Friday 20 March 2015

Makalah Ketuban Pecah Dini (KPD) atau Premature Rupture of Membranes (PROM)



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehamilan air ketuban merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan janin dalam kandungan. Kekurangan atau pun kelebihan air ketuban sangat mempengaruhi keadaan janin. Oleh karena itu penting mengetahui keadaan air ketuban selama kehamilan demi keselamatan janin.
Namun dalam kehamilan kadang kala terjadi pecah ketuban sebelum waktunya atau yang sering disebut dengan ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (sarwono 2008).
Ketuban pecah dini didefenisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Sarwono 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ketuban pecah dini?
2. Apa tanda dan gejala ketuban pecah dini?
3. Apa saja komplikasi atau bahaya ketuban pecah dini?
4. Apa saja penyebab ketuban pecah dini?
5. Bagaimana penanganan ketuban pecah dini?
6. Bagaimana cara pencegahan ketuban pecah dini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ketuban pecah dini.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala ketuban pecah dini.
3. Untuk mengetahui komplikasi atau bahaya ketuban pecah dini.
4. Untuk mengetahui penyebab ketuban pecah dini.
5. Untuk mengetahui penanganan ketuban pecah dini.
6. Untuk mengetahui cara pencegahan ketuban pecah dini.












BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Ketuban Pecah Dini
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air. Sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6% perliter terutama sebagai albumin.
Normalnya volume cairan ketuban pada usia kehamilan usia 10-20 minggu, sekitar 50-250 ml. Ketika memasuki minggu 30-40, jumlahnya mencapai 500-1500 ml. Fungsi air ketuban adalah:
1.      Melindungi janin terhadap trauma dari luar
2.      Memungkinkan janin bergerak dengan bebas
3.      Melindungi suhu tubuh janin
4.      Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga serviks membuka
5.      Membersihkan jalan lahir
Premature Rupture of Membranes (PROM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban sebelum persalinan dimulai. Ketuban pecah dini yang terjadi pada kehamilan kurang bulan merupakan masalah yang besar dibidang obstetrik, karena dapat menimbulkan kontribusi yang besar terhadap morbiditas dan mortilitas perinatal dan maternal. Jika PROM terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, itu disebut sebagai Preterm Premature Rupture of Membranes (PPROM) atau pecahnya ketuban terlalu dini.
Insidensi ketuban pecah dini lebih kurang 10% dari semua kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensiya bervariasi 6-19%. Sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan. Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematurinatas.
Ketuban pecah dini berhubungan dengan penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40%. Neonatologis dan ahli obstetri harus bekerja sebagai tim untuk memastikan perawatan yang optimal untuk ibu dan janin.  
Ada bermacam-macam batasan/teori/definisi tentang Premature Rupture of Membranes (PROM) sebagai berikut:
1.         Ada teori yang menghitung berapa jam sebelum inpartu, misalnya 2/4/6 jam sebelum inpartu.
2.         Ada juga yang mengatakan dalam ukuran pembukaan servik atau leher rahim pada kala 1, misalnya ketuban yang pecah sebelum pembukaan servik 3cm/ 5cm dan sebagainya.
3.         Prinsipnya adalah ketuban yang pecah” sebelum waktunya”.
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala 1 atau awal kala 2 persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat mengejan, sehingga perlu dipecahkan (amniotomi).
Faktor resiko atau predisposisi ketuban pecah dini atau persalinan preterm sebagai berikut:
1.      Kehamilan multipel: kembar 2 (50%), kembar 3 (90%).
2.      Riwayat persalinan preterm sebelumnya: resiko 2-4 kali.
3.      Tindakan senggama: tidak berpengauh pada resiko, kecuali vulva higiene buruk, predisposisi terhadap infeksi.
4.      Perdarahan pervaginam: trimester pertama (resiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x).
5.      Bakteriuria: resiko 2 kali (prefalenssi 7%).
6.      PH vagina diatas 4.5: resiko 32% (Fs 16%)
7.      Servik tipis atau kurang dari 39mm: resiko 25%(Fs 7%).
8.      Flora vagina abnormal: resiko 2-3 kali
9.      Fibronectin >50ng/ml: resiko 83% (Vs.19%)
10.  Kadar CRH (Corticotropin Releasing Hormone) Maternal tinggi misalnya pada stress psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.

