BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehamilan air ketuban merupakan
salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan janin dalam kandungan.
Kekurangan atau pun kelebihan air ketuban sangat mempengaruhi keadaan janin.
Oleh karena itu penting mengetahui keadaan air ketuban selama kehamilan demi
keselamatan janin.
Namun dalam kehamilan kadang kala
terjadi pecah ketuban sebelum waktunya atau yang sering disebut dengan ketuban
pecah dini. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetri
berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi sampai
sepsis yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan
infeksi ibu (sarwono 2008).
Ketuban pecah dini didefenisikan sebagai
pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir
kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Dalam keadaan normal 8-10%
perempuan hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini (Sarwono 2008).
B. Rumusan Masalah
1.
Apa definisi ketuban pecah dini?
2.
Apa tanda dan gejala ketuban pecah dini?
3.
Apa saja komplikasi atau bahaya ketuban pecah dini?
4.
Apa saja penyebab ketuban pecah dini?
5.
Bagaimana penanganan ketuban pecah dini?
6.
Bagaimana cara pencegahan ketuban pecah dini?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi ketuban pecah dini.
2.
Untuk mengetahui tanda dan gejala ketuban pecah dini.
3.
Untuk mengetahui komplikasi atau bahaya ketuban pecah dini.
4.
Untuk mengetahui penyebab ketuban pecah dini.
5.
Untuk mengetahui penanganan ketuban pecah dini.
6.
Untuk mengetahui cara pencegahan ketuban pecah dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Ketuban Pecah Dini
Air
ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa manis, reaksinya
agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air.
Sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo,
verniks kaseosa dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6% perliter
terutama sebagai albumin.
Normalnya
volume cairan ketuban pada usia kehamilan usia 10-20 minggu, sekitar 50-250 ml.
Ketika memasuki minggu 30-40, jumlahnya mencapai 500-1500 ml. Fungsi air
ketuban adalah:
1. Melindungi
janin terhadap trauma dari luar
2. Memungkinkan
janin bergerak dengan bebas
3. Melindungi
suhu tubuh janin
4. Meratakan
tekanan di dalam uterus pada partus, sehingga serviks membuka
5. Membersihkan
jalan lahir
Premature Rupture of Membranes (PROM)
atau Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban atau kantung ketuban
sebelum persalinan dimulai. Ketuban pecah dini yang terjadi pada kehamilan
kurang bulan merupakan masalah yang besar dibidang obstetrik, karena dapat
menimbulkan kontribusi yang besar terhadap morbiditas dan mortilitas perinatal
dan maternal. Jika PROM terjadi sebelum 37 minggu kehamilan, itu disebut
sebagai Preterm Premature Rupture of Membranes (PPROM) atau pecahnya ketuban
terlalu dini.
Insidensi ketuban pecah dini lebih
kurang 10% dari semua kehamilan. Pada kehamilan aterm insidensiya bervariasi
6-19%. Sedangkan pada kehamilan preterm insidensinya 2% dari semua kehamilan.
Hampir semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir sebelum aterm atau
persalinan akan terjadi dalam satu minggu setelah selaput ketuban pecah.
Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas perinatal disebabkan oleh prematurinatas.
Ketuban pecah dini berhubungan dengan
penyebab kejadian prematuritas dengan insidensi 30-40%. Neonatologis dan ahli
obstetri harus bekerja sebagai tim untuk memastikan perawatan yang optimal
untuk ibu dan janin.
Ada bermacam-macam
batasan/teori/definisi tentang Premature Rupture of Membranes (PROM) sebagai
berikut:
1.
Ada teori yang menghitung berapa jam
sebelum inpartu, misalnya 2/4/6 jam sebelum inpartu.
2.
Ada juga yang mengatakan dalam ukuran
pembukaan servik atau leher rahim pada kala 1, misalnya ketuban yang pecah
sebelum pembukaan servik 3cm/ 5cm dan sebagainya.
