Saturday, 11 March 2017

Perubahan Fisik Menopause



a.       Pengertian
Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan, itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut banyak terjadi pada wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause.
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti. “Men” dan “pauseis” adalah kata yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhantinya haid. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai periode behentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45-50 tahun (Kadus, 2004).
Menopause adalah berhentinya siklus haid terutama karena ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi periodiknya pada sistem endokrin (potter dan Perry, 2005).
Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an (Sarwono P, 2008).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menopause adalah masa berhentinya haid yang disebabkan oleh menurunnya produksi hormon estrogen dan progestron di ovarium sehingga masa reproduksi wanita menjadi berakhir.
b.      Tahapan Periode Menopause
Menopause merupakan  masa berhentinya haid. Menurut Manuaba (2005) menopause di bagi dalam beberapa tahap atau periode yaitu sebagai berikut:
1)      Pre menopause (klimakterium)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola menstruasi, terjadi perubahan psikologi, terjadi perubahan fisik berlangsung selama antara 4-5 tahun pada usia 48-55 tahun.
2)      Fase menopause
Terhentinya menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia 56-60 tahun.
3)      Pasca menopause (senium)
Terjadi pada usia diatas 65 tahun, wanita beradaptasi terhadap perubahan psikologi dan fisik, keluhan makin berkurang.
Usia dari hari kehari akan terus berjalan dan setiap orang seiring dengan bertambahnya usia tidak akan lepas dari masa tua. Bertambahnya usia maka tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk tubuh mengalami perubahan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa nonproduktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagai gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologi yang dapat mempengaruhi barbagai aspek kehidupan lansia tersebut.
c.       Perubahan Fisik Wanita Menopause
Ketika seseorang memasuki masa menopause fisik mengalami ketidaknyamanan seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh, misalnya pada kepala, leher, dan dada bagian atas. Kadang-kadang rasa kaku ini dapat diikuti dengan rasa panas atau dingin, pening, kelelahan, jengkel, resah, cepat marah, dan berdebar-debar. Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1)      Perubahan organ reproduksi
Ovarium dan uterus lambat laun mengecil dan endometrium mengalami atrofi. Walaupun demikian, uterus masih tetap dapat bereaksi terhadap estrgen. Epitel vagina menipis dan mamae mulai menjadi lembek. Proses ini berlangsung terus sampai masa senium.
2)      Perubahan Hormon
Penurunan fungsi ovarium menyebabkan berkurangnya kamampuan ovarium untuk menjawab rangsangan gonadotropin. Keadaan ini akan mengakibatkan terganggunya interaksi hipotalamus-hipofisis. Pertama-tama terjadi kegagalan fungsi korpus luteum. Kemudian, turunya produksi steroid ovarium menyebabkan berkurangnya reaksi umpan balik terhadap hipotalamus. Keadaan ini meningkatkan produksi FSH dan LH. Dari kedua gonadotropin ini, ternyata yang paling mencolok peningkatannya adalah FSH.
3)      Perubahan vasomotorik
Perubahan ini dapat muncul sebagai gejolak panas(hot flushes), keringat banyak, rassa kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga, perubahan tekanan darah, berdebar-debar, susah bernafas, jari-jari atrofi dan gangguan usus.
4)      Perubahan emosi
Perubahan emosi sering muncul dalam bentuk mudah tersinggung, depresi, kelelahan, semangat berkurang, dan susah tidur.

No comments:

Post a Comment