B.       Tanda dan Gejala Ketuban Pecah Dini
Tanda terjadinya adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.  Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara.
Beberapa gejala klinik yang ditimbulkan karena ketuban pecah dini sebagai berikut:
1.      Ketuban pecah tiba-tiba
2.      Cairan tampak di introitus

Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.

C.      Komplikasi Ketuban Pecah Dini
Beberapa komplikasi atau bahaya jika terjadi ketuban pecah dini adalah sebagai berikut:
a.    Komplikasi pada ibu
1.    Infeksi
Infeksi mungkin adalah resiko yang paling umum dari PROM. Ironisnya, komplikasi ini adalah yang paling mungkin disebabkan oleh lingkungan di dokter dan rumah sakit. Hal ini terlalu seringnya pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh bidan dan dokter. Jadi sebaiknya pada kasus PROM usahakan batasi pemeriksaan bagian dalam.
Infeksi bakteri didalam uterus terjadi antara jaringan ibu dan membran janin (yaitu di dalam rongga koriodesidua), didalam membran bayi (amnion dan karion), di dalam plasenta, di dalam cairan amnion, atau di dalam tali pusat atau janin. Infeksi tersebut dapat berupa:
a) Infeksi membran fetus seperti dicacat oleh temuan histologis atau kultur, disebut korioamnionitis.
b) Infeksi tali pusat disebut funisitis
c) Infeksi cairan amnion disebut amnionitis

2.    Karioamnionitis
Komplikasi ibu hamil paling memprihatinkan dengan PROM adalah chorioamnionitis atau  radang selaput janin. Sindrom ini ditandai dengan demam ibu, vagina yang berbau busuk, detak jantung janin cepat, dan leukositosis ibu.
Insiden chorioamnionitis pada populasi umum adalah 0,5%, tetapi 26 – 28% pada wanita dengan periode laten (waktu antara PROM dan sakit kelahiran) dari 24 jam atau lebih. Korioamnionitis mungkin alasan bahwa beberapa dokter memberi batas maksimal 24 jam. Walaupun vili plasenta mungkin terlibat dalam infeksi intrauterin yang berasal dari darah seperti malaria, infeksi bakteri di dalam plasenta (vilitis) jarang terjadi.
b.    Komplikasi bagi bayi / janin
1.    Prolaps tali pusat
Salah satu bahaya nyata yang terkait dengan PROM adalah prolaps tali pusat. Ketika kantung ketuban seorang ibu hamil tiba – tiba pecah, ada bahaya nyata dimana tali pusat menumbung barberangan dengan keluarnya air ketuban.
Namun, dokter tidak menyadaari kejadian sepertik ini sangat tidak mungkin jika wanita hanya memiliki kebocoran bukan serta merta pecah. Oleh karen itu , sebaiknya bedrest supaya mengurangi resiko dilakukan bedah cesar. Prolaps tali pusat merupakan komplikasi serius, yang mengancam jiwa bayi. Namun, kejadian prolaps sangat langka.
Tali pusat yang teraba keluar atau berada disamping dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau bahkan di luar vagina setelah ketuban pecah.
2.    Trauma pada waktu lahir
3.    Lahir premature
Dalam kasus PROM , komplikasi yang sangat nyata adalah persalinan premature. Dan hal yang di khawatirkan pada kasus peralinan premature adalah sindrom gangguan pernafasan.
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan, periode laten tergantung  umur kehamilan, pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah.pada kehamilan antara 28 – 34 minggu 50% persalianan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalianan terjadi dalam 1 minggu.
4.    Oligahidramnion
Adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500cc. Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru – paru, sehingga pada saat lahir paru – paru tidak berfungsi seperti pada mestinya.

D.      Penyebab Ketuban Pecah Dini
Hingga saat ini ketuban pecah dini belum diketahui penyebabnya. Namun, biasanya terjadi karena infeksi pada rahim, perawatan yang salah sebelum melahirkan, penyakit menular seksual, perdarah vagina, riwayat kehamilan premature atau kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol. Selain itu, ketuban pecah dini kemungkinan disebabkan oleh karena kurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterine.
Berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan servik.
Akan tetapi ada beberapa keadaan yang berhubungan dengan KPD ini, diantaranya adalah :
1.    Trauma : amniosintesis, pemeriksaan pelvis dan hubungan seksual.
2.     servik yang inkompetensia, kanalis selvicalis yang tidak sanggup terus menutup, melainkan perlahan – lahan membuka.
3.    Peningkatan tekanan intrauterus pada kehamilan kembar atau polihidramion.
4.    Infeksi vagina, serviks atau korioamnionitis serta bakteri vagina.
5.    Keadaan abnormal dari fetus seperti malpresentasi.