3.
Prinsipnya adalah ketuban yang pecah” sebelum
waktunya”.
Normalnya selaput ketuban pecah pada
akhir kala 1 atau awal kala 2 persalinan. Bisa juga belum pecah sampai saat
mengejan, sehingga perlu dipecahkan (amniotomi).
Faktor resiko atau predisposisi ketuban pecah
dini atau persalinan preterm sebagai berikut:
1. Kehamilan
multipel: kembar 2 (50%), kembar 3 (90%).
2. Riwayat
persalinan preterm sebelumnya: resiko 2-4 kali.
3. Tindakan
senggama: tidak berpengauh pada resiko, kecuali vulva higiene buruk,
predisposisi terhadap infeksi.
4. Perdarahan
pervaginam: trimester pertama (resiko 2x), trimester kedua/ketiga (20x).
5. Bakteriuria:
resiko 2 kali (prefalenssi 7%).
6. PH
vagina diatas 4.5: resiko 32% (Fs 16%)
7. Servik
tipis atau kurang dari 39mm: resiko 25%(Fs 7%).
8. Flora vagina abnormal: resiko 2-3 kali
9. Fibronectin
>50ng/ml: resiko 83% (Vs.19%)
10. Kadar
CRH (Corticotropin Releasing Hormone) Maternal tinggi misalnya pada stress
psikologis, dsb, dapat menjadi stimulasi persalinan preterm.
B.
Tanda
dan Gejala Ketuban Pecah Dini
Tanda terjadinya
adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak
seperti bau amoniak, cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus
diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila duduk atau berdiri, kepala janin yang
sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk
sementara.
Beberapa gejala klinik yang ditimbulkan
karena ketuban pecah dini sebagai berikut:
1. Ketuban
pecah tiba-tiba
2. Cairan
tampak di introitus
Demam,
bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
C.
Komplikasi
Ketuban Pecah Dini
Beberapa
komplikasi atau bahaya jika terjadi ketuban pecah dini adalah sebagai berikut:
a. Komplikasi
pada ibu
1. Infeksi
Infeksi
mungkin adalah resiko yang paling umum dari PROM. Ironisnya, komplikasi ini
adalah yang paling mungkin disebabkan oleh lingkungan di dokter dan rumah sakit.
Hal ini terlalu seringnya pemeriksaan dalam yang dilakukan oleh bidan dan
dokter. Jadi sebaiknya pada kasus PROM usahakan batasi pemeriksaan bagian
dalam.
Infeksi
bakteri didalam uterus terjadi antara jaringan ibu dan membran janin (yaitu di
dalam rongga koriodesidua), didalam membran bayi (amnion dan karion), di dalam
plasenta, di dalam cairan amnion, atau di dalam tali pusat atau janin. Infeksi
tersebut dapat berupa:
a)
Infeksi membran fetus seperti dicacat oleh temuan histologis atau kultur,
disebut korioamnionitis.
b) Infeksi tali pusat
disebut funisitis
c) Infeksi cairan
amnion disebut amnionitis
2. Karioamnionitis
Komplikasi
ibu hamil paling memprihatinkan dengan PROM adalah chorioamnionitis atau radang selaput janin. Sindrom ini ditandai
dengan demam ibu, vagina yang berbau busuk, detak jantung janin cepat, dan
leukositosis ibu.
Insiden
chorioamnionitis pada populasi umum adalah 0,5%, tetapi 26 – 28% pada wanita
dengan periode laten (waktu antara PROM dan sakit kelahiran) dari 24 jam atau
lebih. Korioamnionitis mungkin alasan bahwa beberapa dokter memberi batas
maksimal 24 jam. Walaupun vili plasenta mungkin terlibat dalam infeksi
intrauterin yang berasal dari darah seperti malaria, infeksi bakteri di dalam
plasenta (vilitis) jarang terjadi.
b. Komplikasi
bagi bayi / janin
1. Prolaps
tali pusat
Salah
satu bahaya nyata yang terkait dengan PROM adalah prolaps tali pusat. Ketika
kantung ketuban seorang ibu hamil tiba – tiba pecah, ada bahaya nyata dimana
tali pusat menumbung barberangan dengan keluarnya air ketuban.
