a. Definisi
Stuart &
Sundeen (1995) dalam Muhith Abdul (2015)
mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri. Dapat
diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai
dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan
kompeten.
Stuart, Gail W
(2007) mengatakan bahwa harga diri adalah penilaian individu tentang nilai
personal yang diperoleh dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya
dengan ideal diri.
Chaplin (2006)
mengartikan istilah self esteem dengan self evaluation yaitu
suatu penilaian atau pertimbangan yang dibuat seseorang mengenai diri sendiri.
Harga diri
menurut Myers (2012) adalah evaluasi diri seseorang secara keseluruhan.
Menurut Potter
& Perry (2005), harga diri berasal dari dua sumber, yaitu diri sendiri dan
orang lain. Harga diri bergantung pada kasih saying dan penerimaan. Harga diri
mencakup penerimaan diri sendiri karena nilai dasar, meski lemah dan terbatas.
Seseorang yang menghargai dirinya dan merasa dihargai oleh orang lain biasanya
mempunyai harga diri yang tinggi. Seseorang yang merasa tidak berharga dan
menerima sedikit respek dari orang lain biasanya mempunyai harga diri yang rendah.
Harga diri atau
biasa dikenal dengan self esteem menurut Baron & Byrne (2012)
merupakan evaluasi diri yang dibuat oleh setiap individu. Harga diri merujuk
pada sikap seseorang terhadap dirinya sendiri, mulai dari sangat negatif sampai
sangat positif. Individu yang ditampilkan tampak memiliki sikap negatif
terhadap dirinya sendiri.
Menurut Santrock
(1998) dalam Diana (2007) bahwa harga diri merupakan evaluasi individu terhadap
dirinya sendiri secara positif atau negatif. Individu yang memiliki harga diri
yang positif akan menerima dan menghargai dirinya sendiri apa adanya. Dalam
harga diri tercakup evaluasi dan penghargaan terhadap diri sendiri dan
menghasilkan sikap positif atau negatif terhadap dirinya sendiri. Sikap positif
terhadap diri sendiri adalah sikap terhadap kondisi diri, menghargai kelebihan
dan potensi diri, serta menerima kekurangan yang ada. Sedangkan yang dimaksud
dengan sikap negatif adalah sikap tidak suka atau tidak puas dengan kondisi
diri, tidak menghargai kelebihan diri dengan melihat diri sebagai sesuatu yang
selalu kurang.
Harga diri
rendah merupakan masalah banyak orang dan diekspresikan melalui tingkat
kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya disertai evaluasi diri negatif
dengan membenci diri dan menolak diri.
Cara individu
dalam mengekspresikan secara langsung harga diri rendah menurut Stuart &
Sundeen dalam Riyadi dkk (2009) yaitu:
1)
Mengejek dan mengkritik diri sendiri
Padangan negatif tentang dirinya
2)
Merendahkan dan mengurangi martabat
Individu
menghindari, mengabaikan atau menolak kemampuan yang nyata dimiliki
3)
Rasa bersalah dan khawatir
Menghukum diri
sendiri, muncul dalam bentuk fobia, obsesi dan menolak diri sendiri.
4)
Manifestasi fisik
Manifestasi
merupakan perwujudan (kongkritisasi) nyata dari suatu yang
tidak terlihat (imaginary things) seperti pernyataan perasaan (emotion),
pendapat (ideas), dan keyakinan (belief).
5)
Menunda keputusan
Menunda
keputusan dalam hal ini adalah remaja ragu-ragu dalam mengambil keputusan
6)
Gangguan berhubungan
Perilaku yang
muncul dalam bentuk menarik diri atau isolasi diri karena perasaan tak berharga
7)
Menarik diri dan realitas
Bila kecemasan
karena penolakan diri mencapai kecemasan tingkat berat dan panik, mungkin klien
akan mengalami gangguan asosiasi, halusinasi, curiga, cemburu atau paranoid
8)
Merusak diri
Individu
mencederai diri sendiri bahkan sampai keinginan mengakhiri hidupnya
9)
Merusak atau menciderai orang lain
Kebencian dan
penolakan diri sendiri dapat berkisar pada lingkungan dengan melukai orang lain
Self
esteem
(harga diri) merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri baik positif
maupun negatif, dan merupakan persepsi diri terhadap penghargaan, penerimaan,
serta perlakuan orang lain terhadap dirinya yang tumbuh dari interaksi sosial,
usaha pribadi yang memberikan pengalaman tertentu pada individu (Henggaryadi
& Fakhrurrozi, 2008).
b. Aspek-aspek
harga diri
Menurut Coopersmith (2007) aspek-aspek yang
terkandung dalam harga diri ada tiga yaitu:
1) Perasaan Berharga
Perasaan berharga merupakan perasaan yang dimiliki individu
ketika individu tersebut merasa dirinya berharga dan dapat menghargai orang
lain. Individu yang merasa dirinya berharga cenderung dapat mengontrol
tindakan-tindakannya terhadap dunia diluar dirinya. Selain itu individu
tersebut juga dapat mengekspresikan dirinya dengan baik dan dapat menerima
kritik dengan baik.
2) Perasaan Mampu
Perasaan mampu merupakan perasaan yang dimiliki oleh
individu pada saat dia merasa mampu mencapai suatu hasil yang diharapkan.
Individu yang memiliki perasaan mampu umumnya memiliki nilai-nilai dan sikap
yang demokratis serta orientasi yang realistis. Individu ini menyukai tugas
baru yang menantang, aktif dan tidak cepat bingung bila segala sesuatu berjalan
di luar rencana. Mereka tidak menganggap dirinya sempurna tetapi sadar akan
keterbatasan diri dan berusaha agar ada perubahan dalam dirinya. Bila individu
merasa telah mencapai tujuannya secara efisien maka individu akan menilai
dirinya secara tinggi.
3) Perasaan Diterima
Perasaan diterima merupakan perasaan yang dimiliki individu
ketika ia dapat diterima sebagai dirinya sendiri oleh suatu kelompok. Ketika
seseorang berada pada suatu kelompok dan diperlakukan sebagai bagian dari
kelompok tersebut, maka ia akan merasa dirinya diterima serta dihargai oleh
anggota kelompok itu.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan
dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting dan berharga (Stuart,
2007).
c. Dimensi
harga diri
Coopersmith 1967
dalam Diana (2007) mengemukakan ada beberapa dimensi harga diri yaitu;
1) Keberartian
(significance)
Penerimaan,
perhatian dan kasih sayang yang diterima dari orang lain. Penerimaan ditandai
oleh kehangatan, respon positif, ketertarikan serta rasa suka terhadap individu
apa adanya. Perwujudan dari rasa penghargaan serta ketertarikan tersebut secara
umum dikategorikan dengan istilah penerimaan (acceptance), popularitas (popularity)
dan kebalikannya adalah penolakan serta isolasi. Dampak utama dari perlakuan
serta perwujudan kasih sayang tersebut adalah tumbuhnya perasaan dihargai yang
merupakan refleksi dari penghargaan yang diterima dari orang lain. Semakin
banyak orang yang menunjukkan sikap serupa pada mereka, dan semakin hal itu
terjadi, akan semakin besar pula kemungkinan tumbuhnya pemahaman yang positif
akan jati dirinya.
2) Kekuatan
(power)
Kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi terjadinya sesuatu untuk mengendalikan sikap
dirinya maupun orang lain. Secara umum pengaruhnya dapat dilihat dari pengakuan
dan penghargaan yang diterima dari orang lain serta sejauh mana orang lain
menghargai hak serta ide-idenya.
3) Kompetensi
(competence)
Tingkat dimana
performansi yang tinggi dalam pelaksanaan tugas-tugas yang bervariasi.
4) Kebijakan
(virtue)
Kepatuhan
terhadap prinsip-prinsip etis, moral dan agama. Individu mematuhi
prinsip-prinsip etis, moral dan agama yang telah diterimanya dan
diinternalisasi. Memiliki sikap diri yang positif terhadap keberhasilan untuk
memenuhi tujuan dari prinsip-prinsip tersebut.
Gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,
hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Tanda dan gejala
gangguan harga diri:
1) Perasaan
malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit.
2) Rasa
bersalah terhadap diri sendiri.
3) Merendahkan
martabat.
4) Gangguan
hubungan sosial, seperti menarik diri.
5) Percaya
diri kurang.
6) Mencederai
diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram (Muhith Abdul,
2015).
Harga diri dapat
diperoleh dari diri sendiri maupun dari orang lain. Aspek utama adalah perasaan
dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Manusia cenderung negatif,
walaupun ia cinta dan mengakui kemampuan orang lain namun jarang
mengekspresikannya. Harga diri akan rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan dari orang lain.
Sikap atau
perilaku remaja yang memiliki harga diri rendah atau kurang adalah sebagai
berikut:
1) Tidak
mau mencoba sesuatu hal yang baru.
2) Merasa
tidak dicintai dan tidak diinginkan.
3) Punya
kecenderungan untuk melempar kesalahan pada orang lain.
4) Memiliki
emosi yang kaku dan disembunyikan.
5) Mudah
mengalami rasa frustasi dan tertekan.
6) Meremehkan
bakat dan kemampuannya sendiri.
Gangguan harga
diri atau harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadp diri sendiri, hilang kepercayaan diri dan merasa gagal mencapai
keinginan.