E.       Penanganan Ketuban Pecah Dini
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan atau harus menunggu sampai proses persalinan sehingga masa tunggu akan memanjang, yang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi.
Sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.
Penanganan yang dapat dilakukan pada kondisi ketuban pecah dini adalah sebagai berikut:
1.      Penanganan konservatif
a.       Rawat dirumah sakit .
b.      Berikan antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tak tahan ampicilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
c.       Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d.      Jika usia kehamilan 32-27 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif,  beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
e.       Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.
f.       Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi.
g.      Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, dan tanda-tanda infeksi intrauterine).
h.      Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu.
Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
2.      Penanganan Aktif
a.       Kehamilan > 37 minggu, induksi oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 ug intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
b.      Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan persalinan diakhiri :
-          Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
-          Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.

F.       Pencegahan Ketuban Pecah Dini
Untuk mencegah kejadian ketuban pecah dini, salah satunya dengan mengkonsumsi vitamin C selama kehamilan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi vitamin C selama kehamilan penting untuk pemeliharaan membran chorioamniotic. Kekurangan asam askorbat selama kehamilan ternyata merupakan faktor risiko pecahnya ketuban yang terlalau dini (PROM). Dan konsumsi harian suplementasi dengan vitamin C 100 mg setelah umur kehamilan 20 minggu ternyata efektif mengurangi kejadian PROM.
Dari hasil penelitian National Institute of Perinatology di Meksiko City, pada 120 wanita hamil yang secara acak diberikan 100 mg vitamin C, pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu.
Vitamin C diketahui berperan penting dalam mempertahankan keutuhan membran (lapisan) yang menyelimuti janin dan cairan ketuban. Walaupun penelitian sebelumnya telah menghubungkan kadar yang rendah dari vitamin C pada ibu dengan meningkatnya resiko terjadinya pecahnya membran secara dini atau yang disebut dengan ketuban pecah dini (“Premature Rupture of Membranes”,PROM), tapi penelitian itu tidak menjelaskan tentang penggunaan suplemen vitamin C dalam menurunkan resiko terjadinya KPD.
Untuk itu, penelitian di Meksiko ini dilakukan. Dari hasil pemberian suplemen vitamin C yang dimulai pada saat usia kehamilan 20 minggu, menunjukkan peningkatan dari kadar vitamin C dalam darah dibanding dengan kelompok kontrol (tidak diberikan suplemen vitamin C).
Dan peningkatan ini berhubungan juga dengan menurunkan resiko untuk mengalami KPD pada 14 dari 57 kehamilan (25%), sedang pada kelompok ibu yang diberikan vitamin C, terjadi penurunan KPD, yaitu hanya terjadi pada 4 dari 52 kehamilan (8%).
Pada kasus seluruh kelahiran prematur, 40% lebih disebabkan karena KPD. Mungkin dengan memberikan suplemen vitamin C dapat membantu para ibu mencegah terjadinya ketuban pecah dini, sehingga kehamilan dapat dipertahankan hingga tiba masa persalinan.



BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Premature Rupture of Membranes (PROM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban sebelum persalinan dimulai.
Beberapa gejala klinik yang ditimbulkan karena ketuban pecah dini sebagai berikut:
1. Ketuban pecah tiba-tiba
2. Cairan tampak di introitus
Beberapa komplikasi atau bahaya jika terjadi ketuban pecah dini adalah
1. Komplikasi pada ibu meliputi infeksi, korioamionitis.
2. Komplikasi pada janin meliputi prolaps tali pusat, trauma pada waktu lahir, lahir prematur, oligohidramnion.
Untuk mencegah kejadian ketuban pecah dini, salah satunya dengan mengkonsumsi vitamin C selama kehamilan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi vitamin C selama kehamilan penting untuk pemeliharaan membran chorioamniotic.
B. Saran
Sebaiknya ibu hamil mengkonsumsi buah yang mengandung vitamin C agar dapat membantu mencegah terjadinya ketuban pecah dini.



DAFTAR PUSTAKA

Lalage, Zerlina. 2013. Menghadapi Kehamilan Berisiko Tinggi. Klaten: Abata Press.
Manuaba. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

No comments:

Post a Comment