Tuesday 2 May 2017

Kisah Sang Penakhluk Benteng Byzantium Konstantinopel



Suatu hari, menjelang salat Jum’at dalam barisan pasukan Islam di Kota Konstantinopel. Tidak ada yang berdiri untuk menjadi imam, dan tak ada yang berani menawarkan diri. 
Lalu seorang pemuda tegak berdiri, meminta kepada seluruh yang hadir untuk berdiri. Tak lama, dia pun bertanya: “Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akil balig hingga hari ini pernah meninggalkan salat wajib lima waktu, silahkan duduk!”
Tak ada seorang pun pasukan Islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Itu berarti, tentara islam yang saat itu berkumpul, tak seorangpun yang pernah melalaikan dan meninggalkan salat fardhu.
Pemuda itu kembali bertanya: “ Siapa di antara kalian yang sejak balig, dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan salat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah sekali saja silahkan duduk!”
Maka sebagian dari pasukan segera duduk. Ksrena memang ada yang pernah meninggalkan salat sunah rawatib. Disini pun terlihat kualitas karakter pasukan Muslim. Mereka jujur.
Lalu dengan mengedarkan pandangannya, pemuda tersebut kembali berseru: “ Siapa di antara kalian yang sejak masa balig sampai hari ini pernah meninggalkan salat tahajud? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!”
Apa yang  terjadi? Semua yang hadir dengan cepat duduk. Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Dialah pemuda itu, Muhammad Al Fatih, yang kemudian berhasil menakhlukkan benteng Byzantium Konstantinopel.
Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menakhlukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada dibawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335) 
 Muhammad Al Fatih yang paling pantas menjadi imam Salat Jum’at hari itu. Sebelum menakhlukkan Konstantinopel, Dia adalah penguasa Manisa, sebuah wilayah yang sekarang ada dibawah pemerintahan Turki. Kota ini dibangun oleh Yunani 3000 tahun yang lalu. Pada Masa Imperium Romawi. Pada abad 8 H, kota ini juga menjadi salah satu ibukota penting. Di masa kesultanan Turki Utsmani, kota ini dikenal dengan kota para Sultan.

No comments:

Post a Comment