Namun,
dokter tidak menyadaari kejadian sepertik ini sangat tidak mungkin jika wanita
hanya memiliki kebocoran bukan serta merta pecah. Oleh karen itu , sebaiknya
bedrest supaya mengurangi resiko dilakukan bedah cesar. Prolaps tali pusat
merupakan komplikasi serius, yang mengancam jiwa bayi. Namun, kejadian prolaps
sangat langka.
Tali
pusat yang teraba keluar atau berada disamping dan melewati bagian terendah
janin di dalam jalan lahir, tali pusat dapat prolaps ke dalam vagina atau
bahkan di luar vagina setelah ketuban pecah.
2. Trauma
pada waktu lahir
3. Lahir
premature
Dalam kasus PROM ,
komplikasi yang sangat nyata adalah persalinan premature. Dan hal yang di
khawatirkan pada kasus peralinan premature adalah sindrom gangguan pernafasan.
Setelah ketuban pecah
biasanya segera disusul oleh persalinan, periode laten tergantung umur kehamilan, pada kehamilan aterm 90%
terjadi dalam 24 jam setelah ketuban pecah.pada kehamilan antara 28 – 34 minggu
50% persalianan dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalianan
terjadi dalam 1 minggu.
4. Oligahidramnion
Adalah suatu keadaan
dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500cc.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru – paru, sehingga
pada saat lahir paru – paru tidak berfungsi seperti pada mestinya.
D.
Penyebab
Ketuban Pecah Dini
Hingga
saat ini ketuban pecah dini belum diketahui penyebabnya. Namun, biasanya
terjadi karena infeksi pada rahim, perawatan yang salah sebelum melahirkan,
penyakit menular seksual, perdarah vagina, riwayat kehamilan premature atau
kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol. Selain itu,
ketuban pecah dini kemungkinan disebabkan oleh karena kurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intrauterine.
Berkurangnya
kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina
dan servik.
Akan
tetapi ada beberapa keadaan yang berhubungan dengan KPD ini, diantaranya adalah
:
1. Trauma
: amniosintesis, pemeriksaan pelvis dan hubungan seksual.
2. servik yang inkompetensia, kanalis selvicalis yang tidak sanggup terus menutup,
melainkan perlahan – lahan membuka.
3. Peningkatan
tekanan intrauterus pada kehamilan kembar atau polihidramion.
4. Infeksi
vagina, serviks atau korioamnionitis serta bakteri vagina.
5. Keadaan
abnormal dari fetus seperti malpresentasi.
E.
Penanganan
Ketuban Pecah Dini
Penanganan
ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada
komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan. Dilema sering
terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada
kehamilan yang cukup bulan atau harus menunggu sampai proses persalinan
sehingga masa tunggu akan memanjang, yang berikutnya akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi.
Sikap
konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan dengan
harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.
Penanganan
yang dapat dilakukan pada kondisi ketuban pecah dini adalah sebagai berikut:
1. Penanganan
konservatif
a. Rawat
dirumah sakit .
b. Berikan
antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tak tahan ampicilin)
dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
c. Jika
umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau
sampai air ketuban tidak keluar lagi.
d. Jika
usia kehamilan 32-27 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif, beri deksametason, observasi tanda-tanda
infeksi, dan kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
e. Jika
usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan
tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam.
f. Jika
usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan induksi.
g. Nilai
tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, dan tanda-tanda infeksi intrauterine).
h. Pada
usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru
janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap
minggu.
Dosis betametason 12 mg
sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak
4 kali.
