Wednesday 23 April 2014

PERANAN MEDIA TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TODLER (1-3 TH)



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Televisi merupakan suatu media elektronik yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua dan berbagai kalangan lainnya. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa televisi bukanlah barang yang mewah lagi, karena di era yang serba modern ini televisi semakin terjangkau. Mungkin pada zaman dahulu televisi hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja karena harganya yang mahal. Namun, di era ini televisi merupakan benda yang sudah sangat umum dimiliki oleh setiap keluarga.
Pada zaman sekarang, menonton televisi sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari. Sehari tanpa menonton TV rasanya tidak seru atau ada yang kurang. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya dan mebuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara di televisi. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari aktivitas kesehariannya dan sudah menjadi agenda wajib bagi sebagian besar anak.
Namun tanpa disadari ternyata televisi mempunyai pengaruh atau dampak pada perkembangan anak baik dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul “PERANAN MEDIA TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA TODLER (1-3 TH).

B.   Rumusan Masalah

1.      Bagaimana perkembangan anak usia todler (1-3th)?
2.      Apa saja dampak televisi terhadap perkembangan anak usia todler (1-3th)?
3.      Bagaimana cara mencegah dampak negatif televisi terhadap perkembangan anak?

C.   Tujuan

1.      Mengetahui perkembangan anak usia todler (1-3th).
2.      Mengetahui dampak TV terhadap perkembangan anak usia todler (1-3th).
3.      Mengetahui cara mencegah dampak negatif TV terhadap anak.


BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.   Pengertian

a)      Dampak
Dampak adalah suatu pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh suatu hal, dapat berupa dampak positif ataupun dampak negative. Biasanya dampak ini dapat timbul melalui tontonan televisi, internet, Handphone (HP), serta kemajuan tekhnologi lainnya. sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia pada halaman 91 menyebutkan bahwa yang dikatakan dampak adalah suatu hal yang menyebabkan atau menimbulkan suatu perubahan yang cukup besar dan dapat berpengaruh terhadap kehidupannya.

b)     Perkembangan
Perkembangan merupakan suatu proses yang menunjukkan adanya proses perubahan ke arah yang lebih maju. Sedangkan anak adalah suatu keturunan yang dihasilkan dari pernikahan antara laki-laki dan perempuan.
Perkembangan menurut para pakar adalah proses perubahan dalam individu yang bersifat kualitatif ataun fungsi psikologis yang berlangsung secara terus menerus ke arah lebih baik.

c)      Televisi
Televisi merupakan suatu media elektronik yang dapat disajikan melalui media gelombang, serta merupakan suatu media yang sangat multifungsi sangat dan banyak sekali manfaatnya. Seperti : sebagai sarana hiburan.Televisi merupakan suatu barang yang sudah sangat banyak dimiliki oleh setiap orang dimanapun  berada. Bahkan di pelosok desa pun televisi adalah hal yang sudah umum ditemukan. Televisi pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh Vladimir Zworikykin, seorang kebangsaan dari Amerika.

B.   Perkembangan Anak Usia Todler (1-3 Tahun)

Pada umur 1 tahun, anak bisa:
1.      Berdiri dan berjalan berpegangan.
2.      Memegang benda kecil.
3.      Meniru kata sederhana seperti ma..ma...pa..pa....
4.      Mengenal anggota keluarga.

5.      Takut pada orang yang belum dikenal.
6.      Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek.

Pada umur 2 tahun, anak bisa:
1.      Naik tangga dan berlari-lari.
2.      Mencoret-coret pensil pada kertas.
3.      Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya.
4.      Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti, seperti bola, piring, dan sebagainya.
5.      Memegang cangkir sendiri.
6.      Belajar makan-minum sendiri.

Pada umur 3 tahun, anak bisa:
1.      Mengayuh sepeda roda tiga.
2.      Berdiri di atas satu kaki tanpa berpegangan.
3.      Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
4.      Mengenal 2-4 warna.
5.      Menyebut nama, umur dan tempat.
6.      Bermain dengan teman.

