PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hemofilia adalah penyakit yang asing didengar oleh
masyarakat awam, sehingga masyarakat awam kurang mengetahui apa itu penyakit
Hemofilia. Untuk itu melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan penjelasan
mengenai Hemofilia. Agar kita bisa mengetahui lebih dalam lagi tentang
Hemofilia.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Hemofilia
?
2.
Apa penyebab Hemofilia ?
3.
Apa saja ciri-ciri
penderita Hemofilia ?
4.
Bagaimana cara
pengobatan penyakit Hemofilia ?
C.
Tujuan
Tujuan
disusunnya makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan murid-murid tentang
hemofilia, selain itu agar murid-murid dapat lebih memahami tentang apa saja
yang diderita oleh seseorang yang terserang Hemofilia.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Hemofilia
Hemofilia
berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima yang
berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih
sayang.Hemofilia adalah suatu penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan
dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.
Hemofilia
adalah suatu penyakit keturunan pula yang mengakibatkan darah seseorang sukar membeku
di waktu terjadi luka.Biasanya darah orang normal bila keluar dari luka akan
membeku dalam waktu 5-7 menit.Akan tetapi pada orang hemofilia,darah akan
membeku antara 50 menit sampai 2 jam, sehingga menyebabkan orang meninggal
dunia karena kehilangan banyak darah. .(Suryo,1986.211).
Hemofilia
merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering
dijumpai,bermanifestasi sebagai episode perdarahan intermiten.( )
Hemofilia
adalah penyakit perdarahan akibat kekurangan factor pembekuan darah yang
diturunkan (herediter) secara sex-linked recessive pada kromosom X.
Meskipun Hemofilia penyakit herediter tetapi sekitar 20-30%
pasien tidak memiliki riwayat Keluarga dengan gangguan pembekuan darah,
sehingga diduga terjadi mutasi spontan akibat lingkungan endogen ataupun
eksogen.
Hemofilia
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan kelainan pembekuan darah herediter
pada trombosit yang tidak bisa membuat factor VIII (AHF, antihemopilitic
factor). (Arita Murwani,2008.90)
Hemofilia
merupakan kelainan perdarahan herediter terikat seksi resesif yang
dikarakteristikkan oleh defisiensi factor pembekuan esensial yang diakibatkan
oleh mutasi pada kromosom X. (Wiwik Handayani,Andi Sulistyo Haribowo,2008.119)
Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku
dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita
hemofilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih
banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
-
|
Hemofilia
A; yang dikenal juga dengan nama :
|
||||
|
|
||||
|
|
||||
-
|
Hemofilia
B; yang dikenal juga dengan nama :
|
||||
|
|
Berdasarkan kadar faktor pembeku darah tersebut
dapat dibagi menjadi :
1. Hemofilia berat, sering terjadi perdarahan tanpa sebab yang jelas (spontan), frekuensi perdarahan sering. Mempunyai kadar faktor pembeku darah kurang dari 1%.
2. Hemofilia sedang, frekuensi timbulnya perdarahan tidak sesering Hemofilia berat. Mempunyai kadar faktor pembeku darah 1-5%.
3. Hemofilia ringan, jarang terjadi perdarahan kecuali jika terjadi luka besar seperti tindakan pencabutan gigi, operasi atau khitan. Mempunyai kadar faktor pembeku darah 5-30%.
1. Hemofilia berat, sering terjadi perdarahan tanpa sebab yang jelas (spontan), frekuensi perdarahan sering. Mempunyai kadar faktor pembeku darah kurang dari 1%.
2. Hemofilia sedang, frekuensi timbulnya perdarahan tidak sesering Hemofilia berat. Mempunyai kadar faktor pembeku darah 1-5%.
3. Hemofilia ringan, jarang terjadi perdarahan kecuali jika terjadi luka besar seperti tindakan pencabutan gigi, operasi atau khitan. Mempunyai kadar faktor pembeku darah 5-30%.
Kadar faktor pembeku darah dapat diketahui melalui pemeriksaan darah di laboratorium.
2. Penyebab Hemofilia
Hemofilia
merupakan kelainan bawaan sejak lahir yang diturunkan oleh kromosom X. Wanita
berperan sebagai pembawa sifat hemofilia(carrier) yang diturunkan kepada anak
lelakinya. Hemofilia tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit atau suku
bangsa. Tetapi kebanyakan kasus hemofilia terjadi pada pria. Wanita akan
benar-benar mengalami hemofilia jika ayahnya adalah seorang hemofilia dan
ibunya adalah pembawa sifat (carrier). Hal ini sangat jarang terjadi.
3. Ciri-Ciri Penderita
Hemofilia
Seseorang diduga menderita hemofilia bila mengalami
gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami
benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah
melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lulut,
pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemofilia dapat
membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital
seperti perdarahan pada otak.
4.
Cara Pengobatan Penyakit Hemofilia
Pengobatan terhadap penderita hemofilia berupa pemberian
rekombinan faktor 8 atau 9 yang diberikan dalam bentuk suntikan maupun
transfusi. Pemberian transfusi rutin berupa kriopresipitat-AHF untuk penderita
hemofilia A dan plasma beku segar untuk penderita hemofilia B. Terapi lainnya
adalah pemberian obat melalui injeksi. Baik obat maupun transfusi harus
diberikan pada penderita secara rutin setiap 7-10 hari. Tanpa pengobatan yang
baik, hanya sedikit penderita yang mampu bertahan hingga usia dewasa.
