4
13.5
14.6
15.9
17.4
19.1
21.0
17
12.4
13.4
14.5
15.8
17.3
18.9
20.9
18
12.3
13.3
14.4
15.7
17.2
18.8
20.8
19
12.3
13.3
14.4
15.7
17.1
18.8
20.7
20
12.2
13.2
14.3
15.6
17.0
18.4
20.6
21
12.2
13.2
14.3
15.5
17.0
18.6
20.5
22
12.2
13.1
14.2
15.5
16.9
18.5
20.4
23
12.2
13.1
14.2
15.4
16.9
18.5
20.4
24
12.4
13.3
14.2
15.4
16.9
18.4
20.3
25
12.4
13.3
14.4
15.7
17.1
18.7
20.6
26
12.3
13.3
14.4
15.6
17.0
18.7
20.6
27
12.3
13.3
14.4
15.6
17.0
18.7
20.5
28
12.3
13.3
14.3
15.6
17.0
18.6
20.5
29
12.3
13.2
14.3
15.6
17.0
18.6
20.4
30
12.3
13.2
14.3
15.5
16.9
18.5
20.4
31
12.2
13.2
14.3
15.5
16.9
18.5
20.4
32
12.2
13.2
14.3
15.5
16.9
18.5
20.4
33
12.2
13.1
14.2
15.5
16.9
18.5
20.3
34
12.2
13.1
14.2
15.4
16.9
18.5
20.3
35
12.1
13.1
14.2
15.4
16.8
18.4
20.3
36
12.1
13.1
14.2
15.4
16.8
18.4
20.3

Tabel 2.3
Indikator Pertumbuhan
Z-score
Indikator Pertumbuhan
TB/ U
BB/U
BB/TB
BMI/U
Di atas +3


Obese
(Kegemukan)
Obese
(Kegemukan)
Di atas +2


Overweight
(BB Lebih)
Overweight
(BB Lebih)
Di atas +1


Possible risk of overweight
(Beresiko BB lebih)
Possible risk of overweight
(Beresiko BB lebih)
Median (Nol)




Di bawah -1




Di bawah -2
Perawakan Pendek
BB kurang
Gizi Kurang
Gizi kurang
Di bawah -3
Perawakan sangat pendek
BB sangat kurang
Gizi buruk
Gizi buruk
(DR dr Damayanti Rusli Sjarif 2014)

3.      Pola Makan Sehat
Pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu, seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Adriany, 2013).
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan orang tua. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia prasekolah, sehingga diperlukan jumlah makanan yang relaif besar. Oleh karena itu pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering (Septiari, 2012).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan antara lain faktor budaya, agama atau kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang dan kesehatan (Adriany, 2013).
Pedoman pola makan sehat untuk masyarakat secara umum yang sering digunakan adalah pedoman empat sehat lima sempurna, makanan triguna, dan pedoman yang paling akhir diperkenalkan adalah 13 pesan dasar gizi seimbang. Pengertian makanan triguna adalah bahan makanan atau diet sehari-hari harus mengandung : 1) karbohidrat dan lemak sebagai zat tenaga; 2) protein sebagai zat pembangun; 3) vitamin dan mineral sebagai zat pengatur (Adriany, 2013).
Tabel 2.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan makan anak balita

Pengaruh terhadap Penerimaan Makanan
Status gizi dan dehidrasi anak balita
Tingkat kesehatan atau kesakitan balita
Pengalaman terhadap makanan yang diberikan, seperti kebiasaan, rasa, tekstur
Besar porsi, besar potongan makanan
Kemudahan memegang makanan berdasarkan umur dan keterampilan motorik
Tingkat kekenyangan
Pengaruh Orang Tua, Pengasuh, dan Saudara
Ketersediaan makanan
Pengetahuan gizi
Kandungan zat gizi makanan yang ditawarkan
Gaya dan kecepatan makan
Harapan dan model/ di manan, kapan, dan dengan siapa makanan dikonsumsi
Harapan dan model/ jumlah makanan yang hendak dimakan
Model/ penggunaan makanan yang tidak bagus
Pengaruh Interaksi Orang Tua-Anak
Harapan tentang kecepatan dan gaya makan anak balita
Menetapkan kemungkinan tentang makanan apa dan berapa banyak hendaknya dimakan
Interaksi lisan yang bersifat positif, netral, atau kritis selama waktu makan
Pembentukan pola makan dan snack
Sumber : Worthington Roberts, B.S dan S.R. Williams.2000. Nutrition throughout the Life Cycle, ed. 4, pg. 239. McGraw-Hill Internasional Ed., Singapore.
Orangtua sebagai dua orang yang paling mengenal buah hati diharapkan mampu memahami tentang peranannya dalam pemberian makanan kepada anak. Selain itu orang tua seharusnya juga mengetahui tentang prinsip dasar pemberian makan pada anak yang terdiri dari :
a.   Terjadwal
1)   Jadwal makan termasuk snack teratur dan terencana.
2)   Lama makan maksimum 30 menit.
3)   Di antara waktu makan hanya boleh mengonsumsi air putih.
b.   Lingkungan netral
1)   Tidak dipaksa meskipun hanya makan 1-2 suap.
2)   Jangan memberikan makanan sebagai hadiah.
3)   Tidak sambil bermain atau nonton televisi.
c.   Prosedur makan
1)   Porsi kecil
2)   Jika 15 menit bayi menolak makan, mengemut, hentikan pemberian makan.
3)   Bayi distimulasi untuk makan sendiri.
4)   Membersihkan mulut anak hanya setelah makan selesai.
(DR dr Damayanti Rusli Sjarif SpA(K)
Tabel 2.5
Contoh Jadwal Makan
06.00
ASI
08.00
Makan Pagi (ASI/ MP ASI/ Makanan Keluarga)
10.00
Makanan Selingan (Buah atau Biskuit)
12.00
Makan Siang (ASI/ MP ASI/ Makanan Keluarga)
14.00
ASI
16.00
Makanan Selingan (Buah atau Biskuit)
18.00
Makan Malam (ASI/ MP ASI/ Makanan Keluarga)
20.00
ASI
22.00
ASI
02.00
ASI
(DR dr Damayanti Rusli Sjarif SpA(K)

No comments:

Post a Comment