C.   Dampak TV Terhadap Perkembangan Anak

      Televisi merupakan suatu media elektronik yang sangat digemari oleh sebagian besar orang di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, orang tua, dan berbagai kalangan lainnya.Sebagian dari mereka beranggapan bahwa televisi bukanlah barang yang mewah lagi, karena di era yang serba modern ini televisi semakin terjangkau. Perkembangan televisi dewasa ini sudah sedemikian pesat, sehingga dapat mengambil peran penting dalam berbagai bidang kehidupan. Tidak hanya pemerintah atau perusahaan besar yang memerlukan kehadiran televisi, anak kecil sekalipun merasa perlu untuk merasakan manfaat dari televisi. Namun  kenyataan menunjukkan bahwa selain dampak positif televisi juga mempunyai banyak dampak negatif. Anak-anak yang menjadi konsumen terbesar televisi sangat rentan untuk terkena dampak negatif tersebut. Hal ini dalam taraf tertentu dapat mengganggu  pertumbuhan dan perkembangan anak-anak karena mereka belum memahami baik buruknya sesuatu. Kalau hal ini dibiarkan begitu saja dampaknya akan sangat mengkhawatirkan.


Pengaruh negatif televisi yang dapat dengan mudah diamati pada anak meliputi, pengaruh bagi pertumbuhan, pengaruh bagi kesehatan, pengaruh bagi keadan psikis, pengaruh bagi kehidupan sosial budaya, dan pengaruh bagi gaya hidup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Amerika Serikat  mereka menyebutkan bahwa :
“ televisi hanya cocok atau baik untuk ditonton pada usia tertentu saja”. Menurutnya, televisi juga mampu memberikan berbagai dampak yang sangat positif pada perkembangan anak-anak, terutama mereka yang masih berusia Batita ( Bayi Tiga Tahun). Karena televise mampu membantu mereka untuk dapat belajar  membaca , namun berdasarkan penelitian ini juga usia batita merupakan usia yang sangat mudah sekali terpengaruh oleh perkembangan suatu tekhnologi televisi. Seperti: mampu menurunkan kemampuan untuk membaca. Membaca kompherensive, bahkan penurunan system memori atau daya ingat pada anak-anak. Batita yang semasa kecilnya sangat menyukai televisi diperkirakan akan mempengaruhi proses tumbuh kembangnya. Karena, televisi hanya menyodorkan stimulasi satu arah.
a.      Dampak Negatif
Televisi mempunyai beberapa dampak negatif pada perkembangan anak-anak, diantaranya :
1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
Terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun dapat menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan.
2. Mendorong anak menjadi konsumtif
Anak-anak merupakan target pengiklan yang utama sehingga mendorong mereka menjadi konsumtif atau lebih mudah terpengaruh atau tertarik dengan suatu hal yang baru. Misalnya : ketika anak A melihat suatu iklan permen atau cokelat. kemudian iklan tersebut di tampilkan dengan sangat menarik. Mulai dari kemasannya, tampilannya, bahkan dari model iklannya . hal ini pasti akan dapat mempengaruhi otak anak untuk cenderung lebih konsumtif.
3. Berpengaruh terhadap Sikap
Anak yang banyak menonton TV namun belum memiliki daya kritis yang tinggi, besar kemungkinan terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi.                             
Mereka bisa jadi berpikir bahwa semua orang dalam kelompok tertentu mempunyai sifat yang sama dengan orang di layar televisi. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dan dapat terbawa hingga mereka dewasa.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Team Andriwongso.com, mereka mengatakan bahwa “ apabila seseorang menonton televisi baik dengan berita kriminal atau sinetron yang tidak mendidik, hal ini akan menginspirasi orang tersebut untuk melakukan perbuatan criminal.”
4. Membentuk pola pikir sederhana
Terlalu sering menonton TV dan tidak pernah membaca menyebabkan anak akan memiliki pola pikir sederhana, kurang kritis, linier atau searah dan pada akhirnya akan mempengaruhi imajinasi, intelektualitas, kreativitas dan perkembangan kognitifnya.
5. Mengurangi konsentrasi
Rentang waktu konsentrasi anak hanya sekitar 7 menit, persis seperti acara dari iklan ke iklan, akan dapat membatasi daya konsentrasi anak.
6. Mengurangi kreativitas
Dengan adanya TV, anak-anak jadi kurang bermain, mereka menjadi manusia-manusia yang individualistis dan sendiri. Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
7. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
Kita biasanya tidak berolahraga dengan cukup karena kita biasa menggunakan waktu senggang untuk menonton TV, padahal TV membentuk pola hidup yang tidak sehat. Penelitian membuktikan bahwa lebih banyak anak menonton TV, lebih banyak mereka mengemil di antara waktu makan, mengonsumsi makanan yang diiklankan di TV dan cenderung memengaruhi orangtua mereka untuk membeli makanan-makanan tersebut. Anak-anak yang tidak mematikan TV sehingga jadi kurang bergerak beresiko untuk tidak pernah bisa memenuhi potensi mereka secara penuh. Selain itu, duduk berjam-jam di depan layar membuat tubuh tidak banyak bergerak dan menurunkan metabolisme, sehingga lemak bertumpuk, tidak terbakar dan akhirnya menimbulkan kegemukan.


8. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
Kebanyakan anak kita menonton TV lebih dari 4 jam sehari sehingga waktu untuk bercengkrama bersama keluarga biasanya ‘terpotong’ atau terkalahkan dengan TV. 40% keluarga menonton TV sambil menyantap makan malam, yang seharusnya menjadi ajang ’berbagi cerita’ antar anggota keluarga. Sehingga bila ada waktu dengan keluarga pun, kita menghabiskannya dengan mendiskusikan apa yang kita tonton di TV. Rata-rata, TV dalam rumah hidup selama 7 jam 40 menit. Yang lebih memprihatinkan adalah terkadang masing-masing anggota keluarga menonton acara yang berbeda di ruangan rumah yang berbeda.
9. Matang secara seksual lebih cepat
Banyak sekali sekarang tontonan dengan adegan seksual ditayangkan pada waktu anak menonton TV sehingga anak mau tidak mau menyaksikan hal-hal yang tidak pantas baginya. Dengan gizi yang bagus dan rangsangan TV yang tidak pantas untuk usia anak, anak menjadi balig atau matang secara seksual lebih cepat dari seharusnya. Dan sayangnya, dengan rasa ingin tahu anak yang tinggi, mereka memiliki kecenderungan meniru dan mencoba melakukan apa yang mereka lihat. Akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.
10. Dampak sinar biru
Televisi memancarkan sinar biru yang juga dihasilkan oleh matahari. Namun sinar biru ini berbeda dengan sinar ultra violet. Sinar biru tak membuat mata mengedip secara otomatis. Namun parahnya, sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter. Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan adalah 400-500nm sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak. Sepuluh tahun kemudian saat anak sudah dewasa, kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar biru terlihat amat jelas. Retina mata tak lagi bening sehat seperti masa kanak-kanak sehingga kemampuan berfungsinya pun menjadi juga berkurang.
b.      Dampak positif
Selain dampak negatif tersebut , televisi juga mempunyai dampak positif  diantaranya:
1. Televisi mampu membantu anak-anak yang berusia batita untuk
mempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam televisi hanya

menampilkan satu  stimulasi (suatu rancangan, kecenderungan, atau dorongan) yang sangat baik bagi perkembangan anak-anak.
2. Dapat mengetahui berita atau info terkini mengenai perkembangan dunia. Baik yang terjadi di luar negeri ataupun dalam negeri.
3. TV dapat dijadikan sebagai motifator, apabila yang ditayangkan didalamnya seputar orang-orang sukses atau orang yang berhasil karena prestasinya. Sehingga anak dapat mencontoh kesuksesan mereka.

D. Penyebab Timbulnya Kebiasaan Menonton TV

1. Faktor Internal
Timbulnya kebiasaan menonton televisi sebenarnya bisa saja datang dari dalam anak itu sendiri. Menurut data angket, factor internal penyebab timbulnya kebiasaan yang terbesar adalah iseng dan rasa ingin tahu dari anak itu sendiri. Iseng dan rasa ingin tahu sebenarnya saling berkaitan erat dalam penyebab timbulnya kebiasaan menonton televisi pada anak. Rasa ingin tahu yang besar yang memang lazim terdapat pada anak-anak mendorong mereka untuk melihat dan menyaksikan apa yang ada dalam acara-acara televisi yang di siarkan. Mereka penasaran mengenai tokoh ataupun cerita yang ada di dalamnya. Kemudian alasan iseng sebagai penyebab timbulnya kebiasaan juga sering digunakan. Anak-anak pada awalnya hanya ingin mencoba hal baru yang belum pernah mereka coba sebelumnya, dalam hal ini menonton televisi. Saat di waktu luang dimana tidak ada yang ingin mereka kerjakan, mereka iseng menyalakan televisi, mencari saluran televisi yang menurut mereka menarik dan kemudian menyaksikannya. Dari awal iseng tersebut kemudian berkembang menjadi kebiasaan yang tanpa disadari sudah menjadi bagian dari kegiatan mereka sehari-hari.