Namun perlu diketahui ada obat-obatan tertentu yang tak
boleh diminum penderita hemofilia, yakni golongan obat yang memengaruhi kerja
trombosit yang berfungsi membentuk sumbatan pada pembuluh darah. Pasalnya,
hemofilia merupakan masalah perdarahan. Minum obat ini hanya akan memperburuk
perdarahannya. Detailnya, penderita hemofilia tidak boleh mengonsumsi obat yang
mengandung aspirin, obat antiradang jenis nonsteroid, ataupun pengencer darah
seperti heparin. Sementara, obat yang mengandung acetaminophen dapat dipakai
untuk mengatasi demam, sakit kepala dan nyeri.
Ada pula hal lain yang harus diperhatikan. Setiap
penderita hemofilia harus mengenakan gelang atau kalung penanda hemofilia demi
kewaspadaan medis. Kenapa begitu? Karena hemofilia memang tidak populer dan
tidak mudah didiagnosis. Jadi, ketika yang bersangkutan mengalami kecelakaan
atau keadaan darurat lainnya, gelang/kalung tersebut akan sangat membantu
personel medis untuk segera menanganinya. Yang tak kalah penting, setiap
penderita hemofilia harus mengetahui kondisi hemofilianya, selain mengetahui
obat apa yang harus diterimanya dalam keadaan darurat dengan selalu membawa
keterangan tentang dirinya. Ia harus tahu bahwa ia tidak boleh mendapat
suntikan ke dalam otot karena bisa saja menimbulkan luka atau perdarahan.
Hal-hal yang harus
diperhatikan oleh penderita Hemofilia adalah :
1. Mengonsumsi makanan atau
minuman yang sehat dan menjaga berat tubuh agar tidak berlebihan. Pasalnya,
berat badan berlebih dapat mengakibatkan perdarahan pada sendi-sendi di bagian
kaki (terutama pada kasus hemofilia berat).
2. Penderita hemofilia sangat
perlu melakukan olahraga secara teratur untuk menjaga otot dan sendi tetap kuat
dan untuk kesehatan tubuhnya. Kondisi fisik yang baik dapat mengurangi jumlah
masa perdarahan. Namun penderita hemofilia harus menemukan sendiri aktivitas
fisik apa yang dapat dan yang tidak dapat dilakukannya. Banyak orang dengan
hemofilia ringan ikut dalam semua jenis olah raga, termasuk olah raga aktif
seperti sepakbola dan olahraga berisiko tinggi. Sementara bagi penderita
hemofilia berat, aktivitas serupa dapat menimbulkan perdarahan yang parah. Yang
jelas, olah raga yang sangat dianjurkan adalah berenang.
3. Penderita mesti rajin
merawat gigi dan gusi serta rajin melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi
secara rutin, paling tidak setengah tahun sekali. Kenapa? Karena kalau giginya
bermasalah semisalnya harus dicabut, tentunya dapat menimbulkan perdarahan.
4. Mengikuti program
imunisasi. Catatan bagi petugas medis adalah suntikan imunisasi harus dilakukan
di bawah kulit dan tidak ke dalam otot, diikuti penekanan pada lubang bekas
suntikan paling tidak selama 5 menit.
5. Hindari penggunaan aspirin
karena dapat meningkatkan perdarahan. Penderita hemofilia dianjurkan jangan
sembarang mengonsumsi obat-obatan. Langkah terbaik adalah berkonsultasi lebih
dulu pada dokter.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hemofilia sebetulnya bukanlah suatu
penyakit yang menakutkan. Seorang penderita hemofilia tetap bisa menjalani
hidup dan beraktivitas sebagaimana layaknya manusia normal hingga dapat menjadi
individu produktif. Mereka dapat memberikan kontribusinya kepada masyarakat
luas sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing hingga tak harus menjadi
beban masyarakat. Penderita hemofilia yang memperoleh pengobatan memadai dan
mendapat perawatan yang baik tentunya akan menjadi individu dewasa yang
produktif dan mampu berprestasi lazimnya individu normal.
B.
Saran
Kadangkala pada penderita hemofilia terjadi
gejala yang tidak jelas: perdarahan atau bukan? Bila ini terjadi, jangan
ditunda-tunda, segera berikan faktor VIII dan faktor IX. Jangan ditunggu sampai
gejala klinik yang lebih jelas timbul, seperti rasa panas, bengkak, dan nyeri.
Sampai
saat ini, belum ada terapi yang dapat menyembuhkan hemofilia, namun dengan
pengobatan yang memadai penderita dapat hidup sehat. Karena tanpa pengobatan
yang memadai, penderita hemofilia — terutama hemofilia berat — berisiko besar
mengalami kecacatan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suryo. 1986. Genetika Manusia.Gajah Mada University
Press: Yogjakarta
2.
Murwani,Arita. 2008. Perawatan Pasien Penyakit
Dalam.Mitra Cendikia Press: Yogjakarta
3.
Handayani,Wiwik & Sulistyo, Andi Hariwibowo. 2008.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi.Penerbit Salemba Medika :Jakarta
No comments:
Post a Comment