Sunday, 1 January 2017

Harga Diri



a.       Definisi
Stuart & Sundeen (1995) dalam Muhith Abdul (2015)  mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Stuart, Gail W (2007) mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri.
Chaplin (2006) mengartikan istilah self esteem dengan self evaluation yaitu suatu penilaian atau pertimbangan yang dibuat seseorang mengenai diri sendiri.
Harga diri menurut Myers (2012) adalah evaluasi diri seseorang secara keseluruhan.
Menurut Potter & Perry (2005), harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan orang lain. Harga diri bergantung pada kasih saying dan penerimaan. Harga diri mencakup penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas. Seseorang yang menghargai dirinya dan merasa dihargai oleh orang lain biasanya mempunyai harga diri yang tinggi. Seseorang yang merasa tidak berharga dan menerima sedikit respek dari orang lain biasanya mempunyai harga diri yang rendah.
Harga diri atau biasa dikenal dengan self esteem menurut Baron & Byrne (2012) merupakan evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu. Harga diri merujuk pada sikap seseorang terhadap dirinya sendiri, mulai dari sangat negatif sampai sangat positif. Individu yang ditampilkan tampak memiliki sikap negatif terhadap dirinya sendiri.
Menurut Santrock (1998) dalam Diana (2007) bahwa harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif atau negatif. Individu yang memiliki harga diri yang positif akan menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya. Dalam harga diri tercakup evaluasi dan penghargaan terhadap diri sendiri dan menghasilkan sikap positif atau negatif terhadap dirinya sendiri. Sikap positif terhadap diri sendiri adalah sikap terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan dan potensi diri, serta menerima kekurangan yang ada. Sedangkan yang dimaksud dengan sikap negatif adalah sikap tidak suka atau tidak puas dengan kondisi diri, tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang selalu kurang.
Harga diri rendah merupakan masalah banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai evaluasi diri negatif dengan membenci diri dan menolak diri.
Cara individu dalam mengekspresikan secara langsung harga diri rendah menurut Stuart & Sundeen dalam Riyadi dkk (2009) yaitu:
1)         Mengejek dan mengkritik diri sendiri
Padangan negatif tentang dirinya
2)         Merendahkan dan mengurangi martabat
Individu menghindari, mengabaikan atau menolak kemampuan yang nyata dimiliki
3)         Rasa bersalah dan khawatir
Menghukum diri sendiri, muncul dalam bentuk fobia, obsesi dan menolak diri sendiri.
4)         Manifestasi fisik
Manifestasi merupakan perwujudan (kongkritisasi) nyata dari suatu yang tidak terlihat (imaginary things) seperti pernyataan perasaan (emotion), pendapat (ideas), dan keyakinan (belief).
5)         Menunda keputusan
Menunda keputusan dalam hal ini adalah remaja ragu-ragu dalam mengambil keputusan
6)         Gangguan berhubungan
Perilaku yang muncul dalam bentuk menarik diri atau isolasi diri karena perasaan tak berharga
7)         Menarik diri dan realitas
Bila kecemasan karena penolakan diri mencapai kecemasan tingkat berat dan panik, mungkin klien akan mengalami gangguan asosiasi, halusinasi, curiga, cemburu atau paranoid
8)         Merusak diri
Individu mencederai diri sendiri bahkan sampai keinginan mengakhiri hidupnya
9)         Merusak atau menciderai orang lain
Kebencian dan penolakan diri sendiri dapat berkisar pada lingkungan dengan melukai orang lain
Self esteem (harga diri) merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri baik positif maupun negatif, dan merupakan persepsi diri terhadap penghargaan, penerimaan, serta perlakuan orang lain terhadap dirinya yang tumbuh dari interaksi sosial, usaha pribadi yang memberikan pengalaman tertentu pada individu (Henggaryadi & Fakhrurrozi, 2008).
b.      Aspek-aspek harga diri
Menurut Coopersmith (2007) aspek-aspek yang terkandung dalam harga diri ada tiga yaitu:
1)      Perasaan Berharga
Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki individu ketika individu tersebut merasa dirinya berharga dan dapat menghargai orang lain. Individu yang merasa dirinya berharga cenderung dapat mengontrol tindakan-tindakannya terhadap dunia diluar dirinya. Selain itu individu tersebut juga dapat mengekspresikan dirinya dengan baik dan dapat menerima kritik dengan baik.