2. Penanganan
Aktif
a. Kehamilan
> 37 minggu, induksi oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprostol 50 ug intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
b. Bila
ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan persalinan diakhiri
:
-
Bila skor pelvic < 5, lakukan
pematangan servik, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan
dengan seksio sesarea.
-
Bila skor pelvic > 5, induksi
persalinan, partus pervaginam.
F.
Pencegahan
Ketuban Pecah Dini
Untuk
mencegah kejadian ketuban pecah dini, salah satunya dengan mengkonsumsi vitamin
C selama kehamilan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi vitamin C
selama kehamilan penting untuk pemeliharaan membran chorioamniotic. Kekurangan
asam askorbat selama kehamilan ternyata merupakan faktor risiko pecahnya
ketuban yang terlalau dini (PROM). Dan konsumsi harian suplementasi dengan
vitamin C 100 mg setelah umur kehamilan 20 minggu ternyata efektif mengurangi
kejadian PROM.
Dari
hasil penelitian National Institute of Perinatology di Meksiko City, pada 120
wanita hamil yang secara acak diberikan 100 mg vitamin C, pada saat kehamilan
memasuki usia 20 minggu.
Vitamin
C diketahui berperan penting dalam mempertahankan keutuhan membran (lapisan)
yang menyelimuti janin dan cairan ketuban. Walaupun penelitian sebelumnya telah
menghubungkan kadar yang rendah dari vitamin C pada ibu dengan meningkatnya
resiko terjadinya pecahnya membran secara dini atau yang disebut dengan ketuban
pecah dini (“Premature Rupture of Membranes”,PROM), tapi penelitian itu tidak
menjelaskan tentang penggunaan suplemen vitamin C dalam menurunkan resiko
terjadinya KPD.
Untuk
itu, penelitian di Meksiko ini dilakukan. Dari hasil pemberian suplemen vitamin
C yang dimulai pada saat usia kehamilan 20 minggu, menunjukkan peningkatan dari
kadar vitamin C dalam darah dibanding dengan kelompok kontrol (tidak diberikan
suplemen vitamin C).
Dan
peningkatan ini berhubungan juga dengan menurunkan resiko untuk mengalami KPD
pada 14 dari 57 kehamilan (25%), sedang pada kelompok ibu yang diberikan
vitamin C, terjadi penurunan KPD, yaitu hanya terjadi pada 4 dari 52 kehamilan
(8%).
Pada kasus
seluruh kelahiran prematur, 40% lebih disebabkan karena KPD. Mungkin dengan
memberikan suplemen vitamin C dapat membantu para ibu mencegah terjadinya
ketuban pecah dini, sehingga kehamilan dapat dipertahankan hingga tiba masa
persalinan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Premature
Rupture of Membranes (PROM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya
ketuban atau kantung ketuban sebelum persalinan dimulai.
Beberapa
gejala klinik yang ditimbulkan karena ketuban pecah dini sebagai berikut:
1.
Ketuban pecah tiba-tiba
2.
Cairan tampak di introitus
Beberapa
komplikasi atau bahaya jika terjadi ketuban pecah dini adalah
1. Komplikasi pada ibu
meliputi infeksi, korioamionitis.
2.
Komplikasi pada janin meliputi prolaps tali pusat, trauma pada waktu lahir,
lahir prematur, oligohidramnion.
Untuk mencegah
kejadian ketuban pecah dini, salah satunya dengan mengkonsumsi vitamin C selama
kehamilan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa mengkonsumsi vitamin C selama
kehamilan penting untuk pemeliharaan membran chorioamniotic.
B. Saran
Sebaiknya ibu hamil mengkonsumsi buah yang mengandung vitamin C agar dapat membantu mencegah terjadinya ketuban pecah dini.
DAFTAR PUSTAKA
Lalage,
Zerlina. 2013. Menghadapi Kehamilan
Berisiko Tinggi. Klaten: Abata Press.
Manuaba.
(2007). Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta : EGC
Prawirohardjo,
Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT.Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment