1.
Pengertian Senam Lansia
Penuaan
biasanya diikuti dengan penurunan kualitas hidup, untuk mempertahankan kualitas
hidup tetap aktif dan produktif lansia perlu memperhatikan masalah faktor gizi
dan olahraga. Olahraga yang sering dilakukan pada lansia adalah senam lansia,
dan dilakukan sesuai dengan kemampuan lansia itu sendiri.
Olahraga
yang sering dilakukan pada lansia adalah senam lansia, dan dilakukan sesuai
dengan kemampuan lansia itu sendiri. Senam lansia adalah suatu bentuk latihan
fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia,
bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau latihan fisik sering
diidentifikasikan sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang
teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari
usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan
sebagai bagian dari program rehabilitas bagi mereka yang telah menderita.
Senam
lansia merupakan olahraga ringan, mudah dan aman dilakukan. Senam lansia ini
sudah memiliki standar gerakan dan diakui untuk dilakukan pada lansia. Gerakan
pada senam lansia bersifat Low Impact, dimana gerakan biasanya untuk
anggota tubuh bagian atas karena pada lansia terjadi penurunan fungsi jantung
dan paru-paru. Tujuan diberikannya senam lansia agar lansia tetap sehat.
Senam
adalah gerakan yang teratur dan terarah serta terencana yang dilakukan secara
tersendiri atau berkelompok dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional
raga untuk mencapai tujuan tersebut.
Informasi
tentang senam lansia diberikan oleh kader posyandu atau pemandu senam tujuannya
untuk menghindari gerakan-gerakan yang bisa mencederai tubuh lansia. Informasi
diharapkan dapat membantu dan memotivasi lansia untuk melakukan senam lansia,
selain motivasi dari diri sendiri diharapkan juga dukungan dari keluarganya
sendiri. Setiap orang memiliki kebutuhan hidup, begitu juga dengan lansia agar
dapat hidup sejahtera.
Kebutuhan
hidup lansia antara lain kebutuhan makanan gizi seimbang, pemeriksaan kesehatan
secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman,
kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam
segala usia, sehingga lansia dapat menikmati masa tua dengan keadaan sehat dan
bugar tanpa masalah kesehatan. Agar di masa tua tetap sehat dan bugar,
sebaiknya lansia mampu melakukan senam lansia (Depkes RI, 2008).
2. Tujuan
Penyelenggaraan Senam Lansia
Untuk
menjaga tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan
kesehatan serta kebugaran, kesegaran jasmani dan rohani (Depkes RI, 2008).
Tujuan
lain adalah :
a. Memperbaiki
pasokan oksigen dan proses metabolisme
b. Membangun
kekuatan dan daya tahan tubuh
c. Menurunkan
lemak
d. Meningkatkan
kondisi otot dan sendi
3. Manfaat
Penyelenggaraan Senam Lansia
a. Untuk
merelaksasikan tubuh dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan
meningkatkan kesehatan serta kebugaran, kesegaran jasmani dan rohani (Depkes
RI, 2008), diantaranya yaitu :
1) Terpeliharanya
kesehatan jantung dan sistem pernafasannya
2) Terpeliharanya
otot, daya tahan dan kelenturannya tubuh
3) Pengaturan
metabolisme serta kenaikan berat badannya dapat terkendali
4) Tekanan
darah stabil
5) Mencegah
terjadinya kehilangan massa tulang
6) Turunnya
kadar lemak dalam darah, dapat mengurangi timbulnya serangan penyakit jantung
7) Memperbaiki
kesehatan jiwanya, serta dapat memperbaiki kepercayaan diri
b. Manfaat
lain Senam Lansia sebagai pencegahan dan pengobatan antara lain :
1) Sebagai
pencegahan
Untuk mencegah
timbulnya suatu penyakit
2) Sebagai
pengobatan (kuratif)
Penyakit
yang dapat disembuhkan dan dikurangi dengan senam lansia adalah kelemahan atau
kelainan sirkulasi darah, DM, kelainan infark jantung, insufisiensi, koroner,
kelainan pembuluh darah tepi, kelainan thromboplebitis dan osteoporosis.
3) Sebagai
rehabilisasi
Dengan
senam yang baik akan mempengaruhi hal-hal sebagai berikut :
a. Memperkuat
degenerasi karena telah mengalami perubahan usia
b. Mempermudah
untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan
c. Fungsi
melindungi yaitu memperbaiki tenaga cadangan dalam bertambahnya tuntutan
(sakit)
4. Prinsip-Prinsip
Penyelenggaraan Senam Lansia
a. Penyelenggaraan
senam mempunyai prinsip antara lain :
1). Komponen
kesegaran jasmani yang esensial dilatih adalah :
a) Ketahanan
kardio pulmonal
b) Kelenturan
(fleksibilitas)
c) Kekuatan
otot
d) Komposisi
tubuh (lemak tubuh jangan berlebihan)
2). Selalu
mempertahankan keselamatan
3). Latihan
teratur dan tidak terlalu berat
4). Permainan
dalam bentuk ringan sangat dianjurkan
5). Latihan
dilakukan dengan dosis berjenjang
6). Hindari
kompetisi-kompetisi
7). Perhatikan
kontara indikasi latihan :
a) Adanya
penyakit infeksi
b) Hipertensi
sistolik lebih dari 180 mmHg dan diastolik 120 mmHg
c) Berpenyakit
berat dan dilarang dokter (Depkes RI, 2008).
b. Prinsip
lain adalah :
1) Membantu
tubuh agar tetap bergerak atau berfungsi
2) Menaikkan
kemampuan daya tahan tubuh
3) Memberi
kontak psikologis dengan sesama, sehingga tidak merasa tersaing
4) Mencegah
terjadinya cedera
5) Mengurangi
atau menghambat proses penuaan
c. Ketentuan-ketentuan
senam :
Dosis
latihan senam lansia adalah lama latihan minimum 30-40 menit (termasuk
pemanasan dan pendinginan).
1) Pada
awal senam lakukan dahulu pemanasan, peregangan, kemudian latihan inti dan pada
akhir latihan lakukan pendinginan dan peregangan lagi.
2) Sebelum
senam boleh minum cairan terlebih dahulu untuk menggantikan keringat yang
hilang. Selalu diingat untuk minum air sebelum dan sesudah berlatih.
3) Makan
sebagian telah selesai dua jam sebelum latihan. Agar tidak mengganggu
pencernaan. Kalau latihan pada pagi hari tidak perlu makan sebelumnya.
4) Senam
diawasi oleh para pelatih, agar tidak terjadi cedera.
5) Senam
dilakukan secara lambat, tidak boleh cepat dan gerakan tidak boleh menyentak
dan memilir (memutar) terutama untuk tulang belakang.
6) Pakaian
yang digunakan terbuat dari bahan ringan dan tipis, jangan memakai pakaian
tebal dan sangat menutup badan, seperti training spak lengket dan tebal.
7) Jenis
sepatu yang dianjurkan adalah sepatu lari atau sepatu untuk berjalan kaki yang
mempunyai sol atau bantalan yang tebal pada daerah tumit.
8) Waktu
senam sebaiknya pagi dan sore hari, bukan pada siang hari, bila latihan diluar
gedung.
9) Tempat
senam sebaiknya berupa lapangan atau taman.
10) Landasan
tempat senam sebaiknya tidak terlalu keras dan dianjurkan berlatih diatas tanah
atau rumput dan bukan diatas lantai ubin atau semen yang keras, hal ini untuk
mengurangi cedera kaki dan tungkai (Depkes RI, 2008).
5. Standar
Operasional Prosedur
Sebelum
melakukan latihan olahraga sebaiknya para lansia harus dilakukan tes dan
pengukuran yang bertujuan untuk mengukur kebugaran jasmani lanjut usia. Menurut
Depkes RI (2008) sebelum dilakukan tes kebugaran jasmani ada beberapa syarat
yang harus dipatuhi antara lain sebagai berikut :
a. Peserta
dalam kondisi sehat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang meliputi
pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan.
b. Malam
sebelum pengukuran kebugaran jasmani dilakukan, peserta harus cukup tidur (6
jam).
c. Makan
terakhir paling tidak 4 jam sebelum pengukuran kebugaran jasmani dilakukan.
d. Sebaiknya
mengenakan pakaian dan sepatu olahraga.
e. Pelaksanaan
pengukuran sebaiknya pada pagi hari.
Olahraga
yang sudah lanjut usia apabila melakukan olahraga tidak boleh mengalami
kelelahan yang berlebihan, bila intensitasnya berlebihan dapat terjadi sesak
napas, nyeri dada, atau pusing berkunang-kunang. Maka kegiatan olahraga harus
segera dihentikan. Intensitas olahraga yang boleh dilakukan oleh lansia
bersifat individual tergantung pada usia, jenis kelamin, usia awal menekuni
olahraga, keteraturan dan kondisi fisik organ-organ tubuhnya.
6. Hal-Hal
Yang Menjadi Perhatian Dalam Melakukan Senam Demi Keselamatan Lansia
a. Komponen-komponen
kesegaran jasmani yang dilatih selama senam meliputi ketahanan kardio pulmonal,
kelenturan, kekuatan otot, komposisi tubuh, keseimbangan, kelincahan gerak.
b. Selalu
memperhatikan keselamatan atau menghindari cedera.
c. Senam
dilakukan secara teratur dan tidak terlalu berat, sesuai dengan kemampuan.
d. Senam
dilakukan dengan dosis berjenjang atau dosis dinaikkan sedikit demi sedikit.
e. Hindari
kompetisi dalam bentuk apapun.
f. Perhatikan
kontra indikasi senam dan sebaiknya dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
Pengukuran tingkat kesegaran jasmani diperlukan untuk penjaringan kesehatan dan
merupakan tahap persiapan senam (Depkes RI, 2008).
7. Teknik
dan Cara Senam
Latihan
senam yang dilakukan dalam tiga segmen, antara lain :
a. Pemanasan
(warning up)
Gerakan
umum (yang dilibatkan sebanyak-banyaknya otot dan sendi) dilakukan secara
lambat dan hati-hati. Dilakukan bersama dengan peregangan (stretching). Lamanya kira-kira 8-10 menit. Pada 5 (lima) menit
terakhir pemanasan dilakukan lebih cepat. Pemanasan dimaksud untuk mengurangi
cedera dan mempersiapkan sel-sel tubuh agar dapat turut serta dalam proses
metabolisme yang meningkat (Depkes RI, 2008).
b. Latihan
inti
Tergantung
pada komponen atau faktor yang dilatih maka bentuk latihan tergantung pada
faktor fisik yang paling buruk. Gerakan senam dilakukan berurutan seperti
contoh dalam buku ini dapat diiringi dengan musik yang disesuaikan dengan
gerakan.
Untuk
usia lanjut biasanya dilatih :
1) Daya
tahan (endurance)
2) Kardio
pulmonal dengan latihan yang bersifat aerobik
3) Flekbilitas
dengan peregangan
4) Kekuatan
otot dengan latihan beban
5) Komposisi
tubuh dapat diatur dengan pengaturan pola makan, latihan aerobik, kombinasi
dengan latihan beban kekuatan.
c. Pendinginan
(cooling down)
Dilakukan
secara aktif artinya sehabis latihan shit-up perlu dilakukan gerakan umum yang
ringan sampai suhu tubuh kembali normal yang ditandai dengan pulihnya denyut
nadi dan terhentinya keringat. Pendinginan dilakukan seperti pada pemanasan
yaitu selama 8-10 menit.
8. Langkah-Langkah
Senam Lansia
a. Latihan
kepala dan leher
1) Putar
kepala ke kiri dan kanan sambil melihat bahu
2) Miringkan
kepala ke bahu kiri dan ke kanan
b. Latihan
bahu dan lengan
1) Angkat
kedua bahu ke atas mendekati telinga, kemudian turunkan kembali perlahan-lahan
2) Tepukkan
kedua telapak tangan dan regangkan lengan ke depan setinggi bahu
3) Dengan
satu tangan menyentuh bagian belakang dan leher, raihlah punggung sejauh
mungkin yang dapat dicapai
4) Letakkan
tangan di pinggang, kemudian coba meraih ke atas sedapatnya
c. Latihan
tangan
1) Letakkan
telapak tangan tertelungkup di atas meja
2) Lebarkan
jari-jari dan tekan ke meja
3) Balikkan
telapak tangan
4) Tarik
ibu jari sampai menyentuh jari kelingking, kemudian tarik kembali
5) Lanjutkan
dengan menyentuh tiap-tiap jari
6) Kepalkan
tangan sekuatnya kemudian regangkan jari-jari selurus mungkin
d. Latihan
punggung
1) Dengan
tangan disamping, bengkokkan badan ke satu sisi kemudian ke sisi yang lain
2) Letakkan
tangan di pinggang dan tahan kedua kaki, putar tubuh dengan melihat bahu ke
kiri lalu ke kanan
3) Posisi
tidur terlentang dengan lutut dilipat dan telapak kaki datar pada tempat tidur
4) Regangkan
kedua lengan ke samping
5) Tahan
bahu pada tempatnya dan jatuhkan kedua lutut ke samping kiri dan kanan
6) Tepukkan
kedua tangan kebelakang kemudian regangkan kedua bahu ke belakang
e. Latihan
paha dan kaki
1) Latihan
ini dapat dilakukan dengan berdiri tegak atau dengan posisi tidur
2) Lipat
satu lutut sampai dada, lalu kembali lagi, bergantian dengan yang lain
3) Regangkan
kaki ke samping sejauh mungkin kembali lagi, kerjakan satu per satu
4) Duduklah
dengan satu kaki lurus ke depan. Usahakan lutut tidak bengkok
5) Pertahankan
kaki tetap lurus tanpa membengkokkan lutut, kemudian tarik atau tegangkan
telapak kaki ke arah badan dan kemudian lepaskan kembali
6) Tekuk
dan regangkan jari-jari kaki tanpa menggerakkan atau membengkokkan lutut
7) Pertahankan
lutut tetap lurus, putar telapak kaki ke dalam sehingga permukaannya saling
bertemu, kemudian kembali ke posisi semula
f. Latihan
muka
1) Kerutkan
muka sedapatnya, kemudian tarik alis mata ke atas
2) Tutup
kedua mata kuat-kuat, kemudian buka lebar-lebar
3) Kembungkan
pipi semampunya, kemudian hisap ke dalam
4) Tarik
bibir ke belakang sedapatnya, kemudian ciutkan dan bersiul
g. Latihan
pernafasan
1) Duduk
dengan punggung bersandar pada bahu rileks
2) Letakkan
ke dua telapak tangan pada tulang rusuk bawah
3) Tarik
nafas dalam-dalam secara perlahan, jangan mengangkat bahu, maka dada akan
merasa mengembang
4) Kemudian
keluarkan nafas perlahan-lahan
5) Lakukan
berulang-ulang sampai minimal 10 kali
h. Latihan
relaksasi
1) Kepalkan
kedua telapak tangan, kencangkan otot-otot lengan selama 10 hitungan, kemudian
bukalah genggaman tangan dalam 30 hitungan
2) Kerutkan
dahi ke atas dan pada saat yang sama kepala didongakkan ke belakang, kemudian
kepala diputar searah jarum jam
3) Kerutkan
otot muka, mata ditutup dengan kuat, mulut dimonyongkan ke depan, lidah ditekan
ke langit-langit dan bahu ditekukkan ke depan. Pertahankan selama 10 hitungan
kemudian kendorkan semua otot-otot
4) Tarik
kaki dan ibu jari ke belakang mengarah ke muka, tahan selama 10 detik, kemudian
kendorkan
5) Selanjutnya
ibu jari sambil mengencangkan betis dan paha selama 10 hitungan kemudian
kendurkan selama 10 hitungan
6) Tarik
nafas secara perlahan-lahan dan sedalam mungkin, pertahankan selama 10 hitungan
kemudian keluarkan udara seperlahan mungkin (Depkes RI, 2008).
No comments:
Post a Comment