2)      Perasaan Mampu
Perasaan mampu merupakan perasaan yang dimiliki oleh individu pada saat dia merasa mampu mencapai suatu hasil yang diharapkan. Individu yang memiliki perasaan mampu umumnya memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang realistis. Individu ini menyukai tugas baru yang menantang, aktif dan tidak cepat bingung bila segala sesuatu berjalan di luar rencana. Mereka tidak menganggap dirinya sempurna tetapi sadar akan keterbatasan diri dan berusaha agar ada perubahan dalam dirinya. Bila individu merasa telah mencapai tujuannya secara efisien maka individu akan menilai dirinya secara tinggi.
3)      Perasaan Diterima
Perasaan diterima merupakan perasaan yang dimiliki individu ketika ia dapat diterima sebagai dirinya sendiri oleh suatu kelompok. Ketika seseorang berada pada suatu kelompok dan diperlakukan sebagai bagian dari kelompok tersebut, maka ia akan merasa dirinya diterima serta dihargai oleh anggota kelompok itu.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart, 2007).
c.       Dimensi harga diri
Coopersmith 1967 dalam Diana (2007) mengemukakan ada beberapa dimensi harga diri yaitu;
1)      Keberartian (significance)
Penerimaan, perhatian dan kasih sayang yang diterima dari orang lain. Penerimaan ditandai oleh kehangatan, respon positif, ketertarikan serta rasa suka terhadap individu apa adanya. Perwujudan dari rasa penghargaan serta ketertarikan tersebut secara umum dikategorikan dengan istilah penerimaan (acceptance), popularitas (popularity) dan kebalikannya adalah penolakan serta isolasi. Dampak utama dari perlakuan serta perwujudan kasih sayang tersebut adalah tumbuhnya perasaan dihargai yang merupakan refleksi dari penghargaan yang diterima dari orang lain. Semakin banyak orang yang menunjukkan sikap serupa pada mereka, dan semakin hal itu terjadi, akan semakin besar pula kemungkinan tumbuhnya pemahaman yang positif akan jati dirinya.
2)      Kekuatan (power)
Kemampuan seseorang untuk mempengaruhi terjadinya sesuatu untuk mengendalikan sikap dirinya maupun orang lain. Secara umum pengaruhnya dapat dilihat dari pengakuan dan penghargaan yang diterima dari orang lain serta sejauh mana orang lain menghargai hak serta ide-idenya.
3)      Kompetensi (competence)
Tingkat dimana performansi yang tinggi dalam pelaksanaan tugas-tugas yang bervariasi.
4)      Kebijakan (virtue)
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip etis, moral dan agama. Individu mematuhi prinsip-prinsip etis, moral dan agama yang telah diterimanya dan diinternalisasi. Memiliki sikap diri yang positif terhadap keberhasilan untuk memenuhi tujuan dari prinsip-prinsip tersebut.
Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Tanda dan gejala gangguan harga diri:
1)      Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit.
2)      Rasa bersalah terhadap diri sendiri.
3)      Merendahkan martabat.
4)      Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri.
5)      Percaya diri kurang.
6)      Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram (Muhith Abdul, 2015).
Harga diri dapat diperoleh dari diri sendiri maupun dari orang lain. Aspek utama adalah perasaan dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Manusia cenderung negatif, walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain namun jarang mengekspresikannya. Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan dari orang lain.
Sikap atau perilaku remaja yang memiliki harga diri rendah atau kurang adalah sebagai berikut:
1)      Tidak mau mencoba sesuatu hal yang baru.
2)      Merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan.
3)      Punya kecenderungan untuk melempar kesalahan pada orang lain.
4)      Memiliki emosi yang kaku dan disembunyikan.
5)      Mudah mengalami rasa frustasi dan tertekan.
6)      Meremehkan bakat dan kemampuannya sendiri.
Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadp diri sendiri, hilang kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai keinginan.
Cara meningkatkan harga diri pada anak menurut Stuart & Sundeen (1991) dalam Riyadi dkk (2009) adalah sebagai berikut:
1)      Memberi kesempatan berhasil
Berikan tugas yang kemungkinan dapat diselesaikan oleh anak kemudian berilah pengakuan dan pujian atas keberhasilannya. Jangan memberikan tugas diluar kemampuannya atau yang sudah kita ketahui tidak dapat diselesaikannya.
2)      Menanamkan gagasan
Berfungsi memotivasi kreativitas anak untuk berkembang
3)      Mendorong aspirasi
Pertanyaan dan pendapat anak perlu ditanggapi dengan memberikan penjelasan sesuai. Berikan pengakuan dan sokongan yang sesuai untuk aspirasi yang positif sehingga anak memandang dirinya diterima dan bermakna.
4)      Membantu membentuk koping
Pada tiap perkembangan, individu mempunyai tugas perkembangan yang harus diselesaikan. Jadi individu perlu mengembangkan koping untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi dalam menyelesaikan tugasnya. Anak akan merasa bermakna dan berhasil jika diterima dan diakui oleh orang lain, merasa mampu menghadapi kehidupan, dan merasa dapat mengontrol dirinya.
Stuart & Sundeen (1991) dalam Riyadi dkk (2009) mengatakan harga diri yang rendah berhubungan dengan hubungan interpersonal yang buruk.
d.      Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri
Menurut Coopersmith (1967) dalam Ghufron (2010) terdapat lima faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:
1)      Faktor Jenis Kelamin
Menurut Ancok dkk dalam Ghufron (2010) wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah daripada pria, seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa harus di lindungi. Hal ini terjadi mungkin karena peran orang tua dan harapan-harapan masyarakat yang berebeda-beda baik pada pria maupun wanita. Pendapat tersebut sama dengan penelitian dari Coopersmith (1967) yang membuktikan bahwa harga diri wanita lebih rendah dari pada harga diri pria.
2)      Inteligensi
Individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah. Dan individu yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki skor intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras.
3)      Kondisi Fisik
Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga diri. Individu dengan kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik. Begitu pula dengan remaja yang terlalu memikirkan masalah ukuran dan bentuk tubuhnya. Mereka akan berusaha mati-matian untuk bisa mempertahankan bentuk tubuh atau menurunkan berat badannya.
4)      Lingkungan Keluarga
Coopersmith (1967) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang tinggi. Orang tua yang sering memberi hukuman dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga. Mereka yang berasal dari keluarga bahagia akan memiliki harga diri tinggi karena mengalami perasaan nyaman yang berasal dari penerimaan, cinta, dan tanggapan positif orang tua mereka. Sedangkan pengabaian dan penolakan akan membuat mereka secara otomatis merasa tidak berharga. Karena merasa tidak berharga, diacuhkan dan tidak dihargai maka mereka akan mengalami perasaan negatif terhadap dirinya sendiri.
5)      Lingkungan Sosial
Klass dan Hodge (1978) dalam Ghufron (2010) berpendapat bahwa pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya. Termasuk penerimaan teman dekat, mereka bahkan mau untuk melepaskan prinsip diri mereka dan melakukan perbuatan yang sama dengan teman dekat mereka agar bisa dianggap sehati walaupun perbuatan itu adalah perbuatan yang negatif.
Sementara menurut Coopersmith (1967) ada beberapa perubahan dalam harga diri yang dapat dijelaskan melalui konsep-konsep kesuksesan, nilai, aspirasi dan mekanisme pertahanan diri. Kesuksesan tersebut dapat timbul melalui pengalaman dalam lingkungan, kesuksesan dalam bidang tertentu, kompetisi, dan nilai kebaikan.

No comments:

Post a Comment