Cara
meningkatkan harga diri pada anak menurut Stuart & Sundeen (1991) dalam Riyadi
dkk (2009) adalah sebagai berikut:
1) Memberi
kesempatan berhasil
Berikan tugas
yang kemungkinan dapat diselesaikan oleh anak kemudian berilah pengakuan dan
pujian atas keberhasilannya. Jangan memberikan tugas diluar kemampuannya atau
yang sudah kita ketahui tidak dapat diselesaikannya.
2) Menanamkan
gagasan
Berfungsi memotivasi kreativitas
anak untuk berkembang
3) Mendorong
aspirasi
Pertanyaan dan
pendapat anak perlu ditanggapi dengan memberikan penjelasan sesuai. Berikan
pengakuan dan sokongan yang sesuai untuk aspirasi yang positif sehingga anak
memandang dirinya diterima dan bermakna.
4) Membantu
membentuk koping
Pada tiap
perkembangan, individu mempunyai tugas perkembangan yang harus diselesaikan.
Jadi individu perlu mengembangkan koping untuk menghadapi kemungkinan yang
terjadi dalam menyelesaikan tugasnya. Anak akan merasa bermakna dan berhasil
jika diterima dan diakui oleh orang lain, merasa mampu menghadapi kehidupan,
dan merasa dapat mengontrol dirinya.
Stuart &
Sundeen (1991) dalam Riyadi dkk (2009) mengatakan harga diri yang rendah
berhubungan dengan hubungan interpersonal yang buruk.
d. Faktor-faktor
yang mempengaruhi harga diri
Menurut Coopersmith (1967) dalam Ghufron (2010) terdapat lima
faktor yang mempengaruhi harga diri yaitu:
1) Faktor Jenis
Kelamin
Menurut Ancok
dkk dalam Ghufron (2010) wanita selalu
merasa harga dirinya lebih rendah daripada pria, seperti perasaan kurang mampu,
kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa harus di lindungi. Hal ini
terjadi mungkin karena peran orang tua dan harapan-harapan masyarakat yang
berebeda-beda baik pada pria maupun wanita. Pendapat tersebut sama dengan
penelitian dari Coopersmith (1967) yang membuktikan bahwa harga diri wanita
lebih rendah dari
pada harga diri
pria.
2) Inteligensi
Individu dengan
harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi daripada
individu dengan harga diri yang rendah. Dan individu yang memiliki harga diri
yang tinggi memiliki skor intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang
lebih baik, dan selalu berusaha keras.
3) Kondisi Fisik
Coopersmith
(1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan
tinggi badan dengan harga diri. Individu dengan kondisi fisik yang menarik
cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi fisik
yang kurang menarik. Begitu pula dengan remaja yang terlalu memikirkan masalah
ukuran dan bentuk tubuhnya. Mereka akan berusaha mati-matian untuk bisa
mempertahankan bentuk tubuh atau menurunkan berat badannya.
4) Lingkungan
Keluarga
Coopersmith
(1967) berpendapat bahwa perlakuan adil, pemberian kesempatan untuk aktif dan
mendidik yang demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang tinggi.
Orang tua yang sering memberi hukuman dan larangan tanpa alasan dapat
menyebabkan anak merasa tidak berharga. Mereka yang berasal dari keluarga
bahagia akan memiliki harga diri tinggi karena mengalami perasaan nyaman yang
berasal dari penerimaan, cinta, dan tanggapan positif orang tua mereka.
Sedangkan pengabaian dan penolakan akan membuat mereka secara otomatis merasa
tidak berharga. Karena merasa tidak berharga, diacuhkan dan tidak dihargai maka
mereka akan mengalami perasaan negatif terhadap dirinya sendiri.
5) Lingkungan
Sosial
Klass dan Hodge
(1978) dalam Ghufron
(2010) berpendapat bahwa pembentukan harga diri dimulai dari seseorang yang
menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal ini merupakan hasil dari proses
lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan perlakuan orang lain kepadanya.
Termasuk penerimaan teman dekat, mereka bahkan mau untuk melepaskan prinsip
diri mereka dan melakukan perbuatan yang sama dengan teman dekat mereka agar
bisa dianggap sehati walaupun
perbuatan itu adalah perbuatan yang negatif.
Sementara
menurut Coopersmith (1967) ada beberapa perubahan dalam harga diri yang dapat
dijelaskan melalui konsep-konsep kesuksesan, nilai, aspirasi dan mekanisme
pertahanan diri. Kesuksesan tersebut dapat timbul melalui pengalaman dalam
lingkungan, kesuksesan dalam bidang tertentu, kompetisi, dan nilai kebaikan.
No comments:
Post a Comment