2. Faktor Eksternal
Selain faktor yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, tentu saja faktor yang berasal dari luar atau eksternal juga berpengaruh dalam pembentukan kebiasaan. Menurut data yang bersumber dari angket, faktor eksternal yang cukup berpengaruh diantaranya adalah kebiasaan orang tua, teman, waktu luang dan acara televisi yang ditayangkan.
Kebiasaan menonton televisi pada orang tua tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut menyumbang banyak dalam membentuk kebiasaan anak yang sama. Sebagian besar anak berdasarkan data angket menyatakan bahwa awal
mula mereka menonton televisi dikarenakan orang tua mereka menjadikan

kegiatan menonton televisi sebagai hobi. Beberapa anak yang diwawancarai juga menyatakan bahwa orang tua mereka hanya menasihati untuk tidak terlalu sering menonton televisi namun orang tua mereka tetap menjadikan menonton televisi sebagai kebiasaan.
Faktor teman juga membentuk kebiasaan tidak jauh berbeda dengan faktor sebelumnya yaitu orang tua. Teman seringkali mempengaruhi anak untuk menonton televisi dengan mensugestikan acara-acara yang menurut teman tersebut tergolong acara yang menarik. Untuk anak usia dini mereka juga masih sering saling mengajak satu sama lain untuk menonton televisi bersama-sama sepulang sekolah. Dapat kita dilihat juga dari angket bahwa waktu luang dan acara televisi cukup menyumbang dalam pembantukan kebiasaan. Apabila ada waktu luang, anak cenderungmencari kegiatan yang bisa dia lakukan dan saat melihat ada acara televisi yang menarik maka ia langsung memilih menghabiskan waktu dengan menonton televisi.
 E. Cara Mencegah Dampak Negatif TV
Orang tua harus dapat memilih acara yang sesuai dengan usia anak. Jangan biarkan anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usianya. Walaupun ada acara yang memang untuk anak-anak, perhatikan dan analisa apakah sesuai dengan anak-anak. Maksudnya tidak ada unsur kekerasan atau hal lain yang tidak sesuai dengan usia mereka.
Selain itu juga orang tua sebaiknya mendampingi anak saat menonton televisi. Tujuannya adalah agar acara televisi yang ditonton oleh anak dapat terkontrol dan orang tua dapat memperhatikan apakah acara tersebut layak ditonton atau tidak. Orangtua juga dapat mengajak anak membahas apa yang ada di televisi dan membuatnya mengerti bahwa apa yang ada di televisi tidak tentu sama dengan kehidupan yang sebenarnya.Orang tua juga harus mengetahui acara favorit anak dan bantu anak memahami pantas tidaknya cara tersebut mereka tonton, ajak mereka menilai karakter dalam acara tersebut secara bijaksana dan positif.
Orangtua sebaiknya tidak meletakkan televisi di kamar anak. Selain untuk mempermudah orangtua mengontrol tontonan anak, juga tidak membuat aktivitas yang seharusnya dilakukan di kamar seperti tidur dan belajar menjadi terganggu dan beralih ke televisi.





BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, ternyata televisi atau TV berdampak terhadap perkembangan anak, baik itu dampak positif ataupun negative. Namun televisi lebih banyak mengandung dampak negative dibandingkan dengan positifnya. Terlebih lagi televisi lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak  batita (Bayi Tiga Tahun ). Karena pada masa ini mereka sangat mudah sekali terhasut atau terpengaruh dengan tontonan televisi dan peran orang tua dalam hal ini sangatlah diperlukan.
Televisi mempunyai beberapa dampak negatif pada perkembangan anak, diantaranya :
1. Berpengaruh terhadap perkembangan otak
2. Mendorong anak menjadi konsumtif
3. Berpengaruh terhadap Sikap
4. Membentuk pola pikir sederhana
5. Mengurangi konsentrasi
6. Mengurangi kreativitas
7. Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan)
8. Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga
9. Matang secara seksual lebih cepat
10. Dampak sinar biru
Selain dampak negatif tersebut , televisi juga mempunyai dampak positif  diantaranya:
1. Televisi mampu membantu anak-anak yang berusia batita untuk mempermudah dalam membaca. Karena, tayangan dalam televise hanya menampilkan satu  stimulasi ( suatu rancangan, kecenderungan , atau dorongan) yang sangat baik bagi perkembangan anak-anak.
2. Dapat mengetahui berita atau info terkini mengenai perkembangan dunia. Baik yang terjadi di luar negeri ataupun dalam negeri.
3. TV dapat dijadikan sebagai motifator, apabila yang ditayangkan didalamnya seputar orang-orang sukses atau orang yang berhasil karena prestasinya. Sehingga anak dapat mencontoh kesuksesan mereka.

DAFTAR PUSTAKA








 

No comments:

